Anda di halaman 1dari 5

BELA NEGARA

PENGERTIAN DAN URGENSINYA DALAM ISLAM

PONDOK PESANTREN NGALAH, PASURUAN


SABTU, 16 Januari 2016

DASAR PEMIKIRAN

Bela negara di sini adalah bela negara dalam airti yang komprehensif
menyangkut seluruh aspek kehidupan suatu bangsa. Namun demikian, ada
beberapa aspek pokok yang tampaknya perlu mendapat pethatian lebih besar.
persoatan
Pefsoaian mi inefupakaii pei^oalan yang sangat pokok sebab ia dapat
berfungsi sebagai sistem ideologi keagamaan yang melandasi semua bidang
kehidupan lain dafi suatu bangsa. Bersama dengan sistem ideologi Iain sebagai
dasat atau azas suatu negara berdasarkan konstitusi yang sab, persoalan inilah
yang justm seringkali menjadi biang konfiik. Gerakan-getakan tadikal, teirof dan takfif
akhir-akbii ini banyak muncul di dunia Islam. Hal ioi memicu konOik dan .
peperangan di antara umat. Atas nama mereka dengan mudahnya
menyalahkan dan memusuhi kelompok lain. Hanya kelompoknya sajalah yang
dianggap paling benar. Dunia Islam saat ini jelas sangat membutuhkan sebuali yang
befkatakter moderat dan toleran terhadap segala perbedaao.
baik agama, bahasa, suku, ras dan jeais kelamin. Petbedaan itu niscaya, dan
petbcdaan itu bukanlah alasan untuk saling meniadakan; sebaltknya perbedaan
itulah yang menjadi modal utama untuk membangun ikatan sosial yang kuat di
antaca sesama manusia.
bela negara di bidang ekonomi. Sumbef-sumber ekonomi telah luas d&etahui
sebagai sumber konfiik yang sangat mendasair dalam sejaiah kehidupan manusia,
baik daliulu maupun sekarang. Negata-negara yang memiRki sumberdaya alam
meHmpah atau yang dapat diandalkan mampu menopang kehidupan warganya
selalu tak bisa dilepaskan dati ajang perebutan, dan tak jacang pula meRbatkan
unsuf agama (baca: dan politik di dalamnya. Agama, poHtik dan ekononu adalah tiga
arus yang bisa menjadi satu dalam sebuah kepentingan berlandaskan keserakahan
dan gaya Mdup befmewaii-mewahan. Kairena itu, sumberdaya alam yang dimiiiki
sebuah negara berupa tanah, air, eneirgi dan gas, hasil tambang dan mineral,
keragaman hayati, serta sumber daya lainnya haruslah mendapatkan perhatian dari
semua warga bangsa sebagai "kekayaan'^ yang harus dipertahakan dan digunakan
i.u:tuk menopang kehidupan yang lebih sejahtera dengan sistem pengelolaan
sumbefdaya dan sistem ekonomi yang berkeadilan. Kekayaan yang diolah deiitgan
baik itulah yang pada akliimya dapat diabdikan untuk selumh kepentingan umat
manusia baik dalam batas teritori tertentu maupun hubungan antar-negara yang
terikat dalam sebuah kerjasama yang setara.
bela negara di bidang pendidikan. Bidang ini merupakan bidang di mana pewarisan
nilai-nilai luhur suatu bangsa dapat dHestarikan dan diwaciskan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Dengan pendidikan pula suatu bangsa akan dapat
melaliirkan para intelektual atau ilmuwan di segala ranah keiimuan baik ilmu- ilmu
sosial-humaniora maupun ihnu-ilmu alam yang bersendikan atau bersumber pada
nilai-nilai ajaran Islam yang
jLv/ MAw/w. Dunia Islam telah lama absen
dari percaturan dunia akademik. Padahal, keilmnan inilah yang bisa mengantarkan
umat Islam pada kemuliaan hidup di dunia dan di akhirat. Dettgan ilmu, umat Islam
dapat menciptakan sains dan teknologi yang dapat memperm.udah kehidupannya.

Dengan ilmu pula seseorang dapat membedakan mana yang benajr dan yang salah,
serta mampu meningkatkan kualitas ketaqwaannya kepada Allah SWT. Tidak ada

keta.qwaa.n dan kezuhudan mela.inkan dengan ilmu. Karena itu, sudah seharusaya
kuajititas dan kualitas lembaga-lembaga pendidil^a^l di lingkungan iifrmt Ishm
hafuslah ditingkatkaii. Be!a aegaira di bidang pendidikan ini meniscayakan adanya
usaha keras dari semua pihak secata sistematis dan terukuf.
Bela negaia memang membutuhkan suatu ketja poRtik, TiaTmirt bukan sejenis
politik praktts. Di sini dibutuhkan adanya kemauan politik
dairi segenap
unsuf yang ada di suatu negaa. Katena itu mendesak kiranya dirumuskan adanya
befbagai stirategi yang "berani" dan tetobosan-terobosan dalam mengnbah sistem
dan atumn yang ada. Semua. itu haruslah diupayakan dalam koridor konstitusi yang
berlaku di masing-masing negata demi kesejahteraan semua *\7afga.nya tanpa
membeda-bedakan asal kelompok atau partai politik teftentu. ItuMi poHttk
kenegaiaan, bukan politik praktis.
Berdasarkan pemikiran di atas, ulama-ulama su6 intemasional memandang peflu
untuk mengadakan suatu konfeirensi mengenai bela negata sebagai tkhtiar menuju
kehidupan yang lebih mensejabterakan dan membawa perdamaian globaL
Koaferensi toi diyakini oleh ulama-ulama suE intemasional sebagai media, untuk
melakukan ijtihad, jtliad dan mujahadali atas problem-pfcblem mendasar yang
dihadapi dunia Islam sekarang ini pada khususnya, dan dunia global pada
umumnya.
Tujuan
1;
Merumuskan piriasip dan hukum bela negara menurut alim ulama se-dunia
sebagai landasan untuk mencapai kesejahteraan dan perdamaian global
2;
Merumuskan stcategi dan agenda bela negata dalam skala nasional dan
intemasional
3;
Mengkampanyekan getakan bela negara yang bedandaskan ajaran Islam
ANussunnah Waljama'ah dan wawasan kebangsaan yang lebih menjamin
tercapainya kesejahteman dan perdamaian global
II. Hasil yang Diharapkan
1.
Ditetapkannya kesepakatan ulama tntemasional mengenai kewa)iban
bela negara sesuai dengan azas dan sistem negara masing-masitig.
2.
Ditetapkannya program bela negara ke depan (pendek, menengah dan
panjang) tmtuk kesejahteraan dan perdamaian dunia lengkap dengan kejelasan para
pihak yang harus menjala.nkannya.
3.
Tersiamya penegasan pemikiran dan gerakan alim ulama se-dunia
mengenai Islam
sebagaimana yang didakwahkan atau diperjuangkan oleh
Rasulullah SAW.
Konferensi Ulama Tha^^q^d^ di Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah,
Republik Indonesia
15 Januari 2016
I;
Latar Belakang

Wajah dunia Isiam saat ini diwamai peuuh dengan konfRk daji perang. Hampiir
semua negaca yang mayoiritas penduduknya betagama Isiam di belahan dunia
manapun tak lepas dan aacaman disintegrasi yang sangat membabayakan bagi
kehidupan manusia dan iingkungannya. Ada yang sudah hiluh ]antak, dan tidak
sedikit yang sekarang berada di jurang kehancutan. Petadaban tinggi Islam dan
suasana hidup damai yang dahulunya berada dalam genggaman kini hanya tin^al
cerita di bawah puing-puing refuntuhan dan dem senjata yang haus dacah.
Dunia Islam seolah telah kehilangan petan positiF maksimainya Jika demikian
adanya, maka lambat laun kehadtran Islam di tengab kehidupan umat bisa dianggap
hanya sebagai "peiipmr lara'' kelak di akhitat. Padahal, Islant haditr di muka bumi ini
untuk mengantackan dan menjamin umat dapat hidup selamat bahagia di dunia dan
di akhicat sekaltgus.
Konflik dan perang bukaniah tempat yang subur untuk menumbulikan hafapan umat
untuk dapat hidup yang lebih sejahteta dan berkuditas. Keduanya niscaya hanya
bisa tumbuh dan be&embang dalam tatanan hidup yang diHputi rasa aman dan
damai tidak hanya dalam lingkungan internal umat Islatu melainkan juga untuk
Rngkungan di luar Islam. Itulah inti dari ajaran Islam sebagaimana yang
didakwalTkan atau diperjuan^^an oleh RasuluHah SAW, yaitu Islam sebagai rahmat
bagi sekaHan alam
Tiap negara sudah pasti memiliki batas teritori dan pandangan kebeiragamaannya
masitig-masing lengkap dengan segala sistem dan instmmeu- instfumen
penopaognya, baik poHtik, sosial, ekonomi, pertahanan dan keamanan, serta
budaya dan sistem keyakinamiya. la merupakan satu kesatuan yang "hidup"' dan
"mengada"' (eksis) yang berakar pada aspek kesejarahan dan medan perjuangan
untuk mencapai cita idealnya masing-masing. Karena itu, tiap-tiap negara
berkewajiban untuk mempertahartkannya melalui sebuah mekanisme bela
negara yang tidak hanya bertujuan untuk mempertaliankan eksistensi teritoriuya
dalam suatu kawasan y-uig nuandiri dan otonom^ melainkan juga untuk
mempertahankan keamanan dan mewujudkan kemajuan dalam berbagai bidang di
dalam negara serta menciptakan perdamaian dunia di mana hubungan negara satu
dengatT negara lainnya bukanlah hubungan yang saling mendominasi tetapi
hubungan yang penuh cinta dan kasih sayang.
a; RUMUSAN PRINSIP DAN HUKUM BELA NEGARA SEBAGAI LANDASAN

UNTUK MENCAPAI KESEJAHTERAAN DAN PERDAMAIAN GLOBAL


1; Pengertian Bela Negara
Dari berbagai sumber (CAK MINUL)
2; Prinsip Bela Negara (CAK BAHRUDIN)
- Piagam Madinah dan Perjanjian iliya
- Resolusi Jihad KH. Hasyim Asyari
- ASWAJA (Tawassut, tawazzun, tasammuh, taaddul dan amar maruf
nahi mungkar)
- Ideologi dan Konstitusi NKRI (Pancasila dan UUD 1945)
Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 30 ayat 1.2.3.4.5 UUD 1945
- Kewajiban setiap warga negara dalam Bela Negara. Penanaman Jiwa
Nasionalisme pada setiap anak Bangsa. Indonesia adalah Negara
yang dibangun berdasartkan nilai-nilai kebersamaan dalam

kemajemukan sangat relevan dengan Negara Madinah yang pernah


dibangun oleh Rasulullah SAW.
3; Hukum Bela Negara (CAK BAHRUDIN DAN KOLEGA)
a; Hukum Positif
- UUD 1945 (Pasal 27 ayat 3 dan Pasal 30 ayat 1.2.3.4.5), UU RI No 3

tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


b; Hukum Islam

al-Quran (al-Tahrim:6, Pancasila Jawabul Masail), al-Hadits, Piagam


Madinah, Perjanjian Iliya,
b; RUMUSAN STRATEGI DAN AGENDA BELA NEGARA DALAM SKALA

NASIONAL DAN INTERNASIONAL (ROMO HAFIDZ)


1; Strategi
2; Agenda bela negara
- Jangka Pendek:
- Jangka Menengah:
- Jangka Panjang:
c; KAMPANYE GERAKAN BELA NEGARA BERBASIS AHLU SUNAH WAL

JAMAAH Dan WAWASAN KEBANGSAAN (CAK DAIM)

PRINSIP-PRINSIP BELA NEGARA


1; sApekqidah
2; AsepkEonmi
3; AspedkPnia

ASTREGIDNBL
1; sAdpeokIgi-lqah:UrnPcm
2; AsepkEonmi
3; AspedkPnia

Anda mungkin juga menyukai