Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 8

Dede Karmilawati
Laila Sari

Lia Nurhanasah
Rifqi Rifaldi
Sri Endah F
Popy Dwi N

PRODI FARMASI - STIKES BAKTI TUNAS


HUSADA
BAHAN ALAM FARMASI

DATA HASIL PENGAMATAN

SIMPLISIA ANDROGRAPHIDIS HERBA


(SAMBILOTO)
1.) SKRINING FITOKIMIA
NO

GOLONGAN SENYAWA

HASIL PENGAMATAN

Alkaloid

Polifenolat

Tanin

Flavonoid

Monoterpenoid
seskuiterpenoid

Steroid dan triterpenoid

Kuinon

Saponin

dan

TUJUAN : UNTUK MENGIDENTIFIKASI SENYAWA


METABOLIT SEKUNDER YANG TERDAPAT PADA EKSTRAK
SAMBILOTO

SKRINING
Pada praktikum bahan alam farmasi ini yang
pertama dilakukan adalah skrining fitokimia.
Tujuan dari skrining fitokimia ini adalah untuk
mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder
yang terdapat pada ekstrak sambiloto. Dan pada
hasil skrining Flavonoid, Monoterpenoid dan
seskuiterpenoid, Steroid dan triterpenoid,
Kuinon, Saponin, menghasilkan senyawa positif.

2.) UJI MAKROSKOPIS,


MIKROSKOPIS, DAN EKSTRAKSI.
1. Makroskopik
Warna : Hijau
Bau : Khas menyengat
Bentuk : Serbuk
Rasa : Pahit
2. Mikroskopik

3. EKSTRAKSI

NO

BERAT
CAWAN
KOSONG
(g)

BERAT
CAWAN
ISI
SAMPEL
(g)

BERAT
SIMPLISI
A (g)

BERAT
EKSTRAK
(g)

RENDEM
EN (%)

30,6974

39,3464

150

17,6033

11,73

34,2962

43,2505

150

EKSTRAKSI SENYAWA

Metode ekstraksi yang digunakan yaitu metode


sokletasi dimana proses sokletasi ini memiliki
prinsip kerja yakni penyaringan dengan
dilakukan berulang-ulang sehingga sampel
terekstraksi secara sempurna. Metode sokletasi
merupakan penggabungan antara metode
ekstraksi maserasi dan perkolasi.

3.) PENETAPAN SUSUT


PENGERINGAN
NO

BERAT
KRUS
KOSONG
(g)

BERAT
KRUS ISI
SAMPEL
(g)

BERAT
KRUS ISI
SAMPEL
KONSTAN
(g)

BERAT
SAMPEL
(g)

NILAI
SUSUT
PENGERI
NGAN (%)

34,2832

35,2795

35,1716

10,79

42,2174

43,2131

43,1057

10,74

33,3346

34,3295

34,2214

10,81

SUSUT PENGERINGAN
Untuk simplisia yang tidak mengandung minyak
atsiri dan sisa pelarut organic menguap. Susut
pengeringan dihentikan dengan kadar air, yaitu
kandungan air karena simplisia berada pada
atmosfir dan lingkungan terbuka sehingga
dipengaruhi
oleh
kelembapan
lingkungan
penyimpanan. Gravimetric merupakan cara
pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan
paling sederhana dibandingkan dengan cara
pemeriksaan lainnya.

4.) KARAKTERISASI EKSTRAK


ENCER
1. PENETAPAN pH
pH ekstrak sambiloto : 6
2. POLA DINAMILISA
NO

DIAMETER (cm)

5,6

5,0

4,4

3,6

3. KLT
Fase gerak : Kloroform : methanol (9 : 1)
Fase diam : Silika gel GF 254
Jarak eluen

: 8,5 cm

Jarak bercak : 8,4 cm


Rf

: 0,98 cm

4. BJ
Berat piknometer kosong

: 10,0345 g

Berat piknometer + air : 20,6355 g


Volume air : 10 ml
Bobot air

: 10,6010 g

Berat piknometer + ekstrak


Berat ekstrak : 8,6399 g
air : 1,0601 g/ml
ekstrak : 0,8639 g/ml
BJ ekstrak : 0,8150

: 18,6744 g

PENGUKURAN PH
Karakteristik kimia meliputi sifat-sifat kimia
ekstrak, misalnya Pengukuran pH dilakukan
dengan pH universal yang terdapat nilai pH 6 pada
ekstrak cair sambiloto. Pola dinamolisis dilakukan
untuk memberikan gambaran secara kualitatif
dari kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak
karena masing-masing ekstrak memiliki
dinamolisis yang berbeda-beda. Uji dinamolisis
dilakukan kurang lebih 10 menit sampai
dihasilkan noda yang ada pada kertas wathman.

PADA KLT
Fase gerak yaitu campuran antara kloroform
dengan methanol dengan perbandingan 9 : 1 yang
menurut literature hasil dari KLT pada ekstrak
encer sambiloto adalah dengan nilai Rf 0,67 0,93
cm. dari hasil pengembangan kemudian diamati
lempeng dibawah lampu ultra violet yang dengan
panjang gelombang emisi 254 nm. Nilai jarak yang
didapat yaitu 8,4 c sehingga nilai Rf nya adalah
0,89 cm.

5.) KARAKTERISASI EKSTRAK


KENTAL
1.

KADAR SARI
a. Kadar sari larut air

NO

BERAT
CAWAN
KONST
AN (g)

BOBOT
AWAL
(g)

KADAR
SARI (%
b/b)

31,1500

BERAT
CAWAN
+ SARI
KONST
AN (g)
31,2005

2,02

12,5

23,3490

23,3973

2,02

11,95

UJI KADAR SARI


Ini dikamsudkan agar dapat memberikan
gambaran awal senyawa kandungan, dengan cara
melarutkan ekstrak sediaan dalam pelarut organic
tertentu. Pada kadar sari ini dilakukan dengan
menggunakan pelarut air, kloroform dan etanol.
Penyarian dengan pelarut air digunakan untuk
menentukan persentasi tersarinya dengan pelarut
tertentu. Persyaratan kadar sari larut air tidak
kurang dari 15,7 % dan kadar sari larut etanol
tidak kurang dari 9,2 % untuk simplisia
andrographidis herba.

B. KADAR SARI LARUT ETANOL


NO

BERAT
CAWAN
KONSTAN (g)

BOBOT AWAL
(g)

KADAR SARI
(% b/b)

28,9384

BERAT
CAWAN
+
SARI
KONSTAN (g)
28,9601

2,1

5,17

21,7635

21,7812

2,1

4,21

c. Kadar Abu
NO Cawan
kontsan

Cawan + Cawa

Cawan Kadar

Kadar

Kadar

simplisi

n+asa

+air

abu

abu

abu

stelah

pijar

(%)

asam

Air (%)

a pijar

16,4882

16,5723

16,4873

16,3520

16,50
pijar
20
-

stelah

total

4,11

16,57
25

3,16

TL

(%) 0,674

Larut

4,16

2. KADAR AIR
Volume air : toluene
: 2 : 200 (ml)
Volume air sebelum destilasi V1 : 1,7 ml
Volume air simplisia + V1 : 4,2 ml
Berat sampel
: 20 g
Kadar air
: 12,5 %

KADAR ABU & AIR


Kadar abu yang dihasilkan sudah memebuhi
syarat karena tidak lebih dari 10,2 %.
Pada kadar air, proses penjenuhan di pakai Air
dan toluene terpisah. Toluen yang telah jenuh
dengan air digunakan untuk destilasi simplisia.
Dari penetapan kadar digunakan serbuk kasar
dari simplisia sambiloto sebanyak 20 g yang
diperkirakan mengandung air sebanyak 2 4 ml.

6.) PEMBUATAN SEDIAAN OBAT HERBAL


TERSTANDAR DAN EVALUASI SEDIAAN
Formula tablet antimalaria dari sambiloto
a. Fase dalam
Ekstrak sambiloto 150 mg
Laktosa
140 mg
Aerosil
5%
Amylum
46 mg
Avicel PH 101
7%
b. Fase luar
Mg stearat
1%
Berat tablet
430 mg

GRANULASI BASAH
Sebagian besar serbuk ridak dapat dibentuk
menjadi tabket secara langsung karena tidak
memiliki sifat megikat satu sama lain untuk
membentuk sediaan yang kompak dan juga tidak
memiliki sifat lubrikan dan disintergari yang
diperlukan dalam proses tabletasi. Granulasi
basah merupakan suatu proses penambahan
cairan kedalam masaa serbuk dan diaduk dengan
alat yang sesuai untuk menghasilkan aglomerat
atau granul.

EVALUASI SEDIAAN TABLET


a. Organoleptik
Warna
: Hijau pucat
Bentuk
: Tablet
Bau
: Khas
b. Keseragaman bobot
TABLET
1
2
3
4
5
6
7

BOBOT TABLET (mg)


240
340
230
240
230
240
250

330

330

10

350

KESERAGAMAN UKURAN
c. Keseragaman ukuran
DIAMETER (mm)

TEBAL (mm)

0,42

0,42

0,42

d.Keseragaman bobot
tidak memenuhi pesyaratan, karena lebih dari
7,5% dan dari 15%
e. Kekerasan
Kekerasan tablet tersebut adalah 3 kg/cm2

EVALUASI TABLET
Keseragaman ukuran diambail 29 tablet secara
acak lalu diukur diameter dan tebalnya
menggunakan jangka sorong. Diameter tablet
tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang 1 1/3
tebal tablet. Keseragaman bobot dilakukan
dengan mengambil secara acak 20 tablet, lalu
ditimbang masing-masing tablet.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai