Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus Hipertensi dengan Pendekatan

Kedokteran Keluarga
GEREYNO
102008059

I.

PENDAHULUAN

1). Latar Belakang


Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu
yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh
kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan
mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan
darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80
mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke
dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan
darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh
nadi mengempis kosong).
Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada
anaknya. Jika salah satu orang tua terkena Hipertensi, maka kecenderungan
anak untuk menderita Hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan
mereka yang tidak memiliki orang tua penderita Hipertensi.
Dalam makalah ini, saya akan membahas tentang hasil kunjungan saya
ke salah satu pasien dari Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua. Kegiatan ini
diadakan untuk melihat langsung keadaan pasien dan keluarganya, serta
lingkungan tempat tinggal mereka.3,4
2). Tujuan
Tujuan dilakukannya kunjungan rumah ialah untuk mengetahui adakah
terdapat hubungan antara keadaan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan pola
psikososial pasien dengan penyakit hipertensi.

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 1

Ibu Tarsinah, wanita berumur 59 tahun yang oleh anaknya dia di bawa ke
Puskemas Tanjung duren selatan untuk memeriksa keadaannya yang menderita
hipertensi dengan tekanan darahnya yang dianggap memburuk oleh anak pasien
setelah diberi obat-obatan hipertensi oleh seorang dokter dari puskesmas lain yang
meningkat jadi 180/120 dari yang semula 160/110.

BAB II : ISI
Metode
Metode yang digunakan adalah pendekatan dengan metode wawancara mendalam
dengan pasien serta melihat keadaan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal
pasien. Saya sendiri selaku mahasiswa diijinkan untuk melakukan lawatan ke rumah
Ibu Tarsinah setelah mendapatkan data dari Puskesmas Tanjung duren selatan.
Dengan mendapatkan izin dari pasien saya diperbolehkan untuk berkunjung ke rumah
ibu Tarsinah dan melakukan pemeriksaan seperti anamnesis dan pengamatan/survey
lingkungan ( biologis, psikologis, social,cultural dan keadaan lingkungan rumah).
ANALISA KASUS
Seorang Ibu berumur 63 tahun mengeluh sesak napas bila kelelahan setelah
bekerja dan suka gatal-gatal setelah mengkonsumsi ikan, keluhan ini muncul sekitar
10 tahun yang lalu.
Pada tanggal 20 juli 2010 dilakukan kunjungan rumah untuk melakukan
anamnesis dan melihat lingkungan kondisi pasien. Kondisi pasien tampak sehat. Tidak
ada gangguan pernapasan dan keluhan lainnya. Pada pemeriksaan fisik tidak

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 2

didapatkan apa-apa. Dari Anamnesis dan pengmatan diketahui bahwa pasien tinggal
di lingkungan yang cukup bersih.

Analisa Kunjungan Rumah


a. Kondisi pasien
Kondisi pasien dalam keadaan kurang baik, tidak ada gejala lain selain pusingpusing dan susah berjalan. Pasien terlihat kurang aktif sehingga wawancara
sendiri harus dilakukan pada anak pasien.
b. Keadaan rumah
1. Lokasi :
Rumah terletak di daerah pemukiman yang lumayan padat yaitu
perumahan di belakang kampus saya UKRIDA, dimana jarak rumah
yang satu dengan yang lain saling berdekatan.
Jl. Guji Baru RT 06 RW 02 No.27, Tanjung Duren, Jakarta Barat.
2. Kondisi :
Jenis bangunan adalah permanen. Rumah terlihat kurang kokoh sebab
dinding rumah tersusn sebagian dari bata dan sebagian lagi dari kayu,
lantai rumah terbuat dari keramik, atap dari genteng namun tidak
berplafon, keadaan sirkulasi udara dalam rumah kurang baik karena
kurangnya ventilasi yang ada. Kebersihan didalam rumah cukup
bersih, akan tetapi kurang tertata rapi. Banyak barang-barang yang
sudah tidak dipakai di tumpuk saja.
3. Luas rumah : 9 x 3 m2
4. Pembagian rumah :
Rumah dibagi menjadi 2 ruangan saja yaitu terdiri dari 1 ruang tamu
disamping kalo malam hari dijadikan sebagai kamar tidur oleh ibu
Tarsinah dan sekeluarga, ruang keluarga sendiri juga satu fungsi
dengan ruang tamu , 1 dapur yang menjadi satu dengan ruang makan,
toilet keluarga tidak ada dan selama ini keluarga hanya memakai toilet
umum yang sering dipakai orang-orang di sekitar perumahan ibu
Tarsinah.
5. Ventilasi
GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 3

Jendela dan sistem ventilasi kurang baik. Sirkulasi udara hanya berasal
dari celah-celah atap dan dari pintu depan rumah ibu Tarsinah.
6. Pencahayaan
Pencahayaan didalam rumah juga kurang baik sebab kuranngya jendela
serta jarak antara rumah ibu Tarsinah dengan tetangganya yang
berdempetan sehingga pencahayaan matahari kalo siang hari jadi
kurang.
7. Sanitasi dasar
Sumber air minum berasal dari air tanah kadang juga ledeng yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti memasak, untuk air
minum, dll. Memilik 1 buah kamar mandi yang hanya ditutupi sekat
namun tidak mempunyai toilet keluarga. Seluruh pembuangan air
limbah dibuang pada saluran air.

Identitas Pasien
1. Nama

Ny. TARSINAH

2. Umur

59 tahun

3. Jenis Kelamin

Perempuan

4. Pekerjaan

Ibu rumah tangga

5. Pendidikan

SD

6. Alamat

Jl. Guji Baru RT 06 RW 02 No.27, Jakarta Barat.

Riwayat biologis keluarga


a. Keadaan kesehatan sekarang

: Kurang

b. Kebersihan perseorangan

: Sedang

c. Penyakit yang sering diderita

: Hipertensi

d. Penyakit keturunan

: -

e. Penyakit kronis/menular

: -

f. Kecacatan anggota keluarga

: -

g. Pola makan

: kurang baik

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 4

h. Pola istirahat

: Baik

i. Jumlah anggota keluarga

: 10 orang

Psikologi Keluarga
a. Kebiasaan buruk

: Anak ke 9 yang bernama Komar adalah


seorang perokok dan anak yang ke 10
bernama Rokib adalah seorang perokok
dan pemabuk.

b. Pengambilan keputusan
c. Ketergantungan obat

: keluarga
: Anak terakhir Rokib mantan pecandu

narkoba.
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan

: RS Sumber Waras, Puskesmas tanjung


duren selatan

e. Pola rekreasi

: Sedang

Keadaan Rumah dan Lingkungan

a. Jenis bangunan

: Permanen

b. Lantai rumah

: Keramik

c. Luas rumah

: 9 x 3 m2

d. Penerangan

: Kurang

e. Kebersihan

: Sedang

f. Ventilasi

: Kurang

g. Dapur

: Ada

h. Jamban keluarga

: Tidak Ada

i. Sumber air minum

: Air Galonan dan air ledeng.

j. Sumbar pencemaran air

: ada

k. Pemanfaatan pekarangan

: Tidak ada

l. Tempat pembuangan air limbah

: Ada

m. Tempat pembuangan sampah

: Ada

n. Sanitasi lingkungan

: Kurang

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 5

Spritual Keluarga
a. Ketaatan beribadah

: Baik

b. Keyakinan tentang kesehatan

: Baik

Keadaan Sosial Keluarga


a. Tingkat pendidikan

: Sedang

b. Hubungan antar anggota keluarga

: Baik

c. Hubungan dengan orang lain

: Baik

d. Kegiatan organisasi sosial

: Sedang

e. Keadaan ekonomi

: Kurang

Kultural Keluarga
a. Adat yang berpengaruh
b Lain-lain

: Sunda, jawa

:-

Daftar Anggota Keluarga

No Nama

Hub dgn

Umur

Pendidikan Pekerjaan

KK
GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Agama Keadaan

Keadaan

Imunis

kesehatan gizi
Page 6

KB

asi
1. Gozali
2.

(ALM)
Tarsinah

Ayah

Ibu

59

SD

Ibu

islam

Kurang

rumah

baik

baik

tangga
3. Rutiah

Anak

40

SD

(IRT)
IRT

islam

baik

baik

4. Marni

Anak

38

SD

IRT

islam

baik

baik

5. Sumiati

Anak

34

SD

IRT

islam

baik

baik

6. Kusniati

Anak

29

SMA

IRT

islam

baik

baik

7. Rini

Anak

26

SMA

nganggur

islam

baik

baik

8. Tati

Anak

24

SMA

kerja

baik

baik

Mariat
9. Komar

Anak

21

SMA

kerja

islam

baik

baik

Anak

20

SMA

kerja

islam

baik

baik

10. Rokib

KELUHAN UTAMA
pusing, susah jalan sendiri, agak susah bicara (bicara seperlunya saja).
KELUHAN TAMBAHAN
Tidak ada.
RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Kulit gatal-gatal, tapi sembuh setelah diberi salep yang dibeli dari apotik.

PEMERIKSAAN FISIK
Normal, tidak ditemukannya kelainan.
GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 7

DIAGNOSIS PENYAKIT
Hipertensi
DIANOSIS KELUARGA
penyakit darah tinggi

ANJURAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT

1) Promotif

: memberi penyuluhan kepada keluarga ibu tarsinah untuk

meningkatkan kesadaran keluarga terutama akan pentingnya kesehatan dan


memberikan pengetahuan dan informasi kepada keluarga tentang Hipertensi.
2) Preventif : Pencegahan dapat dilakukan dengan :
Menjaga keadaan gizi agar tetap baik dengan makan secara teratur
Hindari makanan berlemak, kolesterol, dan berminyak serta kurangi asupan
garam
Menjaga pola tidur yang baik.
Rekreasi keluarga dapat merilekskan pikiran.
3) Kuratif : memberikan terapi obat-obat hipertensi yang tepat, dengan dosis
yang benar, waktu pemberian yang adekuat dan teratur, dan harga yang
terjangkau serta.
4) Rehabilitatif :

memperbaiki status hipertensi pasien guna meningkan

kesehatan tubuh, dan rajin control/cek tensi dengan teratur di fasilitas


kesehatan terdekat.
PROGNOSIS
-

Prognosis penyakit :
Prognosis pasien yang menderita hipertensi apalagi kalo tingkat yang
cukup berat mungkin biasanya dikatakan buruk. Namun jika pengobatan
hipertensinya dilakukan sacara rutin dan bertahap maka prognosisnya pun
mungkin akan jadi lebih baik disertai dengan pola makan yang baik pula.

Prognosis keluarga :

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 8

Prognosis untuk penyakit pasien di atas juga kurang baik, sebab dalam
keluarga pasien sendiri dalam faktorpsikologis juga kurang menunjang, karena
anak-anak dari ibu Tarsinah sendiri mempunyai sifat perilaku yang bisa dibilang
agak menyimpang yaitu perokok, pemabuk, bahkan yang lebih parah lagi ada
yang menjadi mantan pecandu narkoba. Keadaan sosial ekonomi keluarga pasien
yang kurang baik juga mungkin menjadi penyebab utama timbulnya hipertensi.
-

Prognosis masyarakat :
Prognosis dalam masyarakat umumnya baik sebab lingkungan tempat ibu
Tarsinah tinggal adalah lingkungan yang baik terutama dalam hal sosialisasi.
Hubungan antara anggota keluarga ibu tarsinah dengan para tetangganya pun juga
sangat baik.

HIPERTENSI
Keluhan utama yang diderita oleh ibu Tarsinah adalah hipertensi dengan gejala
berupa pusing dan sering mengalami susah tidur juga. Pemeriksaan fisik yang
diterima di Puskesmas hanyalah pemeriksaan tensi dan didapatkan tensi 180/120.
Sedang dalam keluarga ibu Tarsinah sendiri tidak mempunyai riwayat hipertensi atau
penyakit keturunan lainnya.
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk diagnosis dan evaluasi adalah
riwayat penyakit, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan fisik, laboratorium (darah,
urin, elektrolit, KGD, kolesterol dll.) dan pemeriksaan khusus (EKG, X-Ray thorax
dll).
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
Pengukuran

tekanan

darah

dilakukan

dengan

menggunakan

sphygmomanometer, dengan lebar manset standar 12-14 cm, kemudian


balutkan manset tersebut pada lengan atas, pada pasien dengan posisi
berbaring yang sebelumnya sudah istirahat sekitar 10 menit. Penetapan
GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 9

tekanan darah adalah melalui auskultasi yang diletakkan diatas arteri pada
bagian distal mancet lengan atas. Kemudian tekanan dinaikkan sampai pada
kolom air raksa sphygmomanometer meninggi, kemudian turunkan perlahanlahan sampai di dengar 5 bentuk / jenis suara korottkoff.
2. Pemeriksaan Umum / Fisik
Pemeriksaan fisik pada kepala bisa dijumpai adanya muka sembab
pada mata, Moon face pada wajah dan dilakukan juga pemeriksaan
Funduscopy mata. Pada Leher dapat dijumpai tekanan vena jugularis yang
meningkat dan pembesaran kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan thorax dapat
dijumpai adanya pembesaran jantung, suara tambahan atau desah, pada
auskultasi paru dapat dijumpai adanya krepitasi dan ronchi basah pada basis
paru. Pada abdomen dapat dijumpai hepatomegali, asites dan ballotement
ginjal. Pada extremitas dapat dijumpai adanya edema pretibial, retromaleolar
dan kelemahan otot.
3. Pemeriksaan Khusus: Biasanya hanya untuk menilai keadaan apakah ada
keterlibatan dengan jantung yaitu lewat EKG.
Working Diagnosis
Diagnosis kerja bagi bapak ini adalah hipertensi primer tipe I (ringan).
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu
1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
Klasifikasi pengukuran tekanan darah
Klasifikasi Tekanan darah
TDS (mmHg)
Normal
Prahipertensi
Hipertensi derajat 1
Hipertensi derajat 2
GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

TDD (mmHg)
< 120
120 139
140 159
160

< 80
80 89
90 99
100
Page 10

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10%
sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum
diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa
faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.3,4
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat dari segi orang
1) Umur
Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominant berumur (3155tahun). Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan darah
cenderung meningkat. Yang man penyakit hipertensi umumnya berkembang
pada saat umur seseorang mencapau paruh baya yakni cenderung meningkat
khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60
tahun keatas.
2) Jenis kelamin
Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan
dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan pada perempuan
meningkat seiring dengan bertambahnya usia yang mana pada perempuan
masa premenopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada
laki-laki penyebabnya sebelum menopause, wanita relatife terlindungi dari
penyakit kardiovaskuler oleh hormone estrogen yang dimana kadar estrogen
menurun setelah menopause.
3) Status gizi
Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak Kekurangan atau
kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit.
Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang sejak
usia dini dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing
GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 11

individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.Dimana ini merupakan


faktor penting sebagai zat pembangun atau protein ini penting untuk
pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan
makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).Sehingga ini

sebagai

penunjang untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan


kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.
4) Faktor psikokultural
Penyakit Hipertensi ada banyak hubungan antara psiko-kultural, tetapi belum
dapat diambil kesimpulan.Namun pada dasarnya dapat berpengaruh apabaila
terjadi stres, psikososial akut menaikkan tekanan darah secara tiba-tiba yang
mana ini merupakan penyebab utama

terjadinya penyakit hipertensi dan

merupakan masalah kesehatan yang layak untuk perlu diperhatikan.


5) Lingkungan tempat tinggal
Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus hipertensi
adalah

merupakan

wilayah

yang

berdominan

dipesisir

dari

pada

dipegunungan. Yang dimana penduduk yang berdomisil didaerah pesisir lebih


rentan terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi garam lebih
tinggi atau berlebihan dibanding daerah pegunungan yang kemungkinan lebih
banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.
Determinan atau faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit Hipertensi
adalah:

Faktor herediter didapat pada keluarga yang umumnya hidup dalam


lingkungan dan kebiasaan makan yang sama.
Konsumsi garam : telah jelas ada hubungan, tetapi data pe-nelitian
pada daerah-daerah dimana konsumsi garam tinggi tidak selalu

mempunyai prevalensi tinggi.


Obesitas : telah diketahui adanya korelasi timbal balik antara obesitas

dan hipertensi.4
Penatalaksanaan
Kuratif
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat( Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 12

( Joint National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood


Pressure, Usa, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis
kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi :

Diuretik: HCT 1-2 X 25 mg/ hari atau furosemid 1-2 X 40 mg/ hari.
Kontraindikasi: DM, Gout.

Beta bloker : Propanolol 2-3 X 10 mg / hari. Kontraindikasi : Asma, DM,


Gagal Jantung.

Adrenergik neuron bloker : Reserpin 1-3 X 0,1 mg . Kontraindikasi : ulkus


ventrikuli.

ACE-inhibitor: captopril 2-312,5-25 mg.

Dan lain-lain.2

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi


yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara
pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi
pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan

darahnya.
Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan

darahnya.
Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun

bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas.


Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya
tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat

diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter.


Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu.
Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita.
Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi.
Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga

dapat mengukur tekanan darahnya di rumah.


Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari
atau 2 x sehari.

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 13

Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping

dan masalah-masalah yang mungkin terjadi.


Yakinkan penderita kemungkinan perlunya

memodifikasi dosis atau

mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas

maksimal.
Usahakan biaya terapi seminimal mungkin.
Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering.
Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.
Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat
diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan
pelaksanaan pengobatan hipertensi.

Promotif (Penyuluhan)
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang
penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan
hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Tujuan penanganan hipertensi adalah
menurunkan tekanan darah mendekati nilai normal tanpa menimbulkan efek samping.
Kepatuhan terhadap terapi harus dipromosikan dengan cara yang murah. Aturan
penanganan meliputi obat anti hipertensi, pambatasan natrium dan lemak dalam diit,
pengaturan berat badan, perubahan gaya hidup, program latihan, dan tindak lanjut
asuhan kesehatan dengan interval teratur.Tindak lanjut secara teratur wajib dilakukan
sehingga proses penyakit dapat dikaji dalam hal pengontrolan dan perkembangannya,
serta penanganan yang sesuai. Riwayat dan pemeriksaan fisik harus dilengkapi pada
setiap kunjungan klinik. Riwayat harus meliputi semua data yang mungkin
berhubungan dengan potensial masalah, terutama masalah yang berhubungan dengan
pengobatan seperti pusing atau kepala terasa ringan ketika berdiri.
Preventif (Pencegahan Hipertensi)
1.

Mengontrol pola makan


Kandungan gizi yang diperlukan oleh lansia dengan hipertensi:
1.Karbohidrat

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 14

Fungsi karbohidrat adalah penyedia energi. Pada lansia konsumsi gula dibatasi
karena:
Gula tidak mengandung gizi kecuali zat tenaga. Sedangkan pada lansia
konsumsi zat zat gizi lain seperti vitamin, protein dan mineral diutamakan

untuk mencegah proses penurunan fungsi tubuh.


Gula cepat diserap (absorpsi) sehingga mengakibatkan perubahan kadar
gula darah dan memungkinkan terjadinya obesitas (kegemukan) dan

diabetes.
Makanan yang boleh: Beras, kentang, singkong, terigu, gula yang diolah

tanpa garam seperti macaroni, mie, biscuit dll.


Makanan yang tidak boleh: Roti, biscuit dan kue yang dimasak dengan
garam dapur.

2. Protein
Fungsi dari protein sebagai zat pembangun dari sel tubuh. Pada lansia
sebaiknya memilih daging unggas-unggasan daripada daging sapi atau
kambing dan hendaknya tidak makan lebih dari 2 potong daging pada sehari.
Makanan yang boleh: daging, ikan telur dan susu, semua kacang-kacangan dan
sayuran.
Makanan yang tidak boleh: ikan asin, keju, kornet, ebi, telur asam, pindang,
dendeng, udang, kacang tanah dan sayuran yang dimasak/ diawetkan dengan
garam dapur.
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K, membentuk tekstur
makanan dan memberi rasa kenyang yang lama. Lemak juga berfungsi sebagai
cadangan energi.
Pada lansia lemak sebaiknya dibatasi , mengingat:
Berkurangnya aktifitas tubuh sehingga kebutuhan energi juga

menurun.
Berkurangnya produksi enzim mengakibatkan pencernaan lemak
tidak sempurna, sehingga membebani usus dan lambung yang akan

mengakibatkan gangguan pada usus.


Lemak dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi memicu

penyakit jantung dan pembuluh darah.


Kelebihan lemak akan disimpan sebagai cadangan energi dalam

bentuk timbunan lemak yang menyebabkan kegemukan.


cenderung mengakibatkan kanker usus.
Makanan yang boleh: minyak margarine dan mentega tanpa garam.

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 15

Makanan yang tidak boleh: margarine dan mentega biasa.

4. Vitamin
Fungsi dari vitamin yaitu untuk mempercepat metbolisme, mempertahankan
fungsi jaringan tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan
jaringan.
Pada lansia vitamin sangat penting, terutama vitamin B1 agar tubuh selalu
bugar. Contoh makanan: beras merah.
Makanan yang boleh: semua buah yang tidak diawtkan garam/ soda, air putih.
Makanan yang tidak boleh: durian, buah-buahan yang diawtkan oleh garam
dan soda, kopi dan coklat.
5. Mineral dan Air
Fungsi dari mineral yaitu pembentukan jaringan tubuh, memelihara
keseimbangan asam basa.
Pada lansia, kalsium sangat penting karena , terutama lansia wanita mudah
terjadi ostoporosis akibat menopause. Contoh makanan yang tingggi kalsium
adalah susu, ikan yang dimakan dengan tulangnya, sayuran hijau, kedelai dan
rumput laut.
Lansia hendaknya minum 6-8 gelas sehari mengingat fungsi ginjal menurun
dan melancarkan BAB.
Lansia hendaknya mengurangi natrium dengan cara membatasi garam dapur.
6. Serat
Serat tidak dapat dicerna, maka serat tidak mengandung gizi tetapi tetap
dibutuhkan untuk mencegah sembelit, wasir, kanker usus, penyakit jantung dan
kegemukan bila kekurangan serat.
Serat ada 2 jenis:
Larut dalam air yang berfungsi mengikat kolesterol.
Tidak larut dalam air yang berfungsi melancarkan BAB.
Petunjuk
Penggunaan
Garam
untuk
Penderita
hipertensi
Untuk penderita hipertensi terdapat 3 diet:
Diet rendah garam 1 : untuk penderita hipertensi berat dianjurkan
untuk tidak menambahkan garam dapur dalam makanan.
Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi
sedang (100-114 mmHg). Garam dianjurkan sendok the garam
dapur.
Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi
ringan (diastole kurang dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan
GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 16

sendok teh.Tingkatkan konsumsi potasium ( K ) dan


magnesium ( Mg ) pola makan yang rendah potassium
magnesium menjadi salah satu faktor pemicu tekanan darah
tinggi, buah buahan dan sayuran segar adalah sumber terbaik
bagi kedua nutrisi tersebut.
7. Pencegahan hipertensi dengan istirahat cukup tidak stress
Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot bekerja
sehingga mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran. Istirahat dengan posisi
badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak. Berusahalah
untuk beristirahat setelah beberapa saat melakukan kesibukan rutinitas.
Oleh karena tekanan darah dapat meningkat jika orang terkena stres,
maka hindarkanlah kegiatan dan tempat-tempat yang dapat menyebabkan
stres. Rekreasi ke tempat-tempat sejuk, rindang, alam bebas dan daerah yang
berbeda dengan kegiatan sehari-hari dapat pula menjadi pilihan mengurangi
stres.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang
mana dapat dihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di
Indonesia.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi itu adalah dari kebiasaan atau gaya
hidup masyarakat yaitu faktor herediter yang didapat pada keluarga, faktor usia, jenis
kelamin, konsumsi garam yang berlebihan, kurang berolahraga, dan obesitas.
Saran
Perlunya upaya penyuluhan agar dari case-finding maupun pendidikan
kesehatan dan penatalaksanaan pengobatannya yang belum terjangkau masih sangat
terbatas. Untuk penderita datang berobat untuk pertama kalinya datang terlambat
dimana sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan agar sedini
mungkin diberi pengobatan.
Selain itu, kebiasaan hidup sehat seperti berhenti merokok, mengurangi berat badan
(bila kegemukan), mengurangi konsumsi garam sehingga asupan sodium kurang dari

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 17

100 mmol/hari, melakukan olah raga 30-45 menit per hari juga dapat mengurangi
resiko terjadinya hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Robins dan Cotran.2010. Dasar Patologis Penyakit, edisi ke 7.
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
2. Sukandar.E.Y.(et all).2009. Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFI
Penerbitan.
3. Sudoyo.A.W.2010.Buku

Ajar

Dalam.Jakarta:Internal publishing.
4. Yang
Perlu
Anda
Ketahui

Ilmu
Mengenai

Penyakit
Hipertensi.

www.majalahkesehatan.com. 2010. diakses tanggal 24 Juli


2011.

GEREYNO, 102008059, B6
Rer3_glo y123n0@yahoo.co.id

Page 18

LAMPIRAN

Gambar 1. Ruang tamu

gambar 2. Ruang keluarga

19

Gambar 3. Dapur

Gambar 4. Kamar mandi

20

21

Anda mungkin juga menyukai