Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KEBIJAKAN KESEHATAN

PERMENKES No.28 Tahun 2013


Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan
Pada Kemasan Produk Tembakau
Disusun guna memenuhi tugas akhir mata kuliah pengantar administrasi kebijakan kesehatan

OLEH :

Melati Laksni Putri

132110101002
[KELAS B]

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rokok merupakan suatu masalah kesehatan yang sangat kompleks dengan melibatkan
banyak sekali aspek penting kehidupan di Indonesia. Seperti layaknya lingkaran setan,
perusahan rokok dapat membantu perekonomian masyarakat dengan membuka lapangan
pekerjaan, namun sekaligus menurunkan derajat kesehatan masyarakat dengan keberadaan
rokok yang sangat membahayakan bukan hanya bagi perokok namun juga orang-orang
disekitar yang menghirup asap rokok, menurunnya derajat kesehatan ini berbanding
terbalik dengan tingginya biaya yang dibutuhkan untuk mengembalikan kesehatan yang
terenggut dari adanya rokok.
Karena hal inilah pemerintah tidak dapat dengan mudah menutup dan melarang
peredaran rokok di Indonesia yang dapat mengakibatkan melonjaknya angka
pengangguran, namun juga tidak dapat membiarkan persebaran rokok yang semakin meluas
ini menurunkan derajat kesehatan masyarakat dan membebani biaya kesehatan pada
pemerintah dan masyarakat sendiri, maka dari itu pemerintah pada akhirnya mengeluarkan
kebijakan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tujuan untuk mengurangi
pengguna rokok tanpa harus menutup perusahaan rokok dan mengurangi persebaran rokok.
Namun, seperti kebijakan pemerintah mengenai kesehatan yang lain, langkah yang
dirasa cukup adil oleh pemerintah untuk keluar dari lingkaran setan ini masih menimbulkan
pro dan kontra dalam masyarakat dan sedang hangat menjadi pembicaraan dan perdebatan
dalam seluruh kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk menganalisis secara retrospektif
mengenai kebijakan mengenai penyebaran dan penggunaan rokok untuk mencantumkan
peringatan dan informasi menganai bahaya merokok bagi kesehatan pada kemasan rokok
yang dinilai merupakan langkah paling adil oleh pemerintah demi menjaga
keberlangsungan para pekerja dari perusaahan rokok dengan tidak meningkatkan atau
bahkan dapat menurunkan angka pengguna rokok, yang oleh masyarakat masih dinilai
terlalu berlebihan dan tidak tepat.
1.2 Tujuan Analisis
Tujuan analisis adalah untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari penggunaan
peringatan dan informasi mengenai bahaya kesehatan dari merokok pada kemasan rokok
dengan penggunaan gambar yang bertujuan untuk mengkomunikasikan bahaya merokok
dengan menggunakan cara promotif dan preventif.

1.3 Gambaran Umum Kebijakan


Kebijakan mengenai pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan
pada kemasan produk tembakau ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.28 tahun
2013 sebagai tindak lanjut atas Peraturan Pemerintah Nomor 109 tahun 2012 tentang
pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan
yang merupakan amanah dari pasal 116 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
kesehatan.
Adapun yang dimaksud sebagai produk tembakau dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No. 28 tahun 2013 ini adalah suatu produk yang secara keseluruhan atau
sebagian terbuat dari daun tembakau sebagai bahan bakunya yang diolah untuk digunakan
dengan cara dibakar, dihisap, dihirup atau dikunyah.
Peringatan Kesehatan yang diharuskan adalah berupa gambar dan tulisan yang
memberikan informasi mengenai bahaya merokok, sedangkan Informasi kesehatan adalah
keterangan yang berhubungan dengan kesehatan. Keduanya, baik peringatan dan informasi
mengenai bahaya kesehatan dari merokok harus dicantumkan dalam kemasan produk,
kemasan produk yang dimaksud adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau
membungkus produk tembakau baik yang bersentuhan langsung dengan produk maupun
tidak, mulai dari kemasan kecil atau yang bersentuhan langsung dengan produk hingga
kemasan lebih besar atau berupa slop.
Peringatan kesehatan yang harus terdapat pada kemasan terdiri atas lima jenis gambar
yang berbeda, yang harus dicantumkan pada satu varian produk tembakau dengan porsi
masing-masing 20% dari jumlah setiap varian tembakau di waktu yang sama. Dan hanya
diwajibkan dua jenis gambar peringatan bagi industri produk tembakau non pengusaha
kena pajak.
Persyaratan untuk pencantuman peringatan kesehatan pada kemasan adalah sebagai
berikut;
1. Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan berbentuk kotak persegi
panjang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Dicantumkan pada bagian atas Kemasan sisi lebar bagian depan dan belakang
masing-masing seluas 40% (empat puluh persen);
b. Dalam hal Kemasan memiliki sisi lebar yang sama maka Peringatan Kesehatan
dicantumkan pada sisi depan dan sisi belakang Kemasan;
c. Pada bagian atas gambar terdapat tulisan PERINGATAN dengan
menggunakan jenis huruf arial bold berwarna putih di atas dasar hitam dengan
ukuran huruf 10 (sepuluh) atau proporsional dengan Kemasan;
d. Gambar dicetak berwarna dengan kombinasi 4 (empat) warna (Cyan, Magenta,
Yellow, Black) dengan kualitas gambar resolusi tinggi atau paling sedikit 300
dot per inch (dpi);
e. Di bagian bawah gambar dicantumkan tulisan berwarna putih dengan dasar
hitam sesuai dengan makna gambar sebagaimana tercantum dalam Lampiran;
f. Dicetak dengan jelas dan mencolok baik gambar ataupun tulisannya; dan
g. Tidak mudah rusak, lepas, dan luntur baik karena pengaruh sinar ataupun udara.

2. Pencantuman Peringatan Kesehatan pada Kemasan berbentuk silinder memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
a. Dicantumkan dengan ukuran sebesar 40% dari luas permukaan sisi badan
silinder, yang dihitung mulai dari bagian atas sisi samping tutup kemasan
silinder;
b. Menggunakan 2 (dua) Peringatan Kesehatan yang sama;
c. Pada bagian atas gambar terdapat tulisan PERINGATAN dengan
menggunakan jenis huruf arial bold berwarna putih di atas dasar hitam dengan
ukuran huruf 10 (sepuluh) atau proporsional dengan kemasan;
d. Gambar dicetak berwarna dengan kombinasi 4 (empat) warna (Cyan, Magenta,
Yellow, Black) dengan kualitas gambar resolusi tinggi atau paling sedikit 300
dot per inch (dpi);
e. Di bagian bawah gambar dicantumkan tulisan berwarna putih dengan dasar
hitam sesuai dengan makna gambar sebagaimana tercantum dalam Lampiran;
f. Dicetak dengan jelas dan mencolok baik gambar ataupun tulisannya;
g. Tidak mudah rusak, lepas, dan luntur baik karena pengaruh sinar ataupun udara;
dan
h. Rasio dan komposisi warna gambar sesuai dengan Lampiran dan tidak boleh
diubah.
Berikut adalah lima jenis gambar peringatan yang harus dicantumkan pada kemasan
produk tembakau;
Sedangkan Informasi kesehatan yang harus terdapat dalam kemasan meliputi;
a. Kandungan kadar nikotin dan tar yang ditempatkan pada salah satu sisi samping
Kemasan bagi Kemasan berbentuk kotak persegi panjang dan kotak dengan sisi
lebar yang sama atau pada sisi atas tutup Kemasan bagi Kemasan berbentuk
silinder;
b. Pernyataan dilarang menjual atau memberi kepada anak berusia di bawah 18
tahun dan perempuan hamil yang diletakkan pada sisi samping lainnya bagi
Kemasan berbentuk kotak persegi panjang dan kotak dengan sisi lebar yang sama
atau pada sisi atas tutup Kemasan bagi Kemasan berbentuk silinder; dan
c. Kode produksi, tanggal, bulan, dan tahun produksi, serta nama dan alamat
produsen yang diletakkan pada sisi bawah Kemasan bagi Kemasan berbentuk
kotak persegi panjang dan kotak dengan sisi lebar yang sama atau pada sisi bawah
Kemasan bagi Kemasan berbentuk silinder.
Selain itu, Pada setiap Kemasan Produk Tembakau dilarang dicantumkan keterangan
atau tanda apapun yang menyesatkan atau kata-kata yang bersifat promotif, seperti dilarang
dicantumkan kata light, ultra light, mild, extra mild, low tar, slim, special,
full flavor, premium, atau kata lain yang mengindikasikan kualitas, superioritas, rasa
aman, pencitraan, kepribadian atau kata-kata dengan arti yang sama. Selain itu, dapat pula
dicantumkan dalam kemasan produk tembakau mengenai pernyataan tidak ada batas
aman; danmengandung lebih dari 4000 zat kimia berbahaya serta lebih dari 43 zat
penyebab kanker.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kajian Kritis Menggunakan Pendekatan Segitiga Kebijakan

(KONTEKS)

(AKTOR)

(ISI) (PROSES)

Gambar 1. Pendekatan Segitiga Kebijakan

2.1.1 Aktor
Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam proses penyusunan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 melibatkan beberapa aktor yang terkait baik secara
langsung maupun tidak langsung, yaitu :
a. Pemerintah,
Peran Pemerintah dalam pembuatan kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 adalah merupakan basis dasar dari terbentuknya Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 ini, karena Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 ini dibuat untuk menindak lanjuti Peraturan Pemerintah
Nomor 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif
berupa produk tembakau bagi kesehatan.
b. Kementerian Keuangan,
Peran Kementerian Keuangan dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 ini adalah dengan memasukkan perihal mengenai
mekanisme kerjasama antara produsen tembakau/rokok dengan unsur pemerintah
termasuk sanksi yang diberikan jika pelanggaran oleh produsen dilakukan.
c. Kementerian Perindustrian dan Tenaga Kerja,
Peran Kementerian Perindustrian dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 ini adalah dengan memasukkan perihal mengenai aturan
tegas untuk industri tembakau dalam penggunaan peringatan dan informasi bahaya
kesehatan pada kemasan tembakau.
d. Kementerian Perdagangan,
Peran Kementerian Perdagangan dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 ini adalah dengan memasukkan perihal mengenai
mekanisme promosi dan iklan produk tembakau, baik ditempat umum maupun
ditempat khusus dengan atau tanpa pengecualian.
e. Kementerian Pemuda dan Olahraga
Peran Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam penyusunan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 ini adalah tidak mengikutsertakan iklan-iklan
produk tembakau untuk menjadi sponsor dalam setiap acara Pemuda dan
Olahraga.
f. Pemerintah Daerah,
Peran Pemerintah Daerah dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
28 tahun 2013 sebagai badan eksekutif yang wajib melaksanakan peraturan
pemerintah secara umum, yang artinya bahwa pemerintah daerah mempunyai
tanggung jawab untuk melaksanakan, membina, mengatur dan membangun
daerahnya untuk memberikan kehidupan yang layak bagi seluruh masyarakat
bukan hanya sebagai pelaksana untuk peraturan pemerintah namun pemerintah
daerah merupakan pihak yang harus melaksanakan peraturan tinggat nasional
ataupun peraturan daerah, jadi posisi pemerintah daerah adalah bupati yang
mempunyai kepentingan dalam mempertanggung jawabkan pelaksanaan,
pembinaan, mengatur dan membangun daerahnya.
g. BPOM.
Peran BPOM dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun
2013 adalah untuk mengawasi proses berlangsungnya kebijakan tersebut.

2.1.2 Konteks
Konteks disusunnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 dapat
dibedakan menjadi;
a. Konteks Situasional
Konteks situasional dari munculnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun
2013 adalah konteks untuk meningkatkan kembali derajat kesehatan masyarakat
yang telah direnggut oleh penggunaan rokok tanpa membuat para pekerja di
perusahaan rokok kehilangan pekerjaannya.
Di Indonesia, tercatat pada tahun 2010, untuk pekerja bagian pengeringan dan
pengolahan tembakau dan bumbu rokok adalah sebesar 53.255, sedangkan untuk
pekerja pada Rokok kretek adalah sebesar 257.690, pekerja pada Rokok putih
adalah sebesar 3.721, serta pekerja pada Rokok lainnya adalah sebesar 8.691.
Sedangkan pada tahun 2013 tercatat jumlah kematian akibat rokok diperkirakan
190.260 kasus atau 12,7% dari total kematian sebanyak 1,5 juta kasus.
b. Konteks Struktural
Konteks struktural mengenai munculnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28
tahun 2013 adalah untuk menyatukan dan menjalankan serta merealisasikan
peraturan-peraturan yang dahulu sudah dijalankan namun tidak terlalu berdampak
sesuai dengan tujuan dari peraturan-peraturan yang dibuat.
c. Konteks Budaya
Konteks Budaya masyarakat Indonesia yang senang akan bersosialisasi di warung
kopi dan identik dengan penggunaan rokok menjadi latar belakang dari
dikeluarkannya kebijakan ini sebagai pengingat, pemberian informasi secara
promotif mengenai bahaya dari rokok bagi kesehatan serta upaya preventif agar
masyarakat yang tidak merokok tidak terpengaruh untuk mencoba rokok.
d. Konteks Internasional
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 merupakan bagian dari
sumbangsih Kementerian Kesehatan untuk turut serta menurunkan pengguna
rokok dan meningkatkan derajak kesehatan masyarakat sesuai dengan tujuan dari
Organisasi Kesehatan Dunia yang diikuti oleh banyak negara, yaitu WHO.

2.1.3 Proses
Proses Penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 adalah
sebagai berikut;

UUD 1945 Undang-Undang


Pasal 5 Ayat 2 No.36 Tahun 2009
Presiden menetapkan peraturan tentang Kesehatan
pemerintah untuk menjalankan Pasal 116
Undang-Undang

Peraturan Pemerintah No. 109


Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 2012 Tentang
Nomor Pengamanan Bahan Yang
1144/Menkes/Per/III/2010 Mengandung Zat Adiktif
tentang Organisasi dan Tata Berupa Produk Tembakau Bagi
Kerja Kementerian Kesehatan Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan


No. 28 Tahun 2013 Tentang
Pencantuman Peringatan
Kesehatan Dan Informasi
Kesehatan Pada Kemasan
Produk Tembakau
2.1.4 Isi
Garis besar dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 tentang
Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk
Tembakau meliputi;
a. Mekanisme dan syarat pencantuman peringatan bahaya kesehatan pada kemasan
produk tembakau
b. Mekanisme dan syarat pencantuman informasi kesehatan pada kemasan produk
tembakau
c. Penjelasan promosi yang diperbolehkan dan dilarang untuk produk tembakau
d. Sangsi dan Hukuman yang diberikan

2.2 Analisis Kebijakan


Kebijakan kesehatan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013
tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan
Produk Tembakau ini merupakan solusi paling adil untuk keluar dari lingkaran setan dalam
rangka mengembalikan derajat kesehatan masyarakat yang telah direnggut oleh para
pengguna rokok tanpa harus melarang peredaran rokok di Indonesia sehingga pabrik rokok
tidak perlu tutup dan tetap mempertahankan pekerjaan para pekerja di pabrik rokok.
Namun, bila kita tinjau dari segi aktor yang terlibat dalam kebijakan kesehatan ini,
tidak semua aktor memiliki tujuan yang sama dengan tujuan dari Kementerian Kesehatan,
seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian Pemuda dan Olahraga, tidak dapat
dipungkiri perusahaan rokok merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam pemasukan
yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang merupakan program dari
kementerian tersebut. Begitu pula dengan kementeriaan maupun kelembagaan yang lain,
sehingga dalam menjalankan kebijakan kesehatan ini, para aktor belum dapat mampu
menyelaraskan peran mereka seharusnya dengan tujuan yang sebenarnya ingin mereka
capai. Hal ini lah yang membuat berjalannya kebijakan kesehatan tersebut tidak dapat
berjalan sesuai dengan harapan.
Ditinjau dari segi konteks, adanya kebijakan kesehatan ini tidak terlalu membawa
perubahan yang berarti, terbukti dengan adanya gambar-gambar dari peringatan yang
terdapat pada kemasan produk tembakau yang justru dijadikan lelucon dibanyak media
sosial, dan bahkan dijadikan lelucon oleh salah satu perusahaan rokok ternama untuk
disiarkan di televisi sebagai iklan tanpa adanya sangsi atau teguran keras dari pemerintah.
Ditinjau dari segi proses, proses pentahapan penyusunan kebijakan kesehatan ini
sudah sesuai dengan peraturan Undang-Undang yang seharusnya, dengan melibatkan
berbagai pihak yang semestinya. Namun, dalam Undang-Undang seringkali terdapat
peraturan yang berkebalikan, sehingga untuk hal ini, Undang-Undang sebagai landasan dari
Peraturan Menteri Kesehatan ini harus lebih dibenahi sehingga Undang-Undang satu
dengan yang lain dapat saling mendukung.
Ditinjau dari segi isi, isi dari kebijakan kesehatan ini bertujuan untuk
mengkomunikasikan pada masyarakat mengenai bahaya dari merokok, akan tetapi dapat
dikatakan gambar yang dipilih sebagai media promotif masih belum tepat, karena
cenderung menjijikkan namun tidak menimbulkan efek jera, karena efek dari merokok akan
berlangsung lama, sehingga melalui gambar tersebut belum dapat langsung menyentuh hati
masyarakat dan menyadarkan akan bahaya rokok.
Sehingga, kebijakan kesehatan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun
2013 tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan
Produk Tembakau ini masih belum dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, terbukti
dengan data yang didapatkan bahwa pada bulan Juni, menurut data dari BPOM baru 66
industri dari 672 industri rokok yang telah terdaftar mengikuti kebijakan ini.
BAB III
KESIMPULAN

Kebijakan kesehatan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013


tentang Pencantuman Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan
Produk Tembakau masih belum dapat berjalan dengan baik terbukti dengan kenakalan dari
beberapa perusahaan rokok yang masih belum patuh menggunakan kebijakan kesehatan
yang telah ditentukan oleh pemerintah ini, hal ini dikarenakan adanya belum adanya
kesamaan tujuan dari para aktor yang terlibat dalam kebijakan kesehatan tersebut, selain itu
kuatnya faktor konteks dan Undang-Undang yang belum sejalan antara satu dengan yang
lain juga memperburuk pelaksanaan dari Kebijakan kesehatan ini, akibatnya respon dari
para pengguna rokok malah menganggap gambar peringatan sebagai lelucon, dan respon
dari sebagian masyarakat lain adalah pencantuman gambar dinilai terlalu berlebihan dan
tidak sesuai dengan tingkat kecanduan seseorang terhadap rokok, sehingga untuk membuat
pengguna rokok berhenti merokok hanya dapat terjadi dengan kemungkinan yang sangat
kecil.
Referensi
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dalam pasal 5 ayat 2

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tentang pengamanan bahan yang
mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan; 2012

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tentang Kesehatan; 2009

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tentang Pencantuman


Peringatan Kesehatan Dan Informasi Kesehatan Pada Kemasan Produk Tembakau;
2013

Soetjipto P. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Kebijakan


Pengendalian dampat tembakau Terhadap Kesehatan : Universitas Indonesia; 2012

Kesiapan Pemerintah Untuk Implementasi Pp No. 109 Tahun 2012 (Kemenkes).


PowerPoint. Jakarta; 2013

Anonim. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Indonesia.
http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_indikator.php?indikator=3. Diakses pada
tanggal 24 Desember 2014.

Suara Pembaruan. Penyakit Terkait Rokok Jadi Beban Berat APBN | Suara Pembaruan.
http://sp.beritasatu.com/home/penyakit-terkait-rokok-jadi-beban-berat-apbn/42168.
Serial Online. diakses pada tanggal 24 Desember 2014.

Anda mungkin juga menyukai