Anda di halaman 1dari 7

PRINSIP ENTERPRENEURSHIP

DALAM INDUSTRI KESEHATAN MILIK PEMERINTAH


Disusun Guna Memenuhi Tugas Kewirausahaan Bidang Kesehatan

Oleh :
Melati Laksni Putri
132110101002
Kewirausahaan Bidang Kesehatan Kelas D

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2015

APLIKASI PRINSIP ENTERPRENEURSHIP


DALAM INDUSTRI KESEHATAN MILIK PEMERINTAH
1. Pengertian Kewirausahaan
Definisi Kewirausahaan menurut David E. Rye (1996: 6) adalah suatu
pengetahuan terapan dari konsep dan teknik manajemen yang disertai risiko dalam
merubah atau memproses sumberdaya menjadi output yang bernilai tambah tinggi
(value edded). Perubahan ini dilakukan melalui menciptaan diferensiasi, standarisasi,
proses dan alat desain dalam menciptakan pasar dan pelanggan baru.
Kewirausahaan

dikenal

sebagai

suatu

proses

penciptaan

nilai

dengan

menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk mengeksploitasi peluang


(Lupiyoadi,1999:10).
2. Kewirausahaan Dalam Industri Pemerintah
Kewirausahaan di lingkungan organisasi pemerintah mulai populer pada Tahun
1992, ketika David Osborne dan Gaebler mempopulerkan sepuluh prinsip menata ulang
birokrasi pemerintahan (Reinventing the Government) yaitu pemerintahan katalis,
pemerintahan milik masyarakat, pemerintah yang kompetitif, pemerintahan yang
digerakan oleh misi, pemerintah yang berorientasi hasil, pemerintahan berorientasi pada
pelanggan,

pemerintahan

entrepreneur,

pemerintahan

desentralisasi dan pemerintahan berorentasi pasar.


Obsborne & Gaebler (1992:12), menawarkan

antisipatif,
sepuluh

pemeritahan

prinsip

pokok

penataanulang birokrasi, yaitu:


1. Dominasi pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik harus segera
diakhiri atau setidaknya dikurangi untuk selanjutnya secara bertahap
deserahkan kepada sektor non-publik-masyarakat.
2. Memberikan sepenuhnya masyarakat otoritas serta kepercayaan untuk mau
melayani dan menolong dirinya sendiri to help for self helf, bukan
sebaliknya melulu diladeni atau dilayani apalagi dicekoki.
3. Birokrasi harus segera dibersihkan dari praktek dan intervensi banyak
kepentingan partai politik penguasa. Juga bentuk dan praktek monopoli yang
sering dianggap sah harus segera diakhiri, kecuali benar-benar dimaksudkan

untuk melindungi hajat hidup rakyat banyak atau semata keberpihakan


terhadap mereka yang tak berdaya.
4. Rumusan kebijakan, tujuan dan sasaran yang jelas, dengan memberikan
kesempatan kepada setiap elemen pemberi pelayanan untuk merumuskan
sendiri langkah dan aturan tehnis pelaksanaannya.
5. Pemerintahan yang berorientasi kepada hasil, bukan input atau masukan.
Intinya, jadikan kinerja, bukan semata input atau proses sebagai tolok ukur
penilaian dan pendanaan setiap program.
6. Pemerintahan yang berorientasi pelanggan; memenuhi kebutuhan pelanggan
(baca rakyat), bukan birokrat, dengan mendengarkan suara dan aspirasi
rakyat, termasuk keluhan dan kritik pedas mereka sekalipun.
7. Pemerintah wirausaha, menghasilkan ketimbang membelanjakan. Birokrasi
harus dijalankan dalam perspektif "investasi", dan investasi tidak dimaknai
secara sempit sebagai cara mendatangkan uang, melainkan berarti
menyimpan".
8. Pemerintah antisipatif, melalui upaya pencegahan daripada mengobati.
9. Membangun pemerintahan desentralisasi, dengan memberikan wewenang
untuk mengambil keputusan kepada lebih banyak orang yang memungkinkan
lebih banyak keputusan dibuat pada tingkat lini terdepan pemberi pelayanan.
10. Pemerintahan berorientasi pasar dengan mendongkrak perubahan melalui
pasar. Birokrasi harus diubah dari pendekatan program menuju pendekatan
pasar, dari pendekatan instruksi menuju pendekatan insentif.
3. Kewirausahaan Dalam Industri Kesehatan Pemerintah
Apabila ditinjau dari sepuluh prinsip yang ditawarkan oleh Osborne dan Gaebler,
maka prinsip yang dapat diterapkan pada industri kesehatan pemerintah dalam hal ini
Puskesmas dan Rumah Sakit adalah sebagai berikut, yaitu;
Prinsip ke 6, Pemerintahan yang berorientasi pelanggan; jadi, industri kesehatan
pemerintah yaitu puskesmas dan rumah sakit harus berorientasi kepada pelanggan,
mengetahui apa yang pelanggan butuhkan dan pelanggan inginkan dan menjadikan
pelanggan sebagai orientasi tujuan.
Prinsip ke 7, Pemerintah wirausaha; jadi industri kesehatan pemerintah yaitu
puskesmas dan rumah sakit dapat melakukan program-program yang lebih bersifat
inventatif dari pada sekedar membelanjakan anggaran.

Prinsip ke 8, Pemerintah antisipatif; jadi industri kesehatan pemerintah yaitu


puskesmas dan rumah sakit dapat menerapkan prinsip ini dengan lebih berfokus pada
kegiatan prefentif atau pencegahan, salah satu caranya adalah mengoptimalkan petugas
kesehatan masyarakat untuk memberikan informasi dan penyuluhan kepada masyarakat.
Prinsip ke 9, Membangun pemerintahan desentralisasi, dengan memberikan
wewenang

untuk

mengambil

keputusan

kepada

lebih

banyak

orang

yang

memungkinkan lebih banyak keputusan dibuat pada tingkat lini terdepan pemberi
pelayanan, dalam industri kesehatan pemerintah yaitu puskesmas dan rumah sakit hal
ini dapat dilakukan dengan cara memberikan berbagai macam pilihan pelayanan
kesehatan, contoh sederhana adalah pilihan ruang kamar inap bagi pasien yang harus
menjalani rawat inap yang dapat disesuaikan dengan budget yang dimiliki oleh pasien
tersebut.
4. Karakteristik Wirausaha Dalam Mengelola Industri Kesehatan Pemerintah
William Bygrave (1994) mendeskripsikan karekteristik wirausaha ke dalam
sepuluh konsep yang disebutnya sebagai konsep 10D.
a. Konsep dream, dimaksukan bahwa seorang wirausaha mempunyai visi
bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya, dan yang
paling penting adalah dia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impian
tersebut, jadi industri kesehatan pemerintah yaitu puskesmas dan rumah sakit
harus memiliki visi yang jelas dan disertai dengan misi yang terintegrasi.
b. Konsep decisiveness, bahwa seorang wirausaha adalah orang yang tidak
bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh
perhitungan. Sehingga, pemimpin dalam industri kesehatan pemerintah yaitu
puskesmas dan rumah sakit haruslah orang yang dapat membuat keputusan
secara tepat dan cepat.
c. Konsep doers, begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka dia
langsung menindak lanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat
mungkin yang dia sanggup. Artinya seorang wirausaha tidak mau menundanunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan. industri kesehatan pemerintah
yaitu puskesmas dan rumah sakit juga harus dapat menindaklanjuti adanya
peluang dan kesempatan.

d. Konsep determination, seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan


penuh perhatian, industri kesehatan pemerintah yaitu puskesmas dan rumah
sakit harus melaksanakan pelayanan kesehatan dengan penuh perhatian.
e. Konsep dedication, dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya sangat
tinggi, kadang-kadang dia mengorbankan hubungan kekeluargaan, melupakan
hubungan dengan keluarganya sementara. Mereka bekerja tidak mengenal
lelah. Pun dengan industri kesehatan pemerintah yaitu puskesmas dan rumah
sakit, mereka harus dapat bekerja dengan dedikasi yang tinggi.
f. Konsep devotion, artinya seorang wirausaha mencintai pekerjaannya dan
produk yang dihasilkannya secara gila-gilaan, industri kesehatan pemerintah
yaitu puskesmas dan rumah sakit juga harus merasakan hal yang demikian
terhadap apa yang dapat mereka sediakan terhadap pasien sebagai konsumen
mereka, sehingga mereka dapat memberikan kepuasan yang optimal bagi
pasien tersebut.
g. Konsep details, seorang wirausaha sangat memerhatikan faktor-faktor kritis
secara rinci. Dia tidak mau mengabaikan faktor kecil sekalipun yang dapat
menghambat kegiatan usahanya. Begitu pula dengan industri kesehatan
pemerintah yaitu puskesmas dan rumah sakit, mereka harus memperhatikan
setiap detail dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas rumah sakit
dan puskesmas.
h. Konsep destiny, seorang wirausaha bertanggungjawab terhadap nasib dan
tujuan yang hendak dicapai. Ketika industri kesehatan pemerintah yaitu
puskesmas dan rumah sakit sudah menciptakan sebuah visi, maka mereka
harus dapat memenuhi visi tersebut dan bertanggungjawab untuk dapat
memenuhinya.
i. Konsep dollars, seorang wirausaha tidak sangat mengutamakan mencapai
kekayaan. Motivasinya bukan untuk memperoleh uang. Begitupula dengan
industri kesehatan pemerintah yaitu puskesmas dan rumah sakit, orientasi
utama haruslah kepuasan pasien sebagai konsumen, bukan berorientasi pada
keuntungan semata dan abai terhadap kebutuhan pasien.
j. Konsep distribute, seorang wirausaha bersedia mendistribusikan kepemilikan
bisnisnya terhadap orangorang kepercayaannya. Orang-orang kepercayaan ini

adalah orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam
bidang bisnis. Industri kesehatan pemerintah yaitu puskesmas dan rumah sakit
harus memilih orang-orang yang dapat diajak untuk mencapai sukses di dalam
manajemen mereka.

Daftar Pustaka

Alma, Buchari. 2000. Kewirausahaan: Panduan Perkuliahan untuk Perguruan


Tinggi. Bandung: Alfabeta.

J. Faraz, Nahiyah. M.Pd, dkk. Kewirausahaan. Edisi Onlide, Serie PDF.


https://www.academia.edu/5704074/kewirausahaan. Diakses pada tanggal 27 November
2015.

Anda mungkin juga menyukai