Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam pembahasan komposit penguat serat alam acak yang dicontohkan


dengan bambu memiliki keunggulan komposit serat bambu dibandingkan dengan
fiber glass adalah komposit serat bambu lebih ramah lingkungan karena mampu
terdegradasi secara alami dan harganya pun lebih murah dibandingkan fiber glass.
Sedangkan fiber glass sukar terdegradasi secara alami. Selain itu fiber glass juga
menghasilkan gas CO dan debu yang berbahaya bagi kesehatan jika fiber glas
s
didaur ulang, sehingga perlu adanya bahan alternatif pengganti fiber gla
ss
tersebut.
Dalam industri manufaktur dibutuhkan material yang memiliki sifat-sifat
istimewa yang sulit didapat dari logam. Komposit merupakan material alternative
yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Material komposit
adalah gabungan dari penguat (reinforced) dan matriks. Kelebihan materia
l
komposit

jika

dibandingkan

dengan

logam

adalah

perbandingan

kekuat

an
terhadap berat yang tinggi, kekakuan, ketahanan terhadap korosi dan lain-lain.
Oleh karenanya, dewasa ini teknologi komposit mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Perkembangan komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi
juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya yan
g
renewable atau terbarukan, sehingga mengurangi konsumsi petrokimia maupun
gangguan lingkungan hidup.
Dari uraian diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah bagaimana membuat bahan yang lebih kuat dari fiber glass tetapi tetap

ramah lingkungan. Salah satu bahan alternatif yang ditawarkan untuk mengatasi

masalah tersebut atau dengan kata lain bahan yang dapat menggantikan fiber glass
sebagai bahan kulit kapal adalah komposit laminat bambu serat woven roving.
Makalah

ini

diharapkan

bisa

digunakan

sebagai

referensi

dal

am
menentukan lebar serat yang dipakai untuk memperoleh kekuatan, keuletan dan
kekakuan yang diinginkan dari komposit laminat bambu serat woven, d
an
diharapkan

bisa

memberikan

kontribusi

terhadap

perkembangan

materi

al
alternative yang lebih murah, berkualitas dan mudah dalam proses produksinya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

PENGERTIAN KOMPOSIT
Perkataan komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas da

berbeda-beda mengikut situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan


dua atau lebih bahan untuk mencari sifat material yang lebih baik merupaka
n
suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi komposit.
ini

Walaupun

demikian

defenisi

ini

terlalu

umum

karena

komposit

merangkumi semua bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logam
alloy, keramik, kopolimer, plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan
atau lebih untuk mendapatkan suatu bahan yang baru.
Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang
digunakannya, yaitu:
1. Fibrous Composites ( Komposit Serat )
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu
lapisan yang menggunakan penguat berupa serat / fiber. Fiber yang digunaka
n

bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide),
dan
sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu
bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.
2. Laminated Composites ( Komposit Laminat )
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabun
g
menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
3. Particulalate Composites ( Komposit Partikel )
Merupakan komposit yang menggunakan partikel/serbuk sebagai
penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.
Kroschwitz dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan
yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan
.
Rosato dan Di Matitia pula menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat
yang biasanya dalam bentuk serat, dimana ada serat pendek, panjang, anyaman

pabrik atau lainnya. Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa bahan komposit
adalah kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat, butiran atau cuhisk
er
seperti pengisi serbuk logam, serat kaca, karbon, aramid (kevlar), keramik, dan
serat logam dalam julat panjang yang berbeda-beda didalam matriks.
Definisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu
menyartakan bahwa bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan
komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ci
ri
tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping i
tu
konstituen asal masih kekal dan dihubungkan melalui suatu antara mu
ka.
Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal.
g

Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yan

terdiri dari dari fasa tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selaluny
a
terdiri dari serat atau bahan pengukuh, manakala yang berterusannya terdiri dari
matriks.

2.2 SERAT ALAM


Serat alam dapat diperoleh dari tanaman pisang, bambu, nanas, rosella,
kelapa, kenaf, dan lain-lain. Saat ini, serat alam mulai mendapatkan perhatia
n
yang serius dari para ahli material komposit karena:
Serat alam memiliki kekuatan spesifik yang tinggi karena serat alam memiliki
berat janis yang rendah.
Serat alam mudah diperoleh dan merupakan sumber daya alam yang dapat
diolah kembali, harganya relatif murah, dan tidak beracun.
Kita bisa melihat definisi komposit ini dari beberapa tahap seperti yang telah
digariskan oleh Schwartz :
1. Tahap/Peringkat Atas
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehla
h
dikatakan sebagai bahan komposit. Ini termasuk alloyr polimer dan keramik.

Bahan-bahan yang terdiri dari unsur asal saja yang tidak termasuk dala
peringkat ini.
2. Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fa

sa
merupakan suatu komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara
tradisional dikenal sebagai komposit seperti kebanyakan bahan logam
.
Contoh besi keluli yang merupakan alloy multifusi yang terdiri dari karbon
dan besi.

3. Tahap/Peringkat Makrostruktur
Merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bag
i
mendapatkan suatu sifat atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabunga
n
masih tetap dalam bentuk asal, dimana dapat ditandai secara fisik d
an
melihatkan kesan antara muka satu sama lain.

2.3

KEPENTINGAN BAHAN KOMPOSIT


Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap
bahan

komposit.

Perkembangan

bidang

sciences

dan

teknologi

mu

lai
menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan
aplikasi baru. Bidang angkasa lepas, perkapalan, automobile dan indust
ri
pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang memerlukan bahan-bahan yang
berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar (5,10). Dalam kebanyakan
bahan konvensional seperti keluli,walaupun kuat ianya mempunyai density
yang tinggi dan rapuh.
Oleh sebab itu bahan komposit yang mempunyai gabungan sifat yan

diperlukan seperti yang tertera pada tabel di bawah ini yang mulai mendapatkan
perhatian untuk menggantikan bahan konvensional

Tabel 1.
Perbandingan sifat-sifat mekanikal antara bahan konvensional dan komposit
Bahan

Spesifik
Grafity

Tensile
(Mpa)

Keluli

Kekuatan

7,2

Kekuatan
Spesifik

(MNm/kg)

(Gpa)

Modulus
Tensile

Modulus
Spesifik
(MNm/kg)

103,4-

206,8
Allumenium

2,7

55,2-

14,4-28,7

82,7

20,4

11,5

68,9

25

,5
179,3
Epoksi

1,2

Epoksi/Kevlor

1,4

41,0
28,6

34,2

650,0

4,5
646,3

3,8
40,0

46(60%)
Nylon

1,1

Nylon/Serat

1,5

70,0
9,3

61,4

207,0

2,0
138,0

1,8
14,0

A. Kelebihan Bahan Komposit


Bahan komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bah
an
konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilih
at
dari beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisi
kal,
keupayaan (reliability), kebolehprosesan dan biaya. Seperti yang diuraik
an
dibawah ini :
a. Sifat-sifat mekanikal dan fisikal

Gabungan matriks dan serta dapat menghasilkan komposit ya


ng
mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari bah

an
konvensional seperti keluli.

Bahan

komposit

mempunyai

density

yang

jauh

lebih

rendah

berbanding dengan bahan konvensional. Ini memberikan implikasi


yang penting dalam konteks penggunaan karena komposit akan
mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari
bahan konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang
dihasilkan akan mempunyai kerut yang lebih rendah dari logam.
Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting dalam industri
pembuatan

seperti

automobile

dan

angkasa

lepas.

Ini

karen

a
berhubungan dengan penghematan bahan bakar.

Dalam

industri angkasa
menggantikan

lepas terdapat kecendrungan untuk


komponen yang diperbuat dari logam

denga

n
komposit karena telah terbukti komposit mempunyai rintangan
terhadap fatigue

yang

baik

terutamanya komposit yang

menggunakan serat karbon.

Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap


kakisa yang lemah terutama produk yang kebutuhan sehari-hari.
Kecendrungan komponen logam untuk mengalami kakisan
menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi.

Bahan komposit mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.

Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility


(berdaya guna) yaitu produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat
yang menarik yang dapat dihasilkan dengan mengubah sesuai jenis
matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan menggabungkan
lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan komposit
hibrid.

Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam;


kekakuan jenis (modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya
lebih tinggi dari logam.

Dibanding dengan material konvensional keunggulan komposit

antara lain yaitu memiliki kekuatan yang dapat diatur (tailorability),


tahanan lelah (fatigue resistance) yang baik, tahan korosi, da
n
memiliki kekuatan jenis (rasio kekuatan terhadap berat jenis) yang
tinggi.

Manfaat utama dari penggunaan komposit adalam mendapatkan


kombinasi sifat kekuatan serta kekakuan tinggi dan berat jenis yang
ringan. Dengan memilih kombinasi material serat dan matriks yang
tepat, kita dapat membuat suatu material komposit dengan sifat yang
tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk suatu struktur tertentu dan
tujuan tertentu pula.
b. kebebasan dalam proses
Keboleh prosesan merupakan suatu kriteria yang penting dalam
penggunaan suatu bahan untuk menghasilkan produk. Ini karena dikaitkan
dengan

produktivitas

dan

mutu

suatu

produk.

Perbandingan

antar

a
produktiviti dan kualiti adalah penting dalam konteks pemasaran produk
yang dipabrikasi. Selain dari itu kebolehprosesan juga dikaitkan dengan
keberbagai teknik fabrikasi yang dapat digunakan untuk memproses suatu
produk.
Telah

diterangkan dengan jelas bahwa bahan komposit

dibolehprosesan dengan berbagai teknik fabrikasi yang merupakan daya


tarik yang dapat membuka ruang luas bagi penggunaan bahan komposit.
Contohnya untuk komposit termoplastik yang mempunyai kelebihan dari
segi pemrosesan yaitu ianya dapat diproses dengan berbagai tekni
k
fabrikasi yang umum yang biasadigunakan untuk memproses termoplastik
tanpa serat.

B. Kekurangan dalam bidang komposit yaitu :

Biaya

Hambatan dalam aplikasi material komposit umumnya adalah soal biaya.

Meskipun sering kali proses manufaktur material komposit lebih efisien,


namun material mentahnya masih terlalu mahal. Material komposit masih
belum bisa secara total menggantikan material konvensional seperti baja,
tetapi dalam banyak kasus kita memiki kebutuhan akan hal itu. Tida
k
diragukan, dengan teknologi yang terus berkembang, pengunaan baru dari
material komposit akan bermunculan. Kita belum melihat semua yang
material komposit dapat lakukan.
2.4

PENGGABUNGAN KOMPOSIT
Penggabungan komposit sangat beragam; fiber ada yang diatur
memanjang

(unidirectional

composites),

ada

yang

dipotong-potong

lal

u
dicampur secara acak (random fibers), ada yang dianyam silang lalu dicelupkan
dalam resin (cross-ply laminae), dan lainnya. Lembaran komposit disebu
t
sebagai lamina. Sebagaimana telah diketahui bahwa kekuatan, kekakuan serta
kerapatan bahan monolit konvensional tidak begitu memuaskan para perancang.
Penguatan bahan komposit dengan memakai serat (fibre reinforced). Pewujudan
serat penguat menerus/kontinyu, tak menerus, serabut pendek (Whisker) atau
bisa juga berupa partikel-partikel logam pada matriknya ternyata menghasilkan
kekuatan dan moduli yang amat besar. Untuk membuktikan hal tersebut perlu
dilakukan pengujian secara eksperimental. Bahan serat penguat tersebut adalah :
Gelas, karbon, boron, aramid, polietelin dan lain-lain.
Serat kaca (glass fibre) adalah material yang umum digunakan sebagai
serat. Namun, teknologi komposit saat ini telah banyak menggunakan karbon
murni sebagai serat. Serat karbon memiliki kekuatan yang jauh lebih ba
ik
dibanding serat kaca tetapi biaya produksinya juga lebih mahal. Komposit dari
serat karbon memiliki sifat ringan dan juga kuat. Komposit jenis ini banya
k
digunakan

untuk

struktur

pesawat

terbang,

alat-alat

olahraga,

dan

ter

us

meningkat

digunakan

sebagai

pengganti

tulang

yang

rusak.

Selain serat kaca, polimer yang biasanya menjadi matriks juga dap
at
dipakai sebagai serat atau penguat. Contohnya, kevlar merupakan serat polimer
yang sangat kuat dan dapat meningkatkan toughness dari material komposit.
Kevlar dapat digunakan sebagai serat dari produk komposit untuk struktu
r
ringan yang handal, misalnya bagian kritis dari struktur pesawat terban
g.
Sebenarnya, material komposit bukanlah pengguaan asli dari kevlar. Kevlar
dikembangkan untuk pengganti baja pada ban radial dan untuk membuat rompi
atau helm antipeluru.
n

Sedangkan

untuk

matriks,

kebanyakan

material

komposit

moder

menggunakan plastik thermosetting, yang biasanya disebut resin. Plastik adalah


polimer yang mengikat serat dan membantu menentukan sifat fisik dari material
komposit yang dihasilkan. Plastik termosetting berwujud cair tetapi aka
n
mengeras dan menjadi rigid ketika dipanaskan. Plastik ini memiliki tahana
n
terhadap serangan zat kimia yang baik meskipun berada pada lingkunga
n
ekstrim.
Untuk tujuan khusus, digunakan matriks dari keramik, karbon dan logam.
Contohnya, keramik digunakan untuk material komposit yang didesain bekerja
pada temperatur sangat tinggi dan karbon digunakan untuk produk ya
ng
menerima gaya gesek seperti bearing dan gir.
a

Pada material komposit dikenal istilah lamina dan laminate. Lamin

adalah satu lembar komposit dengan satu arah serat tertentu, sedangkan laminate
adalah gabungan beberapa lamina. Laminate dibuat dengan cara memasukkan

10

pre-preg lamina ke dalam autoclave selama selang waktu tertentu dan dengan
tekanan serta temperatur tertentu pula. Auroclave adalah suatu alat semacam
oven bertekanan untuk menggabungkan lamina.
Pada dasarnya, komposit dapat didefinisikan sebagai campuran
makroskopik dari serat dan matriks. Serat merupakan material yang (umumnya)
jauh lebih kuat dari matriks dan berfungsi memberikan kekuatan tar
ik.
Sedangkan matriks berfungsi untuk melindungi serat dari efek lingkungan dan

kerusakan akibat benturan.dalam tugas ini lebih spesifik akan membaha

komposit penguat serat alam acak.

2.5

CONTOH KOMPOSIT PENGUAT SERAT ALAM ACAK :


1.

Rotan
Teknologi material komposit saat ini mengalami perkembangan ke

penggunaan bahan alam sebagai komponen pembentuknya terutama penggunaan


serat alam sebagai pengganti serat sintetis yang selama ini dipakai. Salah sat
u
alasannya karena polusi yang disebabkan oleh material sintetis yang pa
da
umumnya sulit didaur ulang, dan juga serat alam memiliki ketersediaan yan
g
melimpah

dan

pada

umumnya

ramah

lingkungan

karena

dapat

ter

urai
(biodegradable). Rotan sebagai salah satu sumber bahan alam yang banya
k
tersedia di indonesia, diharapkan dapat menjadi sumber serat alam yang bai
k
karena rotan sudah terkenal akan keuletan dan kekuatannya pada penggunaan di
berbagai peralatan rumah tangga terutama mebeler seperti kursi dan meja. Atas
dasar ini dilakukan penelitian yang menjadi bahan tugas akhir ini untuk mengkaji

11

penggunan serat rotan sebagai pemerkuat komposit polimer.


Penelitian yang dilakukan adalah proses pengambilan serat dari batang rotan,
menghitung massa jenis serat, menguji kekuatan tarik serat, menguji kekuatan
tarik resin poliester, membuat komposit dengan matriks poliester dengan orientasi
serat random dan anyaman, menguji kekuatannya dengan pengujian kekuata
n
tarik komposit serta membandingkan hasilnya dengan komposit serat gelas.
Dari hasil penelitian didapat bahwa diameter serat yang didapat masih terlalu
besar, kekuatan komposit serat rotan meningkat seiring peningkatan fraksi serat
(yang menunjukkan adanya penguatan dari serat rotan), serta hasil perbandingan
dengan serat gelas, kekuatan serat dan komposit serat rotan masih dibaw
ah
komposit serat gelas, dengan perbandingan untuk komposit serat random pada
fraksi berat 20%, komposit serat rotan masih 2/3 kali kekuatan komposit ser
at

gelas, dan untuk komposit serat anyaman, pada fraksi berat serat 40 %, komposit
serat rotan masih kali kekuatan komposit serat gelas.
2.

Bambu
Bambu adalah tanaman termasuk Bamboidae, salah satu anggota sub fam

ilia
rumput, pertumbuhannya sangat cepat. Pada masa pertumbuhan, bamboo tert
entu
dapat tumbuh vertikal 5cm per jam, atau 120 cm per hari. Tanaman
bambu
mempunyai ketahanan yang luar biasa. Rumput bambu yang telah dibakar, m
asih
dapat tumbuh lagi. Bambu dapat tumbuh di lahan yang sangat kering sepe
rti di
kepulauan Nusa Tenggara atau di lahan yang banyak disirami air hujan s
eperti
Parahiyangan.

12

Di dunia tercatat lebih dari 75 genus dan 1250 spesies bambu. Bambu yang a
da
di Asia Selatan dan Asia Tenggara kira-kira 80% dari keseluruhan yang ada di
dunia.
Genus Bambusa mempunyai jumlah spesies yang paling banyak, dan teru
tama
banyak terdapat di daerah tropis, termasuk Indonesia.
Karakteristik Bambu
Adapun beberapa sifat fisik penting bambu antara lain sebagai berikut :
Wettability
Wettability menunjukkan kemampuan cairan untuk menempel pada permukaa
n
benda padat. Wettability memberikan pengaruh yang cukup besar pada adhesi.
Kandungan air
Kandungan
penting

air

merupakan

sifat fisik

bambu

yang

karena

mempengaruhi sifat mekanik dari bambu. Kandungan air pada batang bamboo setel
ah
di potong adalah antara 50-99% sementara bambu yang telah kering adalah se
kitar
12-18%.
Berat jenis
Bambu memiliki berat jenis yang berkisar antara 600-900 kg/m3 . Untuk jenis
bambu
tali memiliki berat jenis rata-rata 820 kg/m3. Penelitian di bidang bambu
juga
dilakukan oleh Morisco pada tahun 1994-1999. Semua spesimen dibuat dari
bambu
yang tanpa buku. Sebagai pembanding dipakai baja tulangan beton dengan tegang
an
luluh sekitar 2400Kg/cm2 . Pengujian memakai mesin Universal Testing Mac
hine
merk UNITED dengan kapasitas tarik 13,6 ton. Mesin uji dilengkapi d
engan
computer yang dapat memberi keluaran berupa diagram tegangan-regangan.

13

Dalam makalah ini jenis bambu yang dipilih sebagai serat penguat
pada
sistem material komposit adalah bambu tali dengan pertimbangan bahwa bamboo i
ni
bersifat kuat, liat, lurus, serta paling baik untuk anyaman. Bambu tali tidak m
udah
terserang hama bubuk, sekalipun tidak diawetkan.
3.

Abu sekam padi


Abu sekam padi ternyata mengandung senyawa silika cukup tinggi. Hasil

analisa menunjukkan kandungan SiO2 93 %, pH = 8, kadar air 2,70 %, l


uas

2
permukaan butiran 68 m /gr pada ukura butir 325 Mesh. Abu dengan si
fat
demikian terbukti dapat dipakai sebagai bahan penguat komposit karet alam.
Campuran abu karet dapat dikerjakan dengan mudah di dalam gilingan
open mill. Pada penambahan abu sebanyak 40 60 phr kedalam karet dap
at
menghasilkan viskositas kompon antara 40 60 satuan Mooney, suatu harga yang
umum dipakai di dalam pengolahan komposit.
Campuran

abu

karet

(kompon)

ternyata

juga

mudah

dimas

ak
(vulkanisasi), terbukti dari waktu pematangan optimumnya (optimum cure) yang
pendek yaitu 21 menit. Padahal untuk memasak campuran silika sintesis karet
membutuhkan waktu 74 menit. Dalam hal waktu pematangan awal (scorch tome)
campuran abu karet adalah 8 menit.
Bila nilai tegangan putus dan modulus 300 % dipakai indikator untu
k
menilai kekuatan dari komposit karet, maka secar umum kekuatan komposit abu
karet masih lebih rendah daripada kekuatan komposit silika sintesis kare
t.

14

Komposit abu karet hanya mampu mencapai nilai tegangan putus dan modulus
2
2
300 % masing- masing 157 kg/cm dan 57 kg/cm sedangkan komposit sili
ka

2
2
sintesis karet mencapai 210 kg/cm dan 77 kg/cm . Dari uji dengan S
EM
(Scanning Electron Microscope) dikatehui bahwa interaksi abu karet masi
h
belum efektif terbukti dengan adanya gejala dewetting pada bidang ant
ar
mukanya.

2.6

KEGUNAAN BAHAN KOMPOSIT


Penggunaan bahan komposit sangat luas, yaitu untuk :
a. Angkasa luar
- Komponen kapal terbang
- Komponen Helikopter
- Komponen satelit
- Dan lain-lain
b. Automobile
- Komponen mesin
- Komponen kereta
- Dan lain-lain
c. Olah raga dan rekreasi
- Sepeda
- Stick golf
- Raket tenis
- Sepatu olah raga
- Dan lain-lain
d. Industri Pertahanan
- Komponen jet tempur
- Peluru
- Komponen kapal selam

15

- Dan lain-lain
e. Industri Pembinaan
- Jembatan
- Terowongan
- Rumah
- Dan lain-lain
f. Kesehatan
- Kaki palsu
- Sambungan sendi pada pinggang

- Dan lain-lain
g. Marine / Kelautan
- Kapal layar
- Kayak
- Dan lain-lain
h. Dan lain-lain
i. Aplikasi pada industri
Penerbangan

modern,

baik

sipil

maupun

militer,

adalah

cont

oh
utamanya. Keduanya akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material
komposit. Material komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian
sayap dan ekor, propeller, bilah rotor, dan juga struktur internal pesaw
at
terbang. Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposi
t
telah banyak juga digunakan untuk badan mobil F1, alat-alat olahraga, struktur
kapal dan industri migas.

16

BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan, dap
at
diambil kesimpulan bahwa proses pembuatan komposit komposit bersusu
n
dengan arah serat yang sejajar atau laminat dengan bahan penguat serat bamb
u
dan matriks resin polyester dapat digunakan sebagai kulit kapal karena tel
ah
memenuhi syarat syarat kekuatan mekanik kulit kapal sesuai dengan standa
r
BKI sehingga material tersebut dapat diusulkan sebagai alternatif pengganti bahan
fiber glass untuk kulit kapal. Dan tidak sebatas sebagai pengganti fiberglass untuk
kapal saja melainkan seiring dengan waktu komposit akan digunakan sebaga
i
pengganti bahan konvensional.

Anda mungkin juga menyukai