Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Secara etimologis, kata targhib berasal dari kata benda yaitu raghaba
yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Jadi, Targhib adalah janji
yang disertai terhadap suatu maslahat, kenikmatan atau kesenangan akhirat.
Sedangkan tarhib berasal dari kata rahhaba yang berarti menakut- nakuti atau
mengancam. Lalu kata itu diubah menjadi kata benda tarhib yang berarti
ancaman hukuman.
Targhib dan tarhib dalam pendidikan Islam berbeda dari metode
ganjaran dan hukuman dalam pendidikan Barat. Perbedaan utamanya ialah
targhib dan tarhib bersandarkan ajaran Allah, sedangkan ganjaran dan
hukuman bersandarkan hukuman dan ganjaran duniawi

PEMBAHASAN
1

A. Pengertian Metode Pembelajaran, Targhib dan Tarhib


Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani methodos dan
dalam bahasa Inggris ditulis dengan method. Sedangkan terminologi metde
diartikan sebagai tata cara untuk melakukan sesuatu. Jadi, Metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan
metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar dan mengajar
demi terciptanya interaksi edukatif.1
Secara etimologis, kata targhib berasal dari kata benda yaitu raghaba
yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Jadi, Targhib adalah janji
yang disertai terhadap suatu maslahat, kenikmatan atau kesenangan akhirat.2
Sedangkan tarhib berasal dari kata rahhaba yang berarti menakutnakuti atau mengancam. Lalu kata itu diubah menjadi kata benda tarhib yang
berarti ancaman hukuman. Jadi, Tarhib adalah ancaman karena dosa yang
dilakukan.
B. Tujuan Targhib dan Tarhib
Targhib bertujuan agar orang mematuhi aturan Allah. Tarhib juga
demikian. Akan tetapi, tekanannya adalah targhib agar melaksanakan
kebaikan, sedangkan tarhib agar menjauhi kejahatan.
Mendidik dengan targhib adalah menyampaikan hal-hal yang
menyenangkan kepada peserta didik agar ia mau melakukan sesuatu yang
baik. Mendidik dengan tarhib adalah menyampaikan sesuatu yang tidak
menyenangkan

agar

peserta

didik

melakukan

sesuatu

atau

tidak

melakukannya.3
Targhib dan tarhib dalam pendidikan Islam berbeda dari metode
ganjaran dan hukuman dalam pendidikan Barat. Perbedaan utamanya ialah

1 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. Ag, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007),
hlm. 16
2 Drs. Bukhari Umar, M. Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.192
3 Ibid, hlm. 192

targhib dan tarhib bersandarkan ajaran Allah, sedangkan ganjaran dan


hukuman bersandarkan hukuman dan ganjaran duniawi.4
C. Tahap Model Pembelajaran Targhib dan Tarhib
1. Tahap pertama, menguraikan hukuman-hukuman alamiah terhadap pelaku
dosa (misalnya pezina ia akan menderita penyakit Siphilis, AIDS dan lainlain)
2. Tahap kedua, mengungkapkan ganjaran-ganjaran alamiah terhadap orangorang yang mentaati perintah Allah (seperti orang yang menikah, tidak
berzina dan dapat menikmati kehidupan berkeluarga)
3. Tahap ketiga, membacakan, menterjemahkan dan menjelaskan ayat-ayat
Al-quran yang mengungkapkan Targhib dan Tarhib (seperti menikah dan
berzina)
4. Tahap keempat, mendiskusikan ayat-ayat Al-quran tentang Targhib dan
Tarhib (misalnya pernikahan dan berzina)
5. Tahap kelima, menggambarkan kesengsaraan di akhirat (jahannam) bagi
orang yang melalaikan perintah Allah (seperi berbuat zina)
6. Tahap keenam, menggambarkan kebahagiaan di akhirat (Jannah) bagi
orang yang mengamalkan perintah Allah seperti menjauhi Larangan-Nya
(tidak berzina)
7. Tahap ketujuh, meminta siswa untuk mengunggkapkan pesan dan
sikapnya terhadap keseluruhan pesan Al-quran tentang Targhib dan
Tarhib itu. 5
D. Implikasi Perbedaan Antara Targhib dan Tarhib
Ada beberapa implikasi perbedaan antara targhib dan tarhib dengan
ganjaran yaitu:
1. Targhib dan tarhib lebih teguh karena akarnya berada di langit
sedangkan teori hukuman dan ganjaran hanya bersandarkan sesuatu
yang duniawi. Targhib dan tarhib itu mengandung aspek iman,

4 Drs. Abhanda Amra, M. Ag, Pengntar Ilmu Pendidikan Islam. (Batusangkar: CV Novel
Mandiri, 2010), hlm. 81
5 Drs. Munawar Rahmat, M.Pd, 2007, tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195801281986121MUNAWAR_RAHMAT/ARTIKEL-MODEL_QURANI_(Munawar).pdf

sedangkan metode hukuman dan ganjaran tidak mengandung aspek


iman. Oleh karena itu, targhib dan tarhib lebih kuat pengaruhnya.
2. Secara operasional, targhib dan tarhib lebih mudah dilaksanakan
daripada metode hukuman dan ganjaran karena materi targhib dan
tarhib sudah ada dalam al-quran dan hadist Nabi, sedangkan hukuman
dan ganjaran dalam metode Barat harus ditemukan sendiri oleh guru.
3. Targhib dan tarhib lebih universal, dapat digunakan kepada siapa saja
dan dimana saja, sedangkan jenis hukuman dan ganjaran harus
disesuaikan dengan orang tertentu dan tempat tertentu.
4. Dipihak lain, targhib dan tarhib lebih lemah daripada hukuman dan
ganjaran karena hukuman dan ganjaran lebih nyata dan langsung
waktu itu juga, sedangkan pembuktian targhib dan tarhib kebanyakan
gaib dan diterima nanti (di akhirat). 6

E. Posisi Targhib dan Tarhib


1. Targhib
Penghargaan atau hadiah dalam pendidikan anak akan memberikan
motivasi untuk terus meningkatkan atau paling tidak memperahankan
prestsi yang telah dicapainya, di lain pihak temannya yang melihat akan
ikut termotivasi untuk memperoleh yang sama. Sedangkan sangsi atau
hukuman sangat berperan penting dalam pendidikan anak sebab
pendidikan yang terlalu lunak akan membentuk anak kurang disiplin dan
tidak mempunyai keteguhan hati.
Seorang anak yang pandai dan selalu menunjukkan hasil pekerjaan
yang baik tidak perlu selalu mendapatkan hadiah (reward) sebab
dikhawatirkan hal itu bias berubah menjadi upah dan itu sudah tidak
mendidik lagi. Disinilah dituntut kebijaksanaan seorang guru sehingga
pemberian hadiah ini sesuai dengan tujuannya yaitu memberikan
motivasi. Dalam hal tertentu, bisa jadi yang mendapatkan hadiah itu
adalah seluruh siswa, bukan hanya yang berprestasi saja.

6 Log. Cit, hlm.82

Ngalim Purwanto membagi jenis ganjaran seperti sebagai berikut:


a. Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan sesuatu
b.
c.

jawaban yang diberikan oleh seorang anak.


Guru memberi kata-kata yang mengembirakan ( pujian ).
Dengan memberikan pekerjaan yang lain, misalnya kamu akan
segera saya beri soal yang lebih sukar karena soal sebelumnya bisa

d.

kamu selesaikan dengan sangat baik.


Ganjaran yang ditujukan kepada seluruh siswa, misalnya dengan
mengajak bertepuk tangan untuk seluruh siswa atas peningkatan

e.

prestasi rata-rata kelas tersebut


Ganjaran berbentuk ganda, misalnya pensil, buku tulis, coklat dan
lain-lain. Tapi dalam hal ini guru harus sangat berhati-hati dan
bijaksana sebab dengan benda-benda tersebut hadiah bisa berubah

menjadi upah.
2. Tarhib
Hukuman (Punishment) dalam pendidikan mempunyai porsi
penting, pendidikan yang terlalu bebas dan ringan akan membentuk anak
didik yang tidak disiplin dan tidak mempunyai keteguhan hati. Sangsi
dapat dilakukan dengan bertahap, misalnya dimualai dengan teguran,
kemudian diasingkan dan seterusnya dengan catatan tidak menyakiti dan
tetap bersipat mendidik.
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu membagi hukuman menjadi dua yaitu:
a. Hukuman yang dilarang, seperti memukul wajah, kekeraan yang
berlebihan, perkataan buruk, memkl ketika marah, menendang dengan
kaki dan sangat marah.
b. Hukuman yang mendidik dan bermenpaat, seperti memberikan nasihat
dan pengarahan, mengerutkan muka, membentak, menghentikan
kenakalannya,

menyindir,

mendiamkan,

teguran,duduk

dengan

menempelkan lutut keperut, hukuman dari ayah, menggantungkan


tongkat, dan pukulan ringan. 7

7 Abd. Basith, 2010, tersedia: http://ibnuqosim.blogspot.com/2010/10/mengenalmethode-targhib-dan-tarhib.html

Terkadang memang menunda hukuman akan lebih besar dampaknya


dari pada menghukum yang dilakukan secara spontanitas .Penundaan akan
membuat seorang akan berbuat yang sama atau mengulangi kesalahan
lain lantaran belum adanya hukuman yang dirasakan akibat kesalahan
yang pernah dibuatnya. Sebaiknya tindakan ini jangan dilakukan terus
menerus. Bila kita telah berusaha semaksimal mungkin dalam mendidik
dengan cara lain ternyata belum juga menurut, maka alternatif terakhir
adalah hukman fisik (pukulan) tetapi masih tetap pada tujuan semula yakni
bertujuan mendidik
F. Dampak Metode Targhib dan Tarhib8
1. Motivasi beragama, yakni mentaati perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
2. Peningkatan keimanan.
3. Keterampilan survey dan proses ilmiah yaitu mengadakan studi
kepustakaan atau lapangan tentang atribut atau watak manusia yang
menaati dan melanggar Allah SWT.
4. Tumbuhnya rasa ingin tahu mengapa Allah menetakan suatu perintah dan
larangan bagi manusia.

8 Drs. Munawar Rahmat, M.Pd, 2007, tersedia:


http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195801281986121MUNAWAR_RAHMAT/ARTIKEL-MODEL_QURANI_(Munawar).pdf

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pendidikan seorang guru harus bisa menjelaskan materi pada
murid-muridnya, namun bukan hanya itu ia juga harus pandai dan piawai
dalam menggunakan metode di hadapan muridnya. Karena tanpa metode
yang pas transfer ilmu antara guru dengan muridnya tidak akan berjalan
dengan maksimal. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran
islam adalah dengan menggunakan metode Targhib dan Tarhib.
Targhib adalah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang
disertai bujukan. Sedangkan Tarhib adalah ancaman karena dosa yang
dilakukan.
Tahap Model Pembelajaran Targhib dan Tarhib
1. Tahap pertama, menguraikan hukuman-hukuman alamiah terhadap
pelaku dosa.
2. Tahap kedua, mengungkapkan ganjaran-ganjaran alamiah terhadap
orang-orang yang mentaati perintah Allah.
3. Tahap ketiga, membacakan, menterjemahkan dan menjelaskan ayatayat Al-quran yang mengungkapkan Targhib dan Tarhib.
4. Tahap keempat, mendiskusikan ayat-ayat Al-quran tentang Targhib
dan Tarhib.
5. Tahap kelima, menggambarkan kesengsaraan di akhirat (jahannam)
bagi orang yang melalaikan perintah Allah.
6. Tahap keenam, menggambarkan kebahagiaan di akhirat (Jannah)
bagi orang yang mengamalkan perintah Allah seperti menjauhi
Larangan-Nya.
7. Tahap ketujuh, meminta siswa untuk mengunggkapkan pesan dan
sikapnya terhadap keseluruhan pesan Al-quran tentang Targhib dan
Tarhib itu.
Sanksi dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan terlalu
lunak akan membentuk anak kurang disiplin dan tidak mempunyai keteguhan
hati. Sanksi tersebut dapat dilakukan dengan teguran, kemudian diasingkan,
dan terakhir dipukul dalam arti tidak untuk menyakiti tetapi untuk mendidik.
Kemudian dalam menerapkan sanksi fisik hendaknya dihindari kalau tidak

memungkinkan, hindari memukul wajah, memukul sekedarnya saja dengan


tujuan mendidik, bukan balas dendam.
Dampak metode Targhib dan Tarhib yaitu :
1. Motivasi beragama.
2. Peningkatan keimanan.
3. Keterampilan survey dan proses ilmiah.
4. Tumbuhnya rasa ingin tahu.
B. Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, pembaca mengerti dan
memahami tentang metode targhib dan tarhib dalam pembelajaran islam.
Sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai