PERCOBAAN IV
UJI KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK
OLEH :
NAMA
: MELISA ARDIANTI
NIM
: F1F1 13 031
KELAS
:A
KELOMPOK
: I ( SATU )
ASISTEN
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
PERCOBAAN IV
akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat
aktif di dalam dan di luar sel[6].
Proses ekstraksi dan fraksinasi dengan pelarut organik yang berbeda
tingkat kepolaran akan mempengaruhi jenis dan kadar senyawa bioaktif serta
aktivitas antioksidannya. Pemilihan pelarut pada proses ekstraksi dilakukan
dengan alasan karena pelarut mampu melarutkan senyawa yang akan diekstrak,
mudah dipisahkan (menguap) dan dimurnikan kembali. Pelarut organik
digunakan didasarkan pada sifat kepolaran, kelarutan dan transfer massa dari
senyawa yang diekstrak. Kelarutan senyawa sangat ditentukan oleh kepolaran,
momen dipol, polarisabilitas dan ikatan hidrogen [7].
Ekstraksi cair-cair atau yang dikenal dengan ekstraksi solvent merupakan
proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut
yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent).
Aplikasi ekstraksi cair-cair terbagi menjadi dua kategori yaitu aplikasi yang
bersaing langsung dengan operasi pemisahan lain dan aplikasi yang tidak
mungkin dilakukan oleh operasi pemisahan lain. Apabila ekstraksi cair-cair
menjadi opersai pemisahan yang bersaing dengan operasi pemisahan lain, maka
biaya akan menjadi tolak ukur yang sangat penting[8].
Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu
larutan dengan pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible)
dengan pelarut asal yang mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan
terbentuk dua fasa beberapa saat setelah penambahan solvent. Hal ini
menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari pelarut asal ke pelarut
Batang pengaduk
Botol vial
Gegep
Gelas ukur
Pipet tetes
Tabung reaksi
Timbangan analitik
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Akuades
Aluminium foil
Ekstrak daun nilam
Etanol
Etil asetat
N-heksan
Tisue
3. Uraian Bahan
a. N-heksan (FI III : 53)
Nama
: n-heksana
Berat molekul
: 86.18 g/mol
Rumus molekul
: C6H14
Pemerian
Kegunaan
: Pelarut organik
: Acidum aceticum
Nama lain
: Cuka
Berat molekul
: 60,05 g/mol
Rumus molekul
: C2H4O2
Pemerian
Kelarutan
c.
Penyimpanan
Khasiat
: zat tambahan.
Nama Lain
Berat molekul
: 46,07 g/mol
Rumus Molekul
: C2H5OH
Pemerian
Kegunaan
d.
: Sebagai pelarut.
: Aqua destilata.
Nama Lain
: Air suling
Rumus Molekul
: H2O
Berat molekul
: 18
Pemerian
Penyimpanan
Kegunaan
: sebagai pelarut.
3. Uraian Tanaman
1. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisio
Subkelas
: Asteridae
Ordo
: Lamiales
Famili
: Lamiaceae
Genus
: Pogostemon
Species
2. Morfologi
Tanaman nilam adalah tanaman yang memiliki akar serabut yang
wangi, memiliki daun halus beludru, dan agar membulat lonjong seperti
jantung serta berwarna pucat. Bagian bawah dauan dan ranting berbulu halus,
berbabatang kayu dengan diameter 10-20 mm membentuk segi empat, serta
sebagian besar daun yang melekat pada ranting hampir selalu berpasangan
satu sama lain. Jumlah cabang yang banyak dan bertingkat mengelilingin
batang antara 3-5 cabang per tingkat.
3. Kandungan Kimia
Kandungan yang terdapat di dalam minyak nilam meliputi : patchouli
alkohol, patchouli camphor, eugenol, benzaldehyde, cinnamic aldehyde,
kariofilen, -patchaolena, dan bulnessen (Santoso, 1990).
D. PROSEDUR KERJA
Flavonoid
Busa stabil
Terpenoid
Filtrat N-Heksan
Di pipet 1 ml
Ditambah 1 pipet kloroform
Ditambah 3 tetes peraksi liberman buchard
Coklat kemerahan
Tanin
Ekstrak etanol / metanol
Di pipet 1 ml
Ditambah FeCl3 0,5 M
Hiijau kehitaman
Etanol / metanol
Di pipet 1 ml
Ditambah FeCl3 0,5 M
Ditambahnkan 1 pipet dragendroft
Hiijau kehitaman
E. HASIL PENGAMATAN
No
.
1.
Perlakuan
Filtrat etil asetat
Gambar
Keterangan
Flavonoid ( + 1
pipet HCl )
Saponin ( + 1 pipet
H2O hangat )
Terpenoid ( + 1
pipet kloroform +
1 pipet perekaksi
liberman buchard )
Tanin ( + 1 pipet
FeCl3 )
2.
Alkaloid ( + 1
pipet HCl + 1 pipet
dragendrof )
Ekstrak
etanol/metanol/air
Flavonoid ( + 1
pipet HCl )
Saponin ( + 1 pipet
H2O hangat )
Terpenoid ( + 1
pipet kloroform +
1 pipet perekaksi
liberman buchard )
Tanin ( + 1 pipet
FeCl3 )
Alkaloid ( + 1
pipet HCl + 1 pipet
dragendrof )
F. PEMBAHASAN
Tujuan
Prinsip dari proses partisi yaitu digunakannya dua pelarut yang tidak saling
bercampur untuk melarutkan zat-zat yang ada dalam ekstrak sehingga akan
terbentuk dua fasE. Ekstrak yang digunakan dalam percobaan ini adalah ekstrak
daun nilam (Pogostemon cablin Benth.). Pelarut yang digunakan yaitu etanol, nheksan dan etil asetat dan air.
