Anda di halaman 1dari 44

BAB 1 PENDAHULUAN

Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang per
orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat
mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya
yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan (Blum, 1974).

Di dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 2 dan3
dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan
perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat, perlindungan, penghormatan terhadap hak dan
kewajiban, keadilan, gender dan non diskriminatif dan norma-norma agama. Pembangunan
kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran,


kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata,
serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain :
Ibu, Bayi, Anak, Lanjut Usia (Lansia), dan Keluarga Miskin.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bagi


masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang diselenggarakan dalam
bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut diperlukan indikator,


antara lain Indikator Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan. Indikator Indonesia Sehat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Nomor : 1202/Menkes/SK/VII/2003 dan 1457/Menkes/SK/X/2003 yang digolongkan ke dalam
:

1. Indikator Derajat Kesehatan sebagai Hasil Akhir, yang terdiri atas indikator-indikator untuk
Mortalitas, Morbiditas, dan Status Gizi;

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 1
2. Indikator Hasil terdiri atas indikator untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup sehat,
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan;

3. Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri atas indikator-indikator untuk Pelayanan
Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan, Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait.

Sedangkan Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal Kesehatan di Puskesmas


Tahun 2018 terdiri atas 12 indikator pelayanan bidang kesehatan dan hasil pencapaian dalam
menunjang indikator-indikator tersebut dipublikasi melalui Buku Profil Kesehatan yang
diterbitkan setiap tahunnya.

Tujuan disusunnya Buku Profil Kesehatan Puskesmas Wayaua Tahun 2018 ini adalah
agar diperoleh gambaran tentang keadaan kesehatan masyarakat yang berada di Wilayah
Puskesmas Wayaua selama Tahun 2018 serta memuat tentang capaian-capaian program selama
Tahun 2018. Tentunya data yang terkumpul adalah data yang cukup akurat sehingga dengan
demikian keputusan yang diambil berdasarkan dari data tersebut adalah keputusan yang terbaik
bagi pelaksanaan pembangunan kesehatan khususnya di wilayah kerja Puskesmas Wayaua .
Adapun sistematika dalam penyajian Buku Profil Kesehatan Puskesmas Wayaua tahun 2018
ini terdiri dari sbb :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan disusunnya Buku Profil
Kesehatan Puskesmas Wayaua serta sistematika dari penyajian.

BAB II : GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Puskesmas Wayaua. Selain uraian
tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga
mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi
kependudukan, ekonomi, Pendidikan, social budaya, perilaku dan lingkungan.

BAB III SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan


rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan
lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian
dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 2
kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan
kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Puskesmas Wayaua.

BAB IV SUMBER DAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang kondisi ketenagaan, sarana dan prasarana yang ada di
Pskesmas Wayaua selama tahun 2018 yang di gunakan untuk menunjang pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya

BAB V STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Dalam Bab ini disajikan tentang capaian program berdasarkan indicator Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Puskesmas Wayaua tahun 2018

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang sajian hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih
lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas Wayaua di tahun 2018. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal
yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.

BAB VII : PENUTUP

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 3
BAB II GAMBARAN UMUM

A. Letak Geografi dan Iklim

Puskesmas Wayaua Terletak di Kecamatan bacan Timur Selatan dengan terdiri 7 desa
dijangkau kendaraan darat 2 desa sedangkan 5 desa dengan kendaraan laut. Posisi
Kecamatan Bacan timur Selatan berada pada lintasan Khatulistiwa 0,42-0,54 LS dan
127,36-127,54 BT, Batas Wilayah :

1. Sebelah Utara →Kecamatan bacan Timur Tengah


2. Sebelah Selatan→ laut Obi
3. Sebelah Barat→ Kecamatan Bacan tengah
4. Sebelah Timur→Laut Arafura
Secara umum dataran rendah, hamper seluruh desa berada di pesisir pantai. Beriklim
tropis dipengaruhi keadaan laut dan angin serta mengalami dua musim angin yaitu :
Angin Selatan dan Timur bertiup pada bulan Juli sampai dengan Desember, Angin
Barat dan Utara bertiup pada bulan Januari sampai dengan Juni

Gambar 2.1

Peta Wilayah Administrasi Puskesmas Wayaua

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 4
B. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Wayaua Kecamatan Bacan Timur


Selatan menurut pendataan tahun 2018 sebesar 6226 jiwa. Social pencaharian Petani,
Nelayan,Buruh, dan sebagian pedagang dan pegawai, Pendidikan SD, SMP, sebagian
kecil SMU dan perguruan Tinggi, Agama mayoritas agama Islam sebagian agama
Kristen, Suku Tobelo, Galela, makian dan sisanya campuran.
C. Keadaan Lingkungan
1. Akses Penduduk Terhadap Air Minum berkualitas
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan bisa
dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Dari data yang diperoleh, jumlah
penduduk yang memiliki akses terhadap air minum berkualitas (layak) di Puskesmas
Wayaua

Gambar 2.2
Cakupan Akses Air Minum Non Perpipaan (SGL) Puskesmas
Wayaua Tahun 2018

700 661

600

500

400

300

200 162
120 120
90 90 75
100
4
0
wayaua tabajaya tabangame silang liaro wayakuba pigaraja PKM

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 5
Gambar 2.3
Cakupan Akses Air Minum Ledeng/pp Puskesmas Wayaua tahun
2018
6000
5280
5000

4000

3000
1959
2000
1020 909
1000 594 576
222
0
0
wayaua tabajaya tabangame silang liaro wayakuba pigaraja PKM

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa di Puskesmas Wayaua pada tahun 2018
terdapat 2 sumber air minum yang memenuhi syarat yaitu Sumur gali dan perpipaan
dengan pengguna sarana sumur gali sebanyak 661 jiwa dan perpipaan sebanyak 5280
jiwa

2. Sanitasi Dasar
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau
biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menjadi masalah kesehatan
terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan
domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industry
dan bahan buangan pertanian . Sarana sanitasi rumah tangga meliputi sarana buang air
besar, sarana pengelolaan sampah dan pengelolaan limbah rumah tangga.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 6
Gambar 2.4
Cakupan Akses Jamban Sehat Puskesmas Wayaua Tahun 2018
1400 1302

1200

1000

800 702

600

400
264
200 117
87 78
15 39
0
wayaua tabajaya tabangame silang liaro wayakuba pigaraja PKM

Dari data diatas yang paling banyak menggunakan jamban leher angsa adalah di desa
Wayaua sedangkan yang paling sedikit adalah di desa Tabajaya dengan total penduduk
yang menggunakan jamban sehat di Puskesmas Wayaua adalah 1302 jiwa

3. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk merubah perilaku
higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Selama tahun 2018 kegiatan upaya STBM sudah dilaksanakan di 7 desa wilayah kerja
puskesmas wayaua
4. Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah
kerugian akibat dari tidak terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang
mengakibatkan timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit. Sasaran pengawasan
tempat-tempat umum meliputi : manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara
umum maupun personal hygiene), alat-alat kebersihan dan tempat kegiatan. Sanitasi di
Tempat-Tempat Umum (TTU) sangat diperlukan karena :

a. Adanya kumpulan manusia yang berhubungan langsung dengan lingkungan;


b. Kurangnya pengertian dari masyarakat mengenai masalah kesehatan;
c. Kurangnya fasilitas sanitasi yang baik;
d. Adanya kemungkinan besar terjadinya penularan penyakit;

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 7
e. Adanya kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Jumlah keseluruhan Tempat Tempat Umum (TTU) yang ada di wilayah Kerja Puskesmas
Wayaua pada tahun 2018 berjumlah 42 dan keseluruhannya belum memenuhi syarat.

Gambar 2.5
Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) Puskesmas
Wayaua Tahun 2018
45 42
40

35

30

25

20 18

15
9
10

5 3 3 3 3 3

0
wayaua tabajaya tabangame silang liaro wayakuba pigaraja PKM

Selain itu jumlah tempat pengolahan makanan (TPM) yang diwilayah kerja
Puskesmas Wayaua cukup banyak namun yng sempat di awasi baru 3 dan semuanya belum
memenuhi syarat

Gambar 2.6
Cakupan Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Puskesmas Wayaua tahun 2018
3.5
3 3
3

2.5

1.5

0.5
0 0 0 0 0 0
0
wayaua tabajaya tabangame silang liaro wayakuba pigaraja PKM

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 8
D. Keadaan Perilaku Masyarakat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan perilaku yang dipraktekkan oleh setiap
individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan
aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.

Gambar 2.7
PHBS Rumah Tangga

10 10 WAYAUA
TABAJAYA
10 TABANGAME
20 SILANG
10 LIARO
WAYAKUBA
10 10 PIGARAJA

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga, agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan
masyarakat. Ada 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni : (1). Persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan; (2). Memberi bayi ASI Ekslusif; (3). Menimbang
Balita setiap bulan; (4). Menggunakan air bersih; (5). Mencuci tangan pakai sabun; (6).
Gunakan Jamban Sehat; (7). Memberantas jentik di rumah sekali seminggu; (8).
Makan buah dan sayur setiap hari; (9). Melakukan aktifitas fisik setiap hari; (10).
Tidak merokok di dalam rumah.
Di Kecamatan Bacan Timur Selatan pada tahun 2018 pencapaian rumah tangga ber
PHBS sebanyak 0 % dari jumlah yang di pantau yaitu 80 kk karena seluruh keluarga
yang di pantau PHBSnya masih merokok di dalam rumah.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 9
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Menurut Undang-undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat
baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara social dan ekonomis.
Kematian manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari
gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri-sendiri
atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Sebagaimana lazimnya untuk
menggambarkan derajat kesehatan digunakan indicator kualitas utama seperti angka kematian,
angka kesakitan, status gizi dan lain-lain. Dalam menyusun rencana untuk masa yang akan
datang mutlak pula diperlukan analisa situasi derajat kesehatan tersebut.

A. Angka Kematian (Mortalitas)


a. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Kematian maternal adalah kematian dari setiap wanita sewaktu dalam kehamilan,
persalinan dan dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan tanpa mempertimbangkan
lamanya serta dimana kehamilan tersebut berlangsung (FIGO, 1973).
Salah satu indikator utama derajat kesehatan suatu negara adalah Angka Kematian Ibu
(AKI). Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah wanita yang meninggal mulai dari
saat hamil hingga 6 minggu setelah persalinan per 100.000 persalinan.
Angka Kematian Ibu menunjukan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan,
kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat,
kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses
terhadap pelayanan kesehatan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian meternal di Indonesia
antara lain adalah : 1. Faktor Umum yakni ; masih banyaknya terjadi perkawinan,
kehamilan dan persalinan di luar kurun waktu reproduksi yang sehat, terutama pada
usia muda. Resiko kematian pada kelompok umur dibawah 20 tahun dan pada
kelompok umur diatas 35 tahun adalah 3x lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi
sehat (20-34 tahun). 2. Faktor Paritas Grandemultipara yakni ; ibu dengan jumlah
kehamilan dan persalinan lebih dari 6 kali masih banyak terdapat. Resiko kematian
maternal dari golongan ini adalah 8 kali lebih tinggi dari lainnya. 3. Faktor Perawatan
Antenatal yakni ; masih rendahnya kesadaran ibu-ibu hamil untuk memeriksa
kandungannya pada sarana kesehatan, sehingga faktor-faktor yang sesungguhnya dapat

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 10
dicegah atau komplikasi kehamilan yang dapat diperbaiki serta diobati tidak segera
dapat ditangani, seringkali mereka datang setelah keadaanya buruk. 4. Faktor penolong
yakni ; sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak, baru setelah
persalinan terlantar dan tidak dapat maju dengan disertai dengan gejala komplikasi yang
berat (infeksi, ruptura uteri) kemudian dikirim ke fasilitas kebidanan yang memadai.
Bila sudah demikian, apapun yang kita usahakan kadang kala tidak dapat menolong ibu
maupun anaknya. 5. Faktor sarana dan fasilitas yakni; sarana dan fasilitas rumah sakit,
penyediaan darah dan obat-obatan yang murah dan terjangkau masyarakat,
disediakannya fasilitas anastesi, transportasi, dsb. 6. Faktor Lainnya yakni ; faktor
sosial ekonomi , kepercayaan dan budaya masyarakat, pendidikan dan ketidaktahuan,
dsb. 7. Faktor Sistem Rujukan yaitu ; rujukan kasus kebidanan yang belum sempurna.
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000
jiwa per tahun. Kematian maternal tersebut terjadi terutama di negara berkembang
sebesar 99%. Who memperkirakan jika rata-rata ibu hanya melahirkan 3 bayi, maka
kematian ibu dapat diturunkan menjadi 300.000 jiwa pertahun.
Sebaran kematian ibu di Indonesia bervariasi antara 130 sampai 780 dalam 100.000
persalinan hidup. Kendatipun telah dilakukan usaha yang intensif dan dibarengi dengan
makin menurunnya angka kematian ibu dan bayi di setiap rumah sakit, namun kematian
ibu dan bayi di Indonesia masih berkisar 390/100.000 persalinan hidup.
Di UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan tahun 2018 tidak terdapat
kematian ibu (AKI) adalah Nol.

b. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka kematian bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka
kematian itu dihitung. Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir
sampai bayi belum berusia tepat 1 (satu) tahun. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality
Rate) 35 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bisa diakibatkan karena asfiksia,
trauma kehamilan, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan atau sebab-sebab lainnya.
Penurunan angka kematian perinatal yang lambat disebabkan oleh kemiskinan, status
kesehatan perempuan yang rendah, gizi buruk, deteksi dan pengobatan yang kurang
cukup, kehamilan dini, akses dan kualitas asuhan antenatal, persalinan dan nifas yang
buruk.
Penyebab utama kematian perinatal yakni Penyebab langsung dan tidak langsung.
Penyebab langsung yaitu : 1. persalinan premature adalah persalinan dengan berat bayi

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 11
kurang dari 2500 gram dengan organ-organ vital belum sempurna sehingga mudah
terjadi gangguan pernapasan, gangguan pencernaan makanan, mudah terjadi infeksi
dengan AKP tinggi; 2. Persalinan terlantar/dukun yaitu : persalinan yang disertai
komplikasi ibu dan janin dalam bentuk repture uteri imminen, infeksi intrauterine,
asfiksia sampai kematian janin intrauterine, kelelahan ibu menghadapi persalinan. 3.
Kelainan kongenital yaitu merupakan manifestasi penyimpangan pertumbuhan dan
pembentukan organ tubuh. Penyebab kelainan kongenital tidak diketahui dengan pasti,
tetapi diduga karena kelainan kromosom, pengaruh hormonal, lingkungan endometrium
yang kurang subur, kelainan metabolism, pengaruh obat teratogenik dan inveksi virus.
Penyebab langsung yaitu : anemia gizi dan gizi rendah, factor infeksi, kerja saat hamil tua
dan grandemultipara/jarak hamil pendek (Manuaba, 1998).
Menurut WHO di seluruh dunia terdapat kematian bayi khususnya neonates sebesar
10.000.000 jiwa per tahun. Kematian bayi tersebut terjadi terutama di Negara
berkembang sebesar 99%. Kendatipun jumlahnya sangat besar, tetapi tidak menarik
perhatian karena kejadiannya tersebar (sporadic). Di Indonesia kematian bayi sekitar
56/10.000 persalinan hidup.
Kematian bayi di UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan tahun 2018 tidak
ada

c. Angka Kematian Anak (AKA)

Angka Kematian Anak (AKA) adalah jumlah kematian anak berusia 1-4 tahun selama satu
tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu. Angka
Kematian Anak mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan yang langsung
mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Dengan melihat Angka Kematian Anak yang
tinggi maka diindikasikan terjadi kesalahan salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dan
kebersihan yang buruk, tingginya prevalensi penyakit menular pada anak, atau
kecelakaan yang terjadi di dalam atau di sekitar rumah (Budi Utomo, 1985). Kasus
kematian anak di UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan TImur Selatan tahun 2018 adalah
0 (nol)

B. Angka Kesakitan
Angka Kesakitan (Morbiditas) adalah keadaan sakit atau terjadinya penyakit atau kondisi
yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Indikator yang digunakan dalam menilai
derajat kesehatan masyarakat diantaranya adalah penyakit menular maupun tidak menular
dan 10 (sepuluh) pola penyakit terbesar
1. Penyakit Menular

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 12
a. Malaria
Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit (plasmodium) yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi. Parasit plasmodium yang
ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah. Sampai saat ini, ada empat jenis
plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax, plasmodium
malariae, plasmodium ovale, dan plasmodium falciparum. Plasmodium falciparum
merupakan yang paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa.
Penentuan diagnose malaria dilakukan secara klinis dan laboratorium. Diagnosa klinis
ini dilakukan dengan mengamati gejala-gejala klinis yang muncul. Sedangkan untuk
pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan cara dari hasil diagnosa malaria klinis tadi
kemudian diambil sampel darahnya di laboratorium dan diperiksa sehingga bisa
mengetahui jumlah parasite dan jenis parasite yang diderita oleh penderita tersebut.
Di Puskesmas Wayaua, jenis malaria yang paling sering ditemukan adalah plasmodium
falciparum dan vivax. Namun terkadang dalam pemeriksaan laboratorium sering
ditemukan lebih dari satu plasmodium pada diri penderita. Indikator utama yang
digunakan dalam mengukur kinerja program pemberantasan malaria adalah Annual
Malaria Incidence (AMI) atau jumlah kasus malaria yang dinyatakan secara klinis, dan
Annual Paracit Incidence (API) atau jumlah kasus malaria yang ditemukan berdasarkan
pemeriksaan laboratorium.
Di Puskesmas Wayaua selama tahun 2018 suspek malaria yang d periksa sediaan
darahnya sebanyak 13 orang yaitu 9 orang dewasa dan 4 orang balita, hal ini
menunjukan bahwa telah terjadi penurunan kasus dari tahun ke tahun secara signifikan.
b. TB Paru

Tuberculosis (TB) adalah penyakit akibat kuman mycobacterium tuberculosis sistemis


sehingga dapat mengenai semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru-paru yang
biasanya merupakan lokasi infeksi primer. Tuberculosis paru merupakan penyakit
infeksi saluran napas bagian bawah yang menyerang jaringan paru atau parenkim paru
oleh basil mycobacterium tuberculosis. TB hampir mengenai seluruh organ tubuh
(meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe, dll). Tuberculosis ditularkan dari orang ke
orang oleh transmisi melalui udara. Individu terinfeksi melalui berbicara, batuk, bersin,
tertawa atau bernyanyi, melepaskan droplet besar (lebih besar dari 100u) dan kecil (1
sampai 5 u). Droplet yang besar menetap, sementara droplet yang kecil tertahan di udara
dan tertiup oleh individu yang rentan. Individu yang beresiko tinggi untuk tertular

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 13
tuberculosis adalah : (1). Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai
TB aktif; (2). Individu imunosupresif (termasuk lansia, pasien dengan kanker mereka
yang dalam terapi kortikosteroid atau mereka yang terinfeksi dengan HIV); (3).
Pengguna obat-obatan dan alkoholik; (4). Setiap individu tanpa perawatan kesehatan
yang adekuat (tunawisma, tahanan, etnik dan ras minoritas terutama anak-anak dibawah
usia 15 tahun atau dewasa muda antara yang berusia 15-44 tahun); (5). Setiap individu
dengan gangguan medis yang sudah ada sebelumnya; (6). Imigran dari Negara dengan
insiden TB yang tinggi (Asia tenggara, Afrika, Amerika latin, Karibia); (7). Setiap
individu yang tinggal di institusi (misalnya fasilitas perawatan jangka panjang, institusi
psikiatrik, penjara); (8). Individu yang tinggal di daerah perumahan substandard kumuh;
(9). Petugas Kesehatan.

Berdasarkan data yang diperoleh, maka jumlah seluruh penderita TB Paru di Puskesmas
Wayaua pada tahun 2018 sebanyak 8 kasus dan semua merupakan kasus baru, yang
konfersi 5 orang, sembuh 4 orang atau sebanyak 50%.

c. Kusta
Kusta atau Lepra (leprosy) atau disebut juga denga Morbus Hansen adalah sebuah
penyakit infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae.
Bila tidak ditangani dengan baik maka kusta dapat menyebabkan kerusakan permanen
pada kulit, syaraf, anggota gerak, dan mata. Kusta dikategorikan menjadi dua jenis yaitu
: Pausi Basiler (PB) atau kusta basah dan Multi Basiler (MB) atau kusta kering. Salah
satu indikator yang digunakan dalam penanggulangan penyakit kusta adalah angka
proporsi tingkat II dan proporsi anak diantara kasus baru.Di Indonesia dikenal sebagai
satu dari tiga negara yang paling banyak memiliki penderita kusta.
Angka penemuan penderita baru selama tahun 2018 adalah 2 orang. Penderita baru tipe
MB adalah 2 orang, proporsi umur < 15 tahun adalah 1 orang.
d. Penyakit yang dapat di cegah dengan Imunisasi (PD31)
Ada beberapa penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi diantaranya adalah difteri,
pertusis, tetanus neonatorum, campak, dan polio/AFP. Di Puskesmas Wayaua selama
tahun 2018 tidak ditemukan kasus pertusis di desa Liaro sebanyak 46 kasus dan di desa
silang sebanyak 11 kasus
e. Penyakit yang berpotensi wabah/KLB
1) Penyakit Demam Berdarah
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melaui gigitan nyamuk dari

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 14
genus Aedes. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan
subtropics di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat
50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia. Pada tahun 2018 tidak
ditemukan kasus DBD di Puskesmas Wayaua
2) Penyakit Diare
Diare adalah sebuah penyakit dimana tinja atau feses berubah menjadi lembek
atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Gejala
yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan
rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lain
yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung dan perut sering berbunyi.
Diare kebanyakan Di Negara berkembang, diare adalah penyebab kematian
paling umum adalah balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap
tahunnya. Penyakit diare dapat menular secara langsung yaitu : 1). Dengan
adanya kontak dengan feses yang terinfeksi secara langsung seperti makanan
dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik oleh serangga atau oleh tangan
yang kotor; 2). Bermain dengan mainan yang terkontaminasi (misalnya mainan
bayi) karena bayi sering memasukan tangan, mainan atau sesuatu apapun ke
dalam mulut; 3). Penggunaan sumber air yang tercemar dan tidak memasak
dengan benar; 4). Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih; 5).
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar, dll.
Jumlah Kasus diare di Puskesmas Wayaua yang di tangani pada tahun 2018
adalah 259 kasus dari permasalahan tersebut maka perlu penanganan kasus
secara lebih serius dan mengefektifkan keterlibatan masyarakat serta kader
sehingga seluruh kasus dapat terlaporkan dengan baik
2. Pola 10 (Sepuluh ) Besar Penyakit
Berikut ini adalah penyajian 10 Penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan :

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 15
Gambar 3.1
Cakupan 10 Besar Penyakit Terbanyak Berdasarkan Kunjungan

800
739
700

600

500 485

400

300
276 272 272

200 198 188


134 123 119
100

0
INFEKSI
DIARE
AKUT
DAN
PADA HIPERTE DERMATI
OBSERVA COMMO DYSPEPSI SUSPECT HIPOTEN GASTRO
SALURAN NSI MYALGIA TIS(ALER
SI FEBRIS ND COLD A PERTUSIS SI ENTERIS
NAFAS PRIMER GI)
NON
BAGIA
SPESIFIK
ATAS
ABS 739 485 276 272 272 198 188 134 123 119

C. Status GIZI
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefenisikan
sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada
data antropometri serta biokimia dan riwayat diet. Faktor-faktor yang mempengaruhi
status gizi antara lain : (1). Pendapatan, yakni indikatornya adalah taraf ekonomi
keluarga yang hubungannya dengan daya beli; (2). Pendidikan, yakni merupakan suatu
proses merubah pengetahuan, sikap, dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk
mewujudkan dengan status gizi yang baik; (3). Pekerjaan, adalah merupakan kegiatan
yang menyita waktu sehingga mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga; (4)
Budaya, adalah merupakan ciri khas dan akan mempengaruhi tingkah laku dan
kebiasaan, dll.
Penyebab lain yang dapat mempengaruhi status gizi ada dua yaitu penyebab langsung
dan tidak langsung yaitu : 1). Penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 16
infeksi. Timbulnya KEP tidak hanya disebabkan karena kurangnya konsumsi makanan
tetapi juga disebabkan oleh penyakit. Anak yang mendapat makanan cukup tetapi
sering terserang diare atau demam dapat menderita KEP. Sebaliknya anak yang tidak
cukup makanan, maka daya tahan tubuh akan melemah, mudah terserang infeksi,
kurang nafsu makan dan akhirnya Kurang Energi Protein (KEP); 2). Penyebab tidak
langsung yaitu ketahanan pangan dalam keluarga, pola pengasuhan pada anak serta
pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan.
Staus gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain adalah
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), status Gizi Balita, status gizi wanita usia subur.
1. Bayi BBLR (Berat Bdan Lahir Rendah )
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan
kurang dari 2.500 gram. Berat Lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1
(satu) jam setelah lahir. Bayi BBLR merupakan salah satu faktor yang mempunyai
kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Bayi lahir
dengan berat badan rendah bisa premature dan bisa juga telah cukup bulan.
Pada Tahun 1961, WHO mengganti istilah bayi premature dengan bayi Berat Badan
Lahir Rendah (BBLR) karena disadari bahwa tidak semua bayi dengan berat badan
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi premature.
Berdasarkan data yang diperoleh di Puskesmas Wayaua tahun 2018 sebanyak 7
kasus yaitu di desa Wayaua sebanyak 2 kasus, Tabangame 1 kasus, desa Wayakuba
2 kasus dan Pigaraja 2 kasus.
2. Status Gizi Balita
Status gizi balita dapat ditentukan berdasarkan indeks berat badan terhadap umur
(BB/U) dengan menggunakan standar baku WHO-NCHS.
Anak usia di bawah lima tahun (balita) merupakan golongan yang rentan terhadap
masalah kesehatan dan gizi, diantaranya masalah kurang energy protein (KEP)
sehingga masalah balita merupakan masalah kehidupan yang sangat penting dan
perlu perhatian yang serius.
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat . Status gizi balita dapat diukur secara antropometri.
Indeks antropometri yang sering digunakan yaitu berat badan terhadap umur
(BB/U), tinggi badan terhadap umum (TB/U), dan berat badan terhadap tinggi
badan (BB/TB). Tetapi indeks BB/U merupakan indikator yang paling umum
digunakan karena lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum, baik untuk
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 17
mengatur status gizi akut atau kronis, berat badan dapat berfluktuasi, sangat
sensitive terhadap perubahan-perubahan kecil, dan dapat mendeteksi kegemukan
(over weight).
Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat dipantau berdasarkan hasil
pencatatan dan pelaporan program baik di Puskesmas maupun dari pustu polindes.
Dari laporan yang ada dapat di jelaskan bahwa keadaan gizi masyarakat Kecamatan
Bacan TImur Selatan tercermin dalam hasil penimbangan balita. Berikut Jumlah
Bayi dan Balita yang datang dan ditimbang di posyandu :
Gambar 3.2
Cakupan Bayi dan Balita Yang datang dan di timbang

700
638

600

500

400

300 ABS
%
200 168
145
124
92 91 98 92 89 94 86 91
100 67 62
32 40

Dari data di atas jumlah bayi dan balita yang daatang dan ditimbang berat badan sebanyak 638
orang, sedangkan Jumlah balita yang berat badannya di bawah garis merah (BGM) yaitu :

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 18
Gambar 3.3
Cakupan Balita BGM

35
32
30

25

20

15
ABS
10 9 8 9 %
5 6 5 5 6 5
5 4
3 3 3
0 0
0

Dari data diatas menunjukan bahwa balita yang BGM sebanyak 32 orang dan gizi buruk
sebagai berikut :

Gambar 3.4

Cakupan Gizi Buruk

120
100 100
100

80

60
ABS
40 67
%
20
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 3
0

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 19
Dari data diatas menunjukan gizi buruk yang ditemukan adalah sebanyak 3 kasus dan
semuanya telah di obati dan sembuh. Permasalahan gizi buruk masih ada di wilayah kerja
Puskesmas Wayaua oleh karena itu perlu adanya keseriusan antar lintas sector terkait,
stakeholder dan juga masyarakat pada umumnya sehingga dapat mengantisipasi permasalahan
gizi yang terjadi di masyarakat

D. Promosi Kesehatan
1. Penyuluhan Individu Dalam Gedung
Gambar 3.5
Cakupan Penyuluhan Individu Dalam Gedung

450 403
400
350
300
250 227
200
150 98 Frekwensi
100 75
Jumlah yg disuluh
50 21 26 722 410 720 36 5 3
210 2 1 11 11 00
0
GIZI KURANG
KIA

PNEUMONIA

VIT A
PHBS

BGM

PKM
KB

HIPERTENSI

MALARIA
KUSTA
DM
DIARE

2. Penyuluhan Kelompok Dalam Gedung

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 20
Gambar 3.6
Cakupan Penyuluhan Kelompok Dalam Gedung

600 565

500

400

300
211
188 Frekwensi
200
98 Jumlah yg disuluh
100 68
12 29
00 7 00 00 9 00 00 00 1
0

3. Penyuluhan Individu Luar Gedung


Gambar 3.7
Cakupan Penyuluhan Individu Luar Gedung

98
100
90
80
70
58
60
50 40
40 Frekwensi
30 Jumlah yg disuluh
20 10
10 5 5
00 00 00 00 00 00 00 00
0

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 21
4. Penyuluhan Kelompok Luar Gedung
Gambar 3.8
Cakupan Penyuluhan Kelompok Luar Gedung

465
500
450
400
350
300
250
200
150 70 65 73 72
100 Jumlah yg disuluh
122
50 63 Frekwensi
0 7 0 7 1 1 7 7 0 0 0 0 30

5. Cakupan PHBS di Sekolah


Gambar 3.9
Cakupam PHBS di Sekolah

1
0.8
0.6
0.4
0.2 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 22
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama yaitu upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan.

Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat
meliputi upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit
menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi
dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan (alkes), pengamanan zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana
dan bantuan kemanusiaan. Sedangkan upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta pula memulihkan
kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan meliputi upaya-upaya promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan
pemulihan kecacatan yang ditujukan pada perorangan.

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap


upaya pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Pembangunan Kesehatan juga merupakan suatu upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta berperan secara tidak langsung
terhadap penanggulangan kemiskinan sehingga dikatakan pembangunan kesehatan adalah
suatu investasi bagi pembangunan masyarakat di Kecamatan Bacan Timur Selatan.

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan
kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat dapat diatasi. Berbagai upaya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 23
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan
pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di
semua fasilitas kesehatan mulai dari posyandu hingga rumah sakit. Kesehatan anak
meliputi bayi, anak balita, balita dan remaja.

a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilannya sesuai Standar Pelayanan Kebidanan (SPK); sedangkan tenaga
kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan kesehatan antenatal kepada ibu
hamil adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Ditetapkan pula
bahwa frekuensi pelayanan pada ibu hamil (antenatal) adalah minimal 4 kali selama
masa kehamilannya, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan adalah 1 kali
pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan ketiga.
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan
menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 sebagai berikut :
Gambar 4.1
Cakupan K1 Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

180 185

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
83
66 70
58
38 46
33 36
23 19 25 29
6 6 10 7 14

WAYAU TABAJA TABANG WAYAK PIGARAJ


SILANG LIARO PKM
A YA AME UBA A
Target 66 6 10 23 25 14 36 180
% 100 100 100 100 100 100 100 100
capaian 38 6 7 19 29 33 46 185
% 58 100 70 83 100 100 100 100

Berdasarkan data diatas dapat di jelaskan bahwa jumlah K1 di Puskesmas Wayaua adalah 185
orang sedangan target sasaran yang harus di capai 180 orang, ini berarti bahwa terjadi

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 24
peningkatan capaian penemuan K1, hal ini disebabkan karna adanya kunjungan aktif melalui
sweeping K1 yang dilakukan secara rutin tiap bulan, berikut cakupan K4 di Puskesmas Wayaua
:
Gambar 4.2
Cakupan K4 Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

180
140
100 100 100 100
96 100 100 100 100
79 75 78
66
39 36
26 23
22 26
25 27
11
6 12
10 14
11
WAYAU TABAJA TABAN WAYAK PIGARA
SILANG LIARO PKM
A YA GAME UBA JA
Target 66 6 10 23 25 14 36 180
% 100 100 100 100 100 100 100 100
capaian 26 11 12 22 26 11 27 140
% 39 100 100 96 100 79 75 78

Dari data diatas dapat di jelaskan bahwa cakupan K4 masih berada di bawah target sasaran
yaitu 140 dari 180 orang hal ini disebabkan karna banyak ibu hamil yang memasuki tahap K4
sudah kembali ke kampung halaman atau tempat orang tua mereka supaya persalinannya bisa
di temani oleh orang tua mereka.
b. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan dengan Kmpetensi Kebidanan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan adalah
pelayanan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten,
seperti dokter spesialis kebidanan, dokter umum, dan tenaga bidan.
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi
pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan karena pertolongan persalinan
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan atau
professional.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 25
Gambar 4.3
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Nakes
171
151

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
85 85 88
63 65
41
34 29
22 23 24 27
6 7 9 13 13 11

WAYAU TABAJA TABANG WAYAK PIGARAJ


SILANG LIARO PKM
A YA AME UBA A
Target 63 6 9 22 24 13 34 171
% 100 100 100 100 100 100 100 100
capaian 41 7 13 23 27 11 29 151
% 65 100 100 100 100 85 85 88

Dari data diatas menunjukan bahwa PN di Puskesmas Wayaua mencapai 151 orang atau 88 %,
PN tertinggi yaitu di desa Wayaua namun belum mencapai target dan terendah di desa Tabajaya
karena Bumil hanya 7 orang. Hal ini dapat disimpulkan perilaku masyarakat yang belum
menyadari akan pentingnya persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi kebidanan.
c. Persalinan Di Fasyankes
Gambar 4.4
Cakupan Persalinan Di Fasilitas Kesehatan

171
180
160
140
120 100 100 100 100 100 100 100 100
100 83 77 80
63 71
80 44 48
60 28 24 17 31 34 24
40 22 22 17 13 4
6 5 9 11 8
20
0
WAYAU TABAJA TABAN SILANG LIARO WAYAK PIGARA PKM
A YA GAME UBA JA
Target 63 6 9 22 24 13 34 171
% 100 100 100 100 100 100 100 100
capaian 28 5 11 17 17 4 8 80
% 44 83 22 77 71 31 24 48

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 26
d. Cakupan KN 1
Gambar 4.5
Cakupan KN1 Berdasar Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

600

500 89

400 146

300 %
63 100 91 100 capaian
100
100 100 92
200 38 %
100 25 29 164
23 12 100 Target
7
100 13
100 100 100 100
100
60
21 23 13 32
0 6 9

e. Cakupan KN3
Gambar 4.6
Cakupan KN3 Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

180 164
160 146
140
120
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100 92 91 89
80 63
60
60
38 32 29
40 23 25
21 23
20 6 7 9 13 13 12
0
WAYAU TABAJA TABAN WAYAK PIGARAJ
SILANG LIARO PKM
A YA GAME UBA A
Target 60 6 9 21 23 13 32 164
% 100 100 100 100 100 100 100 100
capaian 38 7 13 23 25 12 29 146
% 63 100 100 100 100 92 91 89

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 27
f. Cakupan Komplikasi Neonatal yang ditangani

Gambar 4.7
Cakupan Komplikasi Neonatal Berdasarkan Desa Tahun 2018
100 100
100 100 100 100
100 100 100
100 100 100
90
80
70
60
50
40 0 0 25 Target
30 0 0 0
9 1 0 4 %
20 3 0
10 1 1 3
0 24 6 capaian
0 3
2 5 %

g. Cakupan Kunjungan Bayi


Gambar 4.8
Cakupan Kunjungan Bayi

Target % capaian %

164
153

100 100 100 100 100 100 100 100


93
80 86
78
60 63
48
38 32
21
18 23 20
9
6 9
7 13

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 28
h. Cakupan Bumil KEK
Gambar 4.9
Cakupan Bumil KEK Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

120
100 100 100 100 100100 100100 100 100
100
86
80
67
60
46
40 36
24
20 13 9
6 5 5 3 3 7 6
1 00 2 00 00
0
tabangam wayakub
wayaua tabajaya silang liaro pigaraja PKM
e a
Target 13 1 2 5 5 3 7 36
% 100 100 100 100 100 100 100 100
capaian 6 0 0 0 9 3 6 24
% 46 0 0 0 100 100 86 67

i. Cakupan BUMIL Risti


Gambar 4.10
Cakupan Bumil Risti Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

120
100 100 100 100 100 100 100 100 100
80 78
71
60
50
40 36
33 28
20
13 10
0 2
1 12 50 5 13 57
WAYAU TABAJA TABAN WAYAK PIGARA
SILANG LIARO PKM
A YA GAME UBA JA
Target 13 1 2 5 5 3 7 36
% 100 100 100 100 100 100 100 100
capaian 13 2 1 0 10 1 5 28
% 100 100 50 0 100 33 71 78

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 29
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa usia subur seorang wanita adalah antara usia 15-49 tahun. Oleh karena itu sangat
diperlukan untuk mengatur jarak kehamilan, sehingga wanita atau pasangan pada usia ini
lebih diprioritaskan untuk menggunakan alat kontrasepsi atau metode KB. Berikut grgafik
Peserta KB Aktif :
Gambar 4.11
Cakupan KB Aktif Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

682
700

600

500

400

300 ABS
227
195 %
200

85 92 81 77
100 53 58 54 63 48 59
25 42 47

Berdasarkan hasil pengumpulan data tahun 2018, dapat diketahui bahwa di Kecamatan Bacan
Timur Selatan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 682 orang (59%) dan peserta KB Baru
adalah sebanyak 87 orang (7%).

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 30
Gambar 4.12
Cakupan KB Aktif Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

87
90
80
70
60
50
40 31 ABS
30 21 %
20 15 14
7 8 5 10
6 4 6 7 7
10 2 3
0

3. Pelayanan USILA

Dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH), maka kesehatan usia lanjut
juga perlu mendapat perhatian agar para lanjut usia dapat menjalani kehidupannya
secara berkualitas baik fisik maupun mentalnya. Pada tahun 2018 di Kecamatan
Bacan TImur Selatan sudah ada data yang terkait dengan jumlah cakupan
pelayanan kesehatan USILA (Usia Lanjut). Namun pelayanan USILA belum
maksimal hal ini disebabkan karena masih diprioritaskan pada program upaya
kesehatan wajib, sedangkan upaya kesehatan pengembangan belum diprioritaskan.
Berikut data pelayanan USILA :

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 31
Gambar 4.13
Cakupan Pelayanan USILA Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

300
270

250

200
168
148
150 TRIWULAN I
125
112 TRIWULAN II
100 81 TRIWULAN III
53 50
50 35
23 17 23
15 8 14 1219
00 0 0 00 0
0

4. Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi adalah bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai
penularan pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Indikator
untuk menilai keberhasilan program imunisasi adalah angka UCI (Universal Child
Immunization).

Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) jika dikaitkan dengan batasan suatu
wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat
kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Sejak tahun 2003, indikator
penghitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen, dan tidak terbatas pada
antigen DPT3, polio dan campak saja.

Cakupan Imunisasi di Puskesmas Wayaua tahun 2018 HBO sebanyak 62 orang, BCG
dan Polio 1 adalah 127 orang, Pentabio 1 dan Polio 2 sebanyak 150 orang, Pentabio
2 dan Polio 3 adalah 160 orang, Pentabio 3 dan Polio 4 adalah 149, campak 158
orang. Pada tahun 2018 sebanyak 7 desa atau 100% desa diwilayah kerja Puskesmas
Wayaua sudah UCI.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 32
5. Perbaikan GIZI Masyarakat
a. Penanggulangan GIZI Buruk
Pada tahun 2018 jumlah kasus balita gizi buruk yang ditemukan dan ditangani di
Puskesmas Wayaua adalah sebanyak 3 orang dan telah tertangani atau telah
mendapat perawatan sesuai standar yaitu 100%.
b. Pemberian Kapsul Vit A
Program pemberian vitamin A adalah salah satu bentuk intervensi yang murah
dan efektif dalam meningkatkan kelangsungan hidup anak. Program
suplementasi vitamin A yang rutin dapat mencegah kebutaan pada anak dan
mengurangi resiko morbiditas dan kematian jutaan anak-anak di seruh dunia.
Indonesia adalah salah satu Negara pertama yang mengembangkan program
suplementasi vitamin A nasional bagi anak usia pra-sekolah, berikut distribusi
Balita yang mendapatkan VIt A di Puskesmas Wayaua
Gambar 4.14
Cakupan Pemberian VIT A Pada Balita Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

700

600 581

500

400

300
ABS
200 %
146 127
100 100 119 99
97 98 85 91
100 60 75 68
26 35
0

c. Pemberian Tablet Fe
Tablet Fe adalah suatau tablet mineral yang sangat dibutuhkan untuk membentuk
sel darah merah (hemoglobin). Salah satu unsur penting dalam proses

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 33
pembentukan sel darah merah adalah adanya kandungan tablet Fe. Secara
alamiah tablet Fe diperoleh dari makanan. Kekurangan tablet Fe dalam menu
makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi atau yang dikenal
masyarakat sebagai penyakit kurang darah. (Muchtadi, 2009).
Anemia merupakan maslah gizi yang mempengaruhi jutaan orang di negara-
negara berkembang dan tetap menjadi tantangan besar bagi kesehatan manusia.
Prevalensi anemia diperkirakan 9% di negara-negara maju, sedangkan di negara
berkembang prevalensinya 43%. Anak-anak dan Wanita Usia subur (WUS)
adalah kelompok yang paling beresiko, dengan perkiraan prevalensi anemia pada
balita sebesar 47%, pada wanita hamil sebesar 42% dan wanita yang tidak hamil
usia 15-49 tahun sebesar 30%. Word Health Organization (WHO) menargetkan
penurunan prevalensi anemia pada WUS sebesar 50% pada tahun 2025.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2017 menunjukan bahwa
persentase anemia di Indonesia pada WUS tidak hamil ≥ 15 tahun diperkirakan
sebesar 19,7%. Selanjutnya hasil Riskesdas 2017 menunjukan bahwa persentase
anemia pada WUS umur 15-44 tahun adalah sebesar 35,3%.
Kondisi anemia dapat meningkatkan resiko kematian ibu pada saat melahirkan,
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena
infeksi, keguguran dan meningkatkan risiko bayi lahir premature. Di Afrika dan
Asia, anemia diperkirakan berkontribusi lebih dari 115.000 kematian ibu dan
591.000 kematian perinatal secara global per tahun. Konsekuensi morbiditas
terkait dengan anemia kronis memperpanjang hilangnya produktivitas dari
kapasitas gangguan kerja, gangguan kognitif dan peningkatan kerentanan
terhadap infeksi yang juga memberikan beban ekonomi.
Prevalensi anemia Wanita Usia Subur kadar (hemoglobin <12 g/dl) pada
penelitian ini sebesar 9,6%, termasuk masalah kesehatan masyarakat dengan
kategori sedang menurut WHO (5,0%-19,9%). Hasil ini masih lebih rendah
dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2017 di Perkotaan maupun hasil Riskesdas
2017. Penelitian Buseri FI, dkk. Di Nigeria mendapatkan angka prevalensi
anemia pada WUS yang tidak hamil sebesar 16,7% dan pada WUS yang hamil
sebesar 23,2%.
WUS dan BUMIL merupakan kelompok yang perlu mendapatkan perhatian
serius terkait resiko Anemia Gizi Besi. Mengingat dampak yang ditimbulkan
antara lain perdarahan saat melahirkan, dan bayi yang dilahirkan mempunyai
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 34
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Salah satu upaya pencegahan adalah melalui
pemberia tablet Fe (zat besi) yang diberikan pada saat pelayanan antenatal.
Berikut Cakupan Ibu Hamil mendapaatkan tablet Fe di gambarkan sebagai berikut
:
Gambar 4.15
Cakupan Pemberian FE Berdasarkan Desa Puskemas Wayaua Tahun 2018
60

51
50

40

30

20 18 18
14

9
10 7

0
TABANGAM
WAYAUA TABAJAYA SILANG LIARO WAYAKUBA
E
A…
ABS 51 7 14 18 18 9

d. ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung zat
gizi yang paling sesuai baik dari segi kuantitas dan kualitasnya untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi. Sejak lahir bayi hanya diberi ASI saja sampai usia 6 bulan
yang disebut dengan ASI Ekslusif. Selanjutnya diteruskan sampai bayi berusia 2
tahun.
Air Susu Ibu (ASI) pertama mengandung zat khusus yang disebut kolostrum. Ini
adalah cairan kekuningan yang penuh protein dan berfungsi meningkatkan
kekebalan dan antibody bagi bayi.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 35
Menyusui ekslusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain,
termasuk air putih selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral
tetes; ASI perah juga diperbolehkan).
Pada Riskesdas 2010, menyusui predominan komposit dari pertanyaan : bayi masih
disusui, sejak lahir tidak pernah mendapatkan makanan atau minuman selain ASI,
selama 24 jam terakhir bayi hanya disuse atau tidak diberi makanan selain ASI.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi
bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian
epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit
infeksi, misalnya diare, otitis media dan infeksi saluran pernafasan akut bagian
bawah. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu
matang (matur). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain akan melindungi
bayi dari penyakit diare dan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit
infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi.
Dalam rangka menurunkan angka kesakita dan kematian anak, United Nation
Childrens Fund (UNICEV) dan World Health Organization (WHO)
merekomendasikan sebaiknya anak hanya disusui Air Susu Ibu (ASI) selama paling
sedikit 6 bulan. Makanan padat seharusnya diberikan sesudah anak berumur 6
bulan dan pemberia ASI dilanjutkan sampai anak berumur 2 tahun (WHO, 2005).
Pada tahun 2003, pemerintah Indonesia mengubah rekomendasi lamanya
pemberian ASI ekslusif dari 4 bulan menjadi 6 bulan.
Angka persentase bayi yang mendapatkan ASI ekslusif di Puskesmas Wayaua
adalah :
Gambar 4.16
Cakupan ASI EKSKLUSIF Berdasarkan Desa Puskesmas Wayaua Tahun 2018

70
60
50
40 53
30 16
20 33 38 25
15
10 25
9 3 9 7 12 8
0 2 2 5

ABS %

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 36
BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor penunjang dalam mendukung
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Sumber daya kesehatan mempunyai peranan
penting dalam pemerataan dan penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sehingga
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

A. Ketersediaan Sarana Pelayanan Kesehatan

KONDISI SEKARANG
NO Jenis Sarana & Prasaran JUMLAH RUSAK RUSAK KET
BAIK
RINGAN BERAT

1 Puskesmas 1 √

2 Puskesmas Pembantu 1 √

3 polindes 5 √

4 Rumah Dinas Dokter 1 √

5 Rumah Dinas Perawat 1 √

6 Rumah Dinas Bidan 1 √

7 Poskesdes 0

8 Pusling Roda 4 0

9 Ambulance 1 √

10 Sepeda motor 3 √

11 Ruang PONED 0

12 Ruang OK 0

13 Ruang Rontgen 0

14 Ruang Lab 1 √

Sarana Penunjang

15 Komputer 4 3 1

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 37
16 Mesin Tik 0

17 Telepon 0

18 Televisi 1 1

19 Tape Warlest 0

20 Meja tulis

21 Kursi

22 Lemari Obat

23 Rak Obat 2

24 Bed Periksa

25 Blankar

26 Kursi roda

27 Kursi tunggu

28 Lemari Arsip 12

29 Freezer 0

30 Kulkas

31 RCW 1

32 Termos 1

B. Sumber Daya Tenaga Kesehatan


Sumber daya manusia di Puskesmas, Pustu maupun Polindes masih tergolong minim tidak
sesuai dengan standar ketenagaan disebuah Puskesmas hal ini sangat mempengaruhi dalam
menjalankan system pelayanan dan program di tingkat puskesmas, petugas yang bertugas
dipuskesmas rata-rata memegang program rangkap sehingga secara tidak langsung
berpengaruh pada kinerja dan pencapaian target yang diharapkan, namun dengan
keterbatasan tenaga yang tersedia di puskesmas khususnya Puskesmas Wayaua, Kami para
tenaga kesehatan berupaya semaksimal mungkin dalam meningkatkan cakupan dan
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Data Ketenagaan Puskesmas Wayaua :

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 38
JENIS YG ADA STATUS KET
NO
KETENAGAAN SEKARANG PNS PTT SUKARELAWAN

1 Dokter Umum 1 0 1 0

2 Perawat 6 2 4 0

3 Bidan 18 10 8 0

4 Kesling 3 2 1 0

5 Gizi 1 1 0

6 Analis 1 1 0

7 Farmasi 1 1

8 Kesmas 5 0 5 0

9 SMA/Sederjat 1 1 0 0

Jumlah 36 16 16 0

C. Pembiayaan Kesehatan
Sumber dana penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas Wayaua dari tahun ke
tahun bervariasi baik nominalnya maupun sumbernya, berikut sumber anggaran yang
diterima oleh puskesmas Wayaua pada tahun 2018 adalah sebagai berikut:

NO JENIS SUMBER PEMBIAYAAN JUMALH

1 APBD/RUTIN 4.000.000

2 JAMPERSAL 46,750,000

3 BPJS 93,894,132

4 BOK 554,690,000

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 39
BAB VI STANDAR PELAYANAN MINIMAL

%
A. UPAYA KESEHATAN WAJIB/ESSENSIAL SASARAN TARGET JML

A UPAYA PELAYANAN KESEHATAN IBU

Persentase Ibu hamil mendapatkan pelayanan 64 37


1 171 100%
antenatal sesuai standar (Cakupan K4)

Persentase Ibu bersalin mendapatkan pelayanan 57 21


2 278 100%
persalinan sesuai standar (Persalinan Fasyankes)

540 47
3 Persentase Peserta KB Aktif 1138 75%

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai 0 0


4 157 100%
standar (0 - 28 Hari) Neonatus lengkap (KN3)

Persentase pelayanan kesehatan balita (0-59 0 0


5 790 100%
bulan) sesuai standar

Persentase Penjaringan kesehatan usia


0 #DIV/0!
6 pendidikan dasar Kesehatan Peserta Didik Kelas 0 100%
I SD & 7 SMP

Persentase Usila ( 60 > Tahun) mendapatkan 466 62


7 753 100%
skrining kesehatan sesuai standar

B UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Persentase Kasus Gizi Buruk yang Mendapat 0 #DIV/0!


8 0 100%
Perawatan

Persentase Balita yang ditimbang Berat 4008 507


9 790 100%
Badannya (D/S)
Persentase bayi Usia Kurang dari 6 Bulan 0 #DIV/0!
10 100%
Mendapat ASI Ekslusif
Persentase Balita 6-59 Bulan Mendapat Kapsul 2692 #DIV/0!
11 100%
Vitamin A

12 Persentase Remaja Puteri Mendapat TTD 527 100%

4442 #DIV/0!
13 Persentase Balita Mempunyai Buku KIA/KMS 100%

Persentase Balita Dibawah Garis Merah 0 #DIV/0!


14 3%
[BGM/D]

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 40
C UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN
0 0
15 Jumlah Desa Yang Melaksanakan STBM 7 50%

Cakupan Sarana Air Minum yang dilakukan 809 93


16 874 50%
pengawasan
76 200
17 Cakupan Pengawasan Tempat-Tempat Umum 38 60%

Cakupan Rumah sakit dan Puskesmas Yang 0 0


18 1 100%
Melakukan Pengelolaan Limbah Medis
Jumlah Kecamatan Yang Menyelengarakan 0 0
19 1 100%
Tatanan Kawasan Sehat
Cakupan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) 0 #DIV/0!
20 40%
yang memenuhi syarat kesehatan

D UPAYA PROMOSI KESEHATAN

49 700
21 Cakupan Desaa Siaga Aktif 7 100%

0 0
22 Cakupan Sekolah Ber PHBS 9 100%

0 0
23 Cakupan RT/Desa Per HBS 7 100%
20 167
24 Cakupan Penyluhan Luar Gedung 12 100%
1 8
25 Cakupan Penyluhan dalam Gedung 12 100%

Cakupan Penyuluhan di Fasilitas Kesehatan 29 242


26 12 100%
(Puskesmas, Pustu Polindes DLL)

49 #DIV/0!
27 Cakupan kunjungan rumah yang dilaksanakan 100%

7 #DIV/0!
28 Cakupan intervensi hasil kunjungan rumah 100%

UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT


E
TIDAK MENULAR

Persentase Penderita Hipertensi Mendapat 360 #DIV/0!


29 100%
Pelayanan Kesehatan Sesuai Standart

Persentase Penderita Diabetes Melitus yang


4 #DIV/0!
30 Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai 100%
Standart
Persentase ODG (Orang Dengan Gangguan Jiwa)
0 #DIV/0!
31 Berat yang Mendapat Pelayanan Kesehatan 100%
Sesuai Standart

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 41
Persentase Pemeriksaan Faktor Risiko Penyakit
578 #DIV/0!
32 Tidak Menular (PTM) Pada Usia 15 s/d 59 100%
Tahun sesuai Standart

F UPAYA PENGENDALIAN PENYAKIT

Persentase Orang dengan TB Mendapatkan 7 100


33 7 85%
Pelayanan TB Sesuai standar
Angka Kesembuhan Penderita TBC BTA (+) ( 2 29
34 7 100%
CR /Cure Rate
Persesntase Orang Berisiko Terinfeksi HIV 0 #DIV/0!
35 100%
Mendapat Pemeriksaan HIV Sesuai Standart
4 100
36 Persentase Angka Penemuan Kasus baru Kusta 4 100%

2 50
37 Persentase Angka Kesembuhan Kusta (RFT) 4 100%

Persentase Penderita DBD yang ditangan Sesuai 0 #DIV/0!


38 100%
Standart
Pesrsentase Penderita Malaria yang diperiksa 56 #DIV/0!
39 0 100%
dengan Mikroskop
Persentase Penderita Malaria yang mendapat 1 #DIV/0!
40 0 100%
pengobatan sesuai Standart

G SURVEYLANS DAN IMUNISASI

Persentase Desa / kelurahan mengalami KLB 0 0


41 7 100%
yang ditangani < 24 jam
Persentase bayi yang Mendapat Imunisasi Dasar 60 33
42 181 100%
Lengkap
0 0
43 Persentase Cakupan Desa / Kelurahan UCI 7 100%

Penemuan Kasus Acute Flacid Paralysis ( AFP )


1 Kasus/ 0 #DIV/0!
44 rate per 100.000 penduduk < 15 th per 100.000
Tahun
penduduk < 15 tahun

H MANAJEMEN PUSKESMAS
0 #DIV/0!
45 Laporan Penilaian Kerja Puskesmas 3X

0 #DIV/0!
46 Cakupan Pelaksanaan Lokmin Lintas Program 12X

2 50
47 Cakupan Pelaksanaan Lokmin Lintas Sektor 4 4X

48 Laporan PTP Puskesmas 1X

0 #DIV/0!
49 Laporan Profil Puskesmas 1X

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 42
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berbagai upaya telah dilakukan dalam pembangunan kesehatan, antara lain upaya
peningkatan dan perbaikan terhadap derajat kesehatan masyarakat, upaya pelayanan
kesehatan, sarana kesehatan dan sumber daya kesehatan.
Secara umum upaya-upaya yang telah dilakukan dalam pembangunan kesehatan telah
menunjukkan hasil yang cukup baik, namun masih ada beberapa program kesehatan yang
belum mencapai hasil yang optimal, dikarenakan akses pelayanan kesehatan yang masih
terbatas, perilaku masyarakat akan pentingnya hidup sehat, SDM yang masih sangat
terbatas dan pendistribusian yang kurang merata di fasilitas pelayanan kesehatan sehingga
masih banyak petugas yang rangkap jabatan, sarana dan prasarana yang kurang memadai,
dan masih kurangnya alokasi anggaran untuk program-program kesehatan.
B. Saran

1. Perlunya perhatian dan penanganan yang lebih serius karena pembangunan kesehatan
tetap merupakan kebutuhan masyarakat yang perlu ditingkatkan secara terus menerus
sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.
2. Perlunya peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dan juga peningkatan skill petugas melalui pelatihan
formal dan informal, sehingga bisa memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian
program-program kesehatan.
3. Disarankan agar para penentu kebijakan (stakeholder) baik di daerah maupun pusat,
lebih memperhatikan program-program kesehatan yang sifatnya prioritas yang
merupakan program upaya kesehatan wajib seperti; Program Promosi, Kesling,
KIA/KB, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular,
serta, pengobatan.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 43
BAB VIII PENUTUP

Disadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan Tahun 2018 ini
masih sangatlah jauh dari kesempurnaan, olehnya itu berbagai saran dan kritikan dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun demi untuk penyempurnaan buku profil ini sangatlah kami
harapkan.

Apresiasi yang tak terhingga kepada para pihak yang telah banyak memberikan
kontribusi positif sehingga bisa diselesaikannya penyusunan Buku Profil Kesehatan Tahun
2018 yang merupakan salah satu rutinitas setiap tahun, guna untuk menggambarkan kondisi
derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas Wayaua Kecamatan Bacan TImur Selatan selama
tahun 2018.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Wayaua Kec. Bacan Timur Selatan Tahun 2018 44

Anda mungkin juga menyukai