Anda di halaman 1dari 14

Pelayanan, Pembinaan dan Penanggulangan

Akseptor Bermasalah pada Metoda KB Modern Pil Progestin


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah
Pelayanan Keluarga Berencana

Oleh :
Kelompok 6
Astri Septiani Dewi

P 17324111014

Devi Rizki Gustirani

P 17324111058

Dyah Widiyaningsih

P 17324111057

Merina Nurfatmala

P 17324111041

Nur Aini

P 17324111044
Jalum II-A
Pembimbing :
Dra. Tetty Supartini, SST
Fenti Yulianti, SST

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
JURUSAN KEBIDANAN BANDUNG
2012
1

KATA PENGANTAR
Puji

dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas Rahmat dan Ridho-Nya lah, sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas perkelompok
mata kuliah Pelayanan Keluarga Berencana.
Tujuan pembuatan makalah ini selain untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pelayanan Keluarga Berencana, tetapi juga di harapkan mampu
memberi ilmu pengetahuan khususnya mengenai pelayanan, pembinaan
dan penanggulangan akseptor bermasalah pada metoda KB modern pil
progestin. Serta tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun, penulis harapkan untuk
kesempurnaanya.

Bandung , 25 April 2013


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A. Pembinaan Pada Akseptor Dengan Menggunakan Pil Progestin..... 3
B. Penanganan Efek Samping Yang Sering Ditemukan....................... 5
BAB III KESIMPULAN..............................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

ii
4

BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Kontrasepsi oral, atau pil KB, telah digunakan oleh lebih dari 60 juta
wanita di seluruh dunia, dan dianggap oleh banyak orang sebagai
paling maju medis sosial signifikan dari abad kedua puluh. Pil KB
adalah tablet diminum setiap hari oleh seorang wanita untuk mencegah
kehamilan.

Pil

KB

melakukan

hal

ini

dengan

menghambat

perkembangan telur dalam ovarium wanita selama siklus bulanan


menstruasi Selama siklus menstruasi wanita, tingkat estrogen yang
rendah biasanya memicu kelenjar pituitari untuk mengirimkan suatu
hormon yang memulai pengembangan telur. Pil KB rilis cukup estrogen
sintetis untuk menjaga hormon yang dari yang dilepaskan selama siklus
bulanan. Pil KB juga mengandung hormon progestin kedua, sintetis,
yang meningkatkan ketebalan lendir serviks dan pengembangan
menghambat dari lapisan rahim untuk lebih mencegah kehamilan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pil KB adalah 99% efektif dalam
mencegah kehamilan. Hasil studi tentang keamanan pengendalian
kelahiran

bervariasi. Beberapa

studi

menunjukkan

bahwa

penggunaannya meningkatkan risiko jenis kanker tertentu, sementara


yang lain menunjukkan bahwa risiko akan minimal. Ada juga mengklaim
bahwa pil KB meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung.
Meskipun popularitasnya, segera setelah pil KB diperkenalkan,
masyarakat mulai meningkatkan kekhawatiran tentang efek samping
dan keselamatan. Pada awal tahun 1961, laporan mulai beredar bahwa
pil KB meningkatkan risiko seorang wanita menderita stroke atau
serangan jantung dengan menyebabkan pembekuan darah. Pada
tahun 1965, federal Food and Drug Administration (FDA) memberikan
seorang ilmuwan di Johns Hopkins School of Kebersihan dan
Kesehatan Masyarakat untuk mempelajari efek samping dari pil KB.

Badan ini juga membentuk Komite Penasehat Obstetri dan Ginekologi


untuk mempelajari hubungan antara kontrasepsi oral dan pembekuan
darah, serta apakah pil KB meningkatkan risiko payudara, leher rahim,
atau kanker endometrium. Komite, komite penasihat pertama yang
pernah didirikan oleh FDA, melaporkan pada tahun 1966 itu tidak
menemukan bukti untuk menjadikan pil KB yang tidak aman untuk
digunakan manusia.
B Ruang Lingkup
Dalam penyusunan makalah ini ruang lingkup yang akan dibahas
1
adalah mengenai pelayanan, pembinaan dan penanggulangan akseptor
bermasalah pada metoda KB modern pil progestin.
C Metode Pendekatan
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menggunakan metode
kepustakaan ditunjang dengan teknik pengumpulan data. Dimana di
dalam penelitian ini penyusun mencari sumber masalah dengan
mengkaji dari sumber buku di perpustakaan.
D Tujuan Penulisan
1 Memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pelayanan
Keluarga Berencana.
2 Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
3 Saling menukar informasi

26

BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBINAAN PADA AKSEPTOR DENGAN MENGGUNAKAN PIL
PROGESTIN
Menginformasikan waktu mulai menggunakan pil
Mulai hari pertama sampai hari ke-lima siklus haid. Tidak

diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.


Dapat digunakan setiap saat, asal aja tidak terjadi kehamilan. Bila
menggunakannya setelah hari ke 5 siklus haid jangan melakukan
hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode

kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.


Bila klien tidak haid minipil dapat digunakan setiap saat, asal saja
diyakini tidak hamil. Jangan melakukan hubungan seksual selama
2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari

saja.
Bila menyusui antara minggu 6 minggu dan 6 bulan pasca
persalinan dan tidak haid, minipil dapat dimulai setiap saat. Bila
menyusui

penuh,

tidak

memerlukan

metode

kontrasepsi

tambahan.
Bila lebih dari 6 minggu paska persalinan dank lien telah

mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari ke 1-5 siklus haid.
Minipil dapat diberikan segera paska keguguran.
Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal lain
dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat segera
diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan
benar atau ibu tersebut sedang tidak hamil. Tidak perlu menunggu

sampai datangnya haid berikutnya.


Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntikan , minipil diberikan

pada jadwal suntikan berikutnya.


Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal dan
ibu ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat diberikan
pada hari ke 1-5 siklus haid.
3
7

Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR minipil


dapat diberikan pada hari ke 1-5 siklus haid. Dilakukan
pengangkatan AKDR.
Keadaan
Stroke
Penyakit Jantung

Anjuran
Sebaiknya jangan menggunakan minipil
Jangan
diberikan
minipil.
Proge
menyebabkan

vasokontriksi

darah
Tidak boleh diberi minipil

Kanker Payudara

Instruksi kepada klien


Minum minipil setiap hari pada saat yang sama.
Minum pil yang pertama pada hari pertama haid.
Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil,
minumlah pil yang lain, atau gunakan metode kontrasepsi lain
bila klien berniat melakukan hubungan seksual pada 48 jam

berikutnya.
Bila klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah
pil tersebut begitu klien ingat. Gunakan metode pelindung

selama 48 jam.
Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa
tersebut sesegera klien ingat dan gunakan metode pelindung

sampai akahir bulan.


Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah

paket terakhir habis.


Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1
siklus (tidak haid) atau bila merasa hamil, temui petugas klinik
4
klien untuk memeriksa uji kehamilan.

Informasi lain yang perlu disampaikan


Terjadinya perubahan pola haid merupakan hal yang sering
ditemukan selama menggunakan minipil, terutama pada 2 atau 3
bulan pertama. Perubahan pola haid tersebut umumnya hanya
bersifat sementara dan tidak sampai mengganggu kesehatan.

pembu

Kadang-kadang dapat timbul efek samping berupa peningkatan


berat badan, sakit kepala ringan, dan nyeri payudara. Semua
efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya hilang dengan

sendirinya.
Obat-obatan tertentu seperti obat untuk tuberkolosis (rifampisin)
dan beberapa obat epilepsy dapat mengurangi efektifitas minipil.
Minipil tidak mencegah terjadinya IMS, termasuk AIDS. Bila
pasangannya memiliki risiko, kondom perlu digunakan.

Peringatan khusus untuk pemakai minipil


Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat

haid, perlu dipikirkan kemungkinan telah terjadi kehamilan.


Bila mengeluh perdarahan bercak yang disertai dengan nyeri
perut hebat, maka yang pertama sekali dipikirkan adalah

kehamilan ektopik.
Problem mata (kehilangan penglihatan atau kabur) nyeri kepala
hebat, maka perlu dipikirkan terjadinya hipertensi atau problem
vascular.

B. PENANGANAN EFEK SAMPING YANG SERING DITEMUKAN


Efek samping
Amenore
Amenorea sering terjadi pada pemberian DMPA dan NET-EN
tetapi juga dapat terjadi pada semua metode yang lain. Kehamilan
5 hal ini jarang terjadi pada jangka
perlu disingkirkan, walaupun
panjang, apabila ragu-ragu atau harus selalu dilakukan uji
kehamilan.

Amenorea

berkepanjangan

pada

pemberian

progesterone tidak diketahui membahayakan, dan banyak wanita


dapat menerimanya dengan baik. Bagi mereka yang merasa
bahwa ameenorea tidak alamiah dapat diambil analogi yang
masuk akal dengan amenorea laktasi. Konseling sebelum terapi
mengenai berbagai kemungkinan kelaianan menstruasi, termasuk
amenorea, merupakan hal yang penting bagi semua pengguna
progesterone

PENANGANAN
Pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil, tidak perlu tindakan
khusus. Cukup konseling saja. Bila amenore berlanjut atau hal
tersebut membuat klien khawatir, rujuk ke klinik. Bila hamil,
hentikan pil, dan kehamilan dilanjutkan. Jelaskan kepada klien
bahwa minipil sangat kecil menimbulkan kelainan pada janin. Bila
kehamilan diduga ektopik, klien perlu dirujuk, jangan memberikan
obat-obat hormonal untuk menimbulkan haid. Kalaupun diberikan
tidak ada gunanya.

Perdarahan tidak teratur atau spotting


Gejala-gejala ini sering menyertai terapi progesterone terutama
selama beberapa bulan pertama pemakaian, dan merupakan
penyebab utama penghentian prematur. Penyebab patologis
harus selalu diingat apabila perdarahan abnormal menetap,
terutama pada wanita yang lebih tua infeksi panggul terutama
klamidia dan kelainan saluran genital termasuk polip serviks atau
endometrium, fibroid submukosa, kaker serviks atau endometrium
sebaiknya

dipertimbangkan.

Risiko

kanker

endometrium

berkurang oleh sebagian besar, mungkin semua, metode


progesterone.

Perlu

diingat

bahwa

penyebab

perdarahan

6
abnormal pada para pemakai
progesterone sangat jarang
dibandingkan dengan perdarahan di luar siklus dan bercak darah
yang berkaitan dengan metode itu sendiri.
PENANGANAN
Bila tidak menimbulkan masalah kesehatan atau tidak hamil, tidak
perlu tindakan khusus. Bila klien tetap saja tidak dapat menerima
kejadian tersebut, perlu dicari metode kontrasepsi lain.

Gangguan Pola Menstruasi


Semua system kontrasepsi
menstruasi,
menstruasi

tetapi
ini

progesterone

mekanisme

pasti

belum

yang

banyak

mengubah

mendasari

pola

gangguan

dipahami. Perubahan-

perubahan ini belum dapat diduga, bervariasi sampai beberapa


10

tingkat terhadap metode, dan sangat bervariasi antara masingmasing wanita. Pada sebagian besar pemakai, terjadi peningkatan
insidensi bercak darah yang tidak teratur dan sedikit atau
perdarahan di luar siklus, kadang-kadang berkepanjangan, dan
kadang-kadang

dengan

oligomenoreo

bahkan

amenorea.

Sebagian besar wanita mengalami penurunan volume darah total


per bulan karena kehilangan darah. Pola dapat berubah seiring
perkembangan waktu dengan cara-cara yang spesifik bagi
masing-masing

metode.

Kontrasepsi

progesterone

jarang

menyebabkan perdarahan berat, walaupun kadang-kadang dapat


terjadi apabila kontrasepsi dimulai pada periode pasca partum dini
(dalam 3 minggu setelah persalinan).

Gangguan menstruasi pasca terapi


Setelah efek progesterone itu sendiri sudah tidak ada jarang
terjadi gangguan menstruasi. Setelah progesterone sudah tidak
ada di tubuh maka siklus menstruasi biasanya cepat pulih ke pola
sebelumnya. Gangguan menstruasi yang berkepanjangan harus
diteliti dengan cara yang sama
seperti pada wanita yang belum
7
pernah menggunakan metode ini.

Folikel ovarium persisten atau kista folikel


Wanita yang menggunakan progesterone dosis rendah kadangkadang mengalami nyeri payudara temporer dan rasa tiddak
nyaman di abdomen bawah yang berkaitan dengan menetapnya
folikel penghasil estradiol.

Efek samping lain


Semua metode progesterone dapat menyebabkan sakit kepala,
pusing, mual, perubahan suasana hati, gembung abdomen, nyeri
payudara, penurunan libido dan sejumlah gejala yang samar.
Gejala-gejala ini biasanya mereda pada beberapa bulan pertama.
Pertambahan berat badan jarang disebabkan oleh progesterone

11

dosis rendah, tetapi mungkin merupakan masalah pada sebagian


kecil pemakai DMPA dan NET-TEN.

Jerawat
Kadang disebabkan dan diperberat oleh progesterone yang sedikit
androgenic misalnya levonolgestrel atau NET. Perawatan kulit
yang baik biasanya dapat membawa wanita yang menggunakan
kontrasesi melewati masa penyesuaian dengan metode baru,
walaupun kadang-kadang metode tersebut perlu dihentikan.

12

BAB III
KESIMPULAN
1 Pembinaan pada akseptor dengan menggunakan pil progestin yaitu
Menginformasikan

waktu

mulai

instruksi

klien

mengenai

kepada

menggunakan

pil, memberikan

penggunaan

pil

progestin,

memberikan peringatan khusus untuk pemakai pil progestin.


2 Efek samping yang sering ditemukan pada akseptor KB pil progeston
ini adalah amenore, perdarahan tidak teratur atau spotting, gangguan
Pola Menstruasi, gangguan menstruasi pasca terapi, folikel ovarium
persisten atau kista folikel, sakit kepala, pusing, mual, perubahan
suasana hati, gembung abdomen, nyeri payudara, penurunan libido
dan sejumlah gejala yang samar, jerawat. Kita sebagai bidan harus
bisa memberi tahu cara menangani permasalahn tersebut.

9
13

DAFTAR PUSTAKA
Glassier, Anna. 2006. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: EGC
Syaifudin,

Abdul

Bari.

2003.

Buku

Panduan

Praktis

Pelayanan

Kontrasepsi. Jakarta: PT Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohadrjo

10
14

Anda mungkin juga menyukai