Komposit
Komposit
PENDAHULUAN
jika
dibandingkan
dengan
logam
adalah
perbandingan
kekuat
an
terhadap berat yang tinggi, kekakuan, ketahanan terhadap korosi dan lain-lain.
Oleh karenanya, dewasa ini teknologi komposit mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Perkembangan komposit tidak hanya dari komposit sintetis tetapi
juga mengarah ke komposit natural dikarenakan keistimewaan sifatnya yan
g
renewable atau terbarukan, sehingga mengurangi konsumsi petrokimia maupun
gangguan lingkungan hidup.
Dari uraian diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah bagaimana membuat bahan yang lebih kuat dari fiber glass tetapi tetap
ramah lingkungan. Salah satu bahan alternatif yang ditawarkan untuk mengatasi
masalah tersebut atau dengan kata lain bahan yang dapat menggantikan fiber glass
sebagai bahan kulit kapal adalah komposit laminat bambu serat woven roving.
Makalah
ini
diharapkan
bisa
digunakan
sebagai
referensi
dal
am
menentukan lebar serat yang dipakai untuk memperoleh kekuatan, keuletan dan
kekakuan yang diinginkan dari komposit laminat bambu serat woven, d
an
diharapkan
bisa
memberikan
kontribusi
terhadap
perkembangan
materi
al
alternative yang lebih murah, berkualitas dan mudah dalam proses produksinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN KOMPOSIT
Perkataan komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas da
Walaupun
demikian
defenisi
ini
terlalu
umum
karena
komposit
merangkumi semua bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logam
alloy, keramik, kopolimer, plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan
atau lebih untuk mendapatkan suatu bahan yang baru.
Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang
digunakannya, yaitu:
1. Fibrous Composites ( Komposit Serat )
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lamina atau satu
lapisan yang menggunakan penguat berupa serat / fiber. Fiber yang digunaka
n
bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers (poly aramide),
dan
sebagainya. Fiber ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu
bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.
2. Laminated Composites ( Komposit Laminat )
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabun
g
menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik sifat sendiri.
3. Particulalate Composites ( Komposit Partikel )
Merupakan komposit yang menggunakan partikel/serbuk sebagai
penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.
Kroschwitz dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan
yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan
.
Rosato dan Di Matitia pula menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat
yang biasanya dalam bentuk serat, dimana ada serat pendek, panjang, anyaman
pabrik atau lainnya. Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa bahan komposit
adalah kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat, butiran atau cuhisk
er
seperti pengisi serbuk logam, serat kaca, karbon, aramid (kevlar), keramik, dan
serat logam dalam julat panjang yang berbeda-beda didalam matriks.
Definisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu
menyartakan bahwa bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan
komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ci
ri
tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya. Disamping i
tu
konstituen asal masih kekal dan dihubungkan melalui suatu antara mu
ka.
Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal.
g
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yan
terdiri dari dari fasa tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selaluny
a
terdiri dari serat atau bahan pengukuh, manakala yang berterusannya terdiri dari
matriks.
Bahan-bahan yang terdiri dari unsur asal saja yang tidak termasuk dala
peringkat ini.
2. Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fa
sa
merupakan suatu komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara
tradisional dikenal sebagai komposit seperti kebanyakan bahan logam
.
Contoh besi keluli yang merupakan alloy multifusi yang terdiri dari karbon
dan besi.
3. Tahap/Peringkat Makrostruktur
Merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bag
i
mendapatkan suatu sifat atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabunga
n
masih tetap dalam bentuk asal, dimana dapat ditandai secara fisik d
an
melihatkan kesan antara muka satu sama lain.
2.3
komposit.
Perkembangan
bidang
sciences
dan
teknologi
mu
lai
menyulitkan bahan konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan
aplikasi baru. Bidang angkasa lepas, perkapalan, automobile dan indust
ri
pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang memerlukan bahan-bahan yang
berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar (5,10). Dalam kebanyakan
bahan konvensional seperti keluli,walaupun kuat ianya mempunyai density
yang tinggi dan rapuh.
Oleh sebab itu bahan komposit yang mempunyai gabungan sifat yan
diperlukan seperti yang tertera pada tabel di bawah ini yang mulai mendapatkan
perhatian untuk menggantikan bahan konvensional
Tabel 1.
Perbandingan sifat-sifat mekanikal antara bahan konvensional dan komposit
Bahan
Spesifik
Grafity
Tensile
(Mpa)
Keluli
Kekuatan
7,2
Kekuatan
Spesifik
(MNm/kg)
(Gpa)
Modulus
Tensile
Modulus
Spesifik
(MNm/kg)
103,4-
206,8
Allumenium
2,7
55,2-
14,4-28,7
82,7
20,4
11,5
68,9
25
,5
179,3
Epoksi
1,2
Epoksi/Kevlor
1,4
41,0
28,6
34,2
650,0
4,5
646,3
3,8
40,0
46(60%)
Nylon
1,1
Nylon/Serat
1,5
70,0
9,3
61,4
207,0
2,0
138,0
1,8
14,0
an
konvensional seperti keluli.
Bahan
komposit
mempunyai
density
yang
jauh
lebih
rendah
seperti
automobile
dan
angkasa
lepas.
Ini
karen
a
berhubungan dengan penghematan bahan bakar.
Dalam
industri angkasa
menggantikan
denga
n
komposit karena telah terbukti komposit mempunyai rintangan
terhadap fatigue
yang
baik
produktivitas
dan
mutu
suatu
produk.
Perbandingan
antar
a
produktiviti dan kualiti adalah penting dalam konteks pemasaran produk
yang dipabrikasi. Selain dari itu kebolehprosesan juga dikaitkan dengan
keberbagai teknik fabrikasi yang dapat digunakan untuk memproses suatu
produk.
Telah
Biaya
PENGGABUNGAN KOMPOSIT
Penggabungan komposit sangat beragam; fiber ada yang diatur
memanjang
(unidirectional
composites),
ada
yang
dipotong-potong
lal
u
dicampur secara acak (random fibers), ada yang dianyam silang lalu dicelupkan
dalam resin (cross-ply laminae), dan lainnya. Lembaran komposit disebu
t
sebagai lamina. Sebagaimana telah diketahui bahwa kekuatan, kekakuan serta
kerapatan bahan monolit konvensional tidak begitu memuaskan para perancang.
Penguatan bahan komposit dengan memakai serat (fibre reinforced). Pewujudan
serat penguat menerus/kontinyu, tak menerus, serabut pendek (Whisker) atau
bisa juga berupa partikel-partikel logam pada matriknya ternyata menghasilkan
kekuatan dan moduli yang amat besar. Untuk membuktikan hal tersebut perlu
dilakukan pengujian secara eksperimental. Bahan serat penguat tersebut adalah :
Gelas, karbon, boron, aramid, polietelin dan lain-lain.
Serat kaca (glass fibre) adalah material yang umum digunakan sebagai
serat. Namun, teknologi komposit saat ini telah banyak menggunakan karbon
murni sebagai serat. Serat karbon memiliki kekuatan yang jauh lebih ba
ik
dibanding serat kaca tetapi biaya produksinya juga lebih mahal. Komposit dari
serat karbon memiliki sifat ringan dan juga kuat. Komposit jenis ini banya
k
digunakan
untuk
struktur
pesawat
terbang,
alat-alat
olahraga,
dan
ter
us
meningkat
digunakan
sebagai
pengganti
tulang
yang
rusak.
Selain serat kaca, polimer yang biasanya menjadi matriks juga dap
at
dipakai sebagai serat atau penguat. Contohnya, kevlar merupakan serat polimer
yang sangat kuat dan dapat meningkatkan toughness dari material komposit.
Kevlar dapat digunakan sebagai serat dari produk komposit untuk struktu
r
ringan yang handal, misalnya bagian kritis dari struktur pesawat terban
g.
Sebenarnya, material komposit bukanlah pengguaan asli dari kevlar. Kevlar
dikembangkan untuk pengganti baja pada ban radial dan untuk membuat rompi
atau helm antipeluru.
n
Sedangkan
untuk
matriks,
kebanyakan
material
komposit
moder
adalah satu lembar komposit dengan satu arah serat tertentu, sedangkan laminate
adalah gabungan beberapa lamina. Laminate dibuat dengan cara memasukkan
10
pre-preg lamina ke dalam autoclave selama selang waktu tertentu dan dengan
tekanan serta temperatur tertentu pula. Auroclave adalah suatu alat semacam
oven bertekanan untuk menggabungkan lamina.
Pada dasarnya, komposit dapat didefinisikan sebagai campuran
makroskopik dari serat dan matriks. Serat merupakan material yang (umumnya)
jauh lebih kuat dari matriks dan berfungsi memberikan kekuatan tar
ik.
Sedangkan matriks berfungsi untuk melindungi serat dari efek lingkungan dan
2.5
Rotan
Teknologi material komposit saat ini mengalami perkembangan ke
dan
pada
umumnya
ramah
lingkungan
karena
dapat
ter
urai
(biodegradable). Rotan sebagai salah satu sumber bahan alam yang banya
k
tersedia di indonesia, diharapkan dapat menjadi sumber serat alam yang bai
k
karena rotan sudah terkenal akan keuletan dan kekuatannya pada penggunaan di
berbagai peralatan rumah tangga terutama mebeler seperti kursi dan meja. Atas
dasar ini dilakukan penelitian yang menjadi bahan tugas akhir ini untuk mengkaji
11
gelas, dan untuk komposit serat anyaman, pada fraksi berat serat 40 %, komposit
serat rotan masih kali kekuatan komposit serat gelas.
2.
Bambu
Bambu adalah tanaman termasuk Bamboidae, salah satu anggota sub fam
ilia
rumput, pertumbuhannya sangat cepat. Pada masa pertumbuhan, bamboo tert
entu
dapat tumbuh vertikal 5cm per jam, atau 120 cm per hari. Tanaman
bambu
mempunyai ketahanan yang luar biasa. Rumput bambu yang telah dibakar, m
asih
dapat tumbuh lagi. Bambu dapat tumbuh di lahan yang sangat kering sepe
rti di
kepulauan Nusa Tenggara atau di lahan yang banyak disirami air hujan s
eperti
Parahiyangan.
12
Di dunia tercatat lebih dari 75 genus dan 1250 spesies bambu. Bambu yang a
da
di Asia Selatan dan Asia Tenggara kira-kira 80% dari keseluruhan yang ada di
dunia.
Genus Bambusa mempunyai jumlah spesies yang paling banyak, dan teru
tama
banyak terdapat di daerah tropis, termasuk Indonesia.
Karakteristik Bambu
Adapun beberapa sifat fisik penting bambu antara lain sebagai berikut :
Wettability
Wettability menunjukkan kemampuan cairan untuk menempel pada permukaa
n
benda padat. Wettability memberikan pengaruh yang cukup besar pada adhesi.
Kandungan air
Kandungan
penting
air
merupakan
sifat fisik
bambu
yang
karena
mempengaruhi sifat mekanik dari bambu. Kandungan air pada batang bamboo setel
ah
di potong adalah antara 50-99% sementara bambu yang telah kering adalah se
kitar
12-18%.
Berat jenis
Bambu memiliki berat jenis yang berkisar antara 600-900 kg/m3 . Untuk jenis
bambu
tali memiliki berat jenis rata-rata 820 kg/m3. Penelitian di bidang bambu
juga
dilakukan oleh Morisco pada tahun 1994-1999. Semua spesimen dibuat dari
bambu
yang tanpa buku. Sebagai pembanding dipakai baja tulangan beton dengan tegang
an
luluh sekitar 2400Kg/cm2 . Pengujian memakai mesin Universal Testing Mac
hine
merk UNITED dengan kapasitas tarik 13,6 ton. Mesin uji dilengkapi d
engan
computer yang dapat memberi keluaran berupa diagram tegangan-regangan.
13
Dalam makalah ini jenis bambu yang dipilih sebagai serat penguat
pada
sistem material komposit adalah bambu tali dengan pertimbangan bahwa bamboo i
ni
bersifat kuat, liat, lurus, serta paling baik untuk anyaman. Bambu tali tidak m
udah
terserang hama bubuk, sekalipun tidak diawetkan.
3.
2
permukaan butiran 68 m /gr pada ukura butir 325 Mesh. Abu dengan si
fat
demikian terbukti dapat dipakai sebagai bahan penguat komposit karet alam.
Campuran abu karet dapat dikerjakan dengan mudah di dalam gilingan
open mill. Pada penambahan abu sebanyak 40 60 phr kedalam karet dap
at
menghasilkan viskositas kompon antara 40 60 satuan Mooney, suatu harga yang
umum dipakai di dalam pengolahan komposit.
Campuran
abu
karet
(kompon)
ternyata
juga
mudah
dimas
ak
(vulkanisasi), terbukti dari waktu pematangan optimumnya (optimum cure) yang
pendek yaitu 21 menit. Padahal untuk memasak campuran silika sintesis karet
membutuhkan waktu 74 menit. Dalam hal waktu pematangan awal (scorch tome)
campuran abu karet adalah 8 menit.
Bila nilai tegangan putus dan modulus 300 % dipakai indikator untu
k
menilai kekuatan dari komposit karet, maka secar umum kekuatan komposit abu
karet masih lebih rendah daripada kekuatan komposit silika sintesis kare
t.
14
Komposit abu karet hanya mampu mencapai nilai tegangan putus dan modulus
2
2
300 % masing- masing 157 kg/cm dan 57 kg/cm sedangkan komposit sili
ka
2
2
sintesis karet mencapai 210 kg/cm dan 77 kg/cm . Dari uji dengan S
EM
(Scanning Electron Microscope) dikatehui bahwa interaksi abu karet masi
h
belum efektif terbukti dengan adanya gejala dewetting pada bidang ant
ar
mukanya.
2.6
15
- Dan lain-lain
e. Industri Pembinaan
- Jembatan
- Terowongan
- Rumah
- Dan lain-lain
f. Kesehatan
- Kaki palsu
- Sambungan sendi pada pinggang
- Dan lain-lain
g. Marine / Kelautan
- Kapal layar
- Kayak
- Dan lain-lain
h. Dan lain-lain
i. Aplikasi pada industri
Penerbangan
modern,
baik
sipil
maupun
militer,
adalah
cont
oh
utamanya. Keduanya akan menjadi sangat tidak efisien tanpa adanya material
komposit. Material komposit canggih kini telah umum digunakan pada bagian
sayap dan ekor, propeller, bilah rotor, dan juga struktur internal pesaw
at
terbang. Selain aplikasi di industri dirgantara, dewasa ini material komposi
t
telah banyak juga digunakan untuk badan mobil F1, alat-alat olahraga, struktur
kapal dan industri migas.
16
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan, dap
at
diambil kesimpulan bahwa proses pembuatan komposit komposit bersusu
n
dengan arah serat yang sejajar atau laminat dengan bahan penguat serat bamb
u
dan matriks resin polyester dapat digunakan sebagai kulit kapal karena tel
ah
memenuhi syarat syarat kekuatan mekanik kulit kapal sesuai dengan standa
r
BKI sehingga material tersebut dapat diusulkan sebagai alternatif pengganti bahan
fiber glass untuk kulit kapal. Dan tidak sebatas sebagai pengganti fiberglass untuk
kapal saja melainkan seiring dengan waktu komposit akan digunakan sebaga
i
pengganti bahan konvensional.