Langkah pertama partisi ekstrak yaitu ekstrak dilarutkan dengan etanol dan
di partisi dengan menggunakan pelarut non polar (n-heksan) dan dikocok pada
satu arah hingga terlihat adanya dua lapisan, dimana lapisan atas adalah lapisan
n-heksan, sedangkan lapisan bawah adalah lapisan ekstrak nilam. Hal ini
disebabkan karena ekstrak nilam memiliki massa jenis yang lebih besar daripada
n-heksan. Penambahan n-heksan disebabkan karena n-heksan dapat menarik
senyawa kimia yang terdapat dalam ekstrak yang bersifat nonpolar. Proses partisi
menggunakan n-heksan dilakukan 3 kali untuk meningkatkan jumlah komponen
senyawa yang larut dalam n-heksan (senyawa non polar).
Senyawa tidak larut n-heksan kemudian dipartisi dengan menggunakan etil
asetat., dengan melakukan proses yang sama dengan penggunaan pelarut nheksan. Penambahan pelarut etil asetat bertujuan untuk menarik senyawasenyawa yang bersifat semipolar. Tetapi setelah penambahan etil asetat tidak
terbentuk dua lapisan karena ekstrak daun nilam memiliki sifat polar yang lebih
besar sehingga dilakukan pemisahan kembali dengan penambahan etanol dan air.
Penambahan etanol dan air ini berfungsi untuk lebih memperjelas pemisahan
antara dua pelarut yang digunakan sehingga diperoleh fraksi larut etanol, nheksan dan etil asetat. Kemudian dilakukan uji kandungan kimia ekstrak teradap
Uji kandungan kimia yang ketiga yaitu uji saponin. saponin adalah
senyawa aktif permukaan kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air
dan pada konsentrasi rendah sering menyebabkan heomolisis sel darah merah.
Uji saponin pada fraksi etil asetat dan fraksi etanol dilakukan dengan
pencampuran saponin dan air hangat. Tujuan penambahan air hangat ini adalah
untuk membentuk busa. Hasil yang diperoleh yaitu positif mengandung saponin
karena busanya tidak hilang.
G. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Prinsip dasar uji kandungan kimia ekstrak yaitu Ekstrak diekstraksi dengan
pelarut dan cara tertentu, kemudian dilakukan analisis kromatografi sehingga
memberikan pola kromatogram yang jelas. Tujuan : Memberikan gambaran
awal komposisi kandungan kimia berdasarkan pola kromatogram (KLT,
KCKT, KG). Nilai : Kesamaan pola dengan data baku yang ditetapkan
terlebih dahulu.
2. Proses idenfikasi kandungn kimia ekstrak dari bahan alamm dapat dilakukan
dengan menggunakan kromotografi lapis tips aaw menggunakan sinar
ukatraviolet.
DAFTAR PUSTAKA
Tudjuka Kurniawan , Sri Ningsih dan Bau Toknok., 2014, Keanekaragaman Jenis
Tumbuhan Obat Pada Kawasan Hutan Lindung Di Desa Tindoli Kecamatan
Pamona Tenggara Kabupaten Poso, Warta Rimba, Vol.2, No.1.
Aksara R, Weny J.A. Musa dan La Alio., 2013, Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari
Ekstrak Metanol Kulit Batang Mangga (Mangifera indica L), Jurnal Entropi,
Vol.8, No.1.
Simaremare Eva Susanty., 2014, Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Gatal
(Laportea Decumana (Roxb.) Wedd), Pharmacy, Vol.11 No. 01.
Mukhriani., 2014, Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, Dan Identifikasi Senyawa Aktif,
Jurnal Kesehatan, Vol.7, No.2.
Irawan, B. dan Bakti J., 2010, Peningkatan Mutu Minyak Nilam Dengan Ekstraksi
Dan Destilasi Pada Berbagai Komposisi Pelarut, Seminar Rekayasa Kimia dan
Proses, ISSN : 1411-4216.
Dewanti, S. dan Teguh W., 2011, Antibacteri Activity Of Bay Leaf Infuse (Folia
Syzygium Polyanthum Wight) to Escherichia Coli In-Vitr, Jurnal Medika
Planta, Vol. 1 No. 4.
Widyawati, Paini S., C Hanny Wijaya, Peni Suprapti Harjosworo dan Dondin Sajuthi,
2010, Pengaruh Ekstraksi Dan Fraksinasi Terhadap Kemampuan Menangkap
Radikal Bebas Dpph (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil) Ekstrak Dan Fraksi Daun
Beluntas (Pluchea Indica Less), Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses,
Universitas Diponegoro Semarang.
Mirwan Agus., 2013, Keberlakuan Model Hb-Gft Sistem N-Heksana Mek Air
Pada Ekstraksi Cair-Cair Kolom Isian, Konversi, Vol.2, No.1.
Heinrich, M., J. Barnes, Simon G., dan E. M. W., Farmakognosi dan Fitoterapi,
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Setyanto, N. W., R. Himawan, Z. D., Endra Y. A., Puteri R. M. S., Kurnia N, 2012,
Perancangan Alat Pengering Mie Ramah Lingkungan, Jurnal Rekayasa Mesin
Vol.3, No. 3, ISSN 0216-468X.