NIM
: F1314065
BAB 14
AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA DAN INFLASI
General price level adjustment menekankan pada perubahan purchasing power dari waktu
ke waktu. SFAS No. 33 menggunakan harga indeks konsumen untuk general price purpose.
Penyesuaiannya dilakukan dengan mengalikan historical cost pada saat aset tersebut dibeli dengan
harga indeks sekarang dibagi harga indeks pada saat pembelian. SFAS No 107 mendefinisikan fair
value sebagai jumlah yang disetujui oleh dua pihak untuk melakukan pertukaran saat ini. Current
value ada dua tipe yaitu entry value (harga jika perusahaan membeli) dan exit value (harga jika
perusahaan menjual).
Purchasing Power Gains and Losses
Timbul sebagai akibat dari memegang aset atau kewajiban keuangan selama periode ketika
terjadi perubahan harga. Memegang gains atau losses pada aset riil dibagi menjadi dua yaitu :
(1) monetary holding gains and losses: murni diakibatkan perubahan harga, dan
(2) real holding gains and losses yang merupakan perbedaan antara general price- level adjustment
dengan current value.
Pemberlakuan SFAS No. 33: Financial Reporting and Changing Prices
SFAS No. 33
FASB memutuskan untuk tetap memakai biaya historis nominal sebagai dasar laporan
keuangan. SFAS No. 33 secara spesifik menjelaskan pengaruh perubahan harga seharusnya
disajikan sebagai informasi tambahan (pelengkap) dalam laporan tahunan. Hanya perusahaan publik
yang harus mematuhi SFAS No 33 ini dengan kriteria:
1. Persediaan dan property, plant, dan equipment (tidak termasuk intangible aset) sebelum
dikurangi akumulasi depresiasi, deplesi, dan amortisasi berjumlah lebih dari $125 juta.
2. Total aset berjumlah lebih dari $1 miliar setelah dikurangi akumulasi depresiasi.
Menurut SFAS No. 33 perusahaan publik didefinisikan sebagai:
1. Pemilik kewajiban atau sekuritas ekuitas yang diperdagangkan dalam sebuah public market di
bursa saham domestik atau dalam market di luar domestik; atau
2. Diwajibkan untuk mengajukan laporan keuangan oleh SEC (Securities and Exchange
Commission).
Selama pelaporan dolar konstan, SFAS mensyaratkan pengungkapan atas :
1. informasi pendapatan dan operasi selanjutnya selama tahun fiskal saat ini berbasis historical
cost (kos historis) atau constant dollar (dolar konstan).
2. keuntungan atau kerugian daya beli atas nilai moneter bersih untuk pajak tahunan.
Purchasing power gains and losses tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan income
continuing operations. Terkait dengan current cost, berikut ini harus diungkapkan:
1. Informasi income dari continuing operations (operasi berkelanjutan) untuk tahun fiskal saat ini
dalam current cost basis.
2. Jumlah current cost dari inventory, property, plant, dan equipment pada akhir tahun fiskal.
3. Peningkatan atau penurunan jumlah current cost dari inventory, property, plant, dan equipment
untuk tahun fiskal sekarang pada saat inflasi.
Penolakan dalam SFAS No. 82 and 89
SFAS No. 82
Diterbitkan pada akhir tahun 1984, mengeliminasi pengungkapan constant dollar income yang
sebelumnya diminta oleh SFAS No. 33. Informasi yang disajikan dianggap membingungkan
pengguna, serta menyebabkan adanya overload information karena kesamaan pengungkapan
pendapatan biaya.
SFAS No. 89
Pengukuran current cost income, purchasing power gains and losses, dan informasi holding gains
and losses didorong untuk diungkapkan tapi tidak diwajibkan.
SFAS No. 157: Fair Value Measurements
Termasuk dalam cakupan standar ini adalah sebagai berikut :
1. Sewa sesuai SFAS No 13
2. Impaired asset sesuai SFAS 144 dengan konsep lower of cost atau market type of valuation
3. Pertukaran aset nonmoneter APB Opinion No. 29 dan SFAS No. 153 , dengan pengecualian
diizinkan jika nilai wajarnya tidak " cukup ditentukan "
4. Derivatif SFAS No. 133 dengan keuntungan yang belum direalisasi atau kerugian diakui dalam
laporan laba rugi, tetapi lebih pengungkapan harus disediakan.
5. Loan impairments dalam SFAS No. 114 , asalkan harga pasar yang dapat diobservasi digunakan
6. Nol suku bunga pinjaman di bawah APB Opinion No. 21
7. Aktiva dan kewajiban yang diperoleh dalam penggabungan usaha
SFAS No. 157 mendefinisikan nilai wajar sebagai suatu harga yang akan diterima untuk
menjual aset atau dibayar untuk mentransfer kewajiban dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran dengan nilai tertinggi dan terbaik untuk aset dan dengan harga terendah
untuk kewajiban. Masalah ini sedikit membingungkan dalam kasus kewajiban.
Pertimbangan Pengukuran
SFAS No. 157 mencoba untuk membangun penggunaan tertinggi dan terbaik untuk aset. Perbedaan
ini berlaku ketat untuk aset. In-use berarti aset yang digunakan dalam kombinasi dengan aset
lainnya oleh pembeli. In-exchange berkaitan dengan aset yang digunakan secara terpisah atau
berdiri sendiri oleh pembeli. Harga baik aset dan kewajiban dipengaruhi oleh faktor penting. Asset
Prices dapat dikurangi dengan faktor risiko, yang dapat menurunkan harga dalam nilai tertinggi
atau terbaik aset. Dalam kasus kewajiban, risiko nonperformance harus dipertimbangkan. Risiko
nonperformance berkaitan dengan kemungkinan perusahaan itu tidak mampu membayar utangnya
pada saat jatuh tempo. Akhirnya, nilai wajar umumnya berlaku untuk aset dan kewajiban tertentu,
tetapi dapat berlaku untuk pengumpulan aset yang lebih besar tersebut seperti bisnis yang dimiliki
oleh entitas pelaporan.
Teknik Penilaian
Ada tiga teknik penilaian atau pendekatan dalam kedua kategori pada in-use dan inexchange untuk aset dan juga untuk kewajiban, yaitu :
1. Pendekatan pasar, melibatkan penentuan harga saat ini atau membandingkan antara aset dan
kewajiban.
2. Pendekatan pendapatan, menggunakan laba masa depan atau arus kas yang kemudian didiskon
untuk harga jual simulasi.
3. Pendekatan biaya. Pendekatan ini melibatkan penentuan biaya saat ini untuk menggantikan
kapasitas pelayanan aset. Perhatikan bahwa ini adalah biaya penggantian atau nilai masukan dan
bukan harga keluaran.
The Fair Value Pricing Hierarchy
The fair value pricing hierarchy berkaitan dengan proses atau mekanisme pengamanan
harga. Ada tiga tingkat untuk mengamankan harga :
1. Level 1, harga yang diambil di pasar aktif untuk aset atau kewajiban yang identik.
2. Level 2, harga berkaitan dengan harga pasar aset dan kewajiban yang sama harga di pasar aktif.
3. Level 3 input yang berasal dalam situasi di mana ada aktivitas pasar sedikit.
Pengungkapan
Banyak pengungkapan pengungkapan interim dan akhir tahun harus dilakukan dengan SFAS No.
157. Hal ini terutama terjadi untuk pengukuran menggunakan input yang tidak teramati. Nilai wajar
pengukuran pada tanggal pelaporan ditambah breakout dari rincian yang berkaitan dengan
penggunaan tiga tingkat harus ditunjukkan.
Pertama, standar menyatakan bahwa frekuensi harga awal atau harga transaksi sama dengan
nilai keluaran dalam pengakuan awal. Ini benar untuk instrumen keuangan tapi tidak untuk aset
tetap dan operating aset lainnya.
Kedua, pengukuran nilai wajar seharusnya terjadi "di pasar utama untuk aset atau kewajiban,
atau tidak adanya pasar principal, pasar yang paling menguntungkan untuk aset atau kewajiban
".
SFAS No. 159: The Fair Value Option for Financial Assets andi Liabilities
SFAS No 159 The Fair Value Option for Financial Assets and Financial Liabilities-Including
an amendment of FASB Statement No. 115, meluas ke beberapa daerah baru "pilihan " pengukuran
nilai wajar. Pilihan ini diperpanjang untuk aset keuangan dan kewajiban keuangan peristiwa lebih ,
kecuali untuk hal berikut :
1. Cabang perusahaan wajib untuk konsolidasi
2. Variable interest entities
3. Overfunded rencana manfaat pensiun, tunjangan pasca kerja lain dan imbalan pasca kerja, dan
berbagai pengaturan kompensasi yang ditangguhkan dan rencana.
4. Leased assets and liabilities, meskipun ini termasuk dalam SFAS No. 157
5. Berbagai simpanan dan kewajiban bank
6. Instrumen keuangan yang merupakan bagian dari ekuitas pemilik
SFAS No. 159 ini seharusnya mengurangi volatility pendapatan dengan memungkinkan
pengukuran penilaian serupa di seluruh spektrum instrumen keuangan. Pernyataan No. 159 juga
merubah SFAS No. 115 tentang surat berharga. SFAS No. 159 mengijinkan surat berharga baik itu
available-for-sale maupun held-to-maturity untuk diukur pada nilai wajar. Salah satu efek dari
SFAS 159 adalah bahwa buyout firm dapat mencoba untuk mengenali biaya manajemen mereka
"dimuka" ketika mereka membeli perusahaan dengan maksud untuk kemudian membawa mereka
publik.