Anda di halaman 1dari 152

Case Report

DM tipe II, Hipertensi


grade II, hematemesis
dan melena
Oleh
Jelita Grica S.Pane
01 - 179

OBJECTIVES
Untuk mendiskusikan kasus DM II,
hipertensi gr.II, hematemesis dan melena
pada pasien dewasa
Mendiskusikan mengenai etiologi, tanda
dan gejala pada DM tipe II, hipertensi gr.II,
hematemesis dan melena
Mendiskusikan mengenai penatalaksanaan
terhadap diabetes melitus dan
keemergensian pada Diabetes melitus

GENERAL DATA
Nama : Ny.E
Usia : 58 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Agama : Katolik
Alamat :Jl.Kenanga II/12 blok E,kel.Pd.Gede,JaBar

CHIEF COMPLAINT
Lemas sejak 2 minggu SMRS

HISTORY OF PRESENT ILLNESS


3 minggu
SMRS

Pasien
mengeluh lemas di
seluruh tubuh, tidak
bisa duduk tapi masih
bisa bergerakgerak.Batuk-batuk (+),
dahak (+), dahak sulit
dikeluarkan.Dahak
berwarna putih.

HISTORY OF PRESENT ILLNESS


2 minggu
5 hari SMRS

Timbul benjolan di
lipat paha kanan
seperti bisul
Pasien tidak berobat
ke dokter hanya
mengobatinya dengan
ultracilin kemudian
menggantinya dengan
salep hitam
Benjolan tersebut
menjadi pecah setelah
dioles salep hitam

HISTORY OF PRESENT ILLNESS


8 hari
SMRS

Pasien dirawat di
RS.UKI karena lemas
dan lukanya

HISTORY OF PRESENT ILLNESS


6 hari
SMRS

BAB hitam, 10 x, pagi


hari BAB nya banyak
dan lama kelamaan
sedikit-sedikit.Sampai
tanggal 8/4/2010 tidak
BAB.Pasien hanya
memakan bubur saja.

HISTORY OF PRESENT ILLNESS


2 hari
SMRS

Pasien pulang dari


RS.UKI karena merasa
tidak ada perubahan

HISTORY OF PRESENT ILLNESS


1 jam
SMRS

Pasien masih merasa


lemas dan muntah
hitam, 2x, pertamatama banyak
kemudian sedikit.

REVIEW OF SYSTEMS
General: (-)penurunan kesadaran,
(-)penurunan BB, (+) Anoreksia, (-) gangguan tidur, (-)
Pusing
Skin: (-) purpura, (-) pruritus, (+)pucat, (-) ikterik
Ears: (-) gangguan pendengaran, (-) tinnitus,
(-) vertigo, (-) infeksi, (-) discharge
Nose and sinuses: (-) epistaksis, (-) sinusitis
Mouth and throat: (-) suara parau atau lesi pd mulut
Neck: (-)nyeri menelan, (-)nyeri tengkuk
Respiratory: (+)batuk, (-)pilek
Cardiovascular: (-) orthopnea, (-)mudah lelah,
(-)nyeri dada, (-) takikardia

REVIEW OF SYSTEMS
Genitourinary: (-) dysuria, (-) oliguria, (-) hematuria,
Peripheral Vascular: (-)kaki kram, (-)varises, (-)
thromboflebitis
Hematologic: (-)pendarahan, (-)mudah memar,
(-)reaksi transfusi
Musculoskeletal: (-)nyeri otot, (-)nyeri bahu,
(-)bengkak atau kaku, (+)pergerakan fisik terbatas,
(-)nyeri sendi
Neuropsychiatric: (-) paralisis/paresis, (-)baal, (-)
insomnia, (-) ansietas, (-)keinginan bunuh diri
Endocrine: (-)intoleransi panas atau dingin, (+)
polydipsia, (-) polyuria, (-)polyphagia.

PAST MEDICAL
HISTORY
Pasien punya riwayat DM sejak tahun
2002 ( 8 tahun) tidak terkontrol
karena pasien sering suka lupa makan
obat DM nya yaitu glurenom 30 mg.
Pasien punya riwayat hipertensi sejak
tahun 2002 ( 8 tahun) tidak
terkontrol karena pasien sering suka
lupa makan obat hipertensinya yaitu
diovan 80 mg

FAMILY HISTORY
Ibu pasien menderita DM

SOCIAL HISTORY
Merokok disangkal
Minum alkohol disangkal
Pasien meminum jamu mengkudu
selama ini dan tidak pernah
mengkosumsi obat aspirin ataupun
sulfas ferosus.

PHYSICAL EXAMINATION
Vital Signs
BB: 55 kg
BBI: 54
TB: 160 cm
BMI : 21,4843
BP :160/100
HR: 80
RR: 20
Temp: 37C
General Survey
kompos mentis, tampak sakit sedang
Skin
hangat dan kering, turgor kulit kurang,
tampak pucat, petekie (-)

PHYSICAL EXAMINATION
HEENT
(H) Kepala: riwayat trauma kepala (+) disangkal
(E) Mata: konjungtiva anemis +/+ , sklera ikterik -/-,
pupil isokor diameter 3mm /3 mm refleks cahaya
langsung dan tidak langsung +/+
(E) Telinga: membran timpani intak/intak dengan
pendengaran adekuat
(N) Hidung: septum nasal dalam batas normal dan
tidak ada deviasi, mukosa hidung merah muda tidak
ada sekret
(M/T) Mulut dan lidah: mukosa bibir lembab,
mukosa bukal dalam batas normal, mukosa lidah
merah muda.
Leher:Tidak ada limfadenopati servical, JVP 5-2 cm

PHYSICAL EXAMINATION
Thoraks
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : vokal fremitus ka =ki
Perkusi :sonor ka=ki
Ausklultasi: BND vesikuler, Rh +/+ basal
kasar, Wh -/-,BJ I/I Normal, gallop (-),
murmur (-)

PHYSICAL EXAMINATION
Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar.
Ausklutasi: BU (+) 3X/menit, normal bowel sound
Palpasi : supel,nyeri tekan epigastrium (+),hepar dan lien tidak
teraba membesar.
Perkusi :timpani,nyeri ketok CVA -/-

Extremitas
Pitting edema (-), sianosis (-), pulsasi kuat angkat dan equal,
petekie (-) pada kedua tungkai bawah, tremor (-), luka pada
inguinal kanan (+)

Anus
RT : Tonus spinkter ani baik, ampula rekti tidak kolaps,
mukosa licin, feses (+), hitam (+)

Laboratorium 08-04-2010
Hematologi (Darah Lengkap)
Hb

7,54 g/dl

Leukosit

10,10 rb/ul

Eritrosit

2,56 jt/ul

Hitung Jenis
Basofil

1%

Eosinofil

0%

N. Batang

0%

Laboratorium 08-04-2010
Hitung Jenis
Segmen
Limfosit

82 %
12 %

Monosit
Ht
MCV
MCH
MCHC

5%
20,7 %
80,9 fl
29,5 pg
36,5 %

Laboratorium 08-04-2010
Trombosit
LED

276 rb/ul
60 mm/jam

Kimia klinik
GDS
HbA1C
Fungsi ginjal
BUN
Kreatinin

101 mg/dl
7,3% (sedang)
107,5 mg/dl
6,63 mg/dl

Laboratorium 08-04-2010
Fungsi hati
Albumin

2,91

SGOT

19

SGPT

24

Laboratorium 08-04-2010
Elektrolit

Natrium

132,0

Kalium

3,09

Klorida

101

Fungsi ginjal

Asam
urat

9,05

Lemak

Kol.Total
Trigliserida
Kol.HDL
Kol.LDL

152
200
20,9
90,9

Urine lengkap

Warna

kuning

Kejernihan

Agak keruh

pH

5,00

BJ

1,020

Protein

+2

Reduksi

negatif

Bilirubin

negatif

Urobilinogen

0,2

Keton

negatif

Blood

Small

Leukosit

negatif

Nitrit

negatif

Leukosit

6-9/LPB

Eritrosit

2-3/LPB

Silinder

Sel epitel

2-3/LPK

Kristal

Negatif

Jamur

Negatif

Trichomonas

Negatif

CCT =(140 umur) x BB (kg)


85 x kreatinin
= (140 58) x 55
85 x 6,63
= 4510
563,55
= 8,002

SALIENT FEATURES
58 tahun
Perempuan
Lemas
Poliuri (-), polidipsi (+), polifagi (-)

Riwayat minum obat jamu mengkudu (+)


Riwayat Hipertesi dari tahun 2001 tidak
terkontrol ( 8 tahun).

SALIENT FEATURES
Riwayat DM 8 tahun dan tdk terkontrol sejak tahun
2001.

Luka dekubitus regio inguinal dekstra (+)

BP: 160/100, HR: 80 x/mnt, RR: 20 x/mnt, Temp: 37C


GDS : 101 mg/dL.

HbA1C : 7,3 %

ADMITTING
IMPRESSION
Diabetes Melitus tipe II
Hipertensi Gr.II
Anemia
Ulkus dekubitus regio inguinal dekstra
Insufisensi renal
Pneumonia

DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
DM tipe I
TB
CKD stage V

COURSE IN THE
WARDS

UPON ADMISSION
Lemas
keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
TD : 160/100
Thoraks : pulmo : BND vesikuler, Rh +/+, Wh -/Cor : BJ I/II murni, murmur (-). Gallop (-),
Abdomen : lemas, datar, hepar dan lien tidak
teraba membesar.
Ekstremitas :ulkus dekubitus regio inguinal dekstra
(+).

1 HOSPITAL DAY
st

(09/04/2010)

S : BAB (-), BAK (+), tidur (+), lemas (+), sakit perut
karena belum BAB (+).

O:KU : tampak sakit sedang


Kesadaran: kompas mentis
TD : 160/80 mmHg HR: 80 x/m
RR : 20 x/m
S;36,7 C
Mata :konjuntiva anemis +/+, Sklera anemis -/JVP =5-4 cmH2O

1 HOSPITAL DAY
st

(09/04/2010)

Thoraks
Inspeksi : pergerakan dinding dada
simetris
Palpasi : vokal fremitus ka =ki
Perkusi :sonor ka=ki
Auskultasi: BND vesikuler, Rh -/-, Wh
-/-,BJ I/I normal, gallop
(-), murmur
(-)

1 HOSPITAL DAY
st

(09/04/2010)

Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, lemas.
Auskultasi: BU (+) 5X/menit, normal bowel sound
Palpasi : supel,nyeri tekan epigastrium (-),hepar
dan lien tidak teraba membesar
Perkusi :lemas,timpani,nyeri ketok CVA -/-

Extremitas
Pitting edema (-), sianosis (-), pulsasi kuat angkat
dan equal, petekie (-) pada kedua tungkai bawah,
tremor (-), ulkus dekubitus regio ingiunal kanan
(+)

Laboratorium 09-04-2010
Hematologi (Darah Lengkap)
Hb

10,2 g/dl

Leukosit

8,77 rb/ul

Eritrosit

3,49 jt/ul

Hitung Jenis
Basofil

0%

Eosinofil

0%

N. Batang

0%

Laboratorium 09-04-2010
Hitung Jenis
Segmen
Limfosit

88 %
7%

Monosit
Ht
MCV
MCH
MCHC

5%
28,1 %
80,5 fl
29,3 pg
36,5 %

Laboratorium 09-04-2010
Trombosit
LED

236 rb/ul
133 mm/jam

1 HOSPITAL DAY
st

(09/04/2010)

A: Diabetes Melitus tipe II


Hipertensi Gr.II
Ulkus dekubitus regio inguinal dekstra
Anemia ec hematemesis dan melena
ec.gastritis erosive ec.jamu-jamuan
Insufisensi renal

1 HOSPITAL DAY
st

P:
Diet : 1500 kal
IVFD : stop
Amlodipin besylate 5 mg
1 x1
Bisoprolol 1 x 5 mg
Prorenal 1x1
Sucralfat 4 x 2 sdm
Asam Folat 1 x 1

(09/04/2010)

Ceftriaxone 1 x 2gr
Sangobion 1x1
Aspar K 2 x1

nd

HOSPITAL DAY

(10/04/2010)

S : BAB (+), BAK (+), tidur (+), Lemas (-)


O:KU : tampak sakit sedang
Kesadaran:kompos mentis
TD : 160/80 mmHg HR: 80 x/m
RR : 16 x/m S;36,7C
Mata : konjungtiva anemis +/+,Sklera Ikterik -/JVP tdk meningkat

Thoraks
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : vokal fremitus ka =ki
Perkusi :sonor ka=ki
Auskultasi: BND vesikuler, Rh -/-, Wh -/-,BJ I/I Normal,
gallop (-), murmur (-)

nd

HOSPITAL DAY

(10/04/2010)

Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, lemas.
Auskultasi: BU 3X/menit ( normo active bowel
sound)
Palpasi : supel,nyeri tekan epigastrium (-),hepar
dan lien tidak teraba membesar.
Perkusi :lemas,timpani,nyeri ketok CVA -/-

Extremitas
Pitting edema (-), sianosis (-), pulsasi kuat angkat
dan equal, petekie (-) pada kedua tungkai bawah,
tremor (-), ulkus dekubitus regio inguinal dekstra

Laboratorium 10-04-2010
Hematologi

Retikulosit

2,0

nd

HOSPITAL DAY

(10/04/2010)

A:
Diabetes Melitus tipe II
Hipertensi Gr.II
Ulkus dekubitus regio inguinal dekstra
Anemia ec hematemesis dan melena
ec.gastritis erosif ec minum jamu-jamuan
Insufisiensi renal

nd

HOSPITAL DAY

P:
IVFD : (-)
Diet : 1500 kalori
Amlodipin besylate 5 mg
1x1
Bisoprolol 1 x 5 mg
Valsartan 1x80 mg
Gliquidone 30 mg 2 x 1/2
Prorenal 1x1

(10/04/2010)

Sukralfat 4 x 2sdm
AF 1x1
Aspar K 2x1
Pantoprazol 1 x1

3 HOSPITAL DAY
rd

(11/04/2010)

S : tidur
O:KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
TD : 140/80 mmHg
HR: 78x/m
S : 36,0C RR: 16 x/m
Mata :Konjuntiva anemis +/+,Sklera Ikterik -/JVP tdk meningkat

Thoraks
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : vokal fremitus ka =ki
Perkusi :sonor ka=ki
Auskultasi: BND vesikuler, Rh -/-, Wh -/-,BJ I/I Normal,
gallop (-), murmur (-)

3 HOSPITAL DAY
rd

(11/04/2010)

Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, lemas.
Auskultasi: BU 3X/menit (normo active bowel
sound)
Palpasi : supel,nyeri tekan epigastrium (-),hepar
dan lien sulit dinilai.
Perkusi :hipertimpani,nyeri ketok CVA -/-

Extremitas
Edema (+), sianosis (-), pulsasi kuat angkat dan
equal, petekie (-) pada kedua tungkai bawah,
tremor (-), (+) ulkus dekubitus regio inguinal
dekstra

3 HOSPITAL DAY
rd

(11/04/2010)

A:
Diabetes Melitus tipe II
Hipertensi Gr.II
Ulkus dekubitus regio inguinal dekstra
Anemia ec hematemesis dan melena ec.gastritis
erosive ec.minum jamu-jamuan
Insufisiensi renal

3 HOSPITAL DAY
rd

P:
IVFD : (-)
Diet : 1700 kalori
Amlodipin besylate 5
mg 1x1
Bisoprolol 1 x 5 mg
Prorenal 1x1
Sangobion 1 x1

(11/04/2010)

Sukralfat 4 x 2sdm
Asam folat 1x1
Aspar K 2x1
Pantoprazol 1 x1

4 HOSPITAL DAY
th

(12/04/2010)

S : BAB (+) hitam, BAK (+), tidur (+).


O:KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
TD : 160/80 mmHg HR: 60x/m
S : 36,7 C
RR: 16 x/m
Mata : Konjuntiva anemis +/+,
Sklera Ikterik -/JVP tdk meningkat

4 HOSPITAL DAY
th

(12/04/2010)

Thoraks
Inspeksi : pergerakan dinding
dada simetris
Palpasi : vokal fremitus ka =ki
Perkusi :sonor ka=ki
Auskultasi: BND vesikuler, Rh -/-,
Wh - /-,BJ I/I Normal, gallop
(-),
murmur
(-)

4 HOSPITAL DAY
th

(12/04/2010)

Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, lemas.
Auskultasi: BU 3X/menit (normo active bowel
sound)
Palpasi : supel,nyeri tekan epigastrium (-),hepar
dan lien sulit dinilai.
Perkusi :hipertimpani,nyeri ketok CVA -/-

Extremities
Edema (-), sianosis (-), pulsasi kuat angkat dan
equal, petekie (-) pada kedua tungkai bawah,
tremor (-), (+) ulkus dekubitus regio inguinal
dekstra

Laboratorium 12-04-2010
Hematologi (Darah Lengkap)
Hb

10,9 g/dl

Leukosit

8,99 rb/ul

Eritrosit

3,68 jt/ul

Hitung Jenis
Basofil

1%

Eosinofil

0%

N. Batang

0%

Laboratorium 12-04-2010
Hitung Jenis
Segmen
Limfosit

83 %
10 %

Monosit
Ht
MCV
MCH
MCHC

6%
30 %
81,5 fl
29,6 pg
36,3 %

Laboratorium 12-04-2010
Trombosit

258 rb/ul

4 HOSPITAL DAY
th

(12/04/2010)

A:
Diabetes Melitus tipe II
Hipertensi Gr.II
Ulkus dekubitus regio inguinal dekstra
Anemia ec.hematemesis dan melena
ec.gastritis erosive ec.minum jamu-jamuan
Insufisiensi renal

4 HOSPITAL DAY
th

P:
IVFD : (-)
Diet : 1700 kalori
Amlodipin besylate 5
mg 1x1
Bisoprolol 1 x 5 mg
Prorenal 1x1
Sangobion 1 x1
Cefotaxime 2x1 gr

(12/04/2010)

Sucralfate 4 x 2sdm
Asam folat 1x1
Aspar K 2x1
Pantoprazol 1 x1
Dilakukan
debridement : pus (+)
GV 2x/hari

5th 8th HOSPITAL DAY

(13/04/2010-

16/04/2010)

S : BAB (+) hitam, cair pada tanggal


13/04/10,dan dari tanggal 14 -16 pasien tidak
BAB, BAK (+), tidur (+).Mual (-), muntah (-).
O:KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
TD : 160/80 mmHg HR: 60 x/m ( 13/4/10)
TD : 120/60 mmHg HR: 84 x/m (14/3/10)
TD : 120/80 mmHg HR: 82 x/m ( 15/4/10)
TD : 120/80 mmHg HR: 60 x/m (16/04/10)
S : 36,7 C
RR: 16 x/m

5th 7th HOSPITAL DAY

(13/04/2010-

16/04/2010)

Mata : Konjuntiva anemis +/+,Sklera Ikterik -/JVP tdk meningkat

Thoraks
Inspeksi : pergerakan dinding dada
simetris
Palpasi : vokal fremitus ka =ki
Perkusi :sonor ka=ki
Auskultasi: BND vesikuler, Rh -/-, Wh -/,BJI/IINormal, gallop (-), murmur (-)

5th 7th HOSPITAL DAY

(13/04/2010-

16/04/2010)

Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, lemas.
Auskultasi: BU 3X/menit (normo active bowel
sound)
Palpasi : supel,nyeri tekan epigastrium (-),hepar
dan lien sulit dinilai.
Perkusi :timpani,nyeri ketok CVA -/-

Extremitas
Edema (-), sianosis (-), pulsasi kuat angkat dan
equal, petekie (-) pada kedua tungkai bawah,
tremor (-), (+) ulkus dekubitus regio inguinal
dekstra

5th 7th HOSPITAL DAY

(13/04/2010-

16/04/2010)

A:
Diabetes Melitus tipe II
Hipertensi Gr.II
Ulkus dekubitus regio inguinal dekstra
Anemia ec.hematemesis dan melena ec.minum
jamu-jamuan
Insufisiensi renal

5th 7th HOSPITAL DAY

(13/04/2010-

16/04/2010)

P:tanggal 13/04/10
IVFD : (-)
Diet : 1700 kalori
Amlodipin besylate 5
mg 1x1
Bisoprolol 1 x 5 mg
Prorenal 1x1
Sangobion 1 x1

Sucralfate 4 x 2sdm
Asam folat 1x1
Aspar K 2x1 tab

5th 7th HOSPITAL DAY

(13/04/2010-

16/04/2010)

P:tanggal 14/04/10
IVFD : (-)
Diet : 1700 kalori
Valsartan 80 mg 1x1
Amlodipin besylate 5
mg 1x1
Bisoprolol 1 x 5 mg
Prorenal 1x1
Sangobion 1 x1

Sucralfate 4 x 2sdm
Asam folat 1x1
Aspar K 2x1 tab
GV 2x/hari

5th 7th HOSPITAL DAY

(13/04/2010-

16/04/2010)

P:tanggal 15/04/10
IVFD : (-)
Diet : 1700 kalori
Amlodipin besylate 5
mg 1x 1 tab
Laxadine extra cc
Bicnat 3 x 2 caps
Prorenal 1x1
Sangobion 1 x1

Sucralfate 4 x 2sdm
Aspar K 2x1 tab
GV 2x/hari

5th 7th HOSPITAL DAY


(13/04/2010-16/04/2010)
P:tanggal 15/04/10
Diet : 1700 kalori
Bisoprolol 1x5 mg
Allopurinol
Cefotaxime 2x1 gr
Bicnat 3 x 2 caps
Prorenal 1x1
Sangobion 1 x1

Sucralfate 4 x 2sdm
Aspar K 2x1 tab
GV 2x/hari

Laboratorium 13-04-2010
Hematologi (Darah Lengkap)
Hb

10,8 g/dl

Leukosit

9,65 rb/ul

Eritrosit

3,75 jt/ul

Hitung Jenis
Basofil

1%

Eosinofil

0%

N. Batang

0%

Laboratorium 13-04-2010
Hitung Jenis
Segmen
Limfosit

85 %
9%

Monosit
Ht
MCV
MCH
MCHC

5%
30,4 %
81,2 fl
28,9 pg
35,6 %

Laboratorium 13-04-2010
Trombosit

217 rb/ul

Laboratorium 14-04-2010
Hematologi (Darah Lengkap)
Hb

10 g/dl

Leukosit

8,74 rb/ul

Hematokrit

27,9 %

Laboratorium 14-04-2010
Hitung Jenis
MCV
MCH

81,5 fl
29,4 pg

MCHC
Trombosit
Protein total
Albumin
Globulin

36 %
211.000/uL
5,9 gr/dL
2,83 gr/dL
3,07 gr/dL

Laboratorium 14-04-2010
Bilirubin total

0,4 mg/dL

Bilirubin direk

0,1 mg/dL

Bilirubin indirek

0,3 mg/dL

SGOT

27 U/L

SGPT

26 U/L

7 HOSPITAL DAY
th

(16/04/2010)

Pasien minta pulang dan pulang tanggal


16/04/2010.

Diabetes Melitus

DEFINITION
Diabetes Melitus adalah penyakit kronik
yang membutuhkan perawatan medis
yang terus menerus dan edukasi
perawatan diri yang berkesinambungan
untuk mencegah komplikasi akut dan
mengurangi komplikasi jangka panjang
( Diabetes care, vol.33, supplement 1, Januari
2010).

CLASIFICATION
1.DM tipe 1:
Defisiensi insulin absolute akibat destruksi sel beta.
Etiologi :

Autoimun

idiopatik
2 DM tipe 2
defisiensi insulin relatif :

CLASIFICATION
Etiologi :
a.Defek sekresi insulin lebih dominan
daripada resistensi insulin.
b.Resistensi insulin lebih dominan
daripada defek sekresi insulin.

CLASIFICATION
3. DM tipe lain :
a.Defek genetik fungsi sel beta :
- Maturity onset diabetes of the young
MODY 1:kromosom 20,HNF4
MODY 2 : kromosom 7, glukokinase
MODY 3 : kromosom 12,HNF 1
MODY 4 : kromosom 13, IPF1
Mutasi mitokondria DNA 3243

CLASIFICATION
b.Penyakit eksokrin pankreas
- pankreatitis
- pankreatektomi
c.Endokrinopati
- Akromegali
- Cushing
- Hipertiroidism

CLASIFICATION
d.Akibat obat :
- glukokortikoid
- hormon tiroid
e.Infeksi
- CMV
- Rubella
f.Imunologi : Antibodi anti insulin
g.Sindrom genetik lain : Sindr.Down, Klinefelter,
Turner.

CLASIFICATION
4.DM gestasional
DM gestasional muncul hampir 4% pada
kehamilan di amerika Serikat: toleransi
glukosa pada kebanyakan perempuan
kembali normal setelah partus tetapi
memiliki resiko besar (30-60%) menderita
DM di kemudian hari.

Characteristic
DM tipe 1 :
Mudah terjadi ketoasidosis
Pengobatan harus dengan
insulin
Onset akut
Biasanya kurus
Biasanya pada usia muda
Berhubungan dgn HLA-DR3
dan DR4
Didapatkan islet cell antibody
Riwayat keluarga DM (+) pada
10% kasus
30-50 % kembar identik
terkena

DM tipe 2 :
Tidak mudah terjadi
ketoasidosis
Tidak harus dengan insulin
Onset lambat
Gemuk atau tidak gemuk
Bisanya >45 tahun
Tidak berhubungan dengan
HLA
Tak ada islet cell antibody
Riwayat keluarga (+) pada
30% kasus
100% kembar identik
terkena.

Criteria Diagnosis DM
Gejala DM ditambah konsentrasi glukosa
sementara 11.1 mmol/L (200 mg/dL) atau
Glukosa darah puasa 7.0 mmol/L (126
mg/dL) atau
Glukosa darah 2 jam PP 11.1 mmol/L (200
mg/dL) selama TTGO

Risk Factor DM
Usia > 45 tahun
Usia < 45 tahun :
-kegemukan (BB>120 %
BB idaman atau IMT >
25 kg/m2
- hipertensi ( TD>140/90
mmhg)
- Riw.keluarga DM
- Riw.melahirkan bayi dgn
BB>4000 gram

-Riw.DM pada kehamilan


(DM gestasional)
- Riw.TGT atau GDPT
-Penderita PJK, TBC,
hipertiroidisme
- kadar lipid abnormal
( kolesterol HDL 35
mg/dL dan atau
trigliserida 250 mg/dL

Classic(general) simptoms

Poliuri
Polidipsi
Polifagi
BB menurun cepat tanpa penyebab yang
jelas

Unusual simptoms

Kesemutan
Gatal di daerah genitalia
Keputihan
Infeksi sulit sembuh
Bisul yang hilang timbul
Penglihatan kabur
Cepat lelah
Mudah mengantuk

Dari seluruh kriteia DM,GDP adalah tes yang


paling dapat dipercaya untuk mengidentifikasi
DM pada orang-orang yang asymptomatik.
TTGO, walaupun tetap valid, tidak disarankan
dipakai untuk menegakkan DM, dan tdak
direkomendasikan sebagai pemeriksaan rutin..
HbA1C untuk mendiagnosa sebagai DM.

Algoritma
Pasien
Keluhan DM (+)
Keluhan DM * (-)
Faktor resiko DM ** (+)
GD puasa
126

110 - 125

<110

Lanjut ke a

Ulang GDS puasa


126

< 126

TTGO

GD 2 jam
pasca pembebanan
200
DM

140-199
TGT

< 140
GDPT

Normal

Observasi

Keluhan tdk khas DM


A.
Keluhan khas DM
GD Puasa

<126

126

Ulang GD Puasa
126

DM

< 126

TTGO

Keluhan tdk khas DM(+)


Keluhan khas (+)
GDS
< 200

200

Ulang GDS

200
DM

< 200
TTGO

TTGO
GD 2 jam Pasca pembebanan

200

DM

140-199
TGT

< 140

Normal

Cara TTGO

Makan seperti biasa selama 3 hari


Kegiatan jasmani seperti biasa
Puasa semalam ( 10 12 jam)
Periksa GD puasa
Minum larutan gula dlm waktu 5 menit ( 75 gr
glukosa dlm 250 ml air )
Periksa GD 2 jam pasca pembebanan glukosa
Selama menunggu 2 jam, pasien harus istirahat
dan tidak merokok

Management DM
1.Edukasi
2.Perencanaan makan
3.Latihan jasmani
4.Obat bila diperlukan

Management DM
1.Edukasi
- Menyampaikan informasi secara
bertahap, mulai dr yg sederhana baru
kemudian yg lbh kompleks
- Menghindari informasi yg terlalu banyak
- Menyesuaikan materi edukasi dgn
masalah pasien
- Memperhatikan kondisi jasmani,
psikologis, dan tingkat pendidikan pasien.

Management DM
- Melibatkan keluarga/pendamping dlm
proses edukasi
- Memberi nasehat yg membesarkan hati
dan menghindari kecemasan
- Menggunakan alat bantu dengar
pandang ( audio visual aid )
- Mengusahakan adanya kompromi tanpa
ada paksaan

Management DM
- Mendiskusikan hasil laboratorium
- Memberikan motivasi/penghargaan atas
hasil yg dicapai

Management DM
2.Perencanaan makan pada penderita DM
Makanan dianjurkan seimbang dgn
komposisi energi dr karbohidrat, protein
dan lemak, sbb :
Karbohidrat 60-70%
Protein 10-15%
Lemak 20-25%

Management DM
Dengan prinsip :
a.Menganjurkan makan seimbang seperti
anjuran makan sehat pd umumnya
b.Tidak ada makanan yg dilarang, hanya
dibatasi sesuai kebutuhan
c.Menu sama dgn menu keluarga, gula dlm
bumbu tdk dilarang
d.Teratur dlm jadwal, jumlah dan jenis
makanan

Management DM
IMT / BMI
IMT ( indeks massa tubuh) = BB(kg)
TB (m)2
IMT normal pada wanita : 18,5 23,5 kg/m 2
IMT normal pada pria : 22,5 25 kg/m 2

Management DM
Berat Badan idaman (BBI) dgn rumus
Broca :
BBI = (TB 100) 10% (TB 100)
Dgn catatan :
Untuk wanita < 150 cm dan pria < 160 cm,
tidak dikurangi 10% (TB 100)
lagi.

Management DM
Status Gizi
BB kurang : < 90 BB idaman
BB normal :90 110 % BB idaman
BB lebih : 110 120 % BB idaman
BB gemuk : > 120 % BB idaman

Management DM
Penentuan kebutuhan kalori basal
Pria
: BBI (kg) x 30 kalori/kg
Wanita : BBI (kg) x 25 kalori/kg
Koreksi penyesuaian
Umur > 40 thn : - 5% x kalori basal
Aktivitas ringan : + 10 % x kalori basal
sedang :+ 20%x kalori basal
berat : + 30 %x kalori basal

Management DM
BB gemuk : -20% x kalori basal
lebih : - 10% x kalori basal
kurang : + 20% x kalori basal
Hamil trimester I dan II : + 300 kalori
Hamil trimester III dan laktasi : + 500 kalori
Infeksi :+ (25-30) x kalori basal
Total kebutuhan=.kalori

Management DM
Prinsip pembagian porsi makanan :
Disesuaikan dgn kebiasaan makan pasien dan
diusahakan porsi tersebar sepanjang hari.
Disarankan porsi terbagi (3 besar dan 3 kecil):
1.makan pagi makan selingan
2.makan siang makan selingan siang
3.makan malam makan selingan malam
(terutama bagi yg menggunakan insulin kerja
panjang)

Management DM
3.Latihan jasmani
Prinsip :
Continues
Latihan berkesinamgungan dan dilakukan
terus menerus tanpa berhenti .
Ex : bila dipilih jogging 30 menit, mk
selama 30 menit pasien melakukan
jogging tanpa istirahat

Management DM
Rhthmical
Latihan olahraga hrs dipilih yg berirama,
yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi
scr teratur.
Ex : jalan kaki, jogging, lari, berenang,
bersepeda,mendayung, main golf, dll.

Management DM
Interval
Latihan dilakukan selang seling antara gerak cepat dan
lambat.
Ex : jalan cepat diselingi jalan lambat, jogging diselingi
jalan, dll.
Progressive
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan
dr intensitas ringan sampai sedang hingga mencapai 30
60 menit.
Sasaran heart rate = 75- 85 % dr max heart rate
Max heart rate
= 220 - umur

Management DM
Endurance
Latihan daya tahan untuk meningkatkan
kemampuan kardiorespirasi, spt jalan
( jalan santai/cepat, sesuai umur), jogging,
berenang dan brsepeda.

Management DM
4.Obat berkhasiat hipoglikemia
DM
Dekompensasi metabolik berat
(+)
Indiksi insulin selain
dekompensasi metabolik berat
(+)
(-)
gemuk

tidak gemuk

insulin

Obat berkhasiat hipoglikemik


parenteral

Insulin kerja pendek : 5-8 jam


Insulin kerja menengah :8-24 jam
Insulin kerja panjang :18-36 jam
Insulin campuran : 8-24 jam

Kriteria pengendalian DM
Baik

Sedang

Buruk

GDP (mg/dL)

80- 109

110- 139

140

GD 2 jam PP (mg/dL)

110- 159

160-199

200

Reduksi (glukosa)urin

HbA1C

4-5,9

+
6-8

Cut point of HbA1C :


America : normal < 7
European : normal < 6

++
>8

Kriteria pengendalian DM
Baik

Sedang

Buruk

Kol.Total(mg/dL)

< 200

200-239

240

Kol.LDL(mg/dL) tanpa
PJK

<130

130-159

160

Kol.LDL(mg/dL) dgn
PJK

<100

100-129

>130

Kol.HDL(mg/dL)

> 45

35-45

<35

Trigliserid(mg/dL)
tanpa PJK

<200

200-249

250

Trigliserid(mg/dL) dgn
PJK

<150

150-199

200

Kriteria pengendalian DM
Baik

Sedang

Buruk

BMI=IMT Wanita
Pria

18,5-22,9
20-24,9

23-25
25-27

>25/<18,5
>27/<20

TD(mmHg)

<140/90

140-160/90-95

>160/95

Management DM
Kriteria DM terkendali ditentukan
berdasarkan kadar HbA1C
Kriteria glukosa darah terkendali
ditentukan berdasarkan kadar glukosa
darah kurva harian

DM emergency
Hipoglikemia
Hiperosmolaritas Non Ketotik (HONK)
Ketoasidosis (KAD)

KAD

Definisi
Ketoasidosis Diabetik (KAD) kondisi
medis darurat yang dapat mengancam
jiwa bila tidak ditangani secara tepat.
Ketoasidosis diabetik oleh penurunan
kadar insulin efektif di sirkulasi yang
terkait dengan peningkatan sejumlah
hormon seperti glukagon, katekolamin,
kortisol, dan growth hormone.

Onset
Onset KAD pada IDDM lebih sering terjadi
pada anak yang lebih muda (berusia < 4
tahun), memiliki orang tua dengan IDDM.

Hal ini akan memicu peningkatan produksi


glukosa oleh hepar dan ginjal
mengakibatkan hiperglikemia dan
hiperosmolar.
Peningkatan lipolisis produksi badan keton
(3 beta hidroksibutirat dan asetoasetat)
ketonemia dan asidosis metabolik.
KAD mencakup hiperglikemia (gula darah >
11 mMol/L / 200 mg/dL) dengan pH vena <
7,3 dan atau bikarbonat < 15 mMol/L).

Ada sekitar 20% pasien KAD yang baru


diketahui menderita DM untuk pertama kali.
Mengatasi faktor pencetus penting dalam
pengobatan dan pencegahan ketoasidosis
berulang.
Faktor pencetus yang berperan untuk terjadinya
KAD infeksi, infark miokard akut, pankreatitis
akut, penggunaan obat golongan steroid.

Gejala Klinis
Pada KAD dijumpai pernapasan cepat
dan dalam (kusmaul), berbagai derajat
dehidrasi (turgor kulit berkurang, lidah dan
bibir kering), kadang disertai hipovolemia
sampai syok.
Muntah-muntah merupakan gejala yang
sering dijumpai terutama pada KAD anak.

Diagnosis
Ketoasidosis diabetik perlu dibedakan dengan
hiperglikemia hiperosmolar nonketotik.
Langkah pertama pasien KAD terdiri dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cepat
dan teliti menentukan jenis pemeriksaan
laboratorium sehingga penatalaksanaan dapat
segera dimulai tanpa adanya penundaan.
Pemeriksaan yang paling penting adalah
pemeriksaan kadar glukosa darah dan
pemeriksaan urine jumlah glukosa, keton,
nitrat, dan leukosit dalam urine

Pemeriksaan laboratorium lengkap untuk


menilai karakteristik dan tingkat keparahan KAD
meliputi HCO3 , anion gap, pH
darah,pemeriksaan kadar Asetoasetat dan laktat
serta 3 hidroksi Butirat.
Kriteria Diagnosis KAD
Kadar glukosa > 250 mg
Ph < 7,35
HCO3 rendah
Anion gap yang tinggi
Keton serum positif

Prinsip Pengobatan
Prinsip-prinsi pengelolaan KAD ialah:
Penggantian cairan dan garam yang
hilang.
Menekan lipolisis sel lemak dan menekan
glukoneogenesis sel hati dengan
pemberian insulin
Mengatasi stres sebagai pencetus KAD
Mengembalikan keadaan fisiologi normal
dan menyadari pentingnya pemantauan
serta penyesuaian pengobatan.

Pengobatan KAD tidak terlalu rumit. Ada 6 hal


yang harus diberikan diantaranya ialah : cairan,
garam, insulin, kalium, glukosa, keperawatan.
Cairan
Untuk mengatasi dehidrasi digunakan larutan
garam fisiologis
Insulin
Pemberian insulin akan menurunkan kadar
hormon glukagon, sehingga dapat menekan
produksi benda keton di hati, pelepasan asam
lemak bebas dari jaringan lemak, pelepasan
asam amino dari jaringan otot.

Kalium
Pada awal KAD biasanya kadar ion K
serum meningkat. Hiperkalemia yang fatal
sangat jarang dan bila terjadi harus segera
diatasi dengan pemberian bikarbonat. Bila
pada elektrokardiogram ditemukan
gelombang T yang tinggi, pemberian cairan
dan insulin dapat segera mengatasi
keadaan hiperkalemi tersebut

Glukosa
Setelah rehidrasi awal 2 jam pertama,
biasanya kadar glukosa darah akan turun.
Selanjutnya dengan pemberian insulin
diharapkan terjadi penurunan kadar
glukosa sekitar 60mg%/jam. Bila kadar
glukosa mencapai <200 mg% maka dapat
dimulai infus mengandung glukosa.

Bikarbonat
Pemberian bikarbonat hanya dianjurkan
pada KAD yang berat.
Saat ini bikarbonat hanya diberikan bila
pH kurang dari 7,1 walaupun demikian
komplikasi asidosis laktat dan
hiperkalemia yang mengancam tetap
merupakan indikasi pemberian bikarbonat

Pengobatan Umum
Pengobatan umum KAD terdiri atas :
1. Antibiotik yang adekuat.
2. Oksigen bla pO2 < 80mmHg
3. Heparin bila ada DIC atau bila
hiperosmolar (>380mOsm/l)

Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi selama
pengobatan KAD adalah edema paru,
hipertrigliseridemia, infark miokard akut
dan komplikasi iatrogenik.

Pencegahan
Faktor pencetus utama KAD ialah pemberian
dosis insulin yang kurang memadai dan kejadian
infeksi
Upaya pencegahan sekunder untuk mencegah
terjadinya komplikasi DM melalui edukasi sangat
penting untuk mendapatkan ketaatan berobat
pasien yang baik.
Pencegahan KAD dan hipoglikemia yang paling
penting tidak menghentikan pemberian insulin
atau obat hipoglikemia oral.

Faktor pencetus yang berperan untuk terjadinya


KAD adalah penggunaan obat golongan steroid,
menghentikan atau mengurangi dosis insulin.
Kriteria Diagnosis KAD
Kadar glukosa > 250 mg
Ph < 7,35
HCO3 rendah
Anion gap yang tinggi
Keton serum positif

Prinsip-prinsip pengelolaan KAD ialah:


Penggantian cairan dan garam yang hilang.
Menekan lipolisis sel lemak dan menekan
glukoneogenesis sel hati dengan pemberian
insulin
Mengatasi stres sebagai pencetus KAD
Mengembalikan keadaan fisiologi normal dan
menyadari pentingnya pemantauan serta
penyesuaian pengobatan.

Hiperosmolar Non-Ketotik (HONK)


Riw.penyakit sama seperti pd
KAD(biasanya berusia >40 tahun)
Terdapat hiperglikemia disertai
osmolaritas darah yg tinggi
Tanpa asidosis dan ketosis

Perbedaan KAD dgn HONK


Umur (tahun)

KAD

HONK

<40

>40

Glukosa darah(mg/dL) >250

>600

Na serum(mEq/L)

>140

K serum(mEq/L)

<140
/normal

Bikarbonat (mEq/L)
Osmolaritas

Sering
Normal/sering

Bervariasi

>320

Rumus osmolaritas darah


2( Na + K )+Glukosa (mg/dL)+Urea
18
6

HIPOGLIKEMIA
Definisi
Hipoglikemia bila :
Kadar glukosa darah < 60 mg/dL
Kadar glukosa darah < 80 mg/dL

Tanda klinis hipoglikemia


Stadium parasimpatik : lapar, mual,
tekanan darah turun
Stadium gangguan otak ringan : lemah,
lesu, sulit bicara, kesulitan menghitung
sementara
Stadium simpatik : keringat dingin pada
muka, bibir atau tangan gemetar
Stadium gangguan otak berat : tidak sadar
dengan atau tanpa kejang

Pengelolaan Hipoglikemia
Stadium permulaan ( sadar)
Berikan gula murni 30 mg ( 2 sendok
makan) atau sirop/permen gula murni
( bukan pemanis pengganti gula atau gula
diet/gula diabetes) dan makanan yang
mengandung hidrat arang
Stop obat hipoglikemia sementara,
periksa GDS

Pengelolaan Hipoglikemia
Stadium lanjut (hipoglikemia)
Penanganan harus cepat
Berikan larutan dekstrosa 40% sebanyak 2
flakon melalui vena setiap 10-20 menit hingga
pasien sadar
Berikan cairan dekstrosa 10% per infus 6 jam
per kolf untuk mempertahankan glukosa darah
dalam nilai normal atau diatas normal disertai
pemantauan glukosa darah

Pengelolaan Hipoglikemia
Bila hipoglikemia belum teratasi, berikan
antagonis insulin seperti : adrenalin,
kortison dosis tinggi, atau glukagon 1 mg
IV/IM
Pemantauan kadar glukosa darah

Hipoglikemia
Sadar
Beri larutan gula murni 20-30 gr
Minum gula-gula ( bukan pemanis
pengganti gula atau gula diet/gula
diabetes
Obat DM stop sementara
Pantau glukosa darah 1-2 jam
Pertahankan GD 200 mg/dL
(apabila sebelumnya tak sadar)
Cari penyebab

Tidak sadar
Suntik 50 cc Dekstrose 40 % bolus
( atau glukagon 0,5 1 mg IV/IM,
bila penyebabnya insulin)
Infus dekstrose 10 % 6 jam/kolf
Pantau GD tiap jam

Belum sadar
GD masih< 100 mg/d
Ulangi suntik 50 ml Dx 40%
Pantau GD tiap jam
Belum sadar

Ulangi suntik 50 ml Dx 40 %
Pantau GD tiap jam
Belum sadar GD 200 mg/dL
Suntik hidrokortison 100 mg per 4 jam
selama 12 jam atau deksametason 10 mg
IV bolus dilanjutkan 2 mg tiap 6 jam dan
manitol IV 1 - 2 gr/kg BB setiap 6-8 jam.
Cari penyebab lain ksadaran menurun

Kaki diabetikum
Alasan mengapa orang diabetes lbh tinggi risikonya
mengalami masalah kaki
1.Berkurangnya perasaan pd kedua tungkai
2.Sirkulasi darah kaki dan tungkai yg menurun
3.Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi
Masalah yg sering timbul pd kaki
1.kapalan, mata kaki dan melepuh
2.Cantengan ( kuku masuk ke dalam jaringan)
3.Kulit kaki retak dan luka akibat kutu air
4.Kutil pd telapak kaki
5radang ibu jari kaki ( ari seperti martil)

Pencegahan kaki diabetikum


Periksa kaki tiap hari, apakah ada kulit retak, melepuh,
bengkak, luka atau perdarahan
Bersihkan kaki setiap hari, keringkan dgn handuk
termasuk sela-sela jari
Berikan pelembab pd daerah kaki yg kering, tetapi tdk pd
sela-sela jari kaki
Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki
Gunakan sepatu/sandal yg baik yg sesuai ukuran dan
enak dipakai
Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil atau
benda tajam
Segera ke dokter bila kaki luka atau berkurang rasa

Hal- hal yg tidak boleh dilakukan


Jangan merendam kaki
Jangan mempergunakan botol panas atau
peralatan lstrik untuk memanaskan kaki
Jgn menggunakan batu/silet utk mengurangi
kapalan (callus)
Jgn pakai sepatu atau kaos kaki sempit
Jgn menggunakan obat-obatan tanpa anjuran
dokter utk menghilangkan mata kaki
Jgn menggunakan sikat atau pisau untuk kaki
Jgn membiarkan luka kecil di kaki, sekecil
apapun luka tersebut

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai