Manajemen Perpajakan - Tugas 1
Manajemen Perpajakan - Tugas 1
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebesar 48% atau setara dengan Rp11.700.000,00
menjadi Rp36.000.000,00 setahun, dari sebelumnya sebesar Rp24.300.000,00.
Peningkatan PTKP diperoleh setelah dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Penerbitan Peraturan Menteri Keuangan tersebut dilatarbelakangi oleh melambatnya
pertumbuhan ekonomi serta perkembangan harga kebutuhan pokok yang semakin
meningkat. Lebih lanjut, kenaikan PTKP tersebut ditujukan untuk meningkatkan daya beli
masyarakat dan sebagai insentif agar pertumbuhan ekonomi nasional dapat didorong
melalui peningkatan konsumsi masyarakat.
Perbandingan besarnya PTKP yang sebelumnya dengan yang saat ini berlaku
adalah:
PTKP
Sebelumnya
Sekarang
Rp24.300.000,0 Rp36.000.000,0
0
Rp2.025.000,00 Rp3.000.000,00
Rp2.025.000,00 Rp3.000.000,00
PTKP LAMA
TK : 24.300.000
K/0 : 26.325.000
K/1 : 28.350.000
K/2 : 30.375.000
K/3 : 32.400.000
PTKP BARU
TK : 36.000.000
K/0 : 39.000.000
K/1 : 42.000.000
K/2 : 45.000.000
K/3 : 48.000.000
Catatan Ekstens - Pemerintah menaikkan batasan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) menjadi
Rp 36 juta dari sebelumnya Rp 24,3 juta setahun. Artinya bagi Wajib Pajak yang berstatus Tidak
Kawin dan tidak ada tanggungan (TK/0) dengan penghasilan 3 juta per bulan tidak dikenakan Pajak
Penghasilan.
Batasan PTKP tersebut berlaku mulai tahun pajak 2015 melalui Peraturan Menteri Keuangan
nomor 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak tanggal
29 Juni 2015 yang menggantikan Peraturan Menteri Keuangan nomor 162/PMK.011/2012.
Baca juga penjelasan tentang Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) selengkapnya
Menurut Kemenkeu, beberapa hal yang menjadi pertimbangannya adalah:
1. Untuk menjaga daya beli masyarakat. Sebagaimana diketahui dalam beberapa tahun terakhir
telah terjadi pergerakan harga kebutuhan pokok yang cukup signifikan,khususnya di tahun 2013
dan 2014 sebagai dampak dari kebijakan penyesuaian harga BBM.
2. Telah terjadi penyesuaian Upah Minimum Propinsi (UMP) dan Upah Minimum Kabupaten/Kota
(UMK) di hampir semua daerah.
3. Terkait dengan kondisi ekonomi terakhir yang menunjukkan tren perlambatan ekonomi,
khususnya pada kuartal 1 tahun 2015 yang hanya tumbuh sebesar 4,7% terutama akibat dampak
perlambatan ekonomi global, khususnya mitra dagang utama Indonesia.
Berdasarkan ketiga hal tersebut, maka untuk mendorong naiknya kembali laju pertumbuhan
ekonomi pada semester II tahun 2015, langkah pemerintah yaitu dengan melakukan penyesuaian
batasan PTKP, dengan harapan dinaikkannya batasan PTKP ini dapat menaikkan permintaan
domestik dengan tetap terus mendorong daya beli masyarakat.
Pemerintah menyadari bahwa saat ini tidak bisa mengandalkan sisi eksternal (perdagangan
internasional) untuk mendorong kinerja ekonomi sehingga diperlukan usaha untuk mendorong
permintaan domestik melalui investasi maupun konsumsi masyarakat. Kinerja investasi diharapkan
dapat terdorong melalui belanja infrastruktur yang meningkat besar, sementara itu konsumsi
masyarakat dapat naik melalui kebijakan penyesuaian PTKP ini dan berbagai program bantuan
sosial, sehingga dapat menahan melemahnya kinerja sisi eksternal tadi.
Pokok-pokok PMK 122/PMK.010/2015 adalah:
1. Besaran PTKP mulai berlaku sebagai dasar perhitungan PPh orang pribadi untuk tahun pajak
2015 sejak tanggal 1 Januari 2015.
2. Batasan PTKP 2015, untuk:
a. Diri Wajib Pajak Orang Pribadi sebesar Rp 36.000.000;
b. Tambahan bagi Wajib Pajak Kawin Rp 3.000.000;
c. Tambahan untuk istri yang penghasilannya digabung dengan suami Rp 36.000.000; dan
d. Tambahan untuk setiap tanggungan Rp. 3.000.000.
Mengutip siaran pers Direktorat Jenderal Pajak tanggal 27 Juli 2015, konsekuensi yang akan timbul
akibat diterapkannya PMK 122/PMK.010/2015 adalah :
Penghitungan PPh Pasal 21 terutang untuk Masa Pajak Juli s.d. Desember 2015 dihitung dengan
menggunakan PTKP baru;
PPh Pasal 21 untuk Masa Pajak Januari s.d. Juni 2015 yang telah dihitung, disetor dan dilaporkan
dengan menggunakan PTKP lama dilakukan pembetulan dengan menggunakan PTKP baru.
Dalam hal terdapat kelebihan setor akibat pembetulan penghitungan pemotongan PPh Pasal 21
Masa Pajak Januari s.d. Juni 2015, dan agar manfaat kenaikan PTKP tersebut dapat langsung
dirasakan oleh masyarakat luas maka pemberi kerja mengkompensasikan kelebihan setor tersebut
terhadap PPh Pasal 21 Masa Pajak Juli s.d. Desember 2015.
Sumber :
http://www.pajak.go.id/content/peraturan-dirjen-pajak-nomor-19pj2015
http://www.pajak.go.id/content/mulai-1-januari-2015-penghasilan-tidak-kena-pajak-wajibpajak-orang-pribadi-36-juta-setahun
Manajemen Perpajakan
Tugas Individu
Disusun oleh :
Peggy Anna Theodora Ambarita
(PPAk-0118-13)
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015