Melati Laksni
13-002
Bhekty Prasetia
13-018
Raisa Fajaryanti
13-039
Dwi Novitasari
Nika Nur Indahsari
13-180
IMUNOLOGI KULIT
DERMIS
APC
2. Melanosit >> pigmen
3. Keratinosit >>
Keratinisasi >> IL-1, IL6, IL-10,TGF-,TNF-
4. Sel T >> CD-8
1. Makrofag
2. Sel T >> CD4 & CD-8
Autoimunitas
Tipe 1 : Urtikaria
Tipe 2 : Syndrom StevensJohnsons
Tipe 3 : Vaskulitis kulit
Tipe 4 : Dematitis Kontak
Alergi
Virtiligo
Urtikari
a
Urtikaria sering terjadi dan merupakan akibat dari
degranulasi sel mast (reaksi imunologis tipe 1)
sebagai respons terhadap antigen, dengan
pelepasan histamin dan mediator vasoaktif
lainnya, yang menyebabkan timbulnya eritema
dan edema.
Syndrom Stevens-Johnsons
Merupakan reaksi buruk yang sangat gawat terhadap obat.
SSJ ini adalah reaksi hipersensitivitas tipe II (sitolitik) dengan
MHC-II.
Sel langerhans tidak ada atau sedikit.
TNF alfa meningkat di epidermis.
Kegagalan fungsi kulit yang menyebabkan kehilangan cairan,
dan
glukosuriat,
kegagalan
termoregulasi,
Vaskulitis Kulit
Deposisi kompleks imun / reaksi hipersensitivitas tipe
III
Vaskulitis biasanya mengenai ekstremitas, terutama
ekstrimitas bawah.
Pada pembuluh darah kecil, gejala yang paling sering
yaitu purpura palpabel/bercak yang bila ditekan akan
hilang, dapat juga berupa urtikaria, pustul, vesikel,
petekie, atau eritema multiforme-like lesions. Pada
pembuluh darah sedang, gejala livedo retikularis,
ulkus, nodul subkutis dan gangrene digitalis.
IMUNOLOGI
MATA
SISTEM BARRIER
SISTEM IMUN
1. Palpebra
>>
melindungi mata dari
paparan
dengan
lingkungan luar
2. Bulu mata >> mampu
mendeteksi adanya
benda asing
3. Air mata >>
mempunyai efek
mengencerkan dan
membilas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keistimewaan
Imunitas
Sistem Lakrimalis
Tear Film
Konjungtiva
Sklera
Kornea
Bilik Mata Depan, Uvea Anterior dan
Vitreus
7. Retina dan Koroid
Sistem Lakrimalis
MALT >> Mucosa-Associated Lymphoid Tissue,
terdapat banyak APC, memproses antigen secara
terlokalisir (tonsil) dan sel efektor (sel T intraepitelial
dan sel mast yang berlimpah). Fungsi utama untuk
menciptakan keseimbangan antara imunitas dan
toleransi untuk mencegah kerusakan jaringan
mukosa.
EALT >> merupakan kumpulan sel-sel limfoid yang
terletak pada epitel permukaan mukosa. Sel-sel ini
menghasilkan antigen dan mampu menginduksi
terjadinya respon imun seluler maupun humoral.
Kelenjar lakrimalis merupakan penghasil IgA
terbesar bila dibandingkan dengan jaringan okuler
lainnya.
Tear Film
Mengandung banyak IgA yang sangat efektif
dalam mengikat mikroba, lalu melakukan
opsonisasi, inaktivasi enzim dan toksin dari
bakteri, serta berperan langsung sebagai
efektor
melalui
Cytotoxycity
komplemen).
Antigen
(tanpa
Dependent
berinteraksi
Cell
dengan
Konjungtiva
Jaringan ini mengandung banyak sel Langerhans,
sel dendritik dan makrofag yang berperan sebagai
Antigen Presenting Cell (APC) yang potensial.
CALT merupakan sistem imunoregulasi yang
utama bagi konjungtiva. Pada substansia propria
terdapat neutrofil, limfosit, IgA, IgG, sel dendrite
dan sel mast.
Konjungtiva mengandung banyak sel mast
Respon imun yang terjadi pada konjungtiva
sebagian besar merupakan respon imun yang
dimediasi oleh antibodi dan limfosit, namun juga
terdapat respon imun yang dimediasi oleh IgE
terhadap sel mast pada reaksi alergi.
Sklera
Pada sklera hanya terdapat sedikit sel imun
jika dibandingkan dengan konjungtiva.
Dalam keadaan normal sklera hanya sedikit
mengandung sel-sel limfosit, makrofag dan
neutrofil.Namun sel-sel imun tersebut
dapat memasuki sklera melalui pembuluh
darah episklera dan pembuluh darah koroid
jika dibutuhkan. Pada saat istirahat IgG
ditemukan dalam jumlah yang cukup
besar.
Kornea
Berbagai stimulus dapat membuat sitokin
tertentu (seperti IL-1) menarik APC ke sentral
kornea. Komplemen, IgM dan IgG ada dalam
konsentrasi sedang di daerah perifer, namun
hanya terdapat IgG dengan level yang rendah
pada daerah sentral.
Sel efektor tidak ada atau hanya sedikit
terdapat pada kornea normal, namun PMN,
monosit dan limfosit siap siaga bermigrasi
melalui stroma jika stimulus kemotaktik
teraktivasi.
untuk
Keistimewaan Imunitas
Immune privilege menggambarkan beberapa organ tubuh
yang memiliki kemampuan toleransi pengenalan antigen tanpa
menyebabkan terjadinya inflamasi sebagai respon imun.
Beberapa organ yang memiliki immune previlege adalah otak,
mata, uterus dan testis.
Perlu ditekankan bahwa keistimewaan imunitas bukan berarti
ketidakmampuan host memicu respon imun, namun
merupakan kemampuan menghindarkan diri dari konsekuensi
berat yang terjadi akibat adanya proses inflamasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keistimewaan imunitas pada
mata:
Adanya Blood Ocular Barrier
Tidak terdapatnya drainase limfatik pada mata
Adanya faktor-faktor imunomodulator pada humor akuous
Adanya ligand imunomodulator pada permukaan sel-sel
parenkim okular
Adanya kemampuan toleransi imun pada bilik mata depan
dan bilik mata belakang (Anterior Chamber Associated
Komponen
Pengenal
Mediator
Larut
Waktu
Respon
Seluler
Klinis
IgE, sel
mast
IgE
Leukotrin,
arakidonat,
histamin
Dalam
denditrik
Eosinofil,
Neutrofil,
Basofil
SAC, PAC,
AKC, VKC
Antibodi
sitotoksik
IgG, IgM,
Komplemen
Anafilatoksin
Jam-hari
Neutrofil,
Makrofag
Mooreens
ulcer,
pemfigus
Kompleks
imun
IgG, IgM,
Komplemen
Anafilatoksin
Jam-hari
Neutrofil,
Eosinofil,
Limfosit
Penyakit
serum
Seluler
Limfosit,
Monosit
Limfokin,
Monokin
Hari-Minggu
Limfosit,
Monosit,
Eosinofil,
Basofil
Cornbeal
allograft
rejection
TERIMAKASIH