Oleh:
Yohandani Frinda Pamungkas, S.Kep
092311101058
LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
EFUSI PLEURA
Oleh: Yohandani Frinda Pamungkas, S.Kep. (NIM.092311101058)
I. KONSEP PENYAKIT
a. Kasus
Efusi Pleura
b. Pengertian
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan
dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan pleura
viseralis (Muttaqin, 2008). Efusi pleura merupakan suatu kumpulan cairan
pada ruang antara lapisan parietal dan viseral dari pleura, biasanya berisi
cairan serosa, namun juga dapat mengandung bahan lainnya misalnya
darah akibat trauma (hemothoraks), cairan purulent akibat perluasan
pneumonia
atau
abses
paru
(empiema),
cairan
dan
udara
c. Klasifikasi
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, efusi pleura dibagi menjadi dua
macam, yaitu (Muttaqin, 2008):
1. Efusi unilateral, tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan penyakit
penyebabnya.
2. Efusi bilateral, bila ditemukan pada penyakit gagal jantung kongestif,
sindrom nefrotik, asites, infark paru, tumor, dan tuberkulosis.
d. Etiologi
Kelainan pada pleura hampir selalu merupakan kelainan sekunder.
Kelainan primer pada pleura hanya ada dua macam, yaitu infeksi kuman
primer intrapleura dan tumor primer pleura. Timbulnya efusi pleura dapat
disebabkan oleh kondisi-kondisi (Somantri, 2007):
1. Gangguan pada reabsorpsi cairan pleura (misalnya karena adanya
tumor)
2. Peningkatan produksi cairan pleura (misalnya akibat infeksi pada
pleura)
Secara patologis, efusi pleura disebabkan oleh keadaan-keadaan
(Somantri, 2007):
1. Meningkatnya tekanan hidrostatik (misalnya akibat gagal jantung)
2. Menurunnya
tekanan
osmotik
koloid
plasma
(misalnya
hipoproteinemia)
3. Meningkatnya permeabilitas kapiler (misalnya infeksi bakteri)
4. Berkurangnya absorpsi limfatik
Penyebab efusi pelura dilihat dari jenis cairan yang dihasilkannya adalah
(Somantri, 2007):
1. Transudat
Gagal jantung, sirosis hepatis dan asites, hipoproteinemia pada sindrom
nefrotik, obstruksi vena cava superior, pasca bedah abdomen, dialysis
peritoneal, dan atelectasis akut.
2. Eksudat
a) Infeksi (pneumonia, TBC, virus, jamur, parasit, dan abses)
b) Neoplasma (kanker paru, metastasis, limfoma, dan leukemia)
c) Emboli/infark paru-paru
d) Penyakit kolagen (SLE dan rheumatoid artritis)
e) Penyakit gastrointestinal (pankreatitis, rupture esophagus, dan abses
hepar)
f) Trauma (hemothoraks dan khilothoraks)
e. Patofisiologi
Cairan pleura normalnya hanya cukup untuk berfungsi sebagai
pelumas viseral dan parietal, sekitar 10-20 ml dalam rongga pleura. Jumlah
cairan dalam rongga pleura tetap, karena adanya tekanan hidrostatis pleura
parietalis sebesar 9 cmH2O. Akumulasi cairan pleura dapat terjadi apabila
tekanan
osmotik
koloid
menurun
(misalnya
pada
penderita
akibat
bakteri
Mycobacterium
tuberculosis
yang
banyak dapat menimbulkan edema paru yang ditandai dengan batuk dan
sesak. Kerugian thorakosintesis yaitu (Muttaqin, 2008):
1. Dapat menyebabkan kehilangan protein yang berada dalam cairan
pleura.
2. Dapat menimbulkan infeksi di rongga pleura.
3. Dapat terjadi penumothoraks.
Gambar 2. Thorakosintesis
h. Pemeriksaan Khusus dan Penunjang
1. Anamnesis
Anamnesis meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit
saat ini, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat penyakit keluarga.
2. Pemeriksaan fisik (Muttaqin, 2008)
a) B1 (Breathing)
1) Inspeksi
Peningkatan usaha dan frekuensi pernafasan yang disertai
penggunaan otot bantu pernafasan. Gerakan pernafasan ekspansi
dada yang asimetris (pergerakan dada tertinggal pada sisi yang
sakit), iga melebar, rongga dada asimetris (cembung pada sisi
yang sakit). pengkajian batuk yang produktif dengan sputum
yang purulen.
2) Palpasi
sebelumnya
diperlukan
pemeriksaan
GCS
untuk
ini
kadang-kadang
terlihat
pada
gagal
jantung.
Nyeri akut
Ansietas
g.
Diagnosa
keperawatan
m. Ketidakef
ektifan
bersihan
jalan
nafas
berhubun
gan
dengan
akumulas
i
secret/cai
ran
dalam
alveoli.
h.
Tujuan
n.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
1x24 jam, bersihan
jalan nafas menjadi
efektif
o.
p.
NOC :
Respiratory status :
ventilation
Respiratory status :
Airway patency
q.
i.
Kriteria hasil
a. Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis dan
dispneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan
mudah)
b. Menunjukkan jalan nafas
yang paten (tidak merasa
tercekik, irama nafas dan
frekuensi nafas dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas
abnormal)
c. Mampu mengidentifikasi dan
mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan nafas
j.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Intervensi keperawatan
r. NIC :
s. AirwaySuction
t.
Kaji karakteristik pernafasan
pasien (suara nafas, frekuensi
pernafasan, suara nafas
tambahan)
u.
v.
w.
x.
Auskultasi suara nafas sebelum
dan sesudah suction
y.
z.
Berikan informasi pada pasien
dan keluarga mengenai
prosedur tindakan dan kondisi
penyakit pasien
Lakukan fisioterapi dada jika
perlu
aa.
Lakukan suction secara
maksimal sesuai dengan SOP
ab.
Kolaborasi dalam pemberian
k.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Rasional
ac.
ad.
ae.
Adanya secret/cairan pada
jalan nafas menyebabkan
suara nafas ronkhi dan sesak
nafas pada pasien, dan
menjadi pedoman dalam
menentukan intervensi yang
tepat bagi pasien
Mengevaluasi keberhasilan
tindakan suction dalam
mengurangi secret/cairan
Informed consent,
memfasilitasi pengetahuan
pasien dan keluarga
af.
Fisioterapi dada dapat
membantu memobilisasi dan
mengeluarkan sekret
Tindakan suction bertujuan
untuk menghisap secret agar
jalan nafas menjadi bersih
Pemberian obat mukolitik
bertujuan untuk
obat mukolitik
ag.
2.
ah. Ketidakef
ektifan
pola
nafas
berhubun
gan
dengan
penuruna
n
ekspansi
paru.
ai.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
selama1 x24 jam,
pola nafas pasien
menjadi efektif.
aj.
ak.
NOC :
Respiratory status :
ventilation
Respiratory status :
airway patency
al.
a. Mendemonstrasikan batuk
am.NIC:
an. Airway Management
efektif dan suara nafas yang
ao.
bersih, tidak ada sianosis dan
a.
Kaji
kepatenan jalan nafas
dispneu (mampu
pasien
mengeluarkan sputum,
ap.
mampu bernafas dan mudah)
aq.
b. Menunjukkan jalan nafas
ar.
yang paten (tidak merasa
b. Auskultasi suara nafas, catat
tercekik, irama nafas dan
adanya suara tambahan
frekuensi nafas dalam rentang
as.
normal, tidak ada suara nafas
at.
c. Posisikan pasien untuk
abnormal)
c. Tanda-tanda vital dalam
memaksimalkan ventilasi
au.
rentang normal
av.
d. Monitor respirasi dan status O2
a.
b.
c.
d.
aw.
ax.
ay.
bc.
3.
bd. Ganggua
n
pertukara
be. Setelah
dilakukan
tindakan
a. Mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan
oksigenasi yang adekuat
bh. NIC :
bi. Oxygen Therapy
bj.
e.
n gas
berhubun
gan
dengan
kerusaka
n
membran
kapiler
alveoli.
keperawata
n selama 1
x 24 jam,
pertukaran
gas tidak
mengalami
gangguan.
bf.
bg. NOC:
-Respiratory status :
gas exchange
-Respiratory status :
ventilation
-Vital sign status
cd.
4.
ce.
Nyeri akut
berhubungan
dengan iritasi
pleura/pergesekan
cairan dalam
rongga pleura.
cf. Setelah
dilakukan
tindakan
keperawata
n selama 1
x 24 jam,
nyeri yang
dirasakan
pasien
berkurang.
cg.
ch. NOC :
-Pain level
-Pain control
-Comfort level
a.
b.
c.
d.
e.
ci. NIC :
cj. Pain Management
ck.
Kaji karakteristik pasien secara
PQRST
cl.
cm.
cn.
co.
Lakukan manajemen nyeri
sesuai skala nyeri misalnya
pengaturan posisi fisiologis
cp.
Ajarkan teknik relaksasi seperti
nafas dalam pada saat rasa nyeri
datang
cq.
cr.
cs.
Ajarkan metode distraksi
ct.
cu.
cv.
cw.
cx.
Beri manajemen sentuhan
berupa pemijatan ringat pada
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
de.
5.
df.
Ansietas
berhubungan
dengan ketakutan
dan ancaman akan
status kesehatan.
dg.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan selama
1x24 jam, ansietas
berkurang
dh.
di.
NOC :
- Anxiety self-control
- Anxiety level
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
e.
eb.
ec.
ed.
Mengidentifikasi seberapa
jauh penyakit menyebabkan
kecemasan pada pasien dan
merupakan pedoman dalam
menentukan intervensi yang
tepat bagi pasien
Memfasilitasi pengetahuan
pasien terhadap tindakan
yang akan dilakukan dan
memberi ketenangan pada
pasien
Membantu menentukan
teknik untuk mengurangi
kecemasan pada pasien
Mencegah pasien mengalami
ansietas yang berlebihan
ee.
Mencegah pasien mengalami
eh.
DAFTAR PUSTAKA
ei.