Anda di halaman 1dari 11

1

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Biologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)


Berdasarkan bentuk tubuh dan sifat-sifatnya, ikan lele

diklasifikasikan dalam suatu tata nama sehingga memudahkan


dalam identifikasi. Adapun sistematika dan klasifikasi ikan lele
dumbo menurut Suyatno (2002) secara lengkap sebagai berikut :
Filum

: Chordata

Sub filum

: Vertebrata

Kelas

: Pisces

Sub kelas

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysi

Sub ordo

: Siluroidae

Family

: Clariidae

Genus

: Clarias

Spesies

: Clarias gariepinus.

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)

Pada mulanya nama ilmiah ikan lele dumbo adalah Clarias


fuscus dan kemudian diganti menjadi Clarias gariepinus. Di
berbagai daerah di Indonesia, lele dikenal dengan sebut ikan keli atau keeling
(Makasar/Sulawesi), lele (Jawa), pintet (Kalimantan), kalang (Sumatera).
Beberapa spesies ikan lele yang ada di Indonesia diantaranya : Clarias
melanoderma, Clarias nieuhofii, Clarias teijsmanii, Clarias macrochepalus,
Clarias batrachus dan Clarias leiacanthus (Surya Gunawan, 2009).
Di berbagai negara penyebutan nama ikan lele juga berbeda-beda. Ikan
lele ada yang dikenal dengan sebutan keli (Malaysia), plamond (Thailand),
catetrang (Jepang), mali (Afrika), gura magura (Sri Lanka), dan catfish (Inggris).
Disebut catfish karena ikan ini mempunyai kumis seperti kucing. Istilah ini juga
berlaku bagi jenis ikan lain yang juga berkumis, seperti : patin dan baung (Surya
Gunawan, 2009).
2.2.

Morfologi Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

Menurut Puspowardoyo dan Djarijah (2002), Ikan lele


dumbo (Clarias gariepinus) memiliki morfologi yang mirip dengan
lele lokal (Clarias batrachus). Bentuk tubuh memanjang, agak
bulat, kepala gepeng yang membentuk tulat pelat, tidak bersisik
dan berkulit licin, mulut besar , warna kulit badannya terdapat
bercak-bercak kelabu seperti jamur kulit manusia (panu). Tulang
pelat membentuk ruangan rongga di atas insang. Di ruangan inilah terdapat alat
pernapasan tambahan berupa labirin, yang bentuknya sertpei rimbunan dedaunan
dan berwarna kemerahan. Fungsi labirin ini untuk mengambil oksigen langsung
dari udara. Dengan alat pernapasan tambahan ini, ikan lele mampu bertahan hidup
dalam kondisi oksigen (O2) yang minimum (Supardi, 2003).
Ciri-ciri morfologis lele dumbo lainnya adalah sungut atau
kumisnya. Ikan ini mempunyai sungut atau kumis sebanyak 4
pasang yang berfungsi sebagai alat peraba pada saat mencari
makan atau bergerak, yakni nasal, maxilar, mandibular luar, dan
mandibular dalam. Ikan lele mengenal mangsanya dengan alat
penciuman atau dengan rabaan (tentakel) dengan menggerakgerakkan salah satu sungutnya terutama mandibular (Santoso,
1994).
Untuk memudahkan berenang, ikan lele dilengkapi sirip
tunggal dan sirip berpasangan yang berjumlah lima buah. Sirip
tunggal yang dimiliki adalah sirip punggung (dorsal), sirip ekor
(caudal), dan sirip dubur (anal), sedangkan sirip berpasangan
adalah sirip perut (ventral) dan sirip dada (pectoral). Sirip dada

yang runcing dan keras disebut patil atau taji tak beracun,
berguna sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak. Patil lele
dumbo lebih pendek dan tumpul dibandingkan dengan lele lokal
(Santoso, 1994).

Gambar 2. Morfologi ikan lele


2.3.

Habitat
Ikan Lele adalah ikan yang hidup di perairan tawar, di

dataran rendah hingga sedikit payau dan menyukai perairan


yang tenang tepian dangkal dan terlindung. Di alam, ikan lele hidup di
sungai-sungai yang arusnya mengalir secara perlahan atau lambat seperti kolam,
danau, waduk, rawa, serta genangan air tawar lainnya (Rachmatun, 2007). Ikan
lele ini bersifat

nokturnal, artinya aktif pada malam hari atau

lebih menyukai tempat yang gelap. Pada siang hari ikan lele lebih
suka berdiam di dalam lubang-lubang atau tempat yang tenang

dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan Lele mempunyai tiga
variasi warna tubuh yaitu hitam agak kelabu, bulai (putih) dan
merah (Rachmatum, 2002).
Lele dumbo asal Afrika ternyata sangat toleransi terhadap
suhu air yang cukup tinggi yaitu 20-35 C, disamping itu lele
dumbo dapat hidup pada kondisi lingkungan perairan yang jelek.
Kondisi air dengan kandunagn oksigen yang sangat minim ikan
ini masih dapat bertahan hidup, karena lele dumbo memiliki alat
pernafasan tambahan yang disebut organ arborecent (Santoso,
1994).
2.4.

Tingkah Laku
Ikan lele bersifat nokturnal yaitu aktif bergerak mencari makan pada

malam hari. Pada siang hari biasanya berdiam diri dan berlindung di tempattempat gelap. Lele dumbo mencari makan biasa dilakukan pada malam hari,
namun pada kolam-kolam budidaya lele ini dapat dibiasakan diberi pakan pada
siang hari (Santoso, 1994). Ikan lele ini terkenal rakus, karena
mempunyai ukuran mulut yang cukup lebar hingga mampu
menyantap makanan alami di dasar kolam dan pakan buatan
seperti pelet.
Ikan lele dilengkapi pernafasan tambahan berupa modifikasi dari busur
insangnya dan bernafas dengan bantuan labirin yang berbentuk seperti bunga
karang di bawah badannya, fungsinya sebagai penyerap oksigen yang berasal dari
udara sekitarnya. Maka dalam keadaan tertentu ikan lele dapat beberapa jam

berdiam

di

permukaan

tanah

yang

lembab

dan

sedikit

kadar

oksigennya (Rachmatun, 2007).


2.5.

Makanan dan Kebiasaan Makan


Ikan lele merupakan ikan karnivora, meskipun lele dumbo ini dapat

memakan

apapun

(omnivora).

Ikan

ini

dikenal

dengan

sebutan

carnivorousscavanger yaitu pemakan hewan dan pemakan bangkai. Makanannya


berupa binatang-binatang renik, seperti kutu-kutu air (daphnia, cladocera,
copepoda), cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput kecil dan sebagainya. Di
kolam budidaya, lele dumbo mau menerima segala jenis makanan yang diberikan
(Santoso,1994).
Ikan ini biasanya mencari makanan di dasar perairan, tetapi bila ada
makanan yang terapung maka lele juga dengan cepat memakannya. Dalam
mencari makanan, lele tidak mengalami kesulitan karena mempunyai alat peraba
(sungut) yang sangat peka terhadap keberadaan makanan, baik di dasar,
pertengahan maupun permukaan perairan. Pertumbuhan ikan lele dapat dipacu
dengan pemberian pakan buatan berupa pelet yang mengandung protein tinggi.
Menurut SNI (2006), kandungan nutrisi dalam pakan ikan lele dumbo
dapat dilihat pada Tabel 1. sebagai berikut :

Tabel 1. Syarat mutu pakan ikan lele dumbo

Persyaratan
N
o.

Satua
n

Jenis Uji

Benih

Pembesa
ran

Induk

Kadar
maksimal

air

12

12/12

12

Kadar
maksimal

abu

13

13/13

13

Kadar protein
minimal

30

28/25

30

Kadar
minimal

5/5

Kadar serat
kasar maksimal

8/8

lemak

Agar lele cepat besar, maka ikan lele harus mendapatkan


pakan berbahan dasar daging (protein hewani). Jika lele diberi
pakan berbahan dasar nabati maka pertumbuhannya akan
sangat lambat. Maka dari itu, pakan yang dapat mendorong
pertumbuhan lele dengan cepat adalah keong mas, belatung,
dan sebagainya. Jika menggunakan pakan buatan (pelet),
pastikan memiliki aroma kuat dan sebagian besar komposisinya
terdiri dari protein hewani (daging).
Walaupun ikan lele bersifat nokturnal, akan tetapi pada kolam
pemeliharaan terutama budidaya secara intensif lele dapat dibiasakan diberi pakan
pelet pada pagi atau siang hari walaupun nafsu makannya tetap lebih tinggi jika

diberi pada waktu malam hari. Ikan lele relatif tahan terhadap kondisi lingkungan
yang kandungan oksigennya sangat terbatas. Pada kondisi kolam dengan padat
penebaran yang tinggi dan kandungan oksigennya minimum, ikan lele pun masih
dapat bertahan hidup (Khairuman SP, 2008).
2.6.

Laju Pertumbuhan
Menurut Suhenda (1988), laju pertumbuhan ikan lele sebesar 1,25% per

hari apabila diberi pakan yang mengandung protein 45 % dan energy 3.000
Kcal/kilogram pakan (Fuad, 2005). Di kolam tergenang, dengan diberi pakan
buatan ikan lele dumbo dapat tumbuh mencapai 300 gram dari berat awal 30
gram dalam waktu 2 bulan (SEAFDEC/AQD, 1994). Sedangkan ikan lele dumbo
yang dipelihara dalam KJA dengan padat tebar 50 ekor/m 3 dapat mencapai berat
16 kilogram (Khairuman SP, 2008).
2.7.

Pemeliharaan Ikan Lele Dumbo


Memelihara lele dumbo bisa dilakukan di berbagai tempat. Ikan ini

umumnya dipelihara di kolam. Kolam bisa dibuat dari bermacam-macam bahan


seperti beton, terpal, bahkan bisa dipelihara di sawah penduduk. Kolam beton bisa
dibangun dengan syarat adanya lahan yang cukup. Ukuran kolam sebagai
pedoman, setiap 1 m3 air dapat menampung 30-50 ekor lele berukuran 10 cm.
Bila kedalaman kolam 1-1,5 m, makasetiap 1 m2 kolam dapat digunakan untuk
memelihara paling sedikit 30 ekor. Dinding kolam sebaiknya dibuat tegak lurus,
karena lele memiliki patil yang dapat digunakan untuk merangkak dengan
berpijak pada dinding yang agak miring. Dasar kolam sebaiknya dibuat agak

miring ke arah pintu pengeluaran air, agar pengeringan kolam tidak mengalami
kesulitan (Puspowardoyo dan Djarijah, 2002).
Variasi kolam bisa dilakukan dengan luas minimal 20 70 m2 dan tinggi
kolam antara 80- 120 cm. Kedalaman air antara 70-110 cm. Bentuk kolam pun
dapat bervariasi seperti segiempat panjang, bujusangkar atau bulat. Saluran
pemasukan air posisinya dibuat sedikit di atas. Kolam dilengkapi dengan 2 atau 3
pembuangan yaitu atas, tengah dan bawah. Lubang pembuangan atas untuk
membuang kotoran dan fitoplankton yang berlebih biasanya dilakukan siang hari.
Lubang bawah untuk membuang endapan yang berasal dari sisa-sisa pakan,
kotoran ikan atau plankton yang mati (Puspowardoyo dan Djarijah, 2002).
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2010. Pakan Buatan untuk Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus) SNI 01-4087-2006. SNI Budidaya Air Tawar.
Direktorat Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta.
Khairuman SP dan Khairul Amri, S.Pi,M.Si,. 2008. Budidaya Lele Dumbo di
Kolam Terpal. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Gunawan, Surya. 2009. Kiat Sukses Budidaya Lele di Lahan Sempit. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Mahyuddin. 2011. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Swadaya. Jakarta.
Puspowardoyo dan Djarijah. 2002. Pembenihan dan Pembesaran Lele Dumbo
Hemat Air. Kanisius. Yogyakarta.

10

Rachmatun. S, Dra dan Suyanto. 2007. Budidaya Ikan Lele (Edisi Revisi). Penebar
Swadaya. Jakarta.
Statistik Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2011. 2012. Statistik
Perikanan Budidaya. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai