Anda di halaman 1dari 8

Vulkanisme Di Pulau Jawa

VULKANISME DI PULAU JAWA

Sebelum kita membahas tentang vulkanisme di Pulau Jawa


secara khusus, ada baiknya jika kita meninjau terlebih dahulu tentang
tatanan tektonik Indonesia, mengacu pada Teori Tektonik Lempeng,
yang merupakan dasar pengetahuan bagi kita untuk memahami
tentang vulkanisme di Pulau Jawa, untuk selanjutnya kita akan
membahas secara khusus mengenai Vulkanisme di Pulau Jawa.
Seperti kita ketahui bahwa Indonesia dipandang dari sudut
pandang

ilmu geologi adalah merupakan suatu daerah yang

kompleks, dimana jika kita mengacu pada teori tektonik lempeng, kita
akan dapat melihat jika Indonesia diapit atau merupakan pertemuan
dari 3 lempeng yang ada di dunia, dimana 3 lempeng yang ada
merupakan lempeng besar.
Sebelum kita beranjak lebih jauh tentunya kita telah memahami
tentang unsur-unsur penyusun bumi dan sifat-sifatnya, hal-hal yang
mengontrol

pergerakan

lempeng,

tipe-tipe

pergerakan

lempeng,

segala macam implikasinya, dan lain sebagainya, yang tidak akan


dibahas dalam tulisan ini.
Setelah kita mengetahui tentang teori-teori dasar yang telah
dikemukakan diatas, berikut ini akan dijelaskan dengan sangat singkat
tentang ketiga lempeng yang mengapit Indonesia, berikut dengan
pergerakannya dan batas pertemuannya :
Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia
Lempeng Indo-Australia merupakan kerak samudra , yang
banyak mengandung Silikat dan Magnesium, sedangkan Lempeng
Eurasia merupakan kerak benua yang banyak mengandung Silikat dan
Aluminium.

Pergerakan

dari

kedua

lempeng

tersebut

adalah

convergen, dimana kedua lempeng tersebut saling bertemu satu sama


lain, dan lempeng samudra menujam kebawah karena mempunyai
1

Vulkanisme Di Pulau Jawa

berat jenis lebih kecil dibanding lempeng benua. Batas pertemuan


kedua lempeng ini atau yang biasa kita kenal dengan zona subduksi,
terdapat memanjang sepanjang bagian selatan Pulau Jawa dan Pulau
Sumatra.
Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Pasifik
Lempeng Indo-Australia merupakan kerak samudra , yang
banyak mengandung Silikat dan Magnesium, dan Lempeng Pasifik juga
merupakan kerak samudra yang banyak mengandung Silikat dan
magnesium.

Pergerakan

kedua

lempeng

samudra

ini

adalah

convergen, dan batas pertemuan kedua lempeng ini terletak di sekitar


bagian selatan Pulau Irian terus ke sepanjang utara dan barat.
Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik
Lempeng Pasifik merupakan kerak samudra , yang banyak
mengandung Silikat dan Magnesium, sedangkan Lempeng Eurasia
merupakan kerak benua yang banyak mengandung Silikat dan
Aluminium. Pergerakan kedua lempeng tersebut adalah convergen,
dan batas antara pertemuan 2 lempeng tersebut adalah di bagian
timur P.Sulawesi dan terus memanjang menuju Utara sampai ke
Filipina.

Sukamto, 2000

Vulkanisme Di Pulau Jawa


Gambar 1. Tatanan Tektonik Indonesia

Setelah kita meninjau lagi tentang tatanan tektonik Indonesia


yang mengacu pada teori tektonik lempeng, kita dapat mengambil
kesimpulan tentang beberapa implikasi dari tatanan tektonik Indonesia
seperti yang telah dijelaskan diatas.
Sebagaimana kita ketahui bahwa jika terdapat pertemuan 2
lempeng dimana pergerakannya convergen, maka akan menghasilkan
suatu gunung api aktif yang diakibatkan peleburan 2 kerak bumi yang
saling bertumbukan tersebut selain itu juga dihasilkan batuan-batuan
yang

bermacam-macam

didaerah

tersebut,

serta

melimpahnya

sumberdaya mineral disekitar daerah tersebut.


Jika kita mengkerucutkan kembali pembahasan kita, yang
sebelumnya membahas tatanan tektonik Indonesia secara umum,
maka kita akan mencoba secara khusus membahas tatanan tektonik
Pulau Jawa. Yang

secara khusus membahas tentang Gunungapi-

gunung api yang ada, sumber daya mineral yang ada, dan batuanbatuan yang dihasilkannya.

U
from Smithsonians Global Volcanism Program (www.volcano.si.edu/gvp)

Gambar 2. Penyebaran Gunung api di Indonesia

Vulkanisme Di Pulau Jawa

Skinner et al. (2004)

Gambar 3. Distribusi Sumberdaya Mineral dalam kerangka Plate Tectonic

Gambar 1 dan gambar 2 menjelaskan kepada kita tentang


penyebaran gunung api dan distribusi sumber daya mineral di
Indonesia, khususnya jika kita mengambil kasus di Pulau Jawa dan
melalui pendekatan teori tektonik lempeng.
Tatanan tektonik yang berbeda juga dapat menghasilkan batuan
yang

berbeda-beda

jenisnya,

komposisinya,

asalnya

maupun

keterdapatannya, yang menandakan bahwa proses tektonik sangat


erat sekali hubungannya dengan pembentukan batuan, khususnya
batuan beku, atau lebih dikenal dengan Petrotektonik.
Selanjutnya kita akan mencoba membuat penampang utaraselatan Pulau Jawa, untuk menjelaskan secara khusus tentang tipe-tipe
magma yang dihasilkan berikut dengan penyebarannya. Juga akan
diberikan contoh gunung-gunung dan tipe-tipe magmanya.

Vulkanisme Di Pulau Jawa

TH

CA

CAP

AP

UP

Not to scale
Gambar 3. Penampang Utara - Selatan Pulau Jawa dan tipe-tipe magmanya

Vulkanisme Di Pulau Jawa

Calc Alkaline
Potassic
G.Dieng, G.Ungaran
G.Bromo

Ultra Potassic
G.Bawean, G.
Ringgit

Calc Alkaline
G.Merbabu,G.Lawu,G.Sembung,
G.Kelud,G.Argopuro,G.Merapi,
G.Beser.

Alkalin
e
Potassi
c
G.Muria

Tholleit /
Calcalkaline

Modificated from Press and Siever (1998)

Gambar 3. Penampang Utara - Selatan Pulau Jawa,


tipe-tipe magmanya, dan beberapa contoh gunung-gunung api

Vulkanisme Di Pulau Jawa

Dari

penjelasan diatas

dapat disimpulkan

bahwa

tipe-tipe

magma yang berkembang di Pulau Jawa dari selatan ke utara adalah


Tholeit/

calc-alcaline,

Calc-alcalin,

Calc-alcalin

potassic,

Alkalin

potassic, Ultra potasic. Setelah kita memahami tentang tipe-tipe


magma, dan keterdapatannya dalam kerangka tatanan tektonik,
dengan mangambil contoh kasus di Pulau Jawa. Kita akan membahas
bagaimana tentang tipe-tipe magma tersebut.
Kita dapat mengetahui tentang tipe-tipe magma tersebut melalui
suatu analisis batuan secara kimia. Analisis batuan secara kimia yang
kita lakukan dapat menghasilkan output berupa kandungan-kandungan
kimia dari batuan yang kita analisis, seperti SiO2, Al2O3, Fe2O3, FeO,
MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, TiO2 dan P2O5. Lalu setelah mendapatkan
persentase

oksida-okside

tersebut

dalam

batuan

kita

dapat

menentukan tipe magma dari batuan yang kita analisis, dengan


melihat pada persentase kandungan

K 2O, dan SiO2. Selanjutnya kita

dapat menggunakan klasifikasi penentuan tipe magma yang ada


(gambar 4)

Vulkanisme Di Pulau Jawa

Gambar 4. Klasifikasi tipe magma

Selain itu dari penampang utara-selatan Pulau Jawa kita dapat


mengetahui umur batuan yang terdapat di Pulau Jawa dari selatan ke
utara adalah Late Eocene-Early Miocene, Late Miocene-Pliocene,
Quarter.

Gambar 5. Umur dari Batuan yang ada di Pulau Jawa

Anda mungkin juga menyukai