PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita juga perlu mengenal pembagian
dari tauhid itu sendiri. Pada hakikatnya, masih banyak dari kita yang
belum mengetahui tentang tauhid itu sendiri. Pada dasarnya tauhid itu
penting bagi kita, untuk lebih menambah pengetahuan kita tentang
masalah yang terjadi di dalam agama islam itu sendiri.
Pembagian tauhid ada 3, yakni:
a. Tauhid uluhiyah
b. Tauhid rububiyah
c. Asma wa sifah
BAB II
PEMBAGIAN TAUHID
A. TAUHID ULUHIYAH
Mengiktikadkan bahwa Allah sendirilah yang berhak disembah dan
yang berhak dituju oleh semua hambanya atau dengan kata lain Tauhid
Uluhiyah ialah percaya sepenuhnya bahwa Allah lah yang berhak
menerima semua peribadatan makhluk dan hanya Allah sajalah yang
harus disembah.
Tauhid uluhiyah juga dapat diartikan dengan meyakini bahwa tiada
tuhan selain Allah SWT..
Firman Allah SWT. :
1. QS. Al-Baqarah
: 163
Artinya: dan Tuhan kamu ialah Tuhan Yang Maha Esa; tiada Tuhan
(yang berhak disembah) selain dari Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha
Mengasihani.
2. QS. Thaha
: 98
Artinya:Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada Tuhan
selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.
3. QS. Al-Ankabut: 46
Artinya: Dan mereka (orang-orang Musyrik) menjadikan jin itu sekutu
bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka
membohong (dengan mengatakan): Bahwasanya Allah mempunyai anak
laki-laki dan perempuan, tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan 495. Maha
Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
c. Satu atau esa dalam perbuatannya bahwa alam semesta ini
seluruhnya adalah ciptaan Allah, tidak ada bagian-bagian alam yang
diciptakan oleh selain Allah SWT.
Firman Allah SWT : QS. Al-Ankabut : 44
Artinya: Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.
Tauhid rububiyah juga bisa diartikan dengan meyakini bahwa tidak ada
yang membuat, mengurus dan mengatur semua makhluk selain Allah.
Firman Allah :
1. QS. Al-Hijr : 86
2. QS. Ar-Rad : 16
3. QS. Al-Hasyr : 24
Dari ayat-ayat tersebut dapat diambil pengertian bahwa kata Illah itu
berarti tuhan. Dan kata rab berarti tuhan yang telah menciptakan,
mengatur,dan mengurus alam semesta. Sedangkan rububiyah adalah
nisbah dari rab. Jadi tauhid rububiyah berarti meyakini bahwa Allah SWT.
sebagai tuhan satu-satunya yang menguasai dan mengurus serta
mengatur alam semesta. Tauhid rububiyah akan rusak apabila kita
mengakui bahwa yang mengurus alam ini ada 2 orang seperti dipercayai
oleh bangsa parsi pada zaman dahulu. Segala hujjah Al-Quran
menunjukkan keesaan Allah itu, Qathi (pasti) tidak dapat dibantah.
Firman Allah : QS. Al-Anbiya : 22
Artinya: seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhantuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Maha Suci Allah yang
memiliki Arasy, dari apa yang mereka sifatkan.
C. ASMA WA SIFAH
Asma wa sifah artinya adalah bahwa Allah memiliki nama-nama yang
Maha indah serta Sifat-sifat yang Maha sempurna.
Kita beriman kepada Allah dan sifat-sifatnya, tapi dalam hal ini kita
berbeda dengan ahli bidah yang mengatakan sifat Allah ada 20, sifat
muhalnya juga ada 20 sebagaimana yang tersebar di masyarakat. Sifat
yang 20 itu antara lain :
a. Wujud
Sifat Allah yang pertama yaitu Wujud. Wujud artinya ada. Umat muslim
yang beriman meyakini bahwa Allah swt ada. Untuk itulah kita tidak boleh
meragukan atau mempertanyakan keberadaanNya. Keimanan seseorang
akan membuatnya dapat berpikir dengan akal sehat bahwa alam semesta
beserta isinya ada karna Allah yang menciptakannya.
Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masingmasing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintahkan hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Rabb semesta alam
(QS. Al-Araf :54)
b. Qidam
Qidam berarti dahulu atau awal. Sifat Allah ini menandakan bahwa
Allah swt sebagai Pencipta lebih dulu ada daripada semesta alam dan
isinya yang Ia ciptakan.
Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin; dan Dia
Maha Mengetahui segala sesuatu (QS. Al-Hadid :3)
c. Baqa
Sifat Allah Baqa yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk
lainnya selain Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepadaNya
dan itu pasti. Hanya Allah lah yang kekal.
6
Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan (QS. Ar-Rahman :26-27)
d. Mukhalafatu lil hawadits
Sifat Allah ini artinya adalah Allah berbeda dengan ciptaanNya.
Itulah keistimewaan dan Keagungan Allah swt.
Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat (QS. Asy-Syura :11)
e. Qiyamuhu binafsihi
Sifat Allah selanjutnya yaitu Qiyamuhu binafsihi, yang artinya Allah
berdiri sendiri. Allah menciptakan alam semesta, membuat takdir,
menghadirkan surga dan neraka, dan lain sebagainya, tanpa bantuan
makhluk apapun. Berbeda dengan manusia yang sangat lemah, pastinya
membutuhkan satu sama lain.
Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya (QS. Ali-Imran :2)
f. Wahdaniyyah
Sifat Allah Wahdaniyyah yaitu esa atau tunggal. Hal ini sesuai dengan
kalimat syahadat, Asyhadu alaa ilaa ha illallah, Tiada Tuhan selain Allah.
Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain ALLAH, tentulah
keduanya itu sudah rusak binasa. Maka Maha Suci ALLAH yang
mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan (QS. Al-Anbiya :22)
g. Qudrat
Qudrat adalah berkuasa. Sifat Allah ini berarti Allah berkuasa atas
segala yang ada atau yang telah Ia ciptakan. Kekuasaan Allah sangat
berbeda dengan kekuasaan manusia di dunia.Allah memiliki kuasa
terhadap hidup dan mati segala makhluk. Kekuasaan Allah itu sungguh
besar dan tidak terbatas, sedangkan kekuasaan manusia di dunia dapat
hilang atas kuasa Allah swt.
Sesungguhnya ALLAH berkuasa atas segala sesuatu (QS. Al-Baqarah :
20)
h. Iradat
Iradat berarti berkehendak. Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah swt
memiliki kehendak atas semua ciptaanNya. Bila Allah telah berkehendak
7
l. Basar
Basar artinya melihat. Penglihatan Allah juga tidak terbatas. Ia dapat
melihat semua yang kita lakukan meskipun kita melakukan sesuatu
8
s. Basirun
Allah adalah Dzat Yang Maha Melihat. Sifat Allah ini tidak terbatas
seperti halnya penglihatan manusia.Allah selalu melihat gerak-gerik kita.
Oleh karena itu, hendaknya kita selalu berbuat baik.
Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hujurat :18)
t. Mutakallimun
Sifat Allah ini berarti Yang Berbicara. Allah tidak bisu, Ia berbicara atau
berfirman melalui ayat-ayat Al Quran.Bila Al Quran menjadi pedoman
hidup kita, maka kita telah patuh dan tunduk terhadap Allah swt.
Ibnu Taimiyah berkata : sifat wajib bagi Allah ada 20 mengambil dari
falsafah Ketuhanan Plato. Dan Dr. Nur Kholis Majid mendukungnya.
Bahkan sifat 20 itu bertentangan dengan asmaul husna.
Firman Allah: Al-Isra : 110
Artinya: Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman.
Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul
husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan
suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan
carilah jalan tengah di antara kedua itu".
Sebetulnya sifat-sifat Allah yang lain masih banyak yang belum
dimasukkan ke dalam sifat 20 seperti tawwab, rahman, muhyi, dan lainlain. Seandainya seseorang mencantumkan semua asmaul husna dalam
sifat wajib Allah akan lebih tepat.
10
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembagian tauhid ada 3 :
a. Tauhid Uluhiyah
b. Tauhid Rububiyah
c. Asma Wa Sifah
SARAN
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk
itu diharapkan adanya saran dan kritikan dari pembaca. Karena
kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. semata.
11
DAFTAR PUSTAKA
Zainuddin. 1992. Ilmu Tauhid Lengkap. Jakarta: Rineka Cipta
Ali, Mahrus. 2005. Solusi Tuntas Permasalahan Agama. Surabaya : Karya
Pembina Swajaya
Muhammad bin Shaleh AlUtsaimin, Syaikh. 1995. Aqidah Ahlussunnah
Wal Jamaah. Jakarta: Yayasan Al-Sofwa
12