Secara etimologis, kata targhib berasal dari kata benda yaitu raghaba
yang berarti menyenangi, menyukai dan mencintai. Jadi, Targhib adalah janji
yang disertai terhadap suatu maslahat, kenikmatan atau kesenangan akhirat.
Sedangkan tarhib berasal dari kata rahhaba yang berarti menakut- nakuti atau
mengancam. Lalu kata itu diubah menjadi kata benda tarhib yang berarti
ancaman hukuman.
Targhib dan tarhib dalam pendidikan Islam berbeda dari metode
ganjaran dan hukuman dalam pendidikan Barat. Perbedaan utamanya ialah
targhib dan tarhib bersandarkan ajaran Allah, sedangkan ganjaran dan
hukuman bersandarkan hukuman dan ganjaran duniawi
PEMBAHASAN
1
agar
peserta
didik
melakukan
sesuatu
atau
tidak
melakukannya.3
Targhib dan tarhib dalam pendidikan Islam berbeda dari metode
ganjaran dan hukuman dalam pendidikan Barat. Perbedaan utamanya ialah
1 Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M. Ag, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2007),
hlm. 16
2 Drs. Bukhari Umar, M. Ag, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), hlm.192
3 Ibid, hlm. 192
4 Drs. Abhanda Amra, M. Ag, Pengntar Ilmu Pendidikan Islam. (Batusangkar: CV Novel
Mandiri, 2010), hlm. 81
5 Drs. Munawar Rahmat, M.Pd, 2007, tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195801281986121MUNAWAR_RAHMAT/ARTIKEL-MODEL_QURANI_(Munawar).pdf
d.
e.
menjadi upah.
2. Tarhib
Hukuman (Punishment) dalam pendidikan mempunyai porsi
penting, pendidikan yang terlalu bebas dan ringan akan membentuk anak
didik yang tidak disiplin dan tidak mempunyai keteguhan hati. Sangsi
dapat dilakukan dengan bertahap, misalnya dimualai dengan teguran,
kemudian diasingkan dan seterusnya dengan catatan tidak menyakiti dan
tetap bersipat mendidik.
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu membagi hukuman menjadi dua yaitu:
a. Hukuman yang dilarang, seperti memukul wajah, kekeraan yang
berlebihan, perkataan buruk, memkl ketika marah, menendang dengan
kaki dan sangat marah.
b. Hukuman yang mendidik dan bermenpaat, seperti memberikan nasihat
dan pengarahan, mengerutkan muka, membentak, menghentikan
kenakalannya,
menyindir,
mendiamkan,
teguran,duduk
dengan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pendidikan seorang guru harus bisa menjelaskan materi pada
murid-muridnya, namun bukan hanya itu ia juga harus pandai dan piawai
dalam menggunakan metode di hadapan muridnya. Karena tanpa metode
yang pas transfer ilmu antara guru dengan muridnya tidak akan berjalan
dengan maksimal. Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran
islam adalah dengan menggunakan metode Targhib dan Tarhib.
Targhib adalah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang
disertai bujukan. Sedangkan Tarhib adalah ancaman karena dosa yang
dilakukan.
Tahap Model Pembelajaran Targhib dan Tarhib
1. Tahap pertama, menguraikan hukuman-hukuman alamiah terhadap
pelaku dosa.
2. Tahap kedua, mengungkapkan ganjaran-ganjaran alamiah terhadap
orang-orang yang mentaati perintah Allah.
3. Tahap ketiga, membacakan, menterjemahkan dan menjelaskan ayatayat Al-quran yang mengungkapkan Targhib dan Tarhib.
4. Tahap keempat, mendiskusikan ayat-ayat Al-quran tentang Targhib
dan Tarhib.
5. Tahap kelima, menggambarkan kesengsaraan di akhirat (jahannam)
bagi orang yang melalaikan perintah Allah.
6. Tahap keenam, menggambarkan kebahagiaan di akhirat (Jannah)
bagi orang yang mengamalkan perintah Allah seperti menjauhi
Larangan-Nya.
7. Tahap ketujuh, meminta siswa untuk mengunggkapkan pesan dan
sikapnya terhadap keseluruhan pesan Al-quran tentang Targhib dan
Tarhib itu.
Sanksi dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan terlalu
lunak akan membentuk anak kurang disiplin dan tidak mempunyai keteguhan
hati. Sanksi tersebut dapat dilakukan dengan teguran, kemudian diasingkan,
dan terakhir dipukul dalam arti tidak untuk menyakiti tetapi untuk mendidik.
Kemudian dalam menerapkan sanksi fisik hendaknya dihindari kalau tidak