Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI PENDIDIKAN

A. Pendahuluan
Evaluasi merupakan suatu proses penaksiran terhadap kemajuan,
pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan.
Evaluasi pendidikan dalam islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan
taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan islam. Program
evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan
seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran, menemukan
kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi,
metode, fasilitas, dan sebagainya.
Tujuan pelaksanaan evaluasi pendidikan adalah mengetahui kadar
pemilikan dan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, baik
dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
B. Evaluasi Pendidikan
1. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Secara etimologi,evaluasi berasal dari kata to evaluate yang
berarti menilai. Istilah ini pada mulanya popular dikalangan filosof,
Plato (salah seorang di antara para filosof) dianggap banyak para
pemikir pendidikan dewasa ini adalah orang yang pertama sekali
mengemukakan dan lahirnya istilah evaluasi. Pada perkembangan
selanjutnya istilah evaluasi mulai dipakai dalam berbagai disiplin
ilmu tak terkecuali ilmu pendidikan.1
Menurut Bloom et al (171) mengemukakan pendapat bahwa
evaluasi adalah:

1 Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001). Hlm
317

a) Pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah


dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.
b) Proses mengambarkan memperoleh dan menyajikan informasi yang
berguna untuk menilai alternatif keputusan.
c) Penentuan kesesuaian antara penampilan (untuk kerja) dan tujuan.
d) Pertimbangan professional atau suatu proses yang memungkinkan
seseorang membuat pertimbangan tentang daya tarik atau nilai
sesuatu.2
Edwin Wand dan Berald W.Broen dalam karyanya Essential of
educational Evaluation mengatakan bahwa evaluasi adalah Totalitas
tindakan atau proses yang dilakukan untuk menilai sesuatu yang
berkaitan dengan dunia pendidikan.
Maka evaluasi dalam pendidikan Islam dapat diartikan sebagai
pengambilan sejumlah keputusan yang berkaitan dengan pendidikan
Islam guna melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang selaras
dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan dari pendidikan Islam itu
sendiri.3
Evaluasi pendidikan dalam islam juga merupakan cara atau teknik
penilaian terhadap tingkah laku anak didik berdasarkan standar
perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh aspek-aspek
kehidupan mental-psikologis dan spiritual religius, karena manusia
bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius, melainkan
juga berilmu dan berketerampilan yang sanggup beramal dan berbakti
kepada Tuhan dan masyarakatnya.4
Selain itu, evaluasi juga merupakan suatu proses penaksiran
terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik
untuk tujuan pendidikan. Evaluasi pendidikan dalam islam adalah suatu
kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam
2 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Mulia, 1999). Hlm 129130

pendidikan islam. Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka


mengetahui

tingkat

keberhasilan

seorang

pendidik

dalam

menyampaikan materi pelajaran, menemukan kelemahan-kelemahan


yang dilakukan, baik berkaitan dengan materi, metode, fasilitas, dan
sebagainya.5
Jadi, dari pengertian evaluasi pendidikan di atas dapat penulis
simpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah proses atau cara yang
dilakukan dalam menilai sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan
baik tingkah laku anak didik maupun segala aspek anak didik
berdasarkan standar perhitungan yang berguna untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan dalam mencapai pendidikan tersebut.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan
a) Tujuan Evaluasi Pendidikan
Pendidikan islam bertujuan untuk membentuk al-insan al-kamil
atau manusia paripurna. Pendidikan hendaknya di arahkan pada dua
dimensi, yaitu dimensi dialektrikal horizontal dan dimensi dialektrikal
vertical. Pada dimensi dialektrikal horizontal, pendidikan hendaknya
dapat mengembangkan pemahaman tentang kehidupan konkret yang
terkait dengan diri, sesama manusia, dan alam semesta. Sedangkan pada
dimensi dialektrikal vertical, pendidikan sains dan teknologi, selain
menjadi alat untuk memanfaatkan, memelihara, dan melestarikan
sumber daya alami juga hendaknya menjadi jembatan.

3 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,
2002). Hlm 54
4 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2003). Hlm 162
5 Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kencana Prenada
Media, 2006). Hlm 165

Tujuan pelaksanaan evaluasi pendidikan adalah mengetahui kadar


pemilikan dan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran, baik
dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
Tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif
dan psikomotorik) ketimbang aspek kognitif. Penekanan ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang secara garis besar
meliputi 4 hal, yaitu sebagai berikut:
(1) Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan
Tuhannya.
Jadi dapat dimaksudkan yakni sejauh mana pengabdian peserta
didik terhadap Allah baik berupa tingkah laku yang mencerminkan
ketakwaan dan keimanannya kepada Allah.
(2) Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dan
masyarakat.
Jadi dapat dimaksudkan yakni sejauh mana peserta didik dapat
menerapkan nilai-nilai dan kegiatan hidup bermasyarakat.
(3) Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya
dengan alam sekitarnya
Jadi dapat dimaksudkan yakni sejauh man peserta didik berusaha
mengelola dan memelihara alam sekitarnya.
(4) Sikap dan pandangan terhadap dirinya sendiri selaku hamba Allah,
anggota masyarakat, serta khalifah Allah.
Jadi dapat dimaksudkan yakni sejauh mana peserta didik
memandang

diri

sendiri

sebagai

hamba

Allah

dalam

hidup

bermasyarakat serta sebagai seorang makhluk yang bisa menjalankan


kewajibannya untuk mengelola kehidupan di alam semesta.6
Selain itu, tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kadar
pemahaman

peserta

didik

terhadap

materi

pelajaran,

melatih

keberanian, dan mengajak peserta didik untuk mengingat kembali

6 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Amzah, 2010). Hlm 197-198

materi yang telah diberikan, dan mengetahui tingkat perubahan


perilakunya.
Sasaran evaluasi tidak bertujuan untuk mengevaluasi peserta didik
saja, tetapi juga bertujuan mengevaluasi pendidik, yakni sejauh mana
pendidik bersungguh-bersungguh dalam menjalankan tugasnya untuk
mencapai tujuan pendidikan.7
b) Fungsi Evaluasi Pendidikan
Sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan
pendidikan, evaluasi berfungsi sebagai berikut:
(1) Untuk mengetahui sejauh mana efektifitas cara belajar dan
mengajar yang telah dilakukan benar-benar tepat atau tidak, baik
yang berkenaan dengan sikap pendidik maupun anak didik
(2) Untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa guna menetapkan
keputusan apakah bahan pelajaran perlu diulang atau dapat
dilanjutkan.
(3) Untuk mengetahui atau mengumpulkan informasi tentang taraf
perkembangan dan kemajuan yang diperoleh murid dalam rangka
mencapai

tujuan

yang

telah

ditetapkan

dalam

kurikulum

pendidikan.
(4) Sebagai bahan laporan bagi orang tua murid tentang hasil belajar
siswa. Laporan ini dapat berbentuk buku raport, piagam, sertifikat,
ijazah, dll.
(5) Untuk membandingkan hasil

pembelajaran

yang diperoleh

sebelumnya dengan pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna


meningkatkan pendidikan.8
Jadi dari beberapa fungsi di atas penulis menyimpulkan bahwa
dengan adanya evaluasi kita dapat mengetahui bagaimana perubahan
7 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Op.cit., Hlm 165
8 Armai Arief, Op.cit., Hlm 58

dari segala aspek yang terjadi kepada diri anak didik. Kita dapat
mengetahui sejauh mana si anak didik mengerti dan mau melakukan
perubahan, baik dalam segi prestasi, dalam segi sikap atau prilaku,
maupun dari segi yang lain.
3. Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi adalah penilaian tentang suatu aspek yang dihubungkan
dengan situasi aspek lainnya, sehingga diperoleh gambaran menyeluruh
yang ditinjau dari beberapa segi. Sehubungan itu, dalam pelaksanaan
evaluasi harus diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Prinsip Kesinambungan (Kontinuitas)
Evaluasi tak hanya dilakukan setahun sekali, atau per semester,
tetapi dilakukan secara terus-menerus, mulai dari proses belajar
mengajar sambil memperhatikan keadaan peserta didiknya, hingga
peserta didik tersebut tamat dari lembaga sekolah. Dalam ajaran islam,
sangat diperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegangan
dengan prinsip ini, keputusan yang diambil oleh seseorang menjadi
valid dan stabil, sesuai firman Allah: QS. Fushshilat: 30

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah


Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat
akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut
dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah
yang telah dijanjikan Allah kepadamu."
Serta juga menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan,
sesuai firman Allah: QS. Al-Ahqaaf: 13-14

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah


Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah
penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan
atas apa yang telah mereka kerjakan.
b) Prinsip Menyeluruh (Komprehensif)
Prinsip yang melihat semua aspek; meliputi kepribadian,
ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama,
tanggung jawab, dan sebagainya. Bila diperlukan, masing-masing
bidang diberikan penilaian secara khusus, sehingga peserta didik
mengetahui kelebihannya dibanding dengan teman-temannya. Hal itu
diasumsikan bahwa tidak semua peserta didik menguasai beberapa
pengetahuan atau keterampilan secara utuh. Dalam kondisi inilah maka
setiap individu yang berprestasi dapat menerima hadiah, sekalipun pada
beberapa bagian ia tertinggal dengan teman-temannya.

c) Prinsip objektivitas

Dalam mengevaluasi berdasarkan kenyataan yang sebenarnya,


tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan
irasional. Allah SWT. memerintahkan agar seseorang berlaku adil
dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian menjadikan
ketidakobjektifan evaluasi yang dilakukan.
Sesuai firman Allah: QS. Al-Maidah : 8

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Nabi Muhammad SAW. bersabda, Andaikan Fathimah binti
Muhammad itu mencuri, niscaya aku tidak segan-segan memotong
kedua tangannya. Demikian pula halnya dengan Umar bin Khattab
yang mencambuk anaknya karena berbuat zina. Prinsip ini dapat
diterapkan bila penyelenggara pendidikan sifat-sifat utama, misalnya
sifat sidiq (benar atau jujur), ikhlas, amanah, taawun, ramah, dan
sebagainya.9
Objektif dalam arti bahwa evaluasi tersebut dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi
oleh unsur-unsur subjektivitas dan evaluator.
9 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Op.cit., Hlm 213-215

Objektif dalam evaluasi antara lain ditunjukkan dalam sikap-sikap


evaluator sebagai berikut:
(1)

Sikap ash-shidqah, yakni berlaku benar dan jujur dalam


mengadakan evaluasi. Sebaliknya tidak bersikap dusta dan curang.
Sikap ini diperintahkan oleh Allah, sebagaimana firman Allah QS.
At- Taubah: 119

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan


hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.
(2)

Sikap Amanah, yakni suatu sikap pribadi yang setia, tulus hati, dan
jujur dalam menjalankan sesuatu yang dipercayakan kepadanya.
Sebaliknya tidak bersikap khianat. Sikap ini diperintahkan oleh
Allah berdasarkan firman Allah: QS. An- Nisa : 58

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat


kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang

sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha


Mendengar lagi Maha Melihat.
(3)

Sikap Rahmah dan Taawun, yakni sikap kasih sayang terhadap


sesame dan sikap saling tolong-menolong menuju kebaikan. Sikap
ini harus dimilki oleh evaluator sebagaimana firman Allah: QS. AlBalad : 17

Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan


saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk
berkasih sayang.10

4. Jenis-jenis dan Syarat-syarat Evaluasi Pendidikan Islam


a) Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan Islam
Jenis-jenis evaluasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu
sebagai berikut:
(1) Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang menetapkan tingkat
penguasaan manusia didik dan menentukan bagian-bagian tugas
yang belum dikuasai dengan tepat.
(2) Evaluasi sumatif
Evaluasi sumatif yaitu penilaian secara umum tentang
keseluruhan hasil dari proses belajar mengajar yang dilakukan
pada setiap akhir periode belajar mengajar secara terpadu.
(3) Evaluasi diagnostic
10 Bukhari Umar, Op.cit., Hlm 200-201

10

Evaluasi diagnostic yaitu penilaian yang dipusatkan pada


proses belajar mengajar dengan melokalisasikan suatu titik
keberangkatan yang cocok. Misalnya mengklasifikasikan peserta
didik sesuai dengan kesamaan minat, bakat, kepribadian, latar
belakang, kecerdasan, keterampilan, dan riwayat pendidikan, atau
pendugaan, atau penguasaan strategi belajar mengajar tertentu,
atau metode tertentu yang hendak direalisasikan.
(4) Evaluasi penempatan (placement evaluation)
Evaluasi penempatan menitikberatkan pada penilaian
tentang berbagai permasalahan yang berkaitan dengan:
(a) Ilmu pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang
diperlukan untuk awal proses belajar mengajar
(b) Pengetahuan peserta didik tentang tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan sekolah
(c) Minat dan perhatian, kebiasaan bekerja, corak kepribadian
yang menonjol yang mengandung konotasi kepada suatu
metode belajar tertentu, misalnya belajar berkelompok dan
sebagainya.
b) Syarat-syarat Evaluasi Pendidikan Islam
Syarat-syarat yang dapat dipenuhi dalam proses evaluasi
pendidikan islam adalah sebagai berikut:
(1) Validity
Tes harus dilakukan berdasarkan hal-hal yang seharusnya
dievaluasi, yang meliputi seluruh bidang tertentu yang diinginkan
dan diselidiki, sehingga tidak hanya mencakup satu bidang. Soalsoal tes harus member gambaran keseluruhan (representatif) dan
kesanggupan anak didik mengenai bidang tersebut.

(2) Reliable
Tes yang dapat dipercaya yang memberikan keterangan tentang
kesanggupan

peserta

didik

yang

sesungguhnya.

Soal

ditampilkan tidak membawa tafsiran yang macam-macam.

11

yang

(3) Efisiensi
Tes

yang

mudah

dalam

administrasi,

penilaian,

dan

interpretasinya. Allah berfirman dalam QS. Al-Insyiqaq : 8

maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.11


Dari beberapa uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mewujudkan
atau mencapai tujuan dari evaluasi itu sendiri. Dengan adanya
syarat-syarat yang harus dipenuhi maka suatu evaluasi yang
diadakan bisa menjadi lebih baik dan lebih efisien.

C. Penutup
1) Kesimpulan

11 Bukhari Umar, Op.cit., Hlm 203-206

12

Secara etimologi,evaluasi berasal dari kata to evaluate yang


berarti menilai. Evaluasi pendidikan dalam islam juga merupakan
cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik
berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari
seluruh aspek-aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual
religius, karena manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya
bersikap religius, melainkan juga berilmu dan berketerampilan yang
sanggup beramal dan berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.
2) Saran
Penulis berharap dengan adanya makalah ini, pembaca dapat
mengambil intisari dan mengamalkannya dalam kehidupan seharihari. Semoga dengan adanya makalah ini pembaca dapat menerapkan
evaluasi pendidikan yang lebih baik nantinya.

13

Anda mungkin juga menyukai