Anda di halaman 1dari 17

Gangguan Afektif Bipolar Episode Manik

Noviyantika br kaban
102011199 / E-2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat
novinovinay@yahoo.com

Pendahuluan
Episode manik adalah suatu periode khas mood abnormal, terus meningkat, ekspansif,
atau iritabel setidaknya selama 1 minggu atau kurang jika pasien dirawat inap. Episode
hipomanik memiliki durasi setidaknya 4 hari dan menyerupai episode manik kecuali bahwa
pada hipomanik, gangguan tidak cukup berat untuk menimbulkan hendaya fungsi sosial atau
pekerjaan serta tidak ada ciri psikotik. Baik mania maupun hipomania dihubungkan dengan
meningkatnya harga diri, berkurangnya keiinginan tidur, perhatian mudah teralih, aktivitas
fisik mental yang sangat hebat, serta perilaku bersenang-senang yang berlebihan.menurut
DSM-IV-TR, gangguan bipolar 1 didefinisikan sebagai gangguan dengan perjalanan klinis
satu atau lebih episode manik dan kadang episode depresif berat. Banyak pasien yang
didiagnosis memiliki gangguan depresif berat, pada pemeriksaan yang diteliti menunjukan
adanya episode manik atau perilaku hipomanik dimasa lampau yang hilang tanpa dideteksi.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas bagaimana pemeriksaan serta
penatalaksanaan untuk menegakan diagnosis.
Pembahasan
Anamesis
Pasien harus diberi kesempatan untuk merasa sesantai dan selepas mungkin saat
berbicara melalui pengembangan suatu hubungan saling percaya. Pada saat yang sama, bila
memiliki pikiran yang mengganggu, pasien harus merasa bahwa pewawancara bisa
mengatasinya; pewawancara harus menyediakan lingkungan yang berbobit dalam konteks
pasien meyakini bahwa pewawancara dapat memegang tanggung jawab ini. Secara umum,
dan khusunya pada awal wawancara pertanyaan terbuka dan mengizinkan pasiien unntuk
berbicara masalanya selama 5 menit pertama wawncara tanpa diputus sering kali bermanfaat.

Riwayat psikiatri
Riwayat psikiatri idealnya, harus didapatkan baik dari pasien maupun dari sumber
informasi yang lebih terperinci.
Keluhan
Keluhan mini merupakan keluhuan yang diungkapkan pasien. Lamanya keluhan telah
berlsangsung harus dicatat.
Riwayat penyakit sekarang
Perkembangan gejala perlu dikemukan secara kronologis bersama dengan faktor
pencetusnya. Gangguan penyerta yang harus diberitahukan. Contohnya untuj gangguan
depresif, perlu dikemukan biologis dalam kognitif pengaruh kondisi pasien terhadap fungsi
sosial juga perlu dicatat.
Riwayat keluarga
Pasien perlu ditanyakan perincian mengenai orangtua dan saudaranya, termasuk umur
mereka saat ini atau umur saat meninggal, pekerjaan kondisi kesehatan dan hubunganya
dengan pasien. Saat perpisahan atau perceraian perlu disebutkan bila memang terjadi.
Riwayat psikiatri keluarga
Setiap riwayat gangguan psikiatri dan neurologis (seperti epilepsi) dalam keluarga
perlu diperinci, termausk sifat gangguan dan terapimya. Pasien perlu ditanyakan tentang
adanya riwayat bunuh diri dalam keluarga.
Riwayat pribadi
Masa kanak-kanak, riwayat ini mencakup perincian tentang: tanggal lahir, tempat
lahir, kelainan sebelum atau saat dilahirkan dan apakah kelahiran prematur, tahapan
perkembangan dini, kesehatan masa kanak-kanak termasuk riwayat masalah gugup, stres
emosional masa kecil termasuk perpisahan (misalnya karna kematian) kerabat dekat saudara
kandung atau orangtua.

Pendidikan
Hal ini mencakup perincian tentang: umur mulai bersekolah, jenis sekolah yang
diiukti, hubungan dengan teman sebaya dan guru, adanya riwayat membolos atau masalah
lainatau kesulitan disekolah, usia selesai sekolah, pendidikan terakhir.
Riwayat pekerjaan
Ringkas riwayat pekerjaan, berikan perincian mengenai kenaikan dan penurunan
pangkat. Alasan sering dipecat(misalnya masalah minum alkohol) perlu diteliti, kesuslitan ini
dalam bekerja harus dipaparkan
Riwayat psikoseksual
Untuk wanita, tanyakan usia haid pertama, adanya kelainan menstruasi, riwayat
kehamilan dan umur saat menapausebila terjjadi. Orientasi seksual(heteroseksual atau
homoseksual)juga harus ditanyakan. Adanya riwayat kekerasan seksual atau fisik perlu
diperinci, juga riwayat seksual dan perkwinan( termasuk perselingkuhan) dan adanya
gangguan seksual.1
Pemeriksaan status mental
Episode manik
Gambaran umum, pasien manik tereksitasi, banyak bicara, kadang menghibur dan
seringnya hiperkatif. Pada suatu waktu mereka merasa secra umum psikotik dan
terdisorganisasi serta membutuhkan pengkitan dan suntikan intramuskular obat sedatif.
Mood, afek dan perasaan, pasien manik biasanya euforik, tapi mereka mungkin juga
iritabel. Khususnya ketika muncul mania. Paisen ini juga memiliki toleransi rendah terhadap
frustrasi, yang dapat mengarhakan ker as marah dan bermusuhan. Pasien manik dapat labil
secara emosi, berganti dari tertawa ke iritabilitas ke depresi dalam hitungan menit atau jam.
Pembicaraan, Pasien manik tidak dapat disela ketika merka sedang berbicara, dan
mereka sering menajadi/dianggap pengganggu bagi orang-orang disekeliling mereka.
Pembicaraan mereka sering terganggu. Ketika mania menjadi lebih intens, pembicaraan
menjaid semakin keras, semangkin cepat dan sulit diartikan kemudian diisi dengan
lelucon,sajak,bermain dengan kata-kata serta tidak relevan ketika keadaan manis semakin
meingkat. Masih pada tingkat aktivitas yang lebi besar, asosiasi menjadi of ideas, worl salad,
3

dan neologisme timbul. Pada cetusan manik akut, pembicaraan dapat benar-benar inkoheren
dan tidak dapat dibedakan dengan orang dengan skizofrenia
Gangguan prespsi, waham timbul pada 75% pasien manik. Waham manik yang
kongruen mood sering berkenaan dengan kemakmuran, kemampuan yang luar biasa atau
kekuatan . waham bizar dan tidak kongruen mood dan halusinasi juga terjadi pada mania.
Pikiran, isi pikir pasien mania mencakup tema kepercayaan diri dan membesarkan
diri. Pasien manik sering mudah terlahi perhatianya, dan fungsi kognitif pada keadaan manik
ditandai dengan arus gagasan yang tidak tertahan dan dipercepat.
Sensorium dan kognisi, walaupun defisit kognitif pasien skizofrenia telah banyak
didiskusikan, hanya sedikit tulisan tentang defisit yang serupa pada pasien gangguan bipolar
1, yang dapat memiliki defisit kognitif ringan.
Kendali impuls, sekitar 75% pasien manik bersifat menyerang atau mengancam.
Pasien manik berupaya bunuh diri dan membunuh, tetapi insiden perilaku ini tidak diketahui.
Pasien yang mengncam orang penting (presiden AS) lebih sering adalah pasien dengan
gangguan bipolar 1 daripada pasien dengan skizofrenia
Penilaian dan tilikan, gangguan dalam penilaian merupakan tanda khas pasien manik.
Mereka dapat melanggar hukum dalam hal kartu kredit, aktivitas seksual, serta keuangan dan
kadang-kadang melibatkan keluarga merkea di dalam kehancuran keuangan mereka, pasien
manik juga memiliki sedikit tilikan terhadap gangguan mereka.
Taraf dapat dipercaya, pasien manik dikenal tidak dapat dipercayai informasinya.
Oleh karena berbohong dan menipu lazim pada mania. Klinisi yang tidak berpengalaman
mungkin mengobati pasien manik dengan sikap meremehkan yang tidak sesuai.
Etiologi
Dahulu virus sempat dianggap sebagai penyebab penyakit ini. Serangan virus pada
otak berlangsung pada masa janin dalam kandungan atau tahun pertama sesudah
kelahiran.Namun, gangguan bipolar bermanifestasi 15-20 tahun kemudian. Telatnya
manifestasi itu timbul karena diduga pada usia 15 tahun kelenjar timus dan pineal yang
memproduksi hormon yang mampu mencegah gangguan psikiatrik sudah berkurang 50%
Penyebab gangguan Bipolar multifaktor. Mencakup aspek bio-psikososial. Secara biologis
dikaitkan dengan faktor genetik dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial
4

dikaitkan dengan pola asuh masa kanak-kanak, stres yang menyakitkan, stres kehidupan yang
berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi faktor lainnya.
Didapatkan fakta bahwa gangguan alam perasaan (mood) tipe bipolar (adanya episode
manikdan depresi) memiliki kecenderungan menurun kepada generasinya, berdasar etiologi
biologik.

50%

pasien

bipolar

mimiliki

satu

orangtua

dengan

gangguan

alam

perasaan/gangguan afektif, yang tersering unipolar (depresi saja). Jika seorang orang tua
mengidap gangguan bipolar maka 27% anaknya memiliki resiko mengidap gangguan alam
perasaan. Bila kedua orangtua mengidap gangguan bipolar maka 75% anaknya memiliki
resiko mengidap gangguan alam perasaan. Keturunan pertama dari seseorang yang menderita
gangguan bipolar berisiko menderita gangguan serupa sebesar 7 kali. Bahkan risiko pada
anak kembar sangat tinggi terutama pada kembar monozigot (40-80%), sedangkan kembar
dizigot lebih rendah, yakni 10-20%.
Beberapa studi berhasil membuktikan keterkaitan antara gangguan bipolar dengan
kromosom 18 dan 22, namun masih belum dapat diselidiki lokus mana dari kromosom
tersebut yang benar-benar terlibat. Beberapa diantaranya yang telah diselidiki adalah 4p16,
12q23-q24, 18 sentromer, 18q22, 18q22-q23, dan 21q22. Yang menarik dari studi kromosom
ini, ternyata penderita sindrom Down (trisomi 21) berisiko rendah menderita gangguan
bipolar.
Sejak ditemukannya beberapa obat yang berhasil meringankan gejala bipolar, peneliti
mulai menduga adanya hubungan neurotransmiter dengan gangguan bipolar. Neurotransmiter
tersebut adalah dopamine, serotonin, dan noradrenalin. Gen-gen yang berhubungan dengan
neurotransmiter tersebut pun mulai diteliti seperti gen yang mengkode monoamine oksidase
A (MAOA), tirosin hidroksilase, catechol-O-metiltransferase (COMT), dan serotonin
transporter(5HTT).
Penelitian terbaru menemukan gen lain yang berhubungan dengan penyakit ini yaitu
gen yang mengekspresi brain derived neurotrophic factor(BDNF). BDNF adalah neurotropin
yang berperan dalam regulasi plastisitas sinaps, neurogenesis dan perlindungan neuron
otak.BDNF diduga ikut terlibatdalam mood. Gen yang mengatur BDNF terletak pada
kromosom 11p13. Terdapat 3 penelitian yang mencari tahu hubungan antara BDNF dengan
gangguan bipolar dan hasilnya positif.Kelainan pada otak juga dianggap dapat menjadi
5

penyebab penyakit ini. Terdapat perbedaan gambaran otak antara kelompok sehat dengan
penderita bipolar. Melalui pencitraan magnetic resonance imaging(MRI) dan positronemission tomography(PET), didapatkan jumlah substansia nigra dan aliran darah yang
berkurang pada korteks prefrontal subgenual. Tak hanya itu, Blumberg dkk dalam Arch Gen
Psychiatry2003 pun menemukan volume yang kecil pada amygdaladan hipokampus. Korteks
prefrontal, amygdala dan hipokampus merupakan bagian dari otak yang terlibat dalam respon
emosi (mood dan afek).
Penelitian lain menunjukkan ekspresi oligodendrosit-myelin berkurang pada otak
penderita bipolar. Seperti diketahui, oligodendrosit menghasilkan membran myelin yang
membungkus akson sehingga mampu mempercepat hantaran konduksi antar saraf. Bila
jumlah oligodendrosit berkurang, maka dapat dipastikan komunikasi antar saraf tidak
berjalan lancar.2

Epidemiologi
Rasio jenis kelainan sama. Prevalensi titik gangguan bipolar di negara-negara Barat
(terutama didasarkan pada studi di Amerika Serikat) adalah antara 0,4 dan 1% pada populasi
umum. Resiko seumur hidup pada populasi umum di negara-negara barat adalah 0,6-1,1%.
Usia awitan rerata adalah sekitar pertengahan 20tahunan. Namun, sebaikanya diingat bahwa
gangguan ini dapat mulai terjadi pertama kali pada usia tua. Bila terjadi pada masa remaja,
gangguan dapat dikira skizofrenia. Gangguan bipolar diketahui lebih sering terjadi pada
golongan sosial.1
Working Diagnosis
Gangguan afektif bipolar episode kini manik
Terminologi
Pada DSM-IV-TR, gambaran esensial gangguan bipolar adalah kemunculan sekurangkurangnya satu episode mania. Biasanya, meskipun tidak selalu disertai sekurang-kurangnya
satu episode depresif. Oleh karena itu, berdasarkan definisi, setiap orang yang sebelumnya
baik kemudia menderita episode pertama manisa(atau hipomania) akan digolongkan sebagai
penderita gangguan bipolar. Dilain sisi jika orang yang sebelumnya baik kemudian menderita

satu atau lebih episode depresif, suatu diagnosis gangguan bipolar tidak akan ditegaka kecuali
jika dan sampai episode pertama mania terjadi.
Episode Manik
Mood yang meningkat, ekspansif atau iritabel adalah tanda khas episode manik.
Mood yang meningkat bersifat euforik dan sering menular serta bahkan dapat menyebabkan
penyangkalan counter-transferential penyakit tersebut oleh klinisi yang tidak berpengalaman.
Pasien sering menunjukan perubahan mood yang dominan dari euforia pada awal perjalanan
penyakit menjadi iritabilitas dikemudian hari.2
Episode Depresif
Mood yang depresif serta hilangnya minat atau kesenangan adalah kunci depresi.
Pasien dapat mengatakan bahwa mereka merasa sedih, tidak ada harapan dll. Mood yang
depresif sering memiliki kualitas yang khas yang membedakannya dengan emosi normal
kesedihan atau berkabung. Sekitar dua pertiga pasien depresi berpikir untuk melakukan
bunuh diri dari 10-15% melakukan bunuh diri. 97% mengeluh berkurangnya energi(merasa
sulit menyelesaikan tugas. 80% mengeluh gangguan tidur(insomnia terminal) serta terbangun
pada malam hari saat bangun dia merenungkan masalahnya. Ansietas adalah gejala depresi
yang lazim dan mengenai 90% pasien depresi. Gejala kognitif mencakup laporan subjektif
adanya ketidakmampuan berkonsenterasi serta hendaya dalam berpikir.2

Diferential Diagnosis
Skizoafektif
Gangguan skizoafektif adalah gangguan yang terjadi karena kombinasi antara
skizofrenia dan gangguan suasan hati yang berat (depresi atau mania). Dalam katagori ini
dimasukan penderita yang memperlihatkan baik proses-proses pikiran skizofrenik mapun
gangguan gangguan afektif yang menyerupai pola manik-depresif. Dengan demikian,
penderita memperlihatkan keadaaan gempar dan meeldeak-ledak manik atau depresif berat.
Analisis dari isi delusi biasanya akan menunjukan kualitas keanehan disosiasi yang dengan
jelas menunjukan adanya skizofrenia yang terbedakan dari gangguan manik-depresif.
Simtom-simtom paranoid dan perbedaan antara respon emosional dan kontrol pikiran
merupakan ciri kkhas dari gangguan skizoafektif . jika gangguan ini berkembang terus, maka
7

banyak penderita yang mengalami gangguan ini mengembangkan pola simtom-simtom yang
khas dari tipe-tipe skizofrenia dasar. Untuk di diagnosis sebagai orang yang mengalami
ganggua skizoafektif, individu harus pada suatu waktu memperlihatkan simtom-simtom
skzofrenia dengan gangguan suasan hati dan pada waktu lainya hanya mengalami simtomsimtom mania saja. Akhirnya diagnosis gangguan psikotik karena induksi, yang pernah
disebut juga shared paranoid disorder, digunakan bila seorang individu mengembangkan
suatu delusi sebagai akibat karena hubungan yang akrab dengan orang lain yang mengalami
delusi. Diagnosis gangguan karena induksi haru dilakukan jika; dua orang atau lebih
mengalami delusi atau sistem delusi yang sama dan saling mednukung dalam keyakinan
delusi itu; mereka mempunyai hubungan dekat yang tidak lazim dalam bentuk seperti
dikemukakan diatas; adanya bukti dalam kiatan waktu atau konteks lainnya bahwa delusi
tersebut diinduksi pada anggota yang pasif dari suatu pasangan atau kelompok melalui kontak
dengan anggota yang aktif (hanya satu rang aktif yang menderita gangguan psikotik yang
sesungguhnya, deluis diinduksi pada anggota yang pasif, dan biasanya delusi tersebut
menghilang bila mereka dipisahkan). Jika ada alasan untuk percaya bahwaa dua orang yang
tinggal bersama mempunyai gangguan psikotik yang terpisa, maka tidak satu pun diantaranya
boleh dimasukkan kedalam kode diagnosis ini walaupun beberapa diantara delusi itu diyakini
bersama. 3
Skizofrenia
Suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan
perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau deteriorating) yang luas, serta sejumlah
akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya. Pada
umumnya ditandai oleh penyemoingan yang fundamental dan karajteristik dari pikiran dan
presepsi, serta oleh afek yang tidak wajar atau tumpul. Kesadaran jernih dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian.4
Skizofrenia adalah salah satu gangguan psikiatri yang paling melemahkan. Gangguan
ini merupakan suatu psikosis utama yang dapat bermanifestasi dalam berbagai cara.
Gambaran klinis skizofrenia secara khas mencakup satu atau lebih hal berikut; perubahan
dalam berpikir, perubahan dalam presepsi, afek tumpul atau tidak sesuai dan penurunan
tingkat fungsi sosial. Fungsi kognitif biasanya utuh pada usia tahap dini. Skizofrenia biasanya
memiliki onset pada masa remaja akhir 10 tahun atau kurang. 1 Skizofrenia dengan onset pada
8

masa anak secara konsep sama dengan skizofrenia pada masa remaja dan dewasa. Ketika
skizofrenia terjadi pada anak pubertas, gangguan ini lebih lazim pada laki-laki. Telah
diketahui dengan baik bahwa stresor psikososial dapat mempengaruhi perjalanan gangguan
skizofrenia dan mungkin bahwa stresor yang sama dapat berinteraksi dengan faktor resiko
biologis pada timbulnya gangguan ini.2
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala
atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
Thought echo, isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya(tidak keras) dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama namun kualitasnya
berbeda atau thought isnsertion or withdrwal, isi pikiran yang asing dari luar masuk kedalam
pikirannya (insertion) atau isi pikiranya diambil keluar oleh sesuatu dari luar
dirinya(withdrawl) dan thought broadcasting, isi pikiran yang tersiar ke luar sehingga orang
lain atau umu mengetahuinya.
Delusion of control, waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu
dari luar atau delusion of influence, waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan
tertentu dari luar, delusion of passivity, waham tetang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan dari luar dan delusion perception, pengalaman inderawi yang tidak
wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya mistik atau mukjizat.
Halusinasi auditorik, suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri atau
jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
Waham, waham menetap jenis lainya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak
wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau
kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca.
Atau berkomunikasi dengan mahkluk asing dunia lain)
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang
mengembang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun
disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap atau apabila terjadi setiap hari selama
berminggu-minggu atau berbulan terus menerus; arus pikiran yang terputus (break) atau yang
mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
9

relevan atau neologisme; perilaku katatnik, seperti keadaan gaduh gelisah, posisi tubuh
tertentu ataupun felksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor; gejala-gejala negativ
seperti sikap sangat apastis bicara yang jarang dan respons emosional yang menumpul atau
tidak wajar. Biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunya kinerja sosial, tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebu tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika. Adanya gejala-gejala khas tersebut telah berlangsung
selama kurun waktu satu bulan atau lebih.
Skizofrenia paranoid, memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Halusinasi dan
atau waham menonjol; suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perinyah atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau
bunyi tawa. Halusinasi pembauan atau pengceapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain
perasaan tubuh halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol. Waham dapat berupa
hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan, dipengaruhi dan keyakinan dikejar-kejar
yang beraneka ragam adalah paling khas.4
Penatalaksanaan
Terapi pasien dengan gangguan mood harus ditujukan pada beberapa tujuan. Pertama,
keamanan pasien harus terjamin. Kedua, evaluasi diagnostik pada pasien harus dilakukan.
Ketiga, rencana terapi yang ditujukan tidak hanya pada gejala saat itu tetapi kesejahteraan
pasien di masa mendatang juga harus dimulai. Walaupun terapi saat ini yang menekankan
pada farmakoterapi dan psikoterapi di tujukan pada pasien secara individual, peristiwa hidup
yang penuh tekanan juga dikaitkan dengan meningkatnya angka kekambuhan pada pasien
dengan gangguan mood. Denang demikian terapi harus menurunkan jumlah dan keparahan
stressor di dalam kehidupan pasien. 2
Secara keseluruhan, terapi gangguan mood cukup berhasil. Terapi spesifik saat ini tersedia
untuk episode depresif dan manik. Dan data yang tersedia menunjukan bahwa terapi
profilaksis juga efektif . Oleh karena prognosis untuk setiap episode baik, optimisme selalu
dibutuhkan dan diinginkan oleh setiap pasien dan keluarga pasien. bahkan juka hasil terpi
awal tidak menjanjikan. Meskipun demikian, ganguan mood adalah gangguan kronik dan
psikiater harus memberi saran kepada pasien dan keluargannya mengenai strategi di masa
mendatang. 2

10

Tipe penanganan tersedia dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok: fisik, pskikologis dan
psikososial. Bentuk terapi ketiga kelompik ini tidak benar-benar berdiri sendiri untuk setiap
pasien. pendekatan terpadu oleh tim multidisiplin diperlukan, sehingga jenis terapi yang
paling sesuai dapat dipilih.1

Rawat inap
Keputusan pertama dan yang paling penting yang harus dibuat seorang dokter adaah apakah
pasian harus dirawat di rumah sakit atau sebaiknya dicoba diterapi rawat jalan. Indikasi yang
jelas untuk di rawat inap adalah kebutuhan prosedur diagnosis, risiko bunuh diri atau
membunuh, dan kemampuan pasien yang menurun drastis untuk mendapatkan makanan dan
tempat tinggal. Riwayat gejala yang berkembang cepat serta rusaknya sistem dukungan
pasien yang biasanya juga merupakan indikasi rawat inap. 2
Seorang dokter dapat mengobati depresi ringan atau hipomania denang aman di tempat
praktiknya jika ia dapat sering mengevaluasi pasien. tanda klinis berupa

daya nilai

terganggu, berat badan menurun atau insomnia, harus minimal. Sistem dukungan pasien
harus kuat, tidak boleh terlalu terlibat atau menjauh dari pasien. setiap perubahan yang
merugikan terhadap gejala pasien atau perilaku sikap sistem dukungan pasien mugkin cukup
untuk membawa pasien pada rawat inap. 2
Pasien dengan gangguan mood sering tidak ingin masuk rumah sakit dengan sukarela dan
mungkin harus dipaksa masuk. Pasien seperti itu sering tidak mampu membuat keputusan
karena pikiran mereka berjalan lambat, weltanschauung negatif (pandang terhadap dunia).
Serta keputus asaan. Pasien manik sering sekali tidak memiliki tilikan terhadap gangguan
mereka sehingga rawat inap tampak sangat tidak masuk akal bagi mereka. 2
Merawat pasien yang menderita mania (hipomania) sebagai pasien rawat inap psikiatrik
merupakan cara yang hampir selalu paling baik. Meskipun pasien melakukan protes agar
tetap mendapat pengobatan rawat jalan, insight buruk yang terjadi pada gangguan ini,
bersamaan dengan perasaan sehat yang sering menyertai, sangat mungkin menyebabkan
ketidakpatuhan dan risiko mania memburuk. Seperti yang telah disinggung , mania berat
dapat menyebabkan pengabaian diri dan dehidrasi hingga tingkat berbahaya. Pada kasus
episode pertama, keluarga pasien perlu dijelaskan secara cermat sifat dan kondisi tersebut dan

11

perlunya rawat inap; keluarga pasien yang sudah pernah di rawat sebelumnya biasanya sangat
setuju pasien dirawat setelah menyaksikan dampak sosial dan pengobatannya. 1

Pengobatan fisik (Farmakoterapi)


Litium, divalproeks (depakote), dan olanzapin (zaprexa) adalah satu satunya terapi yang di
setujui FDA untuk fase manik gangguan bipolar tetapi karbamazepin (tegretol) juga
merupakan terapi yang berhasil baik. Gabapentin (Neurontin) dan lamatrogin (Lamictal)
adalah terapi yang menjanjikan untuk pasien yang refrakter atau tidak menoleransi terapi.
Efektivitas dua agen yang disebuatkan terakhir belum di tegakan dengan baik tetapi
penggunaan klinisnya meluas. Topiramat (Topamax) adalah antikonvulsan lai yang
menunjukan keuntungan pada pasien bipolar. ECT sangat efektif pada semua fase gangguan
bipolar. Karbamazepin, divalproeks, dan asam valproat (depakene) tampak lebih disforik.
Siklus cepat, serta mania psikotik dan untuk penyalahgunaan zat komorbid. 1,2
Terapi episode manik akut sering membeutuhkan penggunaan tambahan obat sedatif poten.
Obat-obat yang sering digunakandi awal terapi termasuk klonazepam (1mg setiap 4 sampai 6
jam) dan lorazepam (ativan) (2mg setiap 4 sampai 6 jam). Haloperidol (Haldol) (2 sampai 10
mg?hari). olanzpin (2,6 sampai 10 mg/ hari), dan risperidon (risperadal) (0,5 sampai 6 mg
/hari) juga di gunakan. Antisikotik atipikal (cth, olanzepin [zyperexa] [10 sampai 15
mg/hari]) sering digunakan sebagi monoterapi untuk pengendalian akut dan dapat bersifat
anti manik intrinsik. Dokter harus berupaya menurunkan dosis agen tambahan ini ketika
pasien sudah stabil.
Pasien yang tidak memberikan respon adekuat terhadap satu penstabil mood (mood
stabilizer) akan baik dengan terapi kombinasi. Litium dan asam valproat lazim digunakan
bersama. Peningkatan neurotoksisitas merupakan risiko tetapi kombinasinya aman.
Kombinasi lain mencakup litium ditambah karbamazepin ditambah asam valproat
(membutuhkan pengawasan laboratorium lebih lanjut untuk interaksi obat dan toksisitas
hepatik) serta kombinasi dengan antikolvusan yang lebih baru. 2,5
Litium. Lituim masih merupakan terapi standar gangguan bipolar I. Efek samping yang dapat
membatasi penggunaan litium dan menyebabkan klinisi mempertimbangkan penggunaan baik
karbamazepin atau valproat mencakup efeknya pada ginjal (rasa haus, poliuria), efek sistem
12

saraf (tremor, hilang memori), efek metabolik (penambahan berat badan), efek
gastrointestinal (diare), efek dermatologis (akne, psoriasis), serta efek tiroid (struma,
miksedema). Dari semua kekhawatiran yang berpotensi serius mengenai terapi litium adalah
efeknya pada ginjal, yang dapat mencakup gangguan fungsi tubulus sedang atau kadangkadang berat, yang tidak lazim, perubahan morfologis sedang dan tidak spesifik, dan yang
jarang sindrom nefrotik. Efek samping yang bayak ini membutuhkan pengawasan teliti status
ginjal dan tiroid pasien. 2,5
Kepatuhan terapi litium meningkat karena efek terapi yang dini. Terapi adekuat
penyakit yang menyertai, terapi penyalahgunaan zat yang terjadi bersamaan, detaksi dini
serta pencegahan efek samping, serta partisipasi pasien dalam psikoterapi individu atau
kelompok. Responsivitas terhadap terapi litium meningkat ketika kadar litium yang adekuat
dipertahankan, obat-obatan tambahan digunakan sesuai tingkat indikasi, serta pengawasan
laboratorium dan klinis dilakukan. Tidak responsif terhadap terapi litium paling sering pada
penyakit berat, adanya gejala gangguan skizoafektif, gejala manik bercampur dengan
depresif, gejala somatik, penyalahgunaan alkohol dan zat lain, siklus cepat, serta tidak adanya
riwayat gangguan bipolar I di dalam keluarga. Kadar litium di dalam darah yang berada
dalam keisaran yang efektif adalah 0,8 sampai 1,2 mEq/L. 2,5
Valproat. Data efisiensi untuk valproat saat ini cukup untuk menjamin penggunaannya
sebagai obat ini pertama. Pasien dalam jumlah signifikan tampakanya dapat mentoleransi
valproat lebih baik dibandingkan litium dan karbamazepin. Asam valproat dan divalproeks
memiliki indeks terapeutik yang luas dan tampak efektif pada kadar 50 samapi 125 g/mL.
pemeriksaan praterapi mencakup hitung darah lengkap serta uji fungsi hati. Uji kehamilan
diperlukan karena obat ini dapat menyebabkan defek tabung saraf pada janin yang sedang
berkembang. Obat ini dapat menyebabkan trombositopenia dan meningkatkan kadar
transaminase. Keduanya biasanya ringan dan dapat pulih sendiri tetapi memerlukan
pengawasan darah yang lebih ketat. Toksitas hati yang fatal dilaporkan hanya pada anak
berusia dibawah 10 tahun yang memperoleh berbagai antikonvulsan, efek samping yang khas
mencakup rambut rontok (yang dapat diterapi dengan zinc dan selenium), tremor, berat badan
meningkat , dan sedasi. Gangguan gastrointestinal lazim terjadi tetapi dapat diminimalkan
dengan menggunakan tablet berselaput enterik (depakote) dan ditritasi secara bertahap. Asam
valproat dapat diberikan pada pengendalian gejala akut dengan memberikan 20 mg/kg dalam
dosis terbagi. Strategi ini juga menghasilkan tingkat terapeutik dan dapat memperbaiki gejala
13

dalam 7 hari. Untk pasien rawat jalan, pasien yang lebih rapuh secara fisik atau pasien yang
lebi ringan sakitnya, obaat dapat dimulai pada 250 sampai 750 mg/hari dan secara bertahap
ditritasi sampai kadar terapeutik. Kadar di dalam darah dapat diperiksa setelah tiga hari pada
dosis tertentu. 2,5
Karbamazepin. Karbamazepin biasanya ditritasi untuk menilai respons dan bukan
untuk mengukur kadarnya di dalam darah, walaupun banyak klinisi mentritasi untuk
mencapai kadar 4 sampai 12 g/mL. Evaluasi praterapi harus mencakup kadar 4 samapi 12
g/mL. Evaluasi praterapi harus mencakup fungsi hati dan hitung jenis darah engkap serta
elektrokardiogram, elektrolit, retikulosit, dan tes kehamilan. Efek samping mencakup mual,
sedasi dan ataksia. Toksisitas hati, hiponatremia, atau supresi sumsum tulang dapat terjadi.
Ruam terjadi pada 10 persen pasien. ruam eksfoliatif (sindrom Stevens Johnson) jarang
terjadi tetapi dapat fatal. Obat dapat dimulai dengan 200 mg samapi 600 mg/ hari dengan
penyesuaian setiap 5 hari berdasarkan respons klinis. Perbaikan dapat dilihat dalam 7 sampai
14 hari setelah dosis terapeutik dicapai. Interaksi obat mempersulit penggunan karbamazepin
dan mungkin mengubah statusnya menjadi obat lini kedua. Obat ini merupakan penginduksi
enzim yang poten dan dapat menurunkan kadar psikotropika lain. Seperti haloperidol.
Karbamazepin menginduksi metabolismenya sendiri (autoinduksi) dan dosisnya sering perlu
di tinggkatkan selama beberapa bulan pertama terapi untuk mempertahankan kadar terpeutik
dan respons klinis. 2,5
Antikonvulsan lain. Lamotrigin dan gabapetin adalah antikonvulsan yang mungkin
memiliki sifat antidepresan, anti manik dan penstabil mood. Obat-obat ini tidak memerlukan
pengawasan darah. Gabapentin dieksresikan hanya oleh ginjal dan memmiliki gambaran efek
samping ringan yang dapat mencakup sedasi atau aktivasi, pusing dan lelah. Obat ini tidak
berinteraksi dengan obat lain. Diperlukan pengurangan dosis pada pasien denngan
insufisiensi ginjal. Gabapentin dapat ditritasi dengan agresif sampai respon terapeutiknya
dilaporkan beradai pada dosis 300 sampai 3.60 mg/hari. Obat ini memiliki waktu paruh
singkat serta diperlukan dosis sampai tiga kali sehari. Lamotrigin memerlukan titrasi bertahap
untuk menurunkan risiko terjadinnya ruam yang terjadi pada 10 persen pasien. Sindrom
Stevens Johnson terjadi pada 0,1 persen pasien yang diobati dengan lamotrigin. Efek samping
lainnya mencakup mual, sedasi dan insomnia. Dosis dapat dimulai dengan 25 samapi 50
mg/hari selama 2 minggu dan kemudian ditingkatkan secara perlahan hingga 150 sampai 250
mg duakali perhari. Valproat meningkatkan kadar lamotrigin. Dengan adanya valproat, tritasi
14

lamotrigin harus lebih lambat dan dosisnya lebih rendah (cth, 25 mg oral empat kali sehari
selama 2 minggu, dengan ditingkatkan 25 mg setiap 2 minggu sampai masimum 150mg /
hari). 2,5
Topiramat

menunjukan efisiensi awal pada gangguan bipolar. Efek sampingnya

mencakup lelah dan kognisi menumpul. Obat ini memiiki sifat khas yaitu menyebabkan
penurunan berat badan. Serangkaian pasien gangguan bipolar dengan berat badan berlebih
rata-rata kehilangan 5 persen berat badannya saat minum topiramat sebagai tambahan
terhadap obat lain. Dosis awalnya biasanya 25 sampai 50 mg/hari samapi maksimum 400
mg/hari. 2,5
Agen lain. Agen lain yang digunakan pada gangguan bipolar mencakup verapamil
(Isoptin, Calan), nimodipin (Nimotop), klonidin (Catapres), Klonazepam, dan levotiroksin
(Levoxyl, Levothoroid, Synthoid) Klozpin (Clozaril) terlihat memiliki sifat antimanik dan
penstabil mood yang poten pada terapi pasien yang refrakter terhadap terapi. ECT dapat
dipertimbangkan pada kasus yang terutama berat atau resisten obat sebagi terapi alternatif
untuk bipolar I. 2,5
Sikus cepat. Berkembangnya siklus cepat pada pasien dengan gangguan bipolar I
disebabkan karena penggunaan anti depresan konvensional, terutama obat trisiklik, dan
dengan adanya hipotiroidsme. Di samping penggunaan terapi tiroid yaitu levotiroksin (T4)
(Levothroid) 0,3 samapi 0,5 mg /hari sejumlah peneliti dan klinisi telah melaporkan hasil
positif awal penggunaan agen psikofarmakologis lain, termasuk buproprion dan nimodipin. 2
Rumatan. Keputusan memberi rumatan pada pasien dengan menggunakan profilaksis
litium (atau obat lain) didasarkan pada keparahan gangguan pasien, risiko efek samping obat
tertentu, serta kualitas sistem dukungan pasien. terapi rumatan umumnya diindikasikan untuk
profilaksis gangguan bipolar I pada setiap pasien yang memiliki labih dari satu episode.
Rasionalisasi praktik ini adalah keamanan relatif obat yang tersedia, efisiensi yang terlihat
dan potensi yang signifikan untuk timbulnya masalah psikososial, pengawasan laboratorium
diperluakan untuk litium, asam vaproat dan karbamazepin. 2
Penangananan psikososial
Jika pasien menjadi sasaran ekspresi emosi yang tinggi, keluarga harus ditemui dan diberi
tahu mengenai perlunya mengurangi komentar kritis untuk mengurangi kemungkinan relaps.
15

Terapi kleuarga perlu ditawarkan. Masalah perkawinan/marital dapat ditangani dengan terapi
marital. Sifat gangguan bipolar sebaiknya dijelaskan pada keluarga, serta pasien bila ia sehat,
dan perlunya meneruskan pengobatan profilaktik sebaiknya ditekankan. 5
Perjalan penyakit dan Prognosis
Riwayat alami gangguan bipolar I sedemikian rupa sehingga sering berguna untuk
menggambarkan gangguan pasien dan membuatnya tetap up to date seiring berkembangnya
terapi. Walaupun gangguan siklotimik kadang-kadang didiagnosis balakangan pada pasien
dengan gangguan bipolar I, tidak ada ciri kepribadian yang teridentifikasi yng berkaitan
dengan gangguan bipolar I. 2
Gangguan bipolar I sering dimulai dengan depresi (75 % pada perempuan , 67% pada lakilaki) dan merupakan gangguan beruang. Sebagian besar pasien mengalami episode depresif
dan maniak khususnya memiliki awitan cepat (jam ata hari ) tetapi dapat berkembang selama
beberapa minggu. Episode manik yang tidak diobati dapat bertahan sekitar 3 bulan; sehingga
klinisi sebaiknya tidak menghentikan obat sebelum waktu tersebut. Sembilan puluh persen
yang memiliki satu episode manik cenderung mengalaminya lagi. Ketika gangguan
berkembang, waktu antarepisode sering berkurang. Meskipun demikian, setelah sekitar lima
episode intervel antara episode sering menjadi stabil antara 6 sampai 9 bulan. Lima hingga 15
persen orang dengan gangguan bipolar memiliki empat episode atau lebih tiap tahun dandapat
diklasifikasikan sebagai sikus cepat. 2Prognosis gangguan bipolar jauh lebih baik pada
mereka yang secara teratur minum obat profilaktik (garam litium atau carbamazepine). 5

Kesimpulan
Kemunculan sekurang-kurangnya satu episode mania, biasanya meskipun tidak selalu
disertai disertai sekurang-kurangnya episode depresif. Setiap orag yang sebelumnya baik
kemudian menderita episode pertama mania atau hipomania akan digolongkan sebagai
penderita gangguan bipolar. Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah
perubahan suasana perasaan (mood) atau afek ke arah elasi (suasana perasaan meningkat).
Perubahan afek ini biasanya disertai dengan suatu perubahan pada keseluruhan tingkat
aktivitas.

Daftar pustaka
16

1. Puri BK, Laking PJ, Treasaden IH. Buku ajar psikiatri. Ed 2. Jakarta: EGC;2008.h.
65-7,170-4.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock buku ajar psikiatri. Ed 2. Jakarta :
EGC;2010.
3. Semiun Y. Kesehatan mental 3. Yogyakarta: Penerbit Kanisius;2008.h.35-6.
4. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa rujukan ringkas PPDGJ-III. Jakarta: Fk Unika
Atma Jaya;2010.h.44,58.
5. Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi. Farmakologi dan terapi. Edisi V. Jakarta: FKUI;
2011. h. 161-96.

17

Anda mungkin juga menyukai