Halaman
1
Posyandu .................................................................................................... 3
Pemeriksaan Kehamilan dan Ibu Hamil .....................................................10
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil..........................................................................13
Kehamilan Resiko Tinggi............................................................................17
Imunisasi Ibu Hamil ...................................................................................20
Imunisasi Balita ..........................................................................................23
Makanan Pendamping ASI .........................................................................28
Diare Pada Balita ........................................................................................38
ISPA pada Balita .........................................................................................41
A. Pengertian posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Kementrian
Kesehatan RI, 2011).
Posyandu (Pos pelayanan terpadu) merupakan salah satu bentuk
upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh, dari, dan bersama
masyarakat, untuk memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak balita
(pusat promosi kesehatan Depkes RI, 2006).
B. Kegiatan Posyandu
Menurut Kementrian Kesehatan RI Dalam Pedoman Umum
Pengelolaan Posyandu tahun 2011, kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan
lebih
meningkatkan
kesehatan
ibu
hamil,
perlu
PEMERIKSAAN
KEHAMILAN IBU
HAMIL
10
11
12
4.
5.
6.
7.
8.
e. Asam Folat
Asam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti
metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat
sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat (Aritonang,
2010). Selain itu Almatsier (2009) menyebutkan bahwa asam folat
juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah
putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk pendewasaannya.
Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun yang
telah maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam
folat di dalam makanan mereka sehari-hari tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan mereka disaat hamil. Kekurangan asam folat
berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti
aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan
hemorrhage (pendarahan), (Aritonang, 2010).
f. Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang
perrtumbuhan
tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga
digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontrkasi dan
berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan,
kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu yang
mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos atau osteoporosis (Sophia,
2009). Widya Karya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan
penambahan sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil trimester
ketiga. Dengan demikian kebutuhan kalsium yang harus dipenuhi
oleh ibu hamil adalah 950 mg/hari. Makanan yang menjadi sumber
kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai
produk olahan susu seperti keju dan yoghurt. Kekurangan kalsium
selama hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu menjadi
meningkat.
KEHAMILAN RISIKO
TINGGI
16
IMUNISASI IBU
HAMIL
19
1. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbulkan/meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila
kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit
ringan. (Depkes RI, 2005). Imunisasi adalah suatu tindakan untuk
memberikan kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam
tubuh manusia, untuk mencegah penyakit (Depkes-Kessos RI, 2000).
2. Program Imunisasi TT Ibu Hamil
Program Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan,
kecacatan dan kematian dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I). Untuk mencapai hal tersebut, maka program
imunisasi harus dapat mencapai tingkat cakupan yang tinggi dan merata
di semua wilayah dengan kualitas pelayanan yang memadai. (Dinkes
Jambi, 2003).
Pelaksanaan kegiatan imunisasi TT ibu hamil terdiri dari kegiatan
imunisasi rutin dan kegiatan tambahan. Kegiatan imunisasi rutin adalah
kegiatan imunisasi yang secara rutin dan terus-menerus harus
dilaksanakan pada periode waktu yang telah ditetapkan, yang
pelaksanaannya dilakukan di dalam gedung (komponen statis) seperti
puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, rumah bersalin dan di
luar gedung seperti posyandu atau melalui kunjungan rumah. Kegiatan
imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas dasar
ditemukannya masalah dari hasil pemantauan atau evaluasi (Depkes RI,
2005).
3. Vaksin TT
Vaksin jerap TT ( Tetanus Toxoid) adalah vaksin yang mengandung
toxoid tetanus yang telah dimurnikan dan terabsorbsi ke dalam 3 mg/ml
aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet.
Satu dosis 0,5 ml vaksin mengandung potensi sedikitnya 40 IU.
Dipergunakan untuk mencegah tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi Wanita Usia Subur (WUS) atau ibu hamil, juga untuk
pencegahan tetanus pada ibu bayi. (Depkes RI, 2005).
4. Jadwal Imunisasi TT Ibu Hamil
20
Interval waktu
pemberian
minimal
4 minggu
setelah TT 1
6 bulan setelah
TT 2
1 tahun setelah
TT 3
1 tahun setelah
TT 4
Masa
Perlindungan
Dosis
3 tahun
0,5 cc
0,5 cc
5 tahun
0,5 cc
10 tahun
0,5 cc
25 tahun/seumur
hidup
0,5 cc
21
IMUNISASI BALITA
1. Pengertian
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi membuat
zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Aziz, 2008).
Menurut Suririnah (2007) yang dikutip Hanum (2010), imunisasi
adalah suatu prosedur rutin yang akan menjaga kesehatan anak.
Kebanyakan dari imunisasi ini adalah untuk memberi perlindungan
menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering
terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang anak.
22
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menurut Kepmenkes (2005) yang dikutip Atikah (2010),
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi akibat PD3I.
Penyakit yang dimaksud antara lain Difteri, Tetanus, Pertusis,
Campak, Polio dan TBC.
b. Tujuan Khusus
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu
cakupan imunisasi lengkap minimal 80% secara merata di 100%
desa kelurahan pada tahun 2010
b. Polio liar di Indonesia yang dibuktikan tidak ditemukannya virus
polio liar pada tahun 2008
c. Tercapainya Eliminasi Tetanus Neonatorum
(ETN) artinya
adalah
penyakit
yang
disebabkan
oleh
lewat bersin atau batuk. Gejala awal penyakit ini adalah lemah
badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada
malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus menerus,nyeri
pada dada dan mungkin batuk darah. Gejala lain tergantung organ
yang diserang. Tuberculosis dapat menyebabkan kelemahan dan
kematian. Seseorang yang terinfeksi myobacterium tuberculosis
tidak selalu menjadi sakit tubercolusis aktif. Beberapa minggu (212 minggu) setelah terinfeksi terjadi respon imunitas selular yang
dapat ditunjukkan dengan uji tuberkulin (Ranuh, 2008).
3) Vaksin
Vaksin TBC mengandung kuman bacillus calmette guerin yang
dibuat dari bibit penyakit atau virus hidup yang sudah
dilemahkan.
4) Waktu Pemberian
BCG diberikan pada umur < 3 bulan.
5) Kontraindikasi
a) Reaksi uji tuberkulin > 5mm
b) Menderita infeksi HIV
c) Menderita gizi buruk
d) Menderita demam tinggi
e) Menderita infeksi kulit yang luas
f) Pernah sakit tubercolusis
g) Leukimia
6) Efek Samping
a) Reaksi local
1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikkan
timbul
persalinan, melalui
3) Vaksin
Vaksin ini terbuat dari bagian virus Hepatitis B yang dinamakan
HbsAg, yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak
menimbulkan penyakit.
4) Waktu Pemberian
5) Kontraindikasi
6) Efek Samping
c. Imunisasi DPT
d. Imunisasi Polio
e. Imunisasi Campak
a.
Pengertian MP ASI
Bayi berusia 6 bulan keatas membutuhkan makanan lunak bergizi
30
Makanan
Padat
f.
Pemberian makanan pada bayi 6 - 9 bulan
1. Penyerapan Vitamin A dan zat gizi lain pemberian asi diteruskan.
2. Pada umur 6 bulan alat cerna sudah lebih berfungsi, oleh karena itu bayi
mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 kali sehari.
3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambahkan
sedikit demi sedikit dengan sumber lemak, yaitu santan atau minyak
kelapa/margarine. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan
bayi, memberikan rasa enak juga mempertinggi yang larut dalam lemak.
g.
Pemberian makanan bayi 9 12 bulan
1. Pada umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan dengan makanan keluarga
secara bertahap. Bentuk dan kepadatan nasi tim bayi harus diatur secara
berangsur. Mendekati makanan keluarga.
2. Berikan makanan selingan 1 kali sehari. Pilihlah makanan selingan yang
bernilai gizi tinggi, seperti bubur kacang iji. Buah. Usahakan agar
makanan selingan dibuat sendiri agar kebersihannya terjamin.
3. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.
Campurkanlah ke dalam makanan lembik sebagai lauk pauk dan sayuran
secara berganti-ganti. Pengenalan berbagai bahan makanan sejak dini
31
antara lain:
1)
2)
3)
4)
Jenis
6 8 bulan
89
bulan
9-12 bulan
12 24
bulan
1 jenis bahan
dasar (6
bulan)
2-3 jenis
bahan
3-4 jenis
bahan
Makanan
Keluarga
dasar
(sajikan
dasar
(sajikan
secara
terpisah
atau
secara
terpisah
atau
(tanpa
garam,
gula,
dicampur)
dicampur)
2 jenis bahan
dasar (7
bulan)
penyedap,
hindari
santan
dan
gorengan)
Tekstur
Semi-cair
(dihaluskan
atau
Lunak
(disaring)
dan
puree),
secara
bertahap
potongan
makanan
kurangi
campuran
air
yg dpt
digenggam
dan mudah
larut.
Kasar
(dicincang)
Padat
Makanan
yang
dipotong &
dpt
digenggam
.
sehingga
menjadi
semi-padat.
33
Frekuensi
Makan
Utama: 12x/hari
Makan
Utama:
Makan
Utama: 3
2-3x/hari
x/hari
Camilan:
1x/hari
Camilan:
2x/hari
2-3 sm
makanan
3-4 sm
makanan
ditambahkan
.
semi
padat.
semi padat
yang
Potongan
makanan
kasar.
Camilan: 1
x/hari
Porsi
seukuran
sekali
gigit.
Makan
Utama: 34
x/hari
Camilan:
2x/hari
5 sm
makanan
atau
lebih.
Potongan
makanan
ukuran
kecil/sekali
gigit.
ASI
Sesuka bayi
Sesuka
bayi
Sesuka
bayi
Sesuka
bayi
Susu &
Belum
boleh susu
Belum
boleh susu
1-2 porsi
susu sapi
sapi
sapi
slice
keju
cheddar
slice
keju
cheddar
atau
produk
susu
cangkir
yogurt utk
cangkir
yogurt utk
bayi
Bayi
produk
susu
olahan
olahan
34
l.
Jenis makanan
Frekuensi
Kira-kira 6 bulan
ASI
Kapan diminta
- ASI
Jenis makan yang
disarankan lumat.
Kapan diterima
2- 3x / hari
ASI
Kapan diterima
Jenis
makanan 2-3 x / hari
yang
disarankan
(tipe lunak)
Buah-buahan
(melon,
mangga,
apel, advokat)
Bubur / roti
Daging / kacangkacangan/
ayam/
ikan
Beras
merah/
kentang/ labu/jagung
Kacang tanah
Minyak / santan
sari buah tanpa gula
Kira-kira 12 bulan/ - ASI
Kapan diterima
lebih
Jenis
makanan 3-4 x / hari
yang
disarankan
(tipe semi padat)
Makanan
pada
umumnya,
termasuk
telur
dengan kuningnya
Buah-buahan
36
m.
Cara Membuat MP ASI
1. Bubur Susu Pepaya
Bahan
a) 1 sdm tepung beras merah
b) 10 ml air matang
c) 100 ml ASI (3 takar peres susu formula lanjutan, larutkan ke dalam 90
ml air matang)
d) 50 g pepaya matang, potong kecil, haluskan
Cara Membuat:
1) Larutkan tepung beras merah ke dalam air, aduk rata. Masak di atas
api kecil hingga matang sambil diaduk agar tidak menggumpal.
2) Masukkan pepaya, masak sejenak. Angkat. Tuangkan ASI atau susu
formula lanjutan yang telah dilarutkan, aduk rata.
3) Berikan pada bayi Anda dalam keadaan hangat.
Nilai gizi per porsi:
Energi : 109 Kkal
Protein : 1,5 g
Lemak : 3,8 g
Karbohidrat: 17,1 g
2. Bubur susu alpukat
Bahan:
1) 2 sdm tepung beras putih
2) 100 ml air matang
3) 200 ml ASI (2 sdm susu formula I larutkan ke dalam 200 cc air)
4) 60 g avokad, haluskan
Cara membuat:
1) Larutkan tepung beras putih ke dalam air, aduk hingga rata.
2) Jerang di atas api kecil hingga matang.
3) Masukkan avokad, aduk rata. Angkat.
4) Tuangkan ASI atau susu formula I cair. Aduk hingga rata
Nilai gizi per porsi:
Energi : 96 Kkal
Protein : 3,1 g
Lemak : 1,3 g
Karbohidrat: 18,0 g
3. Bubur susu nasi
Bahan:
1) 3 sdm nasi
2) 400 ml air
3) 50 g bayam merah, cacah halus
37
Pengertian Diare
Diare didefinisikan sebagai pengeluaran berak atau BAB yang lunak
dan cair, perasaan ingin buang air besar yang tidak dapat ditunda.
38
Diare diartikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan tinja yang
berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian
kandungan air pada feses lebih banyak daripada biasanya.
B.
Penyebab Diare
a. Infeksi dari berbagai bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi
makanan maupun air minum
b. Infeksi berbagai macam virus
c. Alergi makanan, khususnya susu atau laktosa (makanan yang
mengandung susu)
d. Parasit yang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang
kotor
C.
Pencegahan Diare
a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting
(sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum memegang bayi,
setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan
b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, antara lain
dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau
proses klorinasi
c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar
serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain)
d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya
menggunakan jamban dengan tangki septik.
D.
Penatalaksanaan Diare
Menurut Puspitasari (2010), Terapi pada penyakit diare yaitu sebagai
berikut:
a. Terapi yang tidak menggunakan obat
39
Pertama
menghindari
kali
upaya
pemicu
pencegahan
diare.
dapat
Contohnya,
dilakukan
bila
tidak
dengan
mampu
> 5 tahun
1200 ml (6 gelas)
dewasa
< 1 tahun
50 - 100 ml ( - gelas)
1-4 tahun
> 5 tahun
dewasa
b. Terapi Obat-obatan
Pemberian obat pada diare nonspesifik dimaksudkan untuk:
1) Mengurangi frekuensi diare dengan zat yang bersifat pengental,
contoh: kaolin, pectin, bismuth.
2) Mengurangi penyerapan air di usus dengan zat pengecil pori-pori
saluran cerna/adstringensia, contoh: tanin (dalam teh, daun jambu biji,
dan buah salak muda).
41
42
1. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran
pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang
berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas
laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan
bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).
2. Penyebab
ISPA disebabkan oleh lebih dari 300 jenis bakteri dan virus yang
masuk ke saluran nafas. Salah satu penyebab ISPA yang lain adalah asap
pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya digunakan untuk memasak.
Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat
karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan
aktivitas memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun
minyak. Tanpa disadari, asap tersebut masuk ke dalam tubuh melalui proses
bernafas sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk, sesak nafas dan
sulit untuk bernafas. Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung
zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2002).
3. Tanda dan gejala
ISPA merupakan proses inflamasi yang terjadi pada setiap bagian
saluran pernafasan atas maupun bawah, yang meliputi infiltrat peradangan
43
ISPA Ringan
1) Batuk
2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara
(misal pada waktu berbicara atau menangis).
3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung.
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370 C atau jika dahi anak
diraba.
b. ISPA Sedang
1) Pernafasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur
kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak
yang berumur satu tahun atau lebih. Cara menghitung pernafasan
ialah dengan menghitung jumlah tarikan nafas dalam satu menit.
Untuk menghitung dapat digunakan arloji.
2) Suhu lebih dari 39o C (diukur dengan termometer).
3) Tenggorokan berwarna merah.
4) Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
5) Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
6) Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)
7) Pernafasan berbunyi menciut-ciut.
c. ISPA berat
1) Bibir atau kulit membiru.
2) Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu
bernafas.
3) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun.
4) Pernafasan berbunyi seperti orang mengorok dan anak tampak
gelisah.
5) Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernafas.
6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba.
7) Tenggorokan berwarna merah
4. Pencegahan ISPA
44
akan
makanan
yang
cukup
gizi,
sedikit-sedikit
tetapi
47