KWN 2010
KWN 2010
b. Manusia
-
Hakekat manusia
c. Moral
-
f. Masyarakat
-
g. Budaya
-
h. Politik
-
i. Hukum
-
Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila meliputi pokok-pokok bahasan sebagai berikut :
j. Landasan dan tujuan pendidikan Pancasila
k. Pancasila sebagai filsafat
l. Pancasila sebagai etika politiik
m. Pancasila sebagai ideologi nasional
n. Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia
o. Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI
p. Pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara
Pendidikan Kewarganegaraan
q. Pengantar
-
Pengakuan atas martabat dan hak-hak yang sama sebagai manusia hidup di dunia
Hak
Kewajiban
t. Belanegara
-
Implementasi Belanegara
u. Demokrasi
-
Konsep demokrasi
v. Wawasan Nusantara
-
w. Ketahanan Nasional
-
Fungsi ketahanan nasional sebagai kondisi doktrin dan metode dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara
Politik dan Strategi Nasional sebagai politik nasional dan strategi nasional untuk
mengantisipasi perkembangan globalisasi kehidupan dan perdagangan bebas
Strategi nasional sebagai hakekat seni dan ilmu Politik Pembangunan Nasional.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37 menyatakan
bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajibmemuat tentang Pendidikan Kewarganegaraan yang
bertujuan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaandan
cinta tanah air. Dengan telah dituangkannya PendidikanKewarganegaraan dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional, ini berarti bahwa pendidikan kewarganegaraan memiliki
kedudukan yang sangatstrategis dalam pembentukan
dengansemangat
reformasi
dan
demokratisasi.
Mata
kuliah
Pendidikan
Kewiraanditinggalkan karena berbagai alasan, antara lain sebagai berikut. (1) karena pola
pembelajaran yang indoktrinatif dan monolitik. (2) muatan materiajarnya yang sarat dengan
kepentingan ideologi rezim (orde baru). (3)mengabaikan dimensi afeksi dan psikomotor. Dengan
demikian
PendidikanKewiraan
telah
keluar
dari
semangat
dan
hakikat
global.Isu-isu global seperti demokrasi, hak asasi manusia dan lingkungan hidupturut pula
mempengaruhi keadaan nasional. Globalisasi juga ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya di bidang informasi, komunikasi, dan transportasi
membuat dunia menjaditransparan seolah-olah menjadi sebuah kampung tanpa mengenal
batasnegara. Kondisi ini akan mempengaruhi pola pikir, pola sikap, dan tindakanmasyarakat
Indonesia
Paradigma pendidikan terkait dengan 4 (empat) hal yang menjadidasar pelaksanaan pendidikan,
yaitu peserta didik, (mahasiswa), dosen,materi, dan manajemen pendidikan. Dalam pelaksanaan
pendidikan, palingtidak terdapat dua kutub paradigma pendidikan yang paradoksal, yaitu
paradigma feodalistik dan paradigma humanistik.Paradigma feodalistik mempunyai asumsi
bahwa lembaga pendidikan(Perguruan Tinggi) merupakan tempat melatih dan mempersiapkan
pesertadidik untuk masa datang. Oleh karena itu, peserta didik (siswa dan mahasiswa),
ditempatkan sebagai objek semata dalam pembelajaran,sedangkan dosen sebagai satu-satunya
sumber ilmu kebenaran dan informasi, berperilaku otoriter dan birokratis. Materi pembelajaran
disusun secara rigidsehingga memasung kreativitas mahasiswa dan dosen. Sementara
itu,manajemen pendidikan termasuk manajemen pembelajaran bersifatsentralistik, birokratis dan
monolitik. Dalam penerapan strategi pembelajarannya, sangat dogmatis, indoktrinatif dan
otoriter.Sementara itu, paradigma humanistik mendasarkan pada asumsi bahwa pesrta didik
adalah manusia yang mempunyai potensi karakteristik yang berbeda-beda. Karena itu, dalam
pandangan ini mahasiswaditempatkan sebagai subjek sekaligus objek pembelajaran, sementara
dosendiposisikan sebagai fasilitator dan mitra dialog mahasiswa. Materi pembelajaran yang
disusun berdasarkan pada kebutuhan dasar mahasiswa, bersifat fleksibel, dinamis dan
fenomenologis sehingga materi tersebut bersifat kontekstual dan memiliki relevansi dengan
tuntutan dan perubahansosial. Bjuga manajemen pendidikan dan pembelajarannya menekankan
padadimensi desntralistik, tidak birokratis, mengakui pluralitas dengan penggunaan strategi
pembelajaran yang bervariasi dan demokratis.Mencermati arah perubahan dan penyempurnaan
rambu-rambu pelaksanaan mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah ditetapkanoleh
Ditjen Dikti di atas, telah mengindikasikan mempergunakan paradigmahumanistik
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.Ditinjau dari sudut yuridis,
posisi dan keberadaan PendidikanKewarganegaraan cukup kuat, sebagai mata kuliah yang wajib
diikuti olehseluruh mahasiswa. Untuk memperkokoh kedudukan PendidikanKeawarganegaraan
dipandang perlu adanya pencitraan, seperti misalnya
mahasiswa tanpa mengambil mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraantidak akan mungkin
menjadi sarjana. Sesuai dengan tuntutan perubahan yang ada saat ini mata kuliah Pendidikan
dan
sikapkritis
dari
mahasiswa
untuk
menangkal
dampak
negatif
globalisasi.Globalisasi dan ekspansi pasar perlu diimbangi dengan liberalisasi politik Pancasila
sehingga mahasiswa mampu dan berkehendak secara sadar untuk memperjuangkan hak-hak dan
menolak segala sesuatu yang merugikanmereka. Akhirnya, mahasiswa perlu secara sadar dan
jujur untuk melakukankritik dan evaluasi tentang manfaat globalisasi