Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN BULAN JANUARI 2015

PELAKSANAAN KEGIATAN
TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN (BASARHUT)

ABDUL ARIS, S.Hut.

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) BATULANTEH


KABUPATEN SUMBAWA
2015

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

LAPORAN BULANAN (JANUARI 2015)


PELAKSANAAN KEGIATAN
TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN
I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keterangan tentang sifat dan kegunaan tanaman hutan terasa makin
diperlukan, baik oleh masyarakat, kalangan ilmiah maupun pemerintah,
sebagai bahan dalam pemilihan jenis kayu maupun olahan turunannya untuk
berbagai keperluan seperti industri, penghijauan, reboisasi dan lain-lain. Hal
tersebut terbukti dengan banyaknya peneliti yang melakukan penelitiannya
pada beberapa jenis tanaman hutan serta makin berkembangnnya industri
pengolahan turunan dari pohon atau tanaman hutan.
Menurut perkiraan di Indonesia terdapat sekitar 4.000 jenis kayu.
Perkiraan ini didasarkan kepada material herbarium yang sudah dikumpulkan
oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dari berbagai wilayah
hutan di Indonesia yang jumlahnya sudah mendekati 4.000 jenis pohon dengan
diameter 40 cm ke atas (Litbang Kehutanan 2005). Dari berbagai jenis kayu
tersebut ada yang dianggap penting di Indonesia, karena merupakan jenis yang
sekarang yang sudah dimanfaatkan atau secara alami terdapat dalam jumlah
besar dan karena itu mempunyai potensi untuk memegang peranan di masa
yang akan datang.
Beberapa jenis keterangan manfaat atau kegunaan lainnya tanaman
kayu dapat berasal dari keterangan dan pengalaman masyarakat sekitar
mengenai kegunaan jenis tanaman kayu yang bersangkutan. Hal tersebutlah
yang kemudian dipelajari atau diteliti lebih mendalam oleh ilmuan, peneliti
atau akdemisi mengenai manfaat dan kegunaannya. Beberapa jenis tanaman
kayu tersebut beberapa di antaranya mungkin juga terdapat juga di wilayah,
pulau atau negara lain. Hal ini juga yang kemudian dikaji atau dipelajari

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

mengenai pengenalan jenis tanaman kayu tersebut. Penyocokan atau


penyamaan terhadap tanaman yang sudah teridentifikasi menjadi data
penujang dalam mengenal manfaat atau kegunaan tanaman kayu tersebut.
Dalam hal tanaman berkayu yang belum masuk dalam taksonomi
menjadi penting untuk penamaannya dalam sistem taksonomi atau penamaan
sistem internasional. Penamaan ini merupakan data informasi yang penting
untuk mengetahui jenis serta persebaraannya di beberapa wilayah. Data ini
juga yang kemudian dikembangkan untuk mengetahui manfaat serta
kegunaannya selain informasi yang berasal dari mayarakat setempat. Informasi
dari masyarakat setempat itu yang kemudian menjadi data tambahan atau
data penunjang dalam mengkaji dan meneliti kandungan serta manfaat yang
terdapat dalam tanaman tersebut.
Identifikasi tanaman ini lebih lanjut untuk menetukan atau mengetahui
nama perdagangan, nama botanis, nama daerah dan nama di negara lain,
daerah persebaran, morfologi, ciri umum dan anatomi kayu, sifat fisis (berat
jenis dan penyusutan), sifat mekanis (kekerasan dan kelenturan), sifat kimia,
keawetan dan kekuatan jenis kayu serta kegunaan kayu dan silvikultur (aspek
tumbuh, permudaan dan buah). Data hasil identifikasi ini yang kemudian
menjadi penting dalam publikasinya jika belum terdapat publikasinya, karena
pempublikasian ini menjadi data informasi yang penting bagi masyarakat luas
untuk mengetahui hal yang sama.
Pengenalan jenis-jenis tanaman berkayu sangat penting untuk
mengetahui kegunaan serta manfaat kayu atau non kayunya, dalam hal ini
berupa hasil hutan bukan kayu (HHBK). Pengumpulan data dan pengenalan
jenis berguna menjadi rujukan atau referensi pembangunan dalam bidang
kehutanan yang didasarkan kepada azas kelestarian sumber dengan
pemanfaatan secara maksimal. Pengembangan hal tersebut dapat dicapai
melalui kegiatan pengusahaan hutan meliputi penanaman, pemeliharaan,
pemungutan, pengolahan dan pemasaran yang dilakukan secara terarah dan
terpadu. Pengusahaan hutan ini harus dilakukan secara berencana agar

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

diperoleh produksi yang sebesar-besarnya secara terus menerus yang dapat


dicapai dengan penanaman hutan kembali atau reboisasi serta pengkayaan
jenis tanaman hutan.
Pengidentifikasian kayu ini ditujukan untuk memperkenalkan sifat dan
kegunaan beberapa jenis kayu dan turunannya yang berada dalam wilayah
kerja KPHP Batulanteh. Perkenalan ini diperlukan karena pola pemakaian kayu
selama ini hanya terpusat pada beberapa jenis kayu tertentu saja, sehingga
mengakibatkan penggunaan yang kurang efisien. Hal ini terutama disebabkan
pengetahuan masyarakat yang kurang memadai mengenai sifat dan kegunaan
suatu jenis kayu.
B. Maksud dan Tujuan
Identifikasi tanaman ini dimaksudkan untuk menginventarisasi serta
melengkapi database KPHP Batulanteh dari berbagai jenis-jenis tanaman
hutan yang terdapat dalam kawasan hutan dan mengetahui kegunaan serta
manfaatnya baik secara ekologi dan ekonomi bagi masyarakat setempat dan
KPHP Batulanteh. Identifikasi tanaman hutan ini bertujuan:
1.

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengusahaan hutan.

2.

Memperoleh dan meningkatkan produksi hasil hutan guna membangun


perekonomian nasional dan kemakmuran rakyat yang diselenggarakan
berdasarkan azas kelestarian.

3.

Informasi persebaraan tanaman hutan yang akan diperlukan dalam


mendapatkan sumber benih atau bibit dalam kegiatan penanaman.

4.

Sebagai data informasi bagi peneliti, ilmuwan, akademisi atau pun


masyarakat secara luas untuk mengenal, mempelajari serta mengkaji
jenis-jenis stanaman hutan.

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

II.

KONDISI UMUM TEMPAT KERJA

A. Inventarisasi Potensi Vegetasi RPH Batudulang


Wilayah kerja RPH Batudulang yang sebagian besar berupa hamparan
hutan alam yang didominasi fungsi hutan lindung memiliki tingkat
keanekaragaman hayati yang tinggi. Tingginya tingkat keanekaragaman ini
menjadi penting dalam menginventarisasi berbagai tingkat vegetasi ataupun
satwa liarnya. Beberapa jenis vegetasi sudah diinventarisasi oleh tim Diasn
Kehutanan Provinsi NTB sebelum terbentuknya RPH Batudulang, yaitu
jabon/kelapan, rajumas (Duabanga moluccana), suren (Toona sureni), prek
mayung (Dipterocarpace). bulu bawi (Palaquium micropyum), kayu batu
(Alstonia spectabillis), kemiri (Aleurites moluccana), kesi (Canarium oleosum),
bengkal (Neuclea orientalis), binong (Tetrameles nudiflora), buapuin
(Dyosxylum claulostachyum), bulu ayam (Palaquium micropyum), dangar
(Gossampinus malabarica), doat (Eugenia luminii), kayu manis (Cinnamomum
burmanii).
Data yang sudah diiventarisasi ini juga yang kemudian dikembangkan
oleh personil RPH dalam menguatkan ataupun memperbaiki datanya.
Beberapa data yang sudah diinventarisasi ini dikembangkan melalui survei
lapang dan mengambil sampel yang kemudian dicocokkan dengan data yag
sudah ada terutama yang tertuang dalam Rencana Pengelolaan Hutan Jangka
Panjang (RPH-JP). Data yang tertuang dalam RPH-JP inilah yang kemudian
menjadi sebuah rujukan pengelolaan hutan tingkat tapak dalam RPH. Data
yang diambil dilapang oleh personil RPH yang cocok dengan data hasil
inventarisasi sebelumnya dikembangkan sebagai sebagai data penunjang
untuk menindaklanjuti pelaksanaan yang tertuang dalam RPH-JP. Data yang
tidak cocok atau tidak terdapat dalam data inventarisasi yang dilakukan
sebelumnya dapat diperbaiki atau ditambahkan sebagai data perbaikan atau
data tambahan. Data perbaikan atau data tambahan ini juga yang kemudian

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

diinventarisasi dan dianalisis lebih lanjut mengenai jenis, sifat, bentuk/tekstur,


perkembangbiakannya serta kegunaan dan manfaatnya.
Secara perlahan-lahan melalui rencana kerja maupun temuan di luar
rencana kerja, personil RPH mengumpulkan data-data yang berasal dari
lapang. Data-data yang berasal dari lapang ini yang kemudian diinventarisasi.
Data-data yang berasal dari lapang ini berupa data sampel, dokumentasi serta
lokasinya.Data sampel dan dokumentasi ini dikumpulkan yang kemudian
dianalisis unutuk mengetahui jenis serta sifatnya tanamannya. Data
dokumentasi berguma sebagai bukti atau gambaran saat pengmabilan data.
Data lokasi penting untuk mngetahui lokasi persebaraannya.
Data temuan di lapang ini yang kemudian dikorelasikan dengan data
dan informasi yang berasal dari masyarakat setempat. Data dan informasi
yang berasal dari masyarakat inilah yang menjadi data penunjang dalam
pengembangan identifikasi potensinya. Masyarakat setempat yang secara
kearifan lokal banyak menfaatkan vegetasi di sekitarnya atau di hutan.
Masyarakat setempat juga yang dapat membantu mengetahui beberapa
lokasi persebarannya yang terdapat dalam areal kerja RPH Batudulang, karena
beberapa masyarakat setempat menjadikan kawasan hutan sebagai akses
sehari-harinya.
B. Data Identifikasi
Data identifikasi yang berupa sampel dapat berupa akar, batang atau
kulit batang, daun, bunga, buah dan biji dari jenis tanaman tertentu. Beberapa
sampel yang mudah dikenali adalah dari struktur batang dan kulitnya atau
pepagannya serta bentuk dan struktur daun. Batang dan pepagan serta daun
merupakan bagian tanaman yang mudah dilihat terus menerus ada sepanjang
tahun pada sebagian besar tanaman. Bagian tanaman berupa bunga,buah,
dan bijinya juga merupakan bagian yang mudah dilihat, namun dapat dilihat
pada waktu proses perkawinan tanaman yang dari bunga yang menghasilkan
buah dan biji. Sebagian besar proses perkawinan atau pembungaan beberapa

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

tanaman yang terdapat dalam areal kerja RPH Batudulang terjadi pada bulan
bulan-bulan tertentu atau waktu yang berbeda-beda.

Gambar 1 Bentuk batang tanaman Suer

Gambar 3 Bentuk bunga/buah tanaman


yang belum diketahui jenisnya

Gambar 2 Bentuk daun tanaman Narab

Gambar 4 Bentuk biji pada yang belum


diketahui jenisnya tanamannya

Tanaman yang sudah diketahui jenisnya maupun yang belum diketahui


jenis tetap dilakukan dokumentasi agar dapat ditelusuri jenisnya melalui
penyaman bentuk dan karakter tanaman melalui dokumentasi. Beberapa
tanaman yang sudah diketahui jenisnya ada yang hanya berupa nama lokal
yang berasal dari masyarakat setempat. Penamaan lokal yang berasal dari
masyarakat setempat ini juga yang sementara dapat membantu data
informasi kegunaan dan manfaat tanaman tersebut. Hal ini dikarenakan
beberapa masyarakat setempat memanfaatkan tanaman tersebut yang
berdasarkan kearifan lokal yang juga kemudian mereka namai tanaman
tersebut dengan nama lokal dimana mereka tinggal.

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

C. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)


Beberapa tanaman yang pemanfaatannya berupa HHBK banyak
dimanfaatkan warga setempat berdasarkan kearifan lokal. Beberapa tanaman
yang dimanfaatkannya dapat berasal dari biji, buah, bunga, daun, kulit atau
pun akarnya. Beberapa pemanfaatan yang banyak berasal dari bijinya berupa
biji dari tanaman kemiri. Pemanfaatan berupa bunga dan buahnya dapat
berasal dari tanaman alpukat, manggis hutan, duren, juat dan lain-lain,
sedangkan tanaman yang dimanfaatkan daunnya banyak berasal dari
tanaman doat untuk resep bumbu masakan. Tanaman yang dimanfaatkan dari
kulit batang atau bagian batangnya seperti tanaman kayu manis sebagai
rempah-rempah masakan, narab sebagai bahan dupa, dan lain-lainnya.

Gambar 5 Buah juat

Gambar 6 Tanaman duren di kebun masyarakat


Batudulang di sekitar batas kawasan hutan

Sebagian besar pemanfaatan HHBK yang di dalam atau sekitar areal


kerja RPH Batudulang berupa pemanfaatan buah tanaman tertentu.
Pemanfaatan buah tanaman hutan ini sebagian besar masih dalam skala
konsumsi rumah tangga atau masyarakat setempat. Perlahan-lahan motivasi
masyarakat setempat semakin tinggi untuk menanan tanaman hutan yang
menghasilkan buah-buahan. Motivasi ini didasari keinginannya untuk
meningkatkan pendapatannya dari HHBK berupa buah duren, alpukat,
manggis dan lain-lainnya. Peningkatan pendapatan ini bisa mereka dapatkan

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

saat tanaman jumlahnya banyak dan sudah bisa dipanen untuk dijual baik
dalam pasar lokal maupun pasar luas di luar daerah.

Gambar 7 Kebun duren di sekitar batas kawasan hutan di


wilayah Empangbua yang sudah berumur lebih
dari 40 tahun

Motivasi masyarakat tersebut yang akhirnya didukung oleh KPHP


Batulanteh. Dukungan ini dalam bentuk penanaman tanaman hutan di daerah
hulu (sekitar batas kawasan hutan) di Desa Batudulang dan reboisasi hutan
dan lahan di kawasan hutan areal kerja RPH Batudulang di sekitar Desa
Kelungkung. Tanaman tersebut berupa tanaman atau bibit duren, alpukat dan
beringin.

Gambar 8 Bibit tanaman duren Gambar 9 Perbaikan penanaman tanaman alpukat hasil
yang tertanam pada
kegiatan RHL yang dirusak hama babi di
kegiatan RHL
kawasan hutan sekitar Desa Kelungkung

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Sejalan dengan yang direncanakan KPHP Batulanteh yang tertuang


dalam RPH-JP mengenai pengembangan HHBK minyak tengkawang dengan
nama lokal Prek Mayung, personil RPH menginventarisasi data dan
mengidentifikasi jenis tanaman tersebut. Data yang inventarisasi berupa
sampel

beberapa

bagian

tanaman, dokumentasi

serta

data

lokasi

persebarannya. Data yang diinventarisasi ini dikumpulkan saat mengunjungi


persebarannya di beberapa lokasi dalam kawasan hutan.
Pemanfaatan dan pengembangan HHBK tanaman Prek Mayung ini
belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat setempat. Berbagai
studi litelatur mengungkapkan beberapa jenis Dipterocarpaceae banyak
dimanfaatkan buahnya sebagai penghasil minyak tengkawang atau pun minyak
keruing.

Hal

ini

yang

menjadikan

personil

RPH

Batudulang

terus

mengembangkan dan mengidentifikasi mengenai potensi tanaman Prek


Mayung yang disebutkan di RPH-JP atau di kawasan hutan areal Kerja RPH
Batudulang. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan pengamatan mengenai
beberapa kondisi atau sampel yang berada di lapang.
D. Pengamatan Tanaman Prek Mayung
Identifikasi tanaman Prek Mayung ini berasal dari pengamatan di empat
lokasi atau hamparannya, yaitu di sekitar koordinat 0529446 9048630 (jalur
tengkawang lama), 0529683 9047596 (jalur air terjun porong panjang 1) /
0529598 9047406 (jalur air terjun porong panjang 2), 0530453 9046486 (jalur
patroli tai angin 1) dan 0530350 9045317 (jalur patroli tai angin 2). Waktu
pengamatan di masing-masing lokasi pun berbeda-beda waktu. Hal ini
dikarenakan sebagian besar waktu pengamatan di luar waktu yang
direncanakan atau insidentil. Berikut ini lokasi pengamatan dan waktu
pengamatan yang dijelaskan pada gambar dan tabel berikut ini.

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Gambar 10 Lokasi pengamatan Prek Mayung

Tabel 1 Data waktu pengamatan tanaman Prek Mayung


Waktu
No.

Lokasi

Jalur tengkawang
lama

Jalur air terjun


porong panjang
1/2

Jalur patroli tai


angin 1

Jalur patroli tai


angin 2

September
2015

Oktober
2015

November
2015

Januari
2015

Januari
2015

Keterangan: Pengamatan dilakukan ditandai dengan kolom yang diarsir

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

10

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Metode pengamatan ini dilakukan secara sederhana. Pengamatan ini


dilakukan dengan mengambil beberapa sampel yang terdapat di beberapa
lokasi, seperti bagian daun, bunga, bakal buah dan buahnya yang jatuh di
sekitar tanaman Prek Mayung. Pendokumentasiannya pun dilakukan secara
sederhana dengan menggunakan kamera digital, baik pendokumentasian
beberapa bagian tanaman yang tidak dibawa maupun sampel yang dibawa.
Pendokumentasian sampel yang dibawa dimaksudkan agar sampel yang dalam
keadaan segar dapat disimpan dalam bentuk gambar.
Analisis data pengamatan inilah yang kemudian menjadi sumber data
dalam mengidentifikasi tanaman Prek Mayung. Dari hasil pengamatan
menunjukkan sifat daun tanaman Prek Mayung banyak yang kering atau tua
banyak berjatuhan saat musim panas sekitar bulan Agustus awal November
2015. Pengguguran daun ini tidak terjadi pada semua daun yang berada di
pohon Prek Mayung, hanya sebagian kecil saja dari jumlah daun yang berada
di ranting-rantingnya. Hal ini dapat terjadi karena sifatnya untuk mengurangi
evaporasi saat musim panas.
Beberapa sampel seperti bunga baik kelopak dan mahkota bunga yang
dalam keadaan terpisah atau masih menyatu, bakal buah serta buah ditemui
di beberapa lokasi pengamatan. Dalam satu waktu pengamatan hanya
dilakukan di salah satu lokasi saja. Hal ini juga yang menjadi kurang optimalnya
dalam proses pengamatan yang pelaksanaannya dalam satu waktu hanya di
satu lokasi saja. Semua pengamatan dalam satu lokasi dan waktu ini dicatat
lokasinya temuaannya dengan menggunakan GPS. Temuan ini dipastikan
sebaran pohon atau tanamannya tepat berada di atas atau sekitar temuan
sampel. Data waktu temuan beberapa sampel yang disebutkan di atas secara
rinci dijelaskan pada tabel di bawah ini. Temuan beberapa sampel yang
disebutkan secara waktu dan lokasi dijelaskan dalam tabel 2.

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

11

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Tabel 2 Data sampel yang ditemukan


Waktu

No.

Bagian tanaman

September
2015

Oktober
2015

November
2015

Januari
2015

Januari
2015

Lokasi

Lokasi

Lokasi

Lokasi

Lokasi

A B

A B C

Daun kering yang


berguguran

+ +

Bunga

Bakal buah

Buah

Keterangan:
- Kolom yang diarsir adalah kegiatan pengamatan.
- Semua sampel bagian tanaman yang dimaksud dalam keadaan masih segar.
- Sampel bagian tanaman berupa daun kering yang berguguran yang dimaksud dalam jumlah
banyak dan keadaan masih segar.
- Sampel bagian tanaman berupa buah yang dimaksud dalam keadaan masih masih muda yang
jatuh sebelum waktunya akibat gangguan angin, hujan atau hewan pengganggu.
A
: Jalur patroli tai angin 1
B
: Jalur patroli tai angin 2
C
: Jalur air terjun porong panjang 1/2
D
: Jalur tengkawang lama
+
: Ditemukan
: Tidak ditemukan

Gambar 11

Sampel berupa mahkota bunga yang ditemukan jatuh di Jalur air terjun porong
panjang 1/2pada 22 November 2015

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

12

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Gambar 12

Sampel berupa kuncup bunga yang ditemukan jatuh di jalur tengkawang lama
pada 17 Januari 2015

Gambar 13

Dokumentasi sampel berupa bunga, bakal buah dan buah yang ditemukan di
jalur tengkawang lama pada 15 Januari 2015 (Dokumentasi sehari setelah
penemuan).

Dalam gambar 13 ditampilkan juga buah yang hampir lapuk (sampel ke1 dan ke-2 dari kanan). Sampel ini diduga buah dari proses pembuahan pada
musim pembungaan sebelumnya, yang belum diketahui umurnya. Hal ini
dikarenakan pengidentifikasian beberapa bagian tanaman Prek Mayung baru
dilakukan pada akhir tahun 2015. Hal ini yang kemudian menjadi penting
untuk mengetahui setiap berapa tahun (waktu) sekali terjadi proses

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

13

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

pembungaan dan pembuahan pada tanaman Prek Mayung pada pengamatan


berikutnya.
E. Identifikasi Prek Mayung
Data hasil pengamatan terhadap sampel yang ditemukan di beberapa
lokasi ini kemudian diidentifikasi dan dianalisis untuk mengetahui jenis atau
spesies tanaman Prek Mayung. Secara struktur dan sifat secara umum
tanaman Prek Mayung masuk ke dalam famili Dipterocarpaceae. Menurut ahli
botani famili Dipterocarpaceae ini memiliki sekitar 16 genus, beberapa
diantaranya tersebar di indonesia seperti di pulau Sumatera, Kalimantan,
Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Papua. Beberapa genus dari
Dipterocarpaceae yang tersebar di Indonesia seperti Shorea Sp., Parashorea
Sp., Dipterocarpus Sp., Anishoptera Sp., Dryobalanops Sp., Hopea Sp., dan lainlain. Berikut ini beberapa ciri umum genus-genus Dipterocarpaceae yang
dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Table 3 Ciri umum beberapa genus-genus dari famili Dipterocarpacea


No

Genus

Nama Perdagangan

Ciri Utama

Shorea
(gubernur
jendral india)

Meranti
1. Perbungaan berupa malai di ujung atau
merah/tengkawang,
samping
meranti putih,
2. Kelopak buah: 3 sayap panjang 2 sayap
meranti kuning,
pendek, atau semua sayap agak sama
Balau/bangkirai, ...
atau tanpa sayap.

Parashorea
(sama seperti
shorea)

Pendan,

1. Struktur pepagan: lentisel yang jelas


seperti gabus besar
2. Daun berbentuk jorong atau bulat telur
3. Tangkai daun berbulu pendek
4. Kelopak buah: 3 sayap panjang 2 sayap
pendek

Dipterocarpus Keruing,
(2 sayap buah)

1. Struktur pepagan: bersisik dengan


lentisel yang jelas pada pohon dewasa
2. Tepi daun beralun dan tangkai daun
biasanya memiliki lutut
3. Daun mahkota bunga berwarna putih
dengan garis merah jambu menurun ke
bawah
4. Kelopak buah: 2 sayap panjang 3 sayap
pendek

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

14

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Table 3 (lanjutan)
Nama
Perdagangan
Mersawa,penyau,

No

Genus

Anisoptera
(sayap tidak
sama panjang)

Dryobalanops Kapur,
(menyerupai
buah pohon ek
(Quercus))

1. Ujung daun luncip panjang, simetris,


permukaan atas terasa licin dan tepi
daun jarang beralun.
2. Daun mahkota bunga berwarna putih
3. Kelopak buah: 5 sayap panjang

Hopea
(ahli botani
Skotlandia)

1. Daun berbentuk jorong atau bulat telur


dan ujung daun luncip panjang.
2. Daun mahkota bunga berwarna putih.
3. Kelopak buah: 2 sayap panjang 3 sayap
pendek, pangkal kelopak menebal dan
membundar di bagian tengah

Giam, merawan,

Ciri Utama
1. Struktur pepagan: berlapis-lapis jelas
2. Tulang daun sejajar tepi
3. Tepi daun tidak beralun
4. Kelopak buah: 2 sayap panjang 3 sayap
pendek

Sampel yang ditemukan saat pengamatan dicocokkan dengan beberapa


genus-genus dari famili Dipterocarpaceae tersebut. Dalam mencocokkan
sampel terhadap ciri sifat dan struktur beberapa genus tersebut tanaman Prek
Mayung lebih mendekati ciri utama dari genus Dipterocarpus yang berbeda
dengan penamaannya dalam RPH-JP, yaitu genus Shorea Sp. Ciri utama
tersebut seperti struktur pepagan yang bersisik, tepi daun yang beralun dan
tangkai daun biasanya memiliki lutut, daun mahkota bunga berwarna putih
dengan garis merah jambu menurun ke bawah serta kelopak buah yang
memiliki 2 sayap panjang 3 sayap pendek.
Setelah mengetahui genus tersebut berupa Dipterocarpus, langkah
selanjutnya adalah mengetahui spesies atau jenis tanaman Prek Mayung.
Literatur yang menjadi rujukan adalah buku, jurnal, media cetak atau pun
media online lembaga, instansi resmi dan pemerintah. Pencocokan data atau
sampel terhadap literatur tersebut menunjukkan tanaman Prek Mayung lebih
mendekati dengan spesies Dipterocarpus retusus, dengan beberapa nama

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

15

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

lokal atau perdagangan seperti palahlar, keruing gunung dan jati olat. Berikut
ini susunan taksonomi spesies Dipterocarpus retusus.

Kerajaan

Plantae

Divisi

Magnoliophyta

Kelas

Magnoliopsida

Ordo

Malvales

Famili

Dipterocarpaceae

Genus

Dipterocarpus

Species

Dipterocarpus retusus

Nama Indonesia

Keruing gunung

Nama lokal

Palahlar (Sd.), jati olat (Sumbw.)

Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi tersebut tanaman Prek


Mayung (nama lokal di sekitar RPH Batudulang) termasuk ke dalam genus
Dipterocarpus (keruing), bukan genus Shorea Sp (tengkawang) seperti yang
diduga selama ini. Untuk sementara jenis Keruing/Dipterocarpus ini termasuk
ke dalam spesies Dipterocarpus retusus. Penguatan data spesies atau jenis
pastinya tanaman Keruing/Dipterocarpus ini akan dikonsultasikan secara
langsung

oleh

Badan

Litbang

Kehutanan

serta

LIPI

dalam

tahap

pengidentifikasian lanjutannya.
Hasil pengamatan juga memastikan bahwa tanaman Keruing Gunung ini
memiliki karakter atau sifat pada proses pembungaan di beberapa lokasi pada
sekitar bulan Oktober 2015 - Januari 2015. Proses pembuahan di beberapa
lokasi terjadi pada sekitar bulan Oktober 2015 Januari 2015 dan sampai
akhir bulan Januari 2015 belum terdapat buah yang benar-benar matang
jatuh ke tanah. Berdasarkan analisis tersebut kesimpulan akhir mengenai
berapa waktu/bulan proses pembungaan, pembuahan serta kandungan
minyak dalam kayu dan buahnya dapat diketahui setelah dilakukan
pengamatan lebih lanjut lagi.

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

16

III. MATRIKS LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


Nama
Jabatan
Tempat Bertugas
Pembina

: Abdul Aris
: Tenaga BASARHUT
: KPHP Bantulanteh Kabupaten Sumbawa, NTB
: Suparman Masjun, S.Hut

A. Matrik Laporan Bulan Januari 2015


No.
1

Jenis
Kegiatan
Monitoring
Kegiatan Reboisasi
Hutan dan Lahan
(RHL)

Monitoring
penebangan pada
hutan hak sekitar
kawasan hutan

Identifikasi jenis
tanaman

Pembentukan
Asosiasi Madu
Trigona Sumbawa

Tujuan

Sasaran/
Target

Lokasi

Waktu
Pelaksanaan

Biaya
(Rp.)

02, 04 dan 05
Januari
2015

78.000

Terpantaunya
kegiatan
penanaman
RHLdaerah hulu

100

Kepala Seksi
Tata Hutan

12 dan 15
Januari
2015

52.000

Teridentifikasinya
kejelasan serta
prosedur
penebangan pada
hutan hak
Terkumpulnya
data dan
dokumentasi jenis
tanaman

100

Kepala RPH
Batudulang

100

Kepala RPH
Batudulang

100

Kepala KPHP
Batulanteh

Mengecek dan
memantau hasil
penanaman kegiatan
RHL daerah hulu

Lokasi RHL

Desa
Batudulang
dan Desa
Kelungkung

Memantau serta
membina prosedur
dan administrasi
penebangan pada
hutan hak
Mengumpulkan data
dan mengetahui jenis
tanaman yang
terdapat dalam
kawasan hutan
Menguatkan struktur
kelembagaan dalam
pengembangan madu
trigona bersama
kelompok budidaya
lebah trigona, KPHP
Batulanteh dan
pelaku pemasaran
madu trigona

Kebun atau ladang


dan masyarakat
Batudulang

Desa Batudulang

Tanaman dalam
kawasan hutan
KPHP Batulanteh

Kawasan hutan
(RPH
Batudulang)

15
Januari
2015

26.000

Kelompok budidaya
lebah trigona dan
pengelola madu
trigona.

Kantor KPHP
Batulanteh

20
Januari
2015

16.000

Capaian
Hasil s/d Bulan

Terciptanya
kesepakatan
pembentukan
Asosiasi Madu
Trigona Sumbawa
pemasaran madu
trigona

Penanggung
Jawab

Keterangan

(lanjutan) Matrik Laporan Bulan Januari 2015


No.

Jenis
Kegiatan

Tujuan

Sasaran/
Target

Lokasi

Waktu
Pelaksanaan

Biaya
(Rp.)

Capaian
Hasil s/d Bulan

Penanggung
Jawab

Pendampingan
kelompok
budidaya lebah
trigona

Pengarahan,
penyuluhan serta
pengecekan
pengembangan
kelompok budidaya
lebah trigona mitra
KPHP Batulanteh

Kelompok budidaya
lebah trigona mitra
KPHP Batulanteh

Dusun Sampa
Desa Kerekeh

21
Januari
2015

26.000

Terkumpulnya
data kondisi
pengembangan
madu trigona dan
pengarahan
kepada kelompok
masyarakat

100

Kepala RPH
Batudulang

Launching Produk
Madu Hitam
Sumbawa

Acara Launching
Bank NTB Syariah
dan Produk Madu
Hitam Sumbawa

Sumbawa Besar

22
Januari
2015

18.000

Partisipasi dalam
acara launching
Bank NTB Syariah
dan Produk Madu
Hitam Sumbawa

100

Kepala KPHP
Batulanteh

Orientasi
pemukiman
sekitar kawasan
hutan

Pemukiman sekitar
kawasan hutan

Empangbua,
Desa Kalimango

30
Januari
2015

58.000

Kepala RPH
Batudulang

Orientasi batas
kawasan hutan

Batas kawasan
hutan

Sekitar
Empangbua,
Desa Kalimango

30
Januari
2015

58.000

Terkumpulnya
data lokasi
pemukiman
sekitar kawasan
hutan
Terkumpulnya
data sekitar batas
kawasan hutan

100

Menghadiri dan
mengikuti acara
Launching Produk
Madu Hitam
Sumbawa dan Bank
NTB Syariah
Mengumpulkan data
dan mengetahui
lokasi pemukiman
sekitar kawasan
hutan
Mengumpulkan data
dan mengetahui
batas kawasan hutan

100

Kepala RPH
Batudulang

Keterangan

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

B. Permasalahan
Kendala yang terdapat dalam pengidentifikasian vegetasi yang terdapat di
RPH Batudulang yaitu kurangnya personil serta literatur yang masih sedikit baik di
kantor KPHP Batulanteh maupun di Sumbawa. Hal ini terlihat dalam pengelolaan
RPH Batudulang yang merupakan RPH terluas di KPHP Batulanteh dengan dua
personil saja, yaitu Kepala RPH dan 1 personil polisi kehutanan. Hal lainnya adalah
masih kurangnya pengetahuan personil mengenai beberapa jenis-jenis tanaman
yang terdapat di RPH Batudulang.

C. Pemecahan Masalah
Dalam mengatasi permasalahan atau kendala yang telah disebutkan di
atas sebagai berikut:
1. Penyiapan bahan atau buku identifikasi atau taksonomi jens-jenis vegetasi.
2. Meminta informasi di Litbang Kehutanan atau LIPI.
3. Pengumpulan data identifikasi di lapangan secara bersama dengan kegiatan
atau aktifitas yang lainnya.
4. Merekrut beberapa warga setempat sebagai tim pengumpul data.

Mengetahui,

Sumbawa, 02 Februari 2015

Pembina Tenaga BASARHUT

( Dindin Saefudin , S.Hut )

Tenaga BASARHUT

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

Abdul Aris

19

LAMPIRAN

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Data tutupan lahan di beberapa peta RPH Batudulang


No.

Nomor Petak

Jenis Tutupan Lahan

Keterangan

HP-1

Semak Belukar &


Pepohonan

Bekas perambahan & RHL

HP-2

Semak Belukar &


Pepohonan

Terdapat bekas illegal logging

HP-145

Semak belukar &


Pepohonan

Terdapat bekas perambahan

HP-178

Pepohonan

HP-179

Pepohonan

HP-180

Semak belukar &


Pepohonan

HP-181

Pepohonan

HL-5

Pepohonan

HL-6

Pepohonan

10

HL-9

Semak belukar &


Pepohonan

11

HL-11

Pemukiman,
perladangan &
pepohonan

Terdapat 1 KK dalam kawasan


dengan aktifitas perladangan,
lokasi sekitar Jompang

12

HL-12

Semak belukar &


pepohonan

Semak belukar bekas perintisan


jalan/perusakan jalan

13

HL-14

Semak belukar &


pepohonan

Semak belukar bekas perintisan


jalan/perusakan jalan

14

HL-15

Pepohonan

15

HL-17

Pepohonan

16

HL-19

Pepohonan

17

HL-20

Pepohonan

18

HL-21

Pepohonan

19

HL-23

Pepohonan

20

HL-29

Pepohonan

21

HL-33

Pepohonan

22

HL-49

Pepohonan

Terdapat bekas perambahan

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

21

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Dokumentasi monitoring Kegiatan Reboisasi Hutan dan Lahan (RHL)

Gambar 1 Penanaman di lokasi kebun masyarakat Desa Batudulang

Gambar 2 Penanaman di kawasan hutan sekitar Desa Kelungkung

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

22

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Dokumentasi monitoring penebangan pada hutan hak sekitar kawasan hutan

Gambar 3

Penebangan, penumpukan, pengangkutan dan surat nota angkutan yang tidak


sesuai prosedur pada penebangan hutan hak sekitar areal kerja RPH

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

23

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Dokumentasi pembentukan Asosiasi Madu Trigona Sumbawa

Gambar 4 Diskusi pembentukan Asosiasi Madu Trigona Sumbawsa dan kemasan madu
trigona yang siap dipasarkan

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

24

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Dokumentasi launching Produk Madu Hitam Sumbawa

Gambar 5 Sambutan dan publikasi madu Hitam Sumbawa oleh pejabat tinggi daerah
yang diproduksi Asosiasi Madu Trigona Sumbawa

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

25

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN KEGIATAN TENAGA BAKTI SARJANA KEHUTANAN

Dokumentasi orientasi pemukiman sekitar batas kawasan hutan

Gambar 6 Kondisi bekas kampung Empangbua dan kebun duren

Gambar 7 Kondisi kampung Empangbua baru

ABDUL ARIS - KPHP BATULANTEH SUMBAWA NTB

26

Anda mungkin juga menyukai