Anda di halaman 1dari 78

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS EKONOMI
MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN


BARANG DAGANG PADA PT. SABDA CIPTA JAYA
OLEH :

Nama

: TENGKU NURMAILIZA

Nim

: 050503099

Departemen

: Akuntansi

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
2009

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Analisis Pengendalian
Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya .
Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah
dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan
skripsi level Program Reguler S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar
dan apa adanya, dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.

Medan, 17 September 2009


Yang Membuat Pernyataan

Tengku Nurmailiza
NIM : 050503099

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Sang
Pencipta dan Penguasa Alam beserta isinya, Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, rahmat, hidayah dan berkah yang tiada terhingga, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat berangkaikan salam tak lupa penulis hadiahkan
kepada Nabi besar Muhammada SAW, Nabi akhir zaman sebagai perantara turunnya
cahaya Islam ke dunia ini berikut juga ilmu pengetahuan kepad ummatnya.
Adapun skripsi ini berjudul Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagang pada PT. Sabda Cipta Jaya , dan disusun dalam rangka memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan,
dukungan, serta doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak. selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak. selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. dan Ibu Dra. Naleni Indra, MM,
Ak. selaku Dosen Penguji I dan Dosen Penguji II yang telah membantu
penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi
ini.
5. Kepada seluruh pegawai PT. Sabda Cipta Jaya.
6. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Tengku Hazanaruddin dan Ibunda
Zahara yang senantiasa mendidik dan mengajarkan dengan penuh cinta dan
kesabaran serta mencurahkan kasih sayang tiada tara, dan selalu mendoakan
penulis agar menjadi anak yang saleha dan berguna bagi agama, orang tua,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik dalam tata
bahasa maupun lingkup pembahasannya. Untuk ini penulis menerima saran dan kritik
yang membangun dari pembaca. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi
untuk pembaca.

Medan, 17 September 2009


Penulis,

Tengku Nurmailiza
NIM : 050503099

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

ABSTRAK
Persediaan adalah salah satu aktiva penting yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena persediaan merupakan suatu aktiva maka harus dilakukan pengendalian intern
yang baik untuk menjaga persediaan tersebut dari hal-hal buruk yang mungkin terjadi.
Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengendalian intern
yang dilakukan oleh guna mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengendalian
intern persediaan barang dagangan yang diterapkan.
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka penulis menggunakan alat
pengumpul data berupa wawancara dan kepustakaan. Dalam penelitian ini, jenis data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penulis memperoleh data
melalui wawancara dan observasi.
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengendalian intern atas persediaan
pada PT. Sabda Cipta Jaya sudah cukup efektif, dimana adanya pemisahan diantara
fungsi fungsi terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang. Pemantauan
terhadap persediaan barang dagangan juga dilakukan secara periodik oleh bagian
logistik melalui kegiatan stock opname.
Kata kunci : pengendalian intern, persediaan, analisis.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

ABSTRACT

Inventory is one of the important asset to be owned by company. Because of


inventory is asset of company so the company should have a good internal control of
inventory to keep them from many things bad that might happen. . Therefore, the
purpose of this research is to analysis internal control system that PT. Sabda Cipta
Jaya has been done for get the description of activity internal control system of
inventory in applied by that company.
To get the needed data so writer use the data collector in the form of literature
and interview. In this research, data type that used is primary and sekunder data. The
writer get the data by interview and observation.
The result in this research known internal control system of inventory in PT.
Kreasi Fauna Indah is effective enough, where there is function division between in
and out of goods. There is a monitoring of inventory in periodical by logistic in stock
opname activity.
Keyword : internal control, inventory, analysis

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
ABSTRAK .................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan.................................... 5
1. Pengertian Persediaan ...................................................... 5
2. Jenis-Jenis Persediaan ..................................................... 7
3. Sistem Pencatatan Persediaan .......................................... 9
B. Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian Intern .............. 12
1. Pengertian Pengendalian Intern .................................... 12

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

2. Unsur-Unsur Pengendalian Intern ................................ 15


C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................. 24
D. Kerangka Konseptual ......................................................... 27

BAB III

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN
A.

Jenis Penelitian ................................................................... 28

B.

Jenis dan Sumber Data ...................................................... 28

C.

Teknik Pengumpulan Data ................................................. 29

D.

Metode Analisis Data ......................................................... 29

E.

Responden ........................................................................ 30

F.

Jadwal dan Lokasi Penelitian ............................................. 30

ANALISIS DAN EVALUASI


A.

Data Penelitian .................................................................. 31


1. Gambaran Umum PT. Sabda Cipta JayaCab. Medan ..... 31
2. Jenis Jenis Persediaan Barang Dagang ....................... 36
3. Unsur Unsur Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagangan ..................................................................... 37
4. Prosedur Pengendalian Persediaan Barang Dagangan .... 49

B.

BAB V

Analisis Unsur - Unsur Pengendalian Intern Persediaan ....... 54

KESIMPULAN DAN SARAN


A.

Kesimpulan ........................................................................ 63

B.

Saran .................................................................................. 65

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 68


LAMPIRAN ................................................................................................ 71

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

Tabel 2

Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................ 25

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Judul

Halaman

Gambar 2

Kerangka Konseptual.............................................................. 17

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul

Halaman

Lampiran 1

Struktur organisasi PT. Sabda Cipta Jaya ................................ 70

Lampiran 2

Arus Prosedur Perhitungan Fisik Persediaan ......................... .71

Lampiran 3

Sistem Persediaan Fisik (Lanjutan ) ....................................... .72

Lampiran 4

Arus Dokumen Prosedur Penjualan Tunai .............................. 73

Lampiran 5

Arus Dokumen Prosedur Penjualan Kredit ............................ .74

Lampiran 6

Arus Prosedur Stock Opname ................................................ 75

Lampiran 7

Daftar Hasil Perhitungan Fisik ............................................... 76

Lampiran 8

Kartu Perhitungan Fisik ......................................................... 77

Lampiran 9

Bukti Pengeluaran Barang PT. Sabda Cipta Jaya ..................... 78

Lampiran 10 Surat Pesanan Barang PT. Sabda Cipta Jaya ........................... 79


Lampiran 11 Bukti Pembayaran Kas PT. Sabda Cipta Jaya .......................... 80
Lampiran 12 Bukti Penerimaan Kas PT. Sabda Cipta Jaya ........................... 81

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Secara umum, perusahaan dagang dapat di defenisikan sebagai organisasi
yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak / perusahaan
lain kemudian menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap perusahaan pasti
bertujuan untuk menghasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya, memajukan, serta mengembangkan usahanya ketingkat
yang lebih tinggi.
Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah
persediaan. Tujuan akuntansi persediaan adalah untuk :
1. Menentukan laba-rugi periodik (income determination) yaitu melalui proses
mempertemukan antara harga pokok barang dijual dengan hasil penjualan
dalam suatu periode akuntansi.
2. Menentukan jumlah persediaan yang akan disajikan di dalam neraca.
Persediaan merupakan barang dagangan yang dibeli kemudian disimpan
untuk dijual dalam operasi normal perusahaan sehingga perusahaan senantiasa
memberi perhatian yang besar dalam persediaan. Persediaan mempunyai arti yang
sangat strategis bagi perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan
industri.
Modal yang tertanam dalam persediaan sering kali merupakan harta lancar
yang paling besar dalam perusahaan, dan juga merupakan bagian yang paling
besar dalam harta perusahan. Penjualan akan menurun jika barang tidak tersedia
dalam bentuk, jenis, mutu, dan jumlah yang diinginkan pelanggan. Prosedur
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

pembelian yang tidak efisien atau upaya penjualan yang tidak memadai dapat
membebani suatu perusahaan dengan persediaan yang berlebihan dan tidak terjual.
Jadi, penting bagi perusahaan untuk mengendalikan persediaan secara cermat
untuk membatasi biaya penyimpanan yang terlalu besar.
Persediaan

sangat

rentan

terhadap

kerusakan

maupun

pencurian.

Pengendalian intern juga bertujuan melindungi harta perusahaan dan juga agar
informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya. Pengendalian intern
persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk
mencegah terjadinya kerusakan, pencurian, maupun tindakan penyimpangan
lainnya.
Kerusakan, pemasukan yang tidak benar, lalai untuk mencatat permintaan,
barang yang dikeluarkan tidak sesuai pesanan, dan semua kemungkinan lainnya
dapat menyebabkan catatan persediaan berbeda dengan persediaan yang
sebenarnya ada di gudang. Untuk itu, diperlukan pemeriksaan persediaan secara
periodik atas catatan persediaan dengan perhitungan yang sebenarnya.
Kebanyakan perusahaan melakukan perhitungan fisik setahun sekali. Namun ada
juga yang melakukannya sebulan sekali dan sehari sekali.
PT. Sabda Cipta Jaya adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di
bidang importir dan distributor obat-obatan (farmasi), atau lebih dikenal sebagai
Pedagang Besar Farmasi (PBF). Produk farmasi yang di distribusikan oleh PT.
Sabda Cipta Jaya dibagi atas beberapa divisi, diantaranya ada divisi produk
farmasi, divisi produk konsumen, divisi produk vetenary dan aquaria, divisi
produk medical, dan divisi lain-lain. Karena cukup banyak jenis produk dan
mobilitas keluar masuk barang sehingga dikhawatirkan akan terjadi kehilangan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

ataupun pencurian stock barang, akibatnya diperlukan pengendalian intern


persediaan yang baik agar tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas.
Mengingat bahwa pengendalian intern persediaan sangat penting bagi
perusahaan dalam mencapai efisiensi dan efektifitas, maka penulis tertarik untuk
mengangkat hal tersebut dalam sebuah karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi
dengan judul Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang Pada
PT. Sabda Cipta Jaya

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian mengenai latar belakang yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka penulis mencoba untuk merumuskan masalah dalam bentuk
pernyataan sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada
PT. Sabda Cipta Jaya?
2. Apakah pengendalian intern atas persediaan barang dagang pada PT. Sabda
Cipta Jaya sudah berjalan dengan efektif ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai aplikasi dari pengendalian
intern persediaan barang dagang yang diterapkan oleh PT. Sabda Cipta Jaya,
2. untuk mengetahui apakah pengendalian intern persediaan barang dagang yang
diterapkan sudah cukup efektif bagi perusahaan.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

D. Manfaat Penelitian
Selain tujuan, penulisan skripsi ini juga memiliki manfaat penelitian, antara
lain :
1. bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperdalam pengetahuan
peneliti tentang analisis pengendalian intern persediaan barang dagang yang
ada dalam perusahaan dagang,
2. bagi PT. Sabda Cipta Jaya, memberikan sumbangan masukan bagi
manajemen yang berguna untuk memperbaiki kebijakan perusahaan atas
pengendalian persediaan barang dagang,
3. bagi pihak lain, sebagai bahan acuan bagi penulis lainnya yang akan
melakukan ataupun yang akan melanjutkan penelitian sesuai dengan judul
skripsi ini.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Jenis-Jenis Persediaan


Istilah yang digunakan untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki oleh
suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan masing-masing.
1. Pengertian Persediaan
Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, menengah maupun
perusahaan besar, persediaan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang dimilikinya.
Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan juga
tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yang akan
dikeluarkan untuk persediaan tersebut.
Menurut Prasetyo (2006 : 65), Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi
barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam satu periode
usaha yang normal, termasuk barang yang dalam pengerjaan / proses produksi
menunggu masa penggunaannya pada proses produksi.
Menurut Warren Reeve (2005 : 452), Persediaan juga didefenisikan sebagai
aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal dalam proses
produksi atau yang dalam perjalanan dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Menurut Stice dan Skousen (2009 : 571), Persediaan adalah istilah yang
diberikan untuk aktiva yang akan dijual dalam kegiatan normal perusahaan atau
aktiva yang dimasukkan secara langsung atau tidak langsung ke dalam barang
yang akan diproduksi dan kemudian dijual. Kesimpulannya adalah bahwa
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

persediaan merupakan suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu dari sumber
daya yang ada dalam suatu proses yang bertujuan untuk mengantisipasi terhadap
segala kemungkinan yang terjadi baik karena adanya permintaan maupun ada
masalah lain.
Persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi perusahaan, yaitu :
a) agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi,
b) untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi,
c) untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli
dalam jumlah yang banyak ada diskon,
d) untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga,
e) untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca,
kekurangan pasokan, mutu, dan ketidaktepatan pengiriman,
f) untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.
Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung
maupun yang tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan,
dan penempatan persediaan untuk dijual. Biaya persediaan bahan baku atau
barang yang diperoleh untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian,
pengiriman, penerimaan, penyimpanan dan seluruh biaya yang terjadi sampai
barang siap untuk dijual.
Masalah penentuan besarnya persediaan sangatlah penting bagi perusahaan,
karena persediaan memiliki efek langsung terhadap keuntungan perusahaan.
Kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (yang ditanamkan) dalam
persediaan akan menekan keuntungan perusahaan.
Menurut Hansen dan Mowen (2001 : 584), adapun biaya yang timbul
karena persediaan adalah:

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

a. Biaya penyimpanan
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan persediaan. Terdiri
atas biaya-biaya yang bervariasi langsung dengan kuantitas persediaan.
Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas
persediaan semakin banyak.
b. Biaya pemesanan
Setiap kali suatu bahan baku dipesan, perusahaan harus menanggung biaya
pemesanan. Biaya pemesanan total per periode sama dengan jumlah pesanan
yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per pesanan.
c. Biaya penyiapan
Biaya penyiapan diperlukan apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi
diproduksi sendiri. Biaya penyiapan total per periode adalah jumlah
penyiapan yang dilakukan dalam satu periode dikali biaya per penyiapan.
d. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan.
Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi permintaan proses
produksi. Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktek terutama
dalam kenyataan bahwa biaya ini merupakan opportunity cost yang sulit
diperkirakan secara objektif.

2. Jenis-Jenis Pesediaan
Jenis-jenis persediaan akan berbeda sesuai dengan bidang atau
kegiatan normal usaha perusahan tersebut. Berdasarkan bidang usaha
perusahaan dapat terbentuk perusahaan industri (manufacture), perusahaan
dagang, ataupun perusahaan jasa. Untuk perusahaan industri maka jenis
persediaan yang dimiliki adalah persediaan bahan baku (raw material), barang
dalam proses (work in process), persediaan barang jadi (finished goods), serta
bahan pembantu yang akan digunakan dalam proses produksi. Dan perusahaan
dagang maka persediaannya hanya satu yaitu barang dagang.
Untuk dapat memahami perbedaan serta keberadaan dari tiap-tiap jenis
persediaan tersebut maka dapat dilihat dari penggolongan persediaan secara
garis besar yaitu :
1. Persediaan bahan baku (raw material), merupakan barang-barang yang
diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi. Beberapa bahan baku
diperoleh dari sumber-sumber alam. Akan tetapi lebih sering bahan baku

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

diperoleh dari perusahaan lain yang merupakan bahan baku dari perusahaan
lain yang merupakan produk akhir pemasok bahan baku. Sebagai contoh
kertas cetak merupakan bahan baku dari perusahaan percetakan. Meskipun
istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencukupi seluruh
bahan baku yang digunakan dalam produksi, namun sebutan ini sering kali
dibatasi untuk barang-barang yang secara fisik dimasukkan dalam produk
yang dihasilkan. Istilah bahan penolong atau pembantu (factory supplies)
digunakan untuk menyebut bahan tambahan yaitu bahan baku yang
diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung dimasukkan
dalam produk.
2. Barang dalam proses (goods in process), yang juga disebutkan pekerjaan
dalam proses (work in process) terdiri dari bahan baku yang sebagian telah
diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual.
3. Barang jadi (finished goods), merupakan produk/barang yang telah selesai
diproduksi dan menjadi persediaan perusahaan untuk dijual.
Untuk persediaan barang setelah jadi atau barang jadi harus dipahami
bahwa mungkin saja barang setengah jadi bagi suatu perusahaan merupakan
barang jadi bagi perusahaan lain karena proses produksi bagi perusahaan
tersebut hanya sampai disitu. Namun dapat saja terjadi barang setengah jadi atau
barang jadi bagi suatu perusahaan merupakan bahan baku bagi perusahaan
lainnya. Jadi, untuk menentukan apakah persediaan tersebut merupakan bahan
baku barang setengah jadi, ataupun barang jadi bagi perusahaan. Harus dilihat
apakah persediaan tersebut sebagai input atau out put dari perusahaan atau hasil
dari bagian yang mana dari proses perusahaan tersebut.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan barang


dagang tidak berhubungan dengan tingkat penyelesaian seperti pada perusahaan
industri, sebab persediaan barang dagang dapat berupa persediaan bahan baku,
barang setengah jadi, ataupun barang jadi.
Selain jenis-jenis persediaan yang telah dijelaskan diatas berdasarkan
jenis, untuk perusahaan jasa persediaannya secara eksplisit sulit didefenisikan,
namun persediaannya dapat diartikan sebagai besarnya biaya jasa yang meliputi
upah dan biaya personalia lainnya yang secara langsung belulm dikeluarkan
dalam menangani pemberian jasa.

3. Sistem Pencatatan Persediaan


Metode pencatatan persediaan ada dua, yaitu metode perpetual dan
metode periodik. Metode perpetual disebut juga metode buku, karena setiap
jenis persediaan mempunyai kartu persediaan, sedangkan metode periodik
disebut juga metode fisik. Dikatakan demikian karena pada akhir periode
dihitung fisik barang untuk mengetahui persediaan akhir yang nantinya akan
dibuat jurnal penyesuaian.
Menurut Stice dan Skousen (2009 : 667), Ada beberapa macam
metode penilaian persediaan yang umum digunakan, yaitu : identifikasi khusus,
biaya rata-rata (Average), masuk pertama, keluar pertama (FIFO), masuk
terakhir, keluar pertama (LIFO).
a. Identifikasi Khusus
Pada metode ini, biaya dapat dialokasikan ke barang yang terjual
selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akhir periode
berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode ini diperlukan untuk

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan. Dengan identifikasi


khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang.
b. Metode Biaya Rata-Rata (Average)
Metode ini membebankan biaya rata-rata yang sama ke setiap unit.
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual seharusnya
dibebankan dengan biaya rata-rata, yaitu rata-rata tertimbang dari jumlah unit
yang dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata mengutamakan yang mudah
terjangkau untuk dilayani, tidak peduli apakah barang tersebut masuk pertama
atau masuk terakhir.
c. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO)
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit
yang terlebih dahulu masuk. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan
yang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika penggunaan metode
identifikasi khusus adalah tidak memungkinkan atau tidak praktis. FIFO
mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik
dari barang yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat
pada barang yang terjual. FIFO memberikan kesempatan kecil untuk
memanipulasi keuntungan karena pembebanan biaya ditentukan oleh urutan
terjadinya biaya. Selain itu, didalam FIFO unit yang tersisa pada persediaan
akhir adalah unit yang paling akhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan
akan mendekati atau sama dengan biaya penggantian diakhir periode.
d. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO)
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang yang paling barulah
yang terjual. Metode LIFO sering dikritik secara teoritis tetapi metode ini
adalah metode yang paling baik dalam pengaitan biaya persediaan dengan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

pendapatan. Apabila metode LIFO digunakan selama periode inflasi atau


harga naik, LIFO akan menghasilkan harga pokok yang lebih tinggi, jumlah
laba kotor yang lebih rendah dan nilai persediaan akhir yang lebih rendah.
Dengan demikian, LIFO cenderung memberikan pengaruh yang stabil
terhadap margin laba kotor, karena pada saat terjadi kenaikan harga LIFO
mengaitkan biaya yang tinggi saat ini dalam perolehan barang-barang dengan
harga jual yang meningkat, dengan menggunakan LIFO, persediaan
dilaporkan dengan menggunakan biaya dari pembelian awal. Jika LIFO
digunakan dalam waktu yang lama, maka perbedaan antara nilai persediaan
saat ini dengan biaya LIFO akan semakin besar.

B. Pengertian dan Unsur-Unsur Pengendalian Intern


Pengendalian intern harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu
perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan, dan
penyelewengan. Di perusahaan kecil, pengendalian masih dapat dilakukan langsung
oleh pimpinan perusahaan. Namun semakin besar perushaan, dimana ruang gerak dan
tugas-tugas yang harus dilakukan semakin kompleks, menyebabkan pimpinan
perusahaan tidak mungkin lagi melakukan pengendalian secara langsung, maka
dibutuhkan suatu pengendalian intern yang dapat memberikan keyakinan kepada
pimpinan bahwa tujuan perusahaan telah tercapai.
1. Pengertian Pengendalian Intern
Adapun pengertian pengendalian intern menurut Alvin A. Arens dan
James K. Loebecke dalam bukunya Auditing An Intergrated Appoach (2000 : 315)
adalah sebagai berikut :
Internal control is a process designed to provide reasonable assurance
the achievement of managements objectives in the following categories :
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

a. Reliability of financial reporting,


b. Effectiveness and efficiency of operations,
c. Compliance with applicable laws and regulation.

Dari defenisi di atas, maka dapat dilihat bahwa pengendalian intern di


tekankan pada konsep-konsep dasar sebagai berikut :
a. Pengendalian

intern

merupakan

suatu

proses.

Pengendalian

intern

merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern


sendiri bukan merupakan suatu tujuan. Pengendalian intern merupakan suatu
rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.
b. Pengendalian intern dilakukan oleh manusia. Pengendalian intern bukan
hanya terdiri dari pedoman kebijaksanaan dan formulir, namun dijalankan
oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan direksi,
manajemen, dan personalia lain yang berperan di dalamnya.
c. Pengendalian intern diharapkan hanya dapat memberikan keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan mutlak bagi manajemen dan dewan direksi
perusahaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan bawahan yang melekat
dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan
pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian.
d. Pengendalian intern disesuaikan dengan pencapaian tujuan di dalam kategori
pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi yang saling melengkapi.
Sedangkan menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2008 : 163)
mendefenisikan sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode, ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan suatu proses


yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi yang terdiri dari berbagai
kebijakan, prosedur, teknik, peralatan fisik, dokumentasi, dan manusia.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian intern tersebut dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu :
1. pengendalian intern akuntansi (internal accounting control),
2. pengendalian intern administratif (internal administrative control).
Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem
pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran
yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian intern
akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan
kreditor yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya.
Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan
dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 181), tujuan
pengendalian intern adalah sebagai berikut :
a. keandalan informasi keuangan,
b. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku,
c. efektifitas dan efisiensi operasi.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

2. Unsur-Unsur Pengendalian Intern


Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants)
dalam SAS (Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam
Standar Profesi Akuntan Publik menyatakan bahwa kompenen pengendalian
internal terdiri dari :
a.
b.
c.
d.
e.

Lingkungan pengendalian,
Penilaian resiko,
Informasi dan komunikasi,
Pengawasan,
Aktivitas Pengendalian.

Ad. a. Lingkungan Pengendalian


Lingkungan pengendalian intern adalah hal yang mendasar dalam
komponen pengendalian intern. Lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan,
kebijakan, prosedur yang mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak,
direktur dan dewan komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha tersebut (Alvin A
Arens dan James K. Loebbecke, 2000 : 261). Dari pengertian lingkungan
pengendalian intern tersebut, dapat diketahui bahwa efektifitas pengendalian
dalam

suatu

organisasi terletak

pada

sikap

manajemen.

Lingkungan

pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern


lainnya yang membentuk disiplin dan stuktur dalam organisasi.
Menurut Hall Singleton (2007 : 28), Lingkungan pengendalian
memiliki beberapa elemen penting diantaranya yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

falsafah dan gaya manajemen operasi,


struktur organisasi,
komite audit,
penetapan wewenang dan tanggung jawab,
metode pengawasan manajemen,
fungsi audit intern,
praktek dan kebijakan karyawan,
pengaruh ekstern.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

1. Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi


Falsafah manajemen adalah seperangkat parameter bagi perusahaan
dan karyawan. Falsafah merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa
yang tidak dikerjakan oleh perusahaan. Manajemen, melalui aktivitasnya,
memberikan tanda yang jelas kepada pegawai tentang pentingnya
pengendalian. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang bagaimana
operasi suatu perusahaan harus dilakukan.
2. Struktur Organisasi
Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam buku
Sistem Informasi Akuntansi (2003 : 174), Struktur organisasi didefenisikan
sebagai pola otoritas dan tanggung jawab yang terdapat dalam perusahaan.
Struktur organisasi formal biasanya digambarkan dalam suatu bagan organisasi.
Bagan organisasi ini menunjukkan garis arus komunikasi dalam organisasi.
Menurut Richard L. Daft yang diterjamahkan oleh Edward Tanujaya
(2007 : 19), struktur organisasi yang baik harus memenuhi hal-hal sebagai
berikut :
a.
b.
c.
d.
e.

spesialisasi aktivitas,
standarisasi aktivitas,
koordinasi aktivitas,
sentralisasi aktivitas,
ukuran unit kerja.

3. Komite Audit
Dewan komisaris yang efektif adalah yang independen dari manajemen
dan anggota-anggotanya aktif menilai aktivitas manajemen. Komite audit
biasanya dibebