Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PEMBAHASAN

A. Ikatan Kovalen
Istilah bahasa Inggris untuk ikatan kovalen, covalent bond,
pertama kali muncul pada tahun 1939. Awalan co- berarti bersamasama, berasosiasi dalam sebuah aksi, berkolega, dll.; sehingga "covalent bond" artinya adalah atom-atom yang saling berbagi "valensi",
seperti yang dibahas oleh teori ikatan valensi.

Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang


dikarakterisasikan

oleh

pasangan

elektron

yang

saling terbagi (kongsi elektron) di antara atom-atom


yang berikatan.
nonlogam

ikatan kovalen biasanya terjadi antar unsur

yakni antar unsur yang mempunyai keelektronegatifan

relatif besar dan dapat juga

terbentuk karena pemakaian pasangan

elektron secara bersama oleh dua atau beberapa atom yang berikatan.
Contoh :
-

Ikatan yang terjadi antara atom H dengan atom F membentuk


molekul HF
Konfigurasi elektronnya :
1H : 1
17F : 2.8.7

Ikatan yang terjadi antara O dengan O

O O OO
Ikatan pada berbagai senyawa kovalen dapat dijelaskan melalui
struktur lewis, dan bentuk molokul senyawa kovalen dapat diramalkan
melalui teori VESPR.

Ikatan Kovalen Polar


Ikatan kovalen polar yaitu ikatan kovalen yang
terbentuk ketika Pasangan Elektron tertarik lebih kuat ke salah
1 atom.Ikatan kovalen polar atau ikatan polar dimana elektron-elektron menghabiskan
lebih banyak waktunya untuk berada di dekat salah satu atom.

Sifat senyawa

kovalen polar yaitu:

senyawa kovalen tidak dapat menghantarkan arus listrik. Beberapa senyawa


kovalen polar misalnya HCl bila dilarutkan didalam air dapat menghantarkan arus

listrik.
Senyawa kovalen polar dapat larut dalam air.

Contoh ikatan kovalen polar:

Elektron dalam suatu ikatan kovalen jarang yang sama banyak. Pemakaian
bersama elektron yang tidak sama menghasilkan ikatan polar.
Contoh :

Meskipun atom H dan F sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi


keelektronegatifan F lebih besar daripada atom H. Akibatnya atom F menarik pasangan
elektron ikatan (PEI) lebih kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah F
(akibatnya terjadi semacam kutub dalam molekul HF). Jadi, kepolaran suatu ikatan
kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom yang
berikatan.

Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan yang terbentuk dengan


cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari
salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)],
sedangkan atom yang lain hanya menerima pasangan elektron yang
digunakan bersama.
syarat pembentukan ikatan kovalen koordinasi adalah:
Atom yang satu memiliki pasangan elektron bebas
Atom lainnya memiliki orbital kosong
penggambaran ikatan koordinasi

Pada diagram yang sederhana, ikatan kovalen koordinasi ditunjukkan oleh tanda
panah. Arah panah berasal dari atom yang mendonasikan pasangan elektron mandiri
menuju atom yang menerimanya.

Proses pelarutan hidrogen klorida di air untuk membuat asam hidroklorida


Terjadi sesuatu hal yang mirip. Ion hidrogen (H +) ditransferkan dari klor ke salah satu
pasangan

elektron mandiri pada atom oksigen.

Ion H3O+ sering kali disebut dengan ion hidroksonium, ion hidronium atau ion oksonium.
Pada pelajaran pengantar kimia, meskipun kamu berbicara tentang ion hidrogen
(sebagai contoh pada asam), kamu sesungguhnaya membicarakan mengenai ion
hidroksonium. Ion hidrogen secara sederhana adalah sebuah proton, dan terlalu reaktif
untuk eksis dalam bentuk yang sebenarnya pada tabung reaksi.
Jika kamu menuliskan ion hidrogen dengan H+(aq), (aq) menunjukkan molekul air
yang mana ion hidrogen tertarik pada molekul air tersebut. Ketika ion hidrogen bereaksi
dengan sesuatu (alkali, misalnya), secara sederhana ion hidrogen menjadi terlepas dari
molekul air lagi.
Ikatan kovalen koordinasi terbentuk, semua atom hidrogen yang menempel pada
oksigen semuanya sepadan. Ketika ion hidrogen diuraikan kembali, ion hidrogen dapat
menjadi yang tiga.
Reaksi antara amonia dan hidrogen klorida
Jika kedua gas tak berwarna tersebut dicampurkan, maka akan terbentuk padatan
berwarna putih seperti asap amonium klorida.

Ion amonium, NH4+, terbentuk melalui transfer ion hidrogen dari hidrogen klorida ke
pasangan elektron mandiri pada molekul amonia.

Ketika ion amonium, NH4+, terbentuk, empat hidrogen ditarik melalui ikatan kovalen
dativ, karena hanya inti hidrogen yang ditransferkan dari klor ke nitrogen. Elektron
kepunyaan hidrogen tertinggal pada klor untuk membentuk ion klorida negatif.
Sekali saja ion amonium terbentuk hal ini menjadikannya tidak mungkin untuk
membedakan antara kovalen dativ dengan ikatan kovalen biasa. Meskipun elektron
ditunjukkan secara berlainan pada diagram, pada kenyataannya tidak ada perbedaan
diantara keduanya.
Reaksi antara amonia dan boron trifluorida, BF3
Jika sebelumnya kamu membaca halaman sebelumnya mengenai ikatan kovalen,
kamu dapat mengingat bahwa boron trifluorida merupakan suatu senyawa yang tidak
memiliki struktur gas mulia di sekeliling atom boronnya. Boron hanya mempunyai 3
pasangan elektron pada tingkat ikatannya, sedangkan boron sendiri memiliki ruangan
untuk ditempati 4 pasang elektron. BF3 digambarkan sebagai molekul yang kekurangan
elektron.
Pasangan elektron mandiri pada nitrogen dari molekul amonia dapat digunakan untuk
menanggulangi kekurangan ini, dan senyawa yang terbentuk melibatkan ikatan kovalen
koordinasi.

Penggunaan garis untuk menunjukkan ikatan, hal ini dapat digambarkan dengan lebih
sederhana sebagai:

Diagram yang kedua menunjukkan cara lain yang dapat kamu gunakan untuk
menggambarkan ikatan kovalen koordinasi. Ujung nitrogen pada ikatan menjadi positif
karena pasangan elektron bergerak menjauh dari nitrogen menuju ke arah boron yang
karena itu menjadi negatif.
Contoh yang sederhananya adalah:
1. Terbentuknya senyawa BF3-NH3.
Rumus Lewis nya dapat ditulis:

Struktur kimianya dapat digambar:

2. Terbentuknya senyawa NH4+

3. Terbentuknya senyawa SO3


S: 2,8,6

16

O: 2,6

Teori VESPR

Teori
Repulsion)
pasangan

VSEPR

( Valence

Shell

yaitu teori yang mengemukakan


elektron pada

Electron

Pair

adanya tolakan

kulit valensi pada molekul- molekul

yang memiliki struktur elektron seperti aturan Lewis.


Teori VSEPR mulai diperkenalkan oleh Nevils dan Herbert P pada tahun
1940 dan

dikembangkan oleh Ronald G dan R. Nyholm. Teori ini memungkinkan

untuk digunakan meramal pengaturan atom- atom yang beriktan kovalen dalam suatu
molekul poliatomik

Namun

tidak

semua

molekul

poliatomik

dapat

diramalkan menggunakan teori ini , hanya atom- atom yang memenuhi aturan berikut
yang dapat digambarkan atau diramalkan bentuk molekulernya
Pasangan elektron cenderung untuk meminimalkan gaya tolak menolak
bentuk geometri ideal yaitu pada :

Bilangan koordinasi 2 berbentuk Linier


Bilangan koordinsi 3 berbentuk segitiga planar
Bilangan koordinasi 4 berbentuk tetrahedral
Bilangan koordiansi 5 berbentuk trigonal bipiramidal
Bilangan koordiansi 6 berbentuk octahedral

Adapun yang mempengaruhi bentuk molekulnya adalah:

Gaya tolak menolak


Adanya pasangan elektron yang tidak terlibat, akan mengakibatkan
terjadinya gaya tolak menolak di antara elektron tersebut. Akibatnya gaya
tolak menolak pasangan elektron yang tak terikat (lone-pair) dengan

pasangan elektron yang tak teriktat lebih besar daripada gaya tolak
menolak pasangan elektron tak terikat (bond-pair) dengan
elektron

terikat. Dan

terikat

lebih kecil

antara

pasangan elektron

gaya

tolak menolak

dibandingkan

pasangan

dengan

tak terikat

pasangan

gaya

dengan

elektron

tolak menolak

pasangan

elektron

terikat, secara rinci dijelaskan sebagai berkut :


a) bila terdapat pasangan elektron tak terikat, sudut ikatan lebih kecil
daripada sudut ikatan bentuk geometri idealnya, contoh :

O
H

104,5 H

Bentuk molekuler ideal

dari molekul

H O adalah trigonal

planar, karena 2 molekul ini memiliki sepasang elektron tak


terikat maka akan terjadi gaya tolak menolak yang akan mendesak
pasangan elektron yang terikat (antara O dan H) sehingga akan
memperkecil sudut ikatan yaitu 104,5 ; lebih kecil dari sudut
ikatan bentuk trigonal planar ideal (120)
b) Pasangan elektron yang tak terikat memerlukan ruang yang lebih luas.
Contoh pada trigonal bipiramidal posisi ekuatorial mempunyai energi
lebih kecil daripada

posisi aksial, sehingga pasangan elektron tak

terikat akan menempati posisi ekuatorial .


c) Jika semua posisi adalah sama, maka

pasangan

elektron tak

terikat akan menempati posisi trans satu sama lain, seperti pada bentuk

oktahedral.
Ikatan rangkap memerlukan ruang yang lebih luas daripada ikatan tunggal.

Contoh pada COF2 , sudut ikatan A > 120, sedangkan sudut ikatan B<120
Pasangan elektron yang terikat pada substituen elektronegatif akan menempati
ruang yang lebih kecil daripada ruang antara pasangan elektron yang terikat
dengan substituen yang lebih elektropositif

Tabel 1. Bentuk geometri molekuler molekul yang elektron valensinya kelipatan 8

Nama

Sudut Jumlah Jumlah Rumus


ikatan PEI (X) PEB (E) (AXnEm)

Bentuk Molekul

Contoh
senyawa

Linear

180

AX2

CO2

Trigonal
planar

120

AX3

BF3

Planar huruf
V

AX2E

SO2

Tetrahedral

AX4

CH4

Piramida
trigonal

AX3E

NH3

Planar bentuk
V

AX2E2

H2O

Bipiramida
trigonal

AX5

PCl5

Bipiramida
trigonal

AX4E

SF4

Planar bentuk
T

AX3E2

ClF3

Linear

AX2E3

XeF2

AX6

SF6

Piramida
segiempat

AX5E

BrF5

Segiempat
datar

AX4E2

XeF4

Oktahedral

90

C. Ikatan Hidrogen

Ikatan hidrogen adalah ikatan antar molekul (bukan antar


atom). Ikatan ini terjadi pada senyawa-senyawa yang sangat polar seperti HF, H2O, dan
NH3. Sebagai contoh antar molekul HF dengan molekul H2O, H2O H2O, HF-HF,
H2O-NH3, dst-dst. Lebih jelasnya ikatan ini terjadi antara atom yang sangat
elektronegatif dari suatu molekul dengan atom yang kurang elektronegatif dari molekul
yang lain, misal antara atom F dari molekul HF dengan atom H dari molekul H2O.

Ikatan hidrogen terjadi ketika ada molekul F, N, O yg memiliki


psangan e bebas. pasangan e bebas tdi menarik satu/beberapa atom H
dri dari molekul lain yg akhirnya membentuk ikatan Hidrogen satu
sama lain. Intinya senyawa yg mengandung salah satu dri F, N, O. Yg
didalamnya terdpat H pasti berikatan Hidrogen.Ikatan ini tidak terlalu
kuat shg lebih gampang diputuskan drpd ikatan ionik maupun kovalen,
aplagi dibanding ikatan logam.
Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan
hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua
ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih
besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar
(karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi
daripada asam florida.
B. Ikatan Vander Waals

Gaya van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar
molekul. Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, tetapi
saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi
dipole
Berbagai unsur atau senyawa yang berupa gas seperti oksigen, nitrogen,
karbonmonoksida, tidak memenuhi hokum gas ideal, yaitu :
PV = nRT
Penyimpangan tersebut disebabkan karena adanya semacam gaya antara molekulmolekul gas tersebut.
Agar molekul- molekul tidak bersatu sama lain, tentu harus terdapat gaya tolak
menolak antar molekul, disamping adanya gaya tarik-menarik. Gaya tolak- menolak
tersebut disebabkan karena adanya revolusi antar inti, apabila inti- inti berada pada jarak
tertentu dan repulusi antar elektron terjadi bila molekul- molekul mulai tumpang tindih.
Gaya vander waals terdiri dari beberapa jenis gaya, yaitu :
a. Gaya Orientasi
Gaya orientasi atau gaya tarik antar dipole- dipole dikemukakan oleh
Keeson pada tahun 1912.
Bila molekul- molekul polar seperti HCl dan H2O saling mendekati, maka
terdapat kecendrungan ujung positif satu dipole menuju kearah ujung negative
dipole yang lain. Gaya tarik antar dipole- dipole tersebut dinamakan gaya
orientasi.
b. Gaya Induksi
Gaya induksi di kemukakan oleh Debeye pada tahun 1920. Pada ion
kompleks I3 antaraksi Ion I- dan molekul I2 adalah gaya induksi. Ion I- yang
berada dekat molekul I2 yang ukurannya cukup besar, terpolarisasi sehingga
molekul I2 menjadi suatu dipole (dipol induksi).
c. Gaya Dispersi (gaya london)
Gaya yang dikemukakan oleh Fritz London pada tahun 1930, merupakan
gaya antaraksi antaratom-atom, antarmolekul-molekul yang polar ataupun yang
nonpolar. Gaya ini timbul akibat terbentuknya dipol sesaat pada atom atau
molekul.

PENUTUP
Penyederhanaan teori VSEPR oleh Mousawi ternyata sangat mudah untuk
menentukan bentuk molekuler suatu molekul, bahkan untuk segera mengetahui
banyaknya

pasangan

elektron yang tak terikat pada atom

pusatnya, tanpa

perlu mengetahui konfiguarasinya. Diharapkan dengan mempelajari teknik sederhana


ini akan lebih memahami konsep bentuk geometri suatu molekul.

DAFTAR PUSTAKA
1. Shriver

D.F.

, Atkins.

P.W.

Chemistry, Oxford Univ.Press

Langford

C.H, 1990, Inorganic

2. Mousawi, S.M, 1990, J. chem. Ed, Vol 67, no 10, hal 861
3. Sukardjo, 1985, Ikatan Kimia , Jakarta : Bina aksara
4. Prall Br, 1990, J. chem. Ed, Vol 67, no 10, hal 961
5. Huheey, 1983, Inorganic Chemistry, 3 rd ed.
edition.

Cambridge : Harper Int SI

Anda mungkin juga menyukai