Anda di halaman 1dari 10

B.

Perbedaan antara senyawa organik dengan senyawa anorganik


N
o

Senyawa organik
Kebanyakan berasal dari

2
3
4
5

makhluk hidup dan beberapa


dari hasil sintesis
Senyawa organik lebih mudah
terbakar
Strukturnya lebih rumit
Semua senyawa organik
mengandung unsur karbon
Hanya dapat larut dalam

Senyawa Anorganik
Berasal dari sumber daya alam
mineral ( bukan makhluk hidup)
Tidak mudah terbakar
Struktur sederhana
Tidak semua senyawa anorganik
yang memiliki unsur karbon
Dapat larut dalam pelarut air

pelarut organik
atau organik
6 CH4, C2H5OH, C2H6 dsb.
NaF, NaCl, NaBr, NaI dsb.
ALKANA, ALKENA, ALKUNA
Dari berbagai unsur-unsur kimia yang kita kenal.ada satu unsur yang
cakupannya sangat luas dan pembahasannya sangat mendalam yakni
KARBON. Karbon mempunyai nomor atom 6 sehingga jumlah elektronnya
juga 6.dengan konfigurasi 6C = 2, 4. Dari konfigurasi elektron ini terlihat
atom C mempunyai 4 elektron valensi (elektron pada kulit terluar)..Untuk
memperoleh 8 elektron (oktet) pada kulit terluarnya (elektron valensi)
dibutuhkan 4 elektron sehingga masing-masing elektron valensi mencari
pasangan elektron dengan atom-atom lainnya. Kekhasan atom karbon
adalah kemampuannya untuk berikatan dengan atom karbon yang lain
membentuk rantai karbon. Bentuk rantai2 karbon yang paling sederhana
adalah Hidrokarbon.
Hidrokarbon hanya tersusun dari dua unsur yaitu Hidrogen dan Karbon.
Berdasarkan jumlah atom C lain yang terikat pada satu atom C dalam rantai
karbon, maka atom C dibedakan menjadi :
a. Atom C primer, yaitu atom C yang mengikat satu atom C yang lain.
b. Atom C sekunder, yaitu atom C yang mengikat dua atom C yang lain.
c. Atom C tersier, yaitu atom C yang mengikat tiga atom C yang lain.
d. Atom C kwarterner, yaitu atom C yang mengikat empat atom C yang lain.

atom C primer, atom C nomor 1, 7, 8, 9 dan 10 (warna hijau)


atom C sekunder, atom C nomor 2, 4 dan 6 (warna biru)
atom C tersier, atom C nomor 3 (warna kuning)
atom C kwarterner, atom C nomor 5 (warna merah)
Berdasarkan bentuk rantai karbonnya :
Hidrokarbon alifatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai lurus/terbuka
yang jenuh (ikatan tunggal/alkana) maupun tidak jenuh (ikatan
rangkap/alkena atau alkuna).
Hidrokarbon alisiklik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar /
tertutup (cincin).
Hidrokarbon aromatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar
(cincin) yang mempunyai ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara
selang-seling / bergantian (konjugasi)
Selanjutnya dalam artikel ini saya batasi membahas hidrokarbon rantai
terbuka (alifatik) saja.
Berdasarkan ikatan yang ada dalam rantai C-nya, senyawa hidrokarbon
alifatik dibedakan atas :
1. Alkana (CnH2n+2)
2. Alkena (CnH2n)
3. Alkuna (CnH2n-2)
Keterangan : n = 1, 2, 3, 4, .dst
Alkana (Parafin)
adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen
tunggal saja. sering disebut sebagai hidrokarbon jenuh.karena jumlah atom
Hidrogen dalam tiap2 molekulnya maksimal. Memahami tata nama Alkana
sangat vital, karena menjadi dasar penamaan senyawa2 karbon lainnya.
Sifat-sifat Alkana
1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah
atom H nya maksimal)
2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi

4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 C4 pada suhu kamar adalah gas, C4


C17 pada suhu adalah cair dan > C18 pada suhu kamar adalah
padat
5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambahdan bila jumlah
atom C sama maka yang bercabang mempunyai titik didih yang lebih
rendah
6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)
Rumus umumnya CnH2n+2
Deret homolog alkana
Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan
rumus umum yang sama, mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku
berturutannya mempunyai beda CH2 atau dengan kata lain merupakan
rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor cabangnya
sama.
Sifat-sifat deret homolog alkana :
o Mempunyai sifat kimia yang mirip
o Mempunyai rumus umum yang sama
o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14
o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya
n Rumus
Nama
1.
CH4
= metana
2 . C2H6
= etana
3.
C3H8
= propana
4.
C4H10
= butana
5.
C5H12
= pentana
6.
C6H14
= heksana
7.
C7H16
= heptana
8.
C8H18
= oktana
9.
C9H20
= nonana
10. C10H22
= dekana
11. C11H24
= undekana
12. C12H26
= dodekana
TATA NAMA ALKANA
1. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama.
Apabila ada dua atau lebih rantai yang terpanjang maka dipilih yang jumlah
cabangnya terbanyak
2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan
nama alkananya ditulis nomor dan nama cabang. Nama cabang sesuai

dengan nama alkana dengan mengganti akhiran ana dengan akhiran il


(alkil).
3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang
jumlah C nya sama disebutkan sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang
menyatakan jumlah seluruh cabang tersebut. Nomor atom C tempat cabang
terikat harus dituliskan sebanyak cabang yang ada (jumlah nomor yang
dituliskan = awalan yang digunakan), yaitu di = 2, tri = 3, tetra =4, penta =
5 dan seterusnya.
4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan
abjad ( etil lebih dulu dari metil ).
5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan
cabang. Apabila letak cabang yang terdekat dengan kedua sama dimulai dari
:
Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )
Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang )
Contoh :
Apakah nama idrokarbon di bawah ini ?

pertama kali kita tentukan rantai utamanya..Rantai utama adalah rantai


terpanjang :

rantai utamanya adalah yang di kotak merah Kenapa?? coba kalian


perhatikan sisi sebelah kiri, bila rantai utamanya yang lurus (garis putus2)
maka sama2 akan bertambah 2 atom C tapi hanya akan menimbulkan satu
cabang (bagian yang belok ke bawah).sedangkan bila kita belokkan ke
bawah akan timbul 2 cabang (Aturan no 1). Sekarang coba kalian perhatikan
bagian kanan, penjelasannya lebih mudah.bila rantai utamanya yang lurus
(garis putus2) hanya bertambah satu atom C sedangkan bila belok ke bawah
maka akan bertambah 2 atom C. Jadi rangkaian rantai utama itu boleh belakbelok dan gak harus lurusasal masih dalam satu rangkaian yang
bersambungan tanpa cabang.
rantai karbon yang tersisa dari rantai utama adalah cabangnya..

terlihat ada 3 cabang yakni 1 etil dan 2 metil..penomoran cabang kita pilih
yang angkanya terkecil :

bila dari ujung rantai utama sebelah kiri maka etil terletak di atom C rantai
utama nomor 3 dan metil terletak di atom C rantai utama nomor 2 dan 6
bila dari ujung rantai utama sebelah kanan maka etil terletak di atom C
rantai utama nomor 6 dan metil di atom C rantai utama nomor 3 dan 7
kesimpulannya kira urutkan dari ujung sebelah kiri..
Urutan penamaan : nomor cabang nana cabang nama rantai induk
jadi namanya
: 3 etil 2,6 dimetil oktana
cabang etil disebut lebih dahulu daripada metil karena abjad nama
depannya dahulu (abjad e lebih dahulu dari m). karena cabang metil ada
dua buah maka cukup disebut sekali ditambah awalan di yang artinya
dua. karena rantai utamanya terdiri dari 8 atom C maka rantai utamanya
bernama : oktana.
bentuk struktur kerangka Alkana kadangkala mengalami
penyingkatan..misalnya :

CH3 (warna hijau) merupakan ujung rantai


CH2 (warna biru) merupakan bagian tenganh rantai lurus
CH (warna oranye) percabangan tiga
C (warna merah) percabangan empat
Kegunaan alkana, sebagai :
Bahan bakar
Pelarut
Sumber hidrogen
Pelumas
Bahan baku untuk senyawa organik lain
Bahan baku industri
Alkena (Olefin)
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 2
(-C=C-)
Sifat-sifat Alkena

Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua

Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)

Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur > 2-metil-2-butena)

Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif

Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif
dalam udara (pada konsentrasi 3 34 %)

Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses cracking

Rumus umumnya CnH2n


TATA NAMA ALKENA
hampir sama dengan penamaan pada Alkana dengan perbedaan :

Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang


terpanjang. Nama rantai utama juga mirip dengan alkana dengan
mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga pemilihan rantai atom
C terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan
dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.

Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan
dihitung dari ujung sampai letak ikatan rangkap yang nomor urut C
nya terkecil.

Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran


ikatan cabang rantai utama.

Contoh :

menpunyai rantai utama

penghitungan atom C pada rantai utama dimulai dari ikatan


rangkap.sebelah kiri ikatan rangkap hanya ada satu pilihan sedangkan
sebelah kanan ikatan rangkap ada dua pilihan yaitu lurus dan belokan
pertama ke bawah.kedua2nya sama2 menambah 4 atom C namun bila
belokan pertama kebawah hanya menghasilkan satu cabang sedangkan bila
lurus menimbulkan dua cabang.
Jadi namanya
: 3 etil 4 metil 1 pentena
1 pentena dapat diganti dengan n-pentena atau khusus ikatan rangkap di
nomor satu boleh tidak ditulis.sehingga namanya cukup : pentena. Nomor

cabang diurutkan sama dengan urutan nomor ikatan rangkapnya. Pada soal
di atas dari ujung sebelah kanan.
Kegunaan Alkena sebagai :

Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)

Untuk memasakkan buah-buahan

bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

Alkuna
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap
3 (CC). Sifat-nya sama dengan Alkena namun lebih reaktif.
Rumus umumnya CnH2n-2
Tata namanya juga sama dengan Alkena.namun akhiran -ena diganti
-una
Kegunaan Alkuna sebagai :

etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.

untuk penerangan

Sintesis senyawa lain.

Alkil Halida (Haloalkana)


Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun
tak jenuh yang satu unsur H-nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X
= Br, Cl. I)
Sifat fisika Alkil Halida :

Mempunyai titik lebih tinggi dari pada titik didih Alkana dengan jumlah
unsur C yang sama.

Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.

Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.

Struktur Alkil Halida : R-X


Keterangan :
R = senyawa hidrokarbon
X = Br (bromo), Cl (kloro) dan I (Iodo)
Berdasarkan letak alkil dalam hidrokarbon di bagi menjadi :

Alkil halida primer, bila diikat atom C primer

Alkil halida sekunder, bila diikat atom C sekunder

Alkil halida tersier, bila diikat atom C tersier

CH3-CH2-CH2-CH2-Cl
(CH3)2CH-Br
Primer
sekunder
Pembuatan Alkil Halida

(CH3)3C-Br
tersier

1. Dari alkohol
2. Halogenasi
3. Adisi hidrogen halida dari alkena
4. Adisi halogen dari alkena dan alkuna
s
TATA NAMA PENULISAN NAMA SENYAWA
1. Cara penulisan rumus kimia senyawa :
Senyawa ion : A x+ + By digabung menjadi senyawa A y Bx
Senyawa kovalen dari atom P dengan biloks +m dan atom Q dengan biloks
n senyawanya dengan rumus kimia : PnQm
2. Cara memberi nama :
Ditulis ion /atom positif diikuti ion/atom negatifnya dengan catatan sbb :
a. Senyawa yang terdapat anion / atom negatifnya tunggal tidak beroksigen
atau oksigen sendiri , senyawanya disebut senyawa biner dan namanya
diberi akhiran ida atau ide . yaitu :
F- = fluoride S2- = sulfida
Cl- = klorida O2- = oksida
Br- = Bromida N3- = nitrida
I- = iodida H- = hidrida
b. Bila ion positif atau logamnya polivalen nama harus dibedakan dengan
ditunjukkan bilangan oksidasinya bilangan oksidasinya sbb :
Fe2+ = ferro atau besi ( II ) Hg2+ = hidrargiri atau merkuri atau raksa(II)
Fe3+ = ferri atau besi ( III) Hg+ = hidrargiro atau merkuro atau raksa(I)
Cu2+ = cupri atau tembaga ( II) Sn4+ = stani atau timah (IV)
Cu+ = cupro atau tembaga ( I ) Sn2+ = stano atau timah (II)
Pb4+ = plumbi atau timbale ( IV)

Pb2+ = plumbo atao timbale (II)


1. Senyawa Garam nama ion logam + diikuti nama ion non logam
Contoh :
KCl = kalium klorida
AlBr3 = aluminium bromide
Fe2S3 = ferri sulfida / besi (III) sulfida / Iron (III) sulfide
CuS = cupri sulfida / Tembaga (II) sulfida / Cupper (II) sulfide
CuSO4 = cupri sulfat / Tembaga (II) sulfat / Cupper (II) sulfat
Hg(NO3)2 = merkuri nitrat / Raksa (II) nitrat / Hidrargirum (II) nitrat
2. Senyawa basa nama selalu diakhiri kata hidroksida karena anionnya
selalu OHContoh :
Al(OH)3 = aluminium hidroksida
KOH = kalium hidroksida
Fe(OH)3 = ferri hidroksida
Cu(OH)2 = cuprri hidroksida
Ba(OH)2 = barium hidroksida
3. Senyawa Asam nama asam selalu diawali kata asam karena kationnya
selalu H+
Contoh :
H2SO4 = asam sulfat HCl = asam klorida
HClO4 = asam perklorat H2S = asam sulfida
HNO3 = asam nitrat
4. Senyawa biner tidak mempunyai ion yaitu untuk( senyawa kovalen non
polar ).
Bila senyawanya biner non logam dengan non logam ( kovalen ) penulisan
nama dengan urutan sbb : awalan jumlah atomnya diikuti nama unsure non
logamnya dan nama unsure kedua( yang lebih besar elektronegatifitasnya )
diberi akhiran ida . Adapun awalan jumlah atom sbb :
1 = mono 5 = penta 9 = nona
2 = di / bi 6 = heksa 10 = deka
3 = tri 7 = hepta
4 = tetra 8 = okta
Contoh :
NO2 = nitrogen dioksida CCl4 = karbon tetraklorida
P2O5 = difosfor pentaoksida CS2 = karbon disulfida

5. Senyawa biner tidak mempunyai ion dan punya nama khusus .


Contoh :
NH3 = amoniak
H2O = aquadest atau air
H2O2= perhidrol

Anda mungkin juga menyukai