Anda di halaman 1dari 5

EKONOMI SYARIAH

1. Pengertian Ekonomi Syariah


Sistem ekonomi islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai
islam, bersumber dari Al Quran, As-Sunnah, ijma dan qiyas. Ini telah dinyatakan dalam surat al maidah
ayat (3). Sistem ekonomi islam berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis maupun sosialis, sistem
ekonomi islam memiliki sifat-sifat baik dari sistem ekonomi sosialis dan kapitalis, namun terlepas dari
sifat buruknya.
2. Karakteristik Ekonomi Syariah
1. Harta kepunyaan Allah dan Manusia merupakan Khalifah atas harta.
a. Semua harta baik benda maupun alat-alat produksi adalah milik Allah SWT.
b. Manusia adalah khalifah atas harta miliknya. Seperti tercantum dalam surat al-Hadiid
ayat 7. Terdapat pula sabda Rasulullah yang juga menjelaskan bahwa segala bentuk
harta yang dimiliki manusia pda hakikatnya adalah milik Allah SWT semata dan
manusia diciptakan untuk menjadi khalifah.
2. Ekonomi Terikat dengan akidah, Syariah (Hukum), dan Moral
Bukti-bukti hubungan ekonomi dan moral dalam islam :
a. Larangan terhadap pemilik dalam penggunaan hartanya yang dapat menimbulkan
kerugian atas harta orang lain atau kepentingan masyarakat. Sabda Rasulullah “ Tidak
boleh merugikan diri sendiri dan juga orang lain” (HR. Ahmad)
b. Larangan melakukan penipuan dalam transaksi, ditegaskan dalam Sabda Rasulullah
“Orang-orang yang menipu kita bukan termasuk golongan kita”.
3. Keseimbangan antara Kerohanian dan Kebendaan
Aktivitas keduniaan yang dilakukan manusia tidak boleh bertentangan atau bahkan
mengorbankan kehidupan akhirat.Apa yang kita lakukan hari ini adalah untuk mencapai tujuan
akhirat kelak. Prinsip ini jelas berbeda dengan ekonomi kapitalis maupun sosialis yang hanya
bertujuan untuk kehidupan duniawi saja
4. Ekonomi Islam Menciptakan Keseimbanagan Antara Kepentingan Individu dengan
Kepentingan umum.
Islam tidak mengakui hak mutlak dan atau kebebasan mutlak, tetapi mempunyai batasan-
batasan tertentu termasuk dalam hak milik. Hal ini tercantum dalam surat Al Hasyr ayat 7.

5. Kebebasan individu dijamin dalam islam

Islam memberikan kebebasan tiap individu untuk melakukan kegiatan ekonomi namun tentu
saja tidak bertentangan dengan aturan AlQuran dan AsSunnah, seperti tercantum dalam surat al
Baqarah ayat 188.

6. Negara diberi kewenangan turut campur dalam perekonomian

Dalam islam, Negara berkeawjiban melindungi kepentingan masyararakat dari keridakadilan


yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang taupun dai negara lain, berkewajiban
memberikan kebebasan dan jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup dengan layak.

7. Bimbingan konsumsi
Dalam hal konsumsi, islam melarang hidup berlebih-lebihan, terlalu hidup kemewahan dan
bersikap angkuh. Hal ini tercermin dalam surat al-A’raaf ayat 31 seta Al-Israa ayat 16

8. Zakat

Adalah karakteristik khusu yang tidak terdapat daalm system ekonomi lainnya manapun,
penggunaannya sangat efektif guna melakukan distribusi kekayaan di masyarakat.

9. Larangan riba

Islam sangat melarang munculnya riba (bunga) karean itu merupakan salah satu
penyelaewangan uang dari bidangnya. Seperi tercermin dalam surat al-baqarah ayat 275.

3. Hakikat dan Konsep Ekonomi Syariah

Dalam Islam hakikat ekonomi adalah untuk dapat kita merasakan bahawa segala harta benda
termasuk segala hal lain yang ada hubungannya dengan ekonomi adalah kepunyaan Allah samata-
mata, bukan kepunyaan kita.Kita hanya diamanahkan oleh Allah supaya kita dapat mengendalikan
dengan sebaik-baiknya.Itulah hakikat ekonomi Islam.Dengan demikian ekonomi yang diwujudkan di
dunia ini adalah ekonomi akhirat dengan tujuan untuk membina iman dalam diri kita.Ekonomi untuk
menginsafkan kita sebagai hamba Allah.Setiap sistem ekonomi pasti didasarkan atas ideologi yang
memberikan landasan dan tujuannya, di satu pihak, dan aksioma-aksioma serta prinsip-prinsipnya, di
lain pihak.

Proses yang diikuti dengan seperangkat aksioma dan prinsip yang dimaksudkan untuk lebih
mendekatkan tujuan sistem tersebut merupakan landasan sistem tersebut yang bisa diuji. Setiap
sistem ekonomi membuat kerangka di mana suatu komunitas sosio-ekonomik dapat memanfaatkan
sumber-sumber alam dan manusiawi untuk kepentingan produksi dan mendistribusikan hasil-hasil
produksi ini untuk kepentingan konsumsi.

4. Tujuan Ekonomi Syariah

Tujuan ekonomi Islam sangat jauh berbeda dengan sistem ekonomi lain. Islam memandang
ekonomi sebagai salah satu aspek perjuangan untuk menegakkan agama Tuhan.Tujuan-tujuan
ekonomi Islam adalah seperti berikut:

 Melahirkan kehidupan Islam dalam bidang ekonomi.


 Menjadikan kita memiliki harta yang dengannya dapat menjalankan ibadah seperti zakat.

 Memberikan khidmat kepada masyarakat.


 Untuk menghindarkan dosa bersama, sebab sebahagian daripada ekonomi itu adalah
fardhu Kifayah. Ekonomi fardhu kifayah kalau tidak dibangunkan maka semua umat Islam di
tempat tersebut akan jatuh berdosa.
 Untuk dapat berdikari sehingga tidak bergantung kepada pihak lain. Dengan demikian
dapat hidup merdeka dengan tidak diatur oleh pihak lain.
5. Prinsip-Prinsip Ekonomi Syariah
Beberapa prinsip ekonomi syariah adalah sebagai berikut:
 Riba
Riba secara bahasa bermakna ziyadah (tambahan).Sedangkan menurut istilah teknis riba
berarti pengambilan dari harta pokok atau modal secara batil (Antonio, 1999).Ada beberapa
pendapat dalam menjelaskan riba.bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi
jual beli maupun pinjam-meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam
Islam.

 Zakat
Zakat merupakan instrumen keadilan dan kesetaraan dalam Islam. Keadilan dan
kesetaraan berarti setiap orang harus memiliki peluang yang sama dan tidak berarti bahwa mereka
harus sama-sama miskin atau sama-sama kaya. Negara Islam wajib menjamin terpenuhinya
kebutuhan minimal warga negaranya, dalam bentuk sandang, pangan, papan, perawatan kesehatan.
 Haram
Sesuatu yang diharamkan adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah sesuai yang telah
diajarkan dalam Alquran dan Hadist.Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa praktek dan aktivitas
keuangan syariah tidak bertentangan dengan hukum Islam, maka diharapkan lembaga keuangan
syariah membentuk Dewan Penyelia Agama atau Dewan Syariah.Dewan ini beranggotakan para ahli
hukum Islam yang bertindak sebagai auditor dan penasihat syariah yang independen. Aturan tegas
mengenai investasi beretika harus dijalankan.Oleh karena itu lembaga keuangan syariah tidak boleh
mendanai aktivitas atau item yang haram, seperti perdagangan minuman keras, obat-obatan
terlarang atau daging babi.
 Gharar dan Maysir
Al-quran melarang secara tegas segala bentuk perjudian (QS. 5:90-91). Al-quran
menggunakan kata maysir untuk perjudian, berasal dari kata usr (kemudahan dan kesenangan):
penjudi berusaha mengumpulkan harta tanpa kerja dan saat ini istilah itu diterapkan secara umum
pada semua bentuk aktivitas judi.

 Takaful
Takaful adalah kata benda yang berasal dari kata kerja bahasa arab kafala, yang berarti
memperhatikan kebutuhan seseorang.Pada hakikatnya, konsep takaful didasarkan pada rasa
solidaritas, responsibilitas, dan persaudaraan antara para anggota yang bersepakat untuk bersama-
sama menanggung kerugian tertentu yang dibayarkan dari aset yang telah ditetapkan.
6. Penerapan Hukum Ekonomi Syariah
Dalam sejarahnya upaya penerapan hukum syari’ah atau hukum islam di Indonesia sebenarnya
sudah dilakukan semenjak masa perjuangan kemerdekaan bangsa. Dimana kita ketahui sendiri
memang motor perjuangan kemerdekaan kita saat itu banyak didominasi oleh pejuang-pejuang
muslim yang memegang teguh prinsip-prinsip hukum syari’ah. Perjuangan tersebut memang tidak
secara frontal dilakukan, tapi lebih banyak kepada upaya-upaya politis yang berbasis pada kelompok
dan budaya.Sayangnya kemudian upaya-upaya tersebut terbentur dengan kekuasaan politik
pemerintah Hindia-Belanda pada masa penjajahannya secara sistematis terus mengikis
pemberlakuan hukum syari’ah di tanah-tanah jajahannya. Hingga pada gilirannya kelembagaan-
kelembagaan baik yang telah ada maupun yang kemudian dibentuk baik itu lembaga peradilan,
perserikatan, dan lainnya pada masa itu mulai meninggalkan nilai-nilai hukum syari’ah dan mulai
terbiasa menerapkan aturan hukum yang dibentuk pemerintah Hindia-Belanda yang saat itu disebut
Burgerlijk Wetbook yang tentunya jauh dari nilai-nilai syariah.
7. Penerapan Ekonomi Syariah
Kehancuran ekonomi global memperlihatkan perlunya dilakukan perombakan radikal dan
struktural dalam sistem finansial global.Sistem yang didasarkan pada prinsip Islam menawarkan
alternatif yang dapat mengurangi berbagai risiko.Bank-bank Islam tak membeli kredit, tetapi
mengelola aset nyata yang memberikan perlindungan dari berbagai kesulitan yang kini dialami bank-
bank Eropa dan AS.
Dalam kehidupan ekonomi Islam, setiap transaksi perdagangan harus dijauhkan dari unsur-
unsur spekulatif, riba, gharar, majhul, dharar, mengandung penipuan, dan yang sejenisnya.Unsur-
unsur tersebut diatas, sebagian besarnya tergolong aktifitas-aktifitas non real.Sebagian lainnya
mengandung ketidakjelasan pemilikan.Sisanya mengandung kemungkinan munculnya
perselisihan.Islam telah meletakkan transaksi antar dua pihak sebagai sesuatu yang menguntungkan
keduanya; memperoleh manfaat yang real dengan memberikan kompensasi yang juga bersifat
real.Transaksinya bersifat jelas, transparan, dan bermanfaat.Karena itu, dalam transaksi perdagangan
dan keuangan, apapun bentuknya, aspek-aspek non real dicela dan dicampakkan.Sedangkan sektor
real memperoleh dorongan, perlindungan, dan pujian. Hal itu tampak dalam instrumen- instumen
ekonomi berikut:
 Islam telah menjadikan standar mata uang berbasis pada sistem dua logam, yaitu emas
dan perak. Sejak masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik ibn Marwan, mata uang Islam
telah dicetak dan diterbitkan (tahun 77 H).Artinya, nilai nominal yang tercantum pada
mata uang benar-benar dijamin secara real dengan zat uang tersebut.

 Islam telah mengharamkan aktifitas riba, apapun jenisnya; melaknat/mencela para


pelakunya.Berdasarkan hal ini, transaksi riba yang tampak dalam sistem keuangan dan
perbankan konvensional (dengan adanya bunga bank), seluruhnya diharamkan secara
pasti; termasuk transaksi-transaksi derivative yang biasa terjadi di pasar-pasar uang
maupun pasar-pasar bursa.Penggelembungan harga saham maupun uang adalah tindakan
riba.
 Transaksi spekulatif, kotor, dan menjijikkan, nyata-nyata diharamkan oleh Allah SWT.
 Transaksi perdagangan maupun keuangan yang mengandung dharar/bahaya
(kemadaratan), baik bagi individu maupun bagi masyarakat, harus dihentikan dan dibuang
jauh-jauh.
 Islam melarangAl- Ghasy, yaitu transaksi yang mengandung penipuan, pengkhianatan,
rekayasa, dan manipulasi.
8. Perbedaan Ekonomi Syariah dengan Ekonomi Konvensional
a. Ekonomi Syariah
Krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah sistem ekonomi konvensional,
yang mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen provitnya. Berbeda dengan apa yang
ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan instrumen provitnya, yaitu sistem bagi hasil.Sebenarnya
Ekonomi Islam adalah satu sistem yang mencerminkan fitrah dan ciri khasnya sekaligus.Dengan
fitrahnya ekonomi Islam merupakan satu sistem yang dapat mewujudkan keadilan ekonomi bagi
seluruh umat. Sedangkan dengan ciri khasnya, ekonomi Islam dapat menunjukkan jati dirinya
dengan segala kelebihannya, pada setiap sistem yang dimilikinya.
Tujuan Ekonomi Syariah adalah sebagai berikut :
 Kesejahteraan ekonomi adalah tujuan ekonomi yang terpenting. Kesejahteraan ini
mencakup kesejahteraan individu, masyarakat dan negara.
 Tercukupinya kebutuhan dasar manusia, meliputi makan, minum, pakaian, tempat tinggal,
kesehatan, pendidikan, keamanan serta sistem negara yang menjamin ter laksananya
kecukupan kebutuhan dasar secara adil.

 Penggunaan sumber daya secara optimal, efisien, efektif, hemat dan tidak membazir.
 Distribusi harta,kekayaan,pendapatan dan hasil pembangunan secara adil dan merata

 Menjamin kebebasan individu. Kesamaman hak, peluang dan keadilan.


b. Ekonomi Konvensional
Sistem ekonomi konvensional atau juga dikenal dengan sistem ekonomi kapitalis diawali
dengan terbitnya buku The Wealth of Nation karangan Adam Smith pada tahun 1776.Pemikiran Adam
Smith memberikan inspirasi dan pengaruh besar terhadap pemikiran para ekonom sesudahnya dan
juga pengambil kebijakan negara.Tujuan Ekonomi Konvensional yaitu Ekonomi konvensional sangat
memegang teguh asumsi bahwa tindakan individu adalah rasional. Rasionality assumption dalam
ekonomi menurut Roger LeRoy Miller adalah individuals do not intentionally make decisions that
would leave them worse off.Ini berarti bahwa rasionaliti didefinisikan sebagai tindakan manusia
dalam memenuhi keperluan hidupnya yaitu memaksimumkan kepuasan atau keuntungan senantiasa
berdasarkan pada keperluan (need) dan keinginan-keinginan (want) yang digerakkan oleh akal yang
sehat dan tidak akan bertindak secara sengaja membuat keputusan yang bisa merugikan kepuasan
atau keuntungan mereka.

Anda mungkin juga menyukai