OLEH :
132110101002
[KELAS B]
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
(KONTEKS)
(AKTOR)
(ISI) (PROSES)
2.1.1 Aktor
Pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam proses penyusunan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 melibatkan beberapa aktor yang terkait baik secara
langsung maupun tidak langsung, yaitu :
a. Pemerintah,
Peran Pemerintah dalam pembuatan kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 adalah merupakan basis dasar dari terbentuknya Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 ini, karena Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 ini dibuat untuk menindak lanjuti Peraturan Pemerintah
Nomor 109 tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif
berupa produk tembakau bagi kesehatan.
b. Kementerian Keuangan,
Peran Kementerian Keuangan dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 ini adalah dengan memasukkan perihal mengenai
mekanisme kerjasama antara produsen tembakau/rokok dengan unsur pemerintah
termasuk sanksi yang diberikan jika pelanggaran oleh produsen dilakukan.
c. Kementerian Perindustrian dan Tenaga Kerja,
Peran Kementerian Perindustrian dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 ini adalah dengan memasukkan perihal mengenai aturan
tegas untuk industri tembakau dalam penggunaan peringatan dan informasi bahaya
kesehatan pada kemasan tembakau.
d. Kementerian Perdagangan,
Peran Kementerian Perdagangan dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 tahun 2013 ini adalah dengan memasukkan perihal mengenai
mekanisme promosi dan iklan produk tembakau, baik ditempat umum maupun
ditempat khusus dengan atau tanpa pengecualian.
e. Kementerian Pemuda dan Olahraga
Peran Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam penyusunan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 ini adalah tidak mengikutsertakan iklan-iklan
produk tembakau untuk menjadi sponsor dalam setiap acara Pemuda dan
Olahraga.
f. Pemerintah Daerah,
Peran Pemerintah Daerah dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
28 tahun 2013 sebagai badan eksekutif yang wajib melaksanakan peraturan
pemerintah secara umum, yang artinya bahwa pemerintah daerah mempunyai
tanggung jawab untuk melaksanakan, membina, mengatur dan membangun
daerahnya untuk memberikan kehidupan yang layak bagi seluruh masyarakat
bukan hanya sebagai pelaksana untuk peraturan pemerintah namun pemerintah
daerah merupakan pihak yang harus melaksanakan peraturan tinggat nasional
ataupun peraturan daerah, jadi posisi pemerintah daerah adalah bupati yang
mempunyai kepentingan dalam mempertanggung jawabkan pelaksanaan,
pembinaan, mengatur dan membangun daerahnya.
g. BPOM.
Peran BPOM dalam penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun
2013 adalah untuk mengawasi proses berlangsungnya kebijakan tersebut.
2.1.2 Konteks
Konteks disusunnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 dapat
dibedakan menjadi;
a. Konteks Situasional
Konteks situasional dari munculnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun
2013 adalah konteks untuk meningkatkan kembali derajat kesehatan masyarakat
yang telah direnggut oleh penggunaan rokok tanpa membuat para pekerja di
perusahaan rokok kehilangan pekerjaannya.
Di Indonesia, tercatat pada tahun 2010, untuk pekerja bagian pengeringan dan
pengolahan tembakau dan bumbu rokok adalah sebesar 53.255, sedangkan untuk
pekerja pada Rokok kretek adalah sebesar 257.690, pekerja pada Rokok putih
adalah sebesar 3.721, serta pekerja pada Rokok lainnya adalah sebesar 8.691.
Sedangkan pada tahun 2013 tercatat jumlah kematian akibat rokok diperkirakan
190.260 kasus atau 12,7% dari total kematian sebanyak 1,5 juta kasus.
b. Konteks Struktural
Konteks struktural mengenai munculnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28
tahun 2013 adalah untuk menyatukan dan menjalankan serta merealisasikan
peraturan-peraturan yang dahulu sudah dijalankan namun tidak terlalu berdampak
sesuai dengan tujuan dari peraturan-peraturan yang dibuat.
c. Konteks Budaya
Konteks Budaya masyarakat Indonesia yang senang akan bersosialisasi di warung
kopi dan identik dengan penggunaan rokok menjadi latar belakang dari
dikeluarkannya kebijakan ini sebagai pengingat, pemberian informasi secara
promotif mengenai bahaya dari rokok bagi kesehatan serta upaya preventif agar
masyarakat yang tidak merokok tidak terpengaruh untuk mencoba rokok.
d. Konteks Internasional
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 merupakan bagian dari
sumbangsih Kementerian Kesehatan untuk turut serta menurunkan pengguna
rokok dan meningkatkan derajak kesehatan masyarakat sesuai dengan tujuan dari
Organisasi Kesehatan Dunia yang diikuti oleh banyak negara, yaitu WHO.
2.1.3 Proses
Proses Penyusunan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2013 adalah
sebagai berikut;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 109 tentang pengamanan bahan yang
mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan; 2012
Anonim. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri Besar dan Sedang Indonesia.
http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs_indikator.php?indikator=3. Diakses pada
tanggal 24 Desember 2014.
Suara Pembaruan. Penyakit Terkait Rokok Jadi Beban Berat APBN | Suara Pembaruan.
http://sp.beritasatu.com/home/penyakit-terkait-rokok-jadi-beban-berat-apbn/42168.
Serial Online. diakses pada tanggal 24 Desember 2014.