Anda di halaman 1dari 10

Senyawa kovalen

Jelaskan dan gambarkan proses pembentukan ikatan kovalen tunggal pada senyawa-senyawa
berikut.

a. H2
b. HCl

Kunci Jawaban :

a. Atom H memiliki konfigurasi elektron 1 sehingga elektron valensinya 1. Untuk mencapai


kestabilannya, atom H cenderung menerima 1 elektron. Jika 2 atom H saling berikatan, setiap
atom H menyumbangkan 1 elektron untuk digunakan bersama sehingga elektron yang digunakan
bersama jumlahnya 2.

b. Atom H memiliki konfigurasi elektron 1 sehingga elektron valensinya 1, sedangkan atom Cl


memiliki konfigurasi elektron 2 8 7 sehingga elektron valensinya 7. Untuk mencapai
kestabilannya, atom H dan atom Cl masing-masing menyumbangkan 1 elektron untuk digunakan
bersama sehingga elektron yang digunakan bersama jumlahnya 2.

senyawa CH4 dapat juga digambarkan sebagai berikut.


seperti HCl, NH3, PCl3, PCl5, CCl4, CHCl3, CO2, , HgCl2, GeF4, SnCl4, Cl2, N2, O2 dan F2 merupakan beberapa
contohn senyawa-senyawa dengan ikatan kovalen.

Ikatan Kovalen adalah ikatan yang terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama
oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi akibat ketidakmampuan salah 1 atom yang
akan berikatan untuk melepaskan elektron (terjadi pada atom-atom non logam).

Pembentukan ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas elektron
tinggi serta beda keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan ion. Atom non logam
cenderung untuk menerima elektron sehingga jika tiap-tiap atom non logam berikatan maka
ikatan yang terbentuk dapat dilakukan dengan cara mempersekutukan elektronnya dan akhirnya
terbentuk pasangan elektron yang dipakai secara bersama. Pembentukan ikatan kovalen dengan
cara pemakaian bersama pasangan elektron tersebut harus sesuai dengan konfigurasi elektron
pada unsur gas mulia yaitu 8 elektron (kecuali He berjumlah 2 elektron).

1. Ikatan Kovalen Tunggal

Contoh:

1H = 1

9F = 2, 7

Atom H memiliki 1 elektron valensi sedangkan atom F memiliki 7 elektron valensi. Agar atom H
dan F memiliki konfigurasi elektron yang stabil, maka atom H dan atom F masing-masing
memerlukan 1 elektron tambahan (sesuai dengan konfigurasi elektron He dan Ne). Jadi, atom H
dan F masing-masing meminjamkan 1 elektronnya untuk dipakai bersama.

2. Ikatan Kovalen Rangkap Dua

Contoh:

Ikatan yang terjadi antara atom O dengan O membentuk molekul O2

Konfigurasi elektronnya :
8O= 2, 6

Atom O memiliki 6 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-
tiap atom O memerlukan tambahan elektron sebanyak 2. Ke-2 atom O saling meminjamkan 2
elektronnya, sehingga ke-2 atom O tersebut akan menggunakan 2 pasang elektron secara
bersama.

3. Ikatan Kovalen Rangkap Tiga

Contoh:

Ikatan yang terjadi antara atom N dengan N membentuk molekul N2

Konfigurasi elektronnya :

7N = 2, 5

Atom N memiliki 5 elektron valensi, maka agar diperoleh konfigurasi elektron yang stabil tiap-
tiap atom N memerlukan tambahan elektron sebanyak 3. Ke-2 atom N saling meminjamkan 3
elektronnya, sehingga ke-2 atom N tersebut akan menggunakan 3 pasang elektron secara
bersama.

4. Ikatan Kovalen Koordinasi / Koordinat / Dativ

Adalah ikatan yang terbentuk dengan cara penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal
dari salah 1 atom yang berikatan [Pasangan Elektron Bebas (PEB)], sedangkan atom yang lain
hanya menerima pasangan elektron yang digunakan bersama.

Pasangan elektron ikatan (PEI) yang menyatakan ikatan dativ digambarkan dengan tanda anak
panah kecil yang arahnya dari atom donor menuju akseptor pasangan elektron.

Contoh:

Terbentuknya senyawa BF3 – NH3

5. Polarisasi Senyawa Kovalen

Ikatan kovalen dapat mengalami polarisasi, maka dari itu dikenal ada 2 :

 Ikatan kovalen polar


 Ikatan kovalen nonpolar

Suatu ikatan kovalen disebut polar, jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke
salah 1 atom.

Contoh 1 :
Molekul HCl

Meskipun atom H dan Cl sama-sama menarik pasangan elektron, tetapi keelektronegatifan Cl


lebih besar daripada atom H. Akibatnya atom Cl menarik pasangan elektron ikatan (PEI) lebih
kuat daripada atom H sehingga letak PEI lebih dekat ke arah Cl (akibatnya terjadi semacam
kutub dalam molekul HCl).

Suatu ikatan kovalen dikatakan nonpolar jika PEI (pasangan elektron ikatan) tertarik sama kuat
ke semua atom.

Jadi, kepolaran suatu ikatan kovalen disebabkan oleh adanya perbedaan keelektronegatifan
antara atom-atom yang berikatan. Sebaliknya, suatu ikatan kovalen dikatakan non polar (tidak
berkutub), jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.

1. Ikatan kovalen tungggal


Tunggal di sini bermakna elektron yang dishare bersama antar 2 atom yang beriktatan berjumlah
sepasang. Masing-masing atom menyumbangkan 1 elektron. Coba sobat amati struktur lewis dari
senyawa metana (CH4) seperti gambar di bawah ini

untuk mencapai kestabilan atom C perlu 4 buah elektron dan atom H memerlukan 1 buh elektron
untuk tiap atomnya. Aton karbon bisa mengikat 4 atom karbon secara bersamaan. Setiap ikatan
atom C dengan tom H melibatkan sepasang elektron sehingga dinamakan ikatan kovalen tunggal.
Contoh lain ikatan seperti ini ada pada senyawa asam klorida HCl, asam bromida HBr, amonia
NH3.

2. Ikatan kovalen ganda (rangkap 2)

Sobat hitung saat belajar biologi pasti akrab dengan senyawa berbentuk gas seperti CO2 dan O2.
Keduanya dibutuhkan makhluk hidup terutama manusia, hewan, dan tumbuhan. Karbodioksida
(CO2) dan oksigen adalah contoh dari ikatan kovalen ganda yaitu ikatan kovalen yang setiap
ikatan antar atomnua melibatkan 2 pasang elektron (4 buah). Untuk mencapai kondisi stabil,
atom karbon (C) memerlukan 4 buah karena ia telah memiliki 4 buah elektron valensi. Atom O
memerlukan 2 buah eletron untuk mencapai kestabilan. Oleh karena itu, 1 atom karbon akan
mengikat 2 buah atom oksigen. Masing-masing ikatan C dengan O melibatkan 2 pasang elektron
(ikatan kovalen ganda).

3. Ikatan kovalen rangkap tiga


Sejalan dengan definisi ikatan kovalen tunggal dan rangkap, ikatan ini disebut rangkap tiga
karena setip ada ikatan antar atom melibatkan 3 pasang (6 buah) elektron valensi. Berikut proses
pembentukan ikatan kovalen rangkap 3 pada senyawa unsur N2

 Atom Nitrogen memiliki nomor atom 7 dengan konfigurasi 2,5


 Atom Nitrogen memiliki 5 elektron valensi dan guna mencapai kestabilan atomnya akan
cenderung menerima 3 buah elektron.
 Ketika satu atom N berikatan dengan 1 atom sejenis maka terbentuk satu ikatan kovalen.
Masing-masing atom menyumbangkan 3 elektron untuk digunakan bersama. Jadi ada 3
pasang (3 buah) elektron yang digunakan. Ilustrasinya sebagai berikut

Penyimpangan Pada Kaidah Oktet dan Duplet


Ikatan kovalen merupakan ikatan antar atom (unsur) kimia nonlogam untuk mencapai kestabilan
dengan memenuhi aturan oktet maupun duplet. Akan tetapi pada kenyataannya ada
penyimpangan dari aturan ini. Contohnya seperti pada senyawa PCl5. Ketika unsur phospor
direaksikan dengan klorin akan menghasilkan senyawa PCl3 dan PCl5 bergantung pada jumlah
klorin yang digunakan bereaksi. Melihat konfigurasinya, atom phospor memiliki elektron valensi
5 dan cenderung menerima 3 elektron untuk mencapai kestabilan. Untuk senyawa PCl3
memenuhi kaidah oktet, akan tetapi untuk PCl5 menyimpang. Untuk setip atom klorin telah
memiliki 8 elektron tetapi atom Phospor total mempunyai 10 elektron.
Senyawa polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada
unsur unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan tersebut mempunyai nilai
keelektronegatifitas yang berbeda.

Senyawa non polar adalah senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron
pada unsur-unsur yan membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berkaitan mempunyai
nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama.

1. Ikatan Kovalen Polar


Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika elektron sekutu di antara atom tidak
benar-benar dipakai bersama. Hal ini terjadi ketika satu atom mempunyai elektronegativitas yang lebih
tinggi daripada atom yang lainnya. Atom yang mempunyai elektronegativitas yang tinggi mempunyai
tarikan elektron yang lebih kuat. Akibatnya elektron sekutu akan lebih dekat ke atom yang mempunyai
elektronegativitas tinggi.

Dengan kata lain, akan menjauhi atom yang mempunyai elektronegativitas rendah. Ikatan kovalen polar
menjadikan molekul yang terbentuk mempunyai potensial elektrostatis. Potensial ini akan membuat
molekul lebih polar, karena ikatan yang terbentuk dengan molekul polar lain relatif lemah. Ilustrasi ikatan
kovalen polar seperti contoh berikut ini:

Contoh ikatan kovalen polar

Dalam pembentukan molekul HF, kedua elektron dalam ikatan kovalen digunakan tidak seimbang oleh
inti atom H dan inti atom F sehingga terjadi pengutuban atau polarisasi muatan.
Contoh senyawa kovalen polar adalah NH3,PCl3, H2O, dan Cl2O. Perhatikan struktur Lewis untuk senyawa
PCl3 dan H2O berikut:

2. Ikatan Kovalen Non Polar


Ikatan kovalen nonpolar adalah ikatan kovalen yang terbentuk ketika atom membagikan elektronnya
secara setara (sama). Biasanya terjadi ketika ada atom mempunyai afinitas elektron yang sama atau
hampir sama. Semakin dekat nilai afinitas elektron, maka semakin kuat ikatannya.

Ikatan kovalen nonpolar terjadi pada molekul gas, atau yang sering disebut sebagai molekul diatomik.
Ikatan kovalen nonpolar mempunyai konsep yang sama dengan ikatan kovalen polar, yaitu atom yang
mempunyai nilai elekronegativitas tinggi akan menarik elektron lebih kuat. Pernyataan tesebut benar,
namun jika terjadi pada molekul diatom (dimana atom penyusunnya adalah sama) maka elektronegativitas
juga sama. Ilustrasi ikatan kovalen nonpolar seperti contoh berikut ini:
Contoh Ikatan Kovalen non Polar

Misalnya pada Iodine (I). Dalam pembentukan molekul I2, kedua elektron dalam ikatan kovalen
digunakan secara seimbang oleh kedua inti atom iodin tersebut. Oleh karena itu, tidak akan terbentuk
muatan (tidak terjadi pengutuban atau polarisasi muatan).

Contoh senyawa lain yang memiliki bentuk molekul simetris dan bersifat nonpolar adalah CH4, BH3, BCl3,
PCl5, dan CO2. Perhatikan struktur salah satu ikatan kovalen non Polar dari CH4 berikut:

Monoatomik adalah ion yang terbentuk dari atom tunggal. Ion dengan muatan positif, seperti
natrium (Na+) yang kation. Dan ion dengan muatan negatif, seperti klorin (Cl–) yang anion. Ion
monoatomik juga dikenal sebagai ion sederhana

Ion terbentuk dengan memperoleh atau kehilangan elektron. Dalam atom netral, jumlah proton
dan elektronnya sama. Ion yang memperoleh atau kehilangan elektron menghasil muatan listrik
positif atau negatif. Ion terbentuk dalam beberapa cara. Senyawa ionik yang larut dalam air
terdisosiasi menjadi kation dan anion dalam larutan. Ion terbentuk ketika atom dibombardir
dengan radiasi. Ketika senyawa ionik tertentu mencair, ion terbentuk di cairan.

Zat yang mengionisasi dalam air adalah elektrolit. Air murni adalah konduktor listrik yang
buruk. Namun, larutan air yang mengandung elektrolit adalah konduktor listrik yang baik. Ketika
air menguap, ion bergabung untuk membentuk senyawa netral lagi. Namun, jika ion lain hadir,
mereka kadang-kadang bergabung untuk membentuk senyawa baru. Jika asam menetralkan basa,
ion H+ bergabung dengan ion OH– membentuk air. Ion-ion yang tersisa membentuk garam. Ion
tertentu dalam larutan menggabungkan untuk membentuk bahan tidak larut dan mengendap dari
larutan. Dalam reaksi presipitasi, ion tidak terlibat dalam endapan tetap dalam larutan.

Pengertian Diatomik
Diatomik adalah molekul yang hanya terdiri dari dua atom. Kedua atom tersebut dapat berupa
unsur yang sama maupun berbeda. Awalan di- pada kata diatomik berasal dari bahasa Yunani
yang artinya dua. Unsur-unsur yang ditemukan dalam bentuk molekul diatomik meliputi
hidrogen (H2), nitrogen (N2), oksigen (O2), dan halogen: fluorin (F2), klorin (Cl2), bromin (Br2),
yodium (I2), dan astatin (At2). Perlu diperhatikan pula bahwa terdapat pula molekul diatomik
lainnya yang dapat terbentuk, misalnya logam yang dipanaskan sampai menjadi gas. Selain itu,
banyak molekul diatomik tidak stabil dan sangat reaktif, contohnya difosfor. Molekul diatomik
yang terdiri dari dua atom yang berbeda contohnya adalah CO dan HCl.

Pengertian Poliatomik
Poliatomik adalah ion yang terdiri dari satu molekul dengan atom-atom berikatan kovalen atau
dari suatu kompleks logam yang dapat dianggap bertindak sebagai suatu unit tunggal dalam
konteks kimia asam basa atau dalam pembentukan garam. Dalam karya-karya yang lebih tua,
suatu ion poliatomik dikenal sebagai suatu “radikal”, walaupun dalam penggunaannya sekarang
istilah radikal merujuk pada radikal bebas yang merupakan jenis tak bermuatan dengan suatu
elektron tak berpasangan. Contoh utama ion poliatomik adalah hidroksida dan amonium.

Anda mungkin juga menyukai