ISBN : 978-979-8940-29-3
Usaha tani Padi dan Jagung Manis pada Lahan Tadah Hujan
untuk Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Selatan
( Kasus di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru )
Rismarini Zuraida
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan
Jl. Panglima Batur No. 4. Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Abstrak
Luas lahan tadah hujan di Kalimantan Selatan berkisar 3.325 juta ha, dan lahan ini sebagian besar di gunakan untuk tanaman pangan dan hortikultura. Lahan tadah hujan sangat tergantung pada
curah hujan, oleh sebab itu diperlukan pengelolaan yang intensif. Permasalahan yang dihadapi sekarang adalah belum optimalnya pengelolaan sumberdaya yang tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang usahatani padi dan jagung manis di lahan tadah hujan dalam mendukung
ketahanan pangan. Penelitian ini dilakukan pada Februari tahun 2010 dengan observasi lapangan
yang difokoskan pada permasalahan dan peluang pengembangan usaha tani di lahan tadah hujan.
Data yang diperlukan pada penelitian ini yaitu data primer, data yang diambil dari petani dan data
skunder sebagai data penunjang yaitu dari instansi terkait. Metode pengumpulan data yaitu dengan
metode PRA (Participatory Rural Appraisal) dan dilengkapi dengan wawancara secara kelompok
( Focus Group Discussion). Pola usahatani yang dominan pada lahan tadah hujan adalah menanam
padi dan jagung manis untuk menambah pendapatan rumah tangga petani. Luas pengusahaan sekitar
0,5 0,75 Hektar. Padi yang ditanam varietas Ciherang dengan tingkat produtivitas 3,1 ton/ha dengan biaya usahatani sebesar Rp 5.300.000,- dengan pendapatan sebesar Rp 5.550.000 dengan nilai
R/C ratio 2,04 (R/C ratio >1). Untuk komoditas jagung manis pendapatan mencapai Rp 2.000.000,(luas pengusahaan 0,1Ha) dalam satu priode pertanaman, dengan nilai R/C ratio > 1 berarti layak
diusahakan petani yang berarti mempunyai prospek untuk dikembang dan sangat mendukung ketahanan pangan.
Kata kunci : Lahan tadah hujan, usaha tani. padi, jagung manis
Pendahuluan
Dalam upaya mencukupi kebutuhan
akan pangan dan gizi sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk, intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, dan diversifikasi usahatani di luar Jawa perlu porsi yang lebih banyak. Penyediaan dan produktivita pertanian
terutama komoditas tanaman pangan sangat
ditentukan oleh ketersediaan dan potensi
sumber daya lahan, baik dalam kaitannya dengan produktivitas maupun intensifikasi. Ketersediaan sumberdaya lahan di luar pulau
Jawa masih cukup luas namun banyak diantaranya mempunyai sifat kurang menguntungkan atau marjinal yang membutuhkan tekno597
ISBN : 978-979-8940-29-3
ISBN : 978-979-8940-29-3
Padi
Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya jelek, dipotong dengan pisau atau gunting tajam tepat di
599
ISBN : 978-979-8940-29-3
Pemeliharaan
Setelah benih ditanam, dilakukan
penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah
telah lembab, yang bertujuan menjaga agar
tanaman tidak layu. Menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di
antara bumbunan tanaman jagung.
Pada Tabel 1 terlihat bahwa usahatani
padi dan jagung manis layak diusahakan ini
terlihat dari usahatani padi sangat menguntungkan yaitu pendapatannya mencapai Rp
5.500.000,- dengan total biaya (saprodi dan
tenaga kerja) sebesar Rp 5.300.000,- dengan
nilai R/C Rasio 2,04 ( R/C Rasio > 1) jadi layak
untuk diusahakan. (Soekartawi, 1995).
Demikian juga dengan jagung manis
dalam satu hektar pendapatannya mencapai
Rp 12.600.000,- dengan total biaya Rp
7.400.000,- dengan nilai R/.C Rasio 2,7 ( R/C
Rasio > 1) juga layak untuk diusahakan.
Dengan demikian produktivitas padi
dan jagung berpeluang untuk ditingkatkan
karena analisis usahataninya menguntungkan
diusahakan. Produktivitas meningkat sekaligus menunjang tersedianya pangan nasional,
yang sekarang sangat diperhatian pemerintah.
Usahatani tersebut layak diusahakan yang
akan berimbas pada ketahanan pangan nasional, agar pangan selalu tersedia khususnya
untuk Kalimantan Selatan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali.
Penyiangan pada tanaman jagung yang masih
muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil,
garpu dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur
tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman
berumur 15 hari.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan
dengan penyiangan untuk memperkokoh
posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di
atas permukaan tanah karena adanya aerasi
yang dilakukan saat tanaman berumur 6
minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan
tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian
ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini
akan terbentuk guludan yang memanjang.
600
ISBN : 978-979-8940-29-3
Tabel 1. Analisis finansial usahatani padi dan jagung manis per hektar pada lahan tadah
hujan di Kec. Landasan Ulin Kotamadya Banjarbaru Kalimantan Selatan. 2010
Uraia n
a. Penerimaan (ton)
Padi
Jagung manis
Fisik
Nilai (Rp)
Fisik
Nilai (Rp)
3,1
10.850,000
20.000
Tongkol
20.000.000
1.200.000
3.800.000
b. Saprodi :
Benih (Kg)
40
200.000
25
500.000
Urea (Kg)
200
200,000
200
200.000
SP36 (Kg)
100
400.000
200
800.000
KCl (Kg)
50
200.000
200
800.000
200.000
1.500.000
4.100.000
3.600.000
Obat-obatan
c. Tenaga kerja :
Pengolahan lahan
20
1.000.000
20
1.000.000
Penanaman
20
1000.000
10
500.000
Pemupukan
300.000
300.000
Pemeliharaan
16
800.000
16
800.000
20
1.000.000
30
1.500.000
5.300.000
7.400.000
e. Pendapatan
5.500.000
12,600.000
f. R/C Rasio
2,04
2,7
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BBPTP. 2009. Laporan Tahunan Hasil Penelitian Balai Besar Pengkajian Teknologi
Pertanian tahun 2009.
1. Usahatani padi dan jagung manis layak diusahakan. Pendapatan usahatani padi mencapai Rp 5.500.000,- dengan total biaya
(saprodi dan tenaga kerja) sebesar Rp
5.300.000,- dengan nilai R/C Rasio 2,04 (R/
C Rasio > 1).
2. Jagung manis dalam satu hektar pendapatannya mencapai Rp 12.600.000,- dengan
total biaya Rp 7.400.000,- dan nilai R/.C
Rasio 2,7 ( R/C Rasio > 1), layak untuk diusahakan.
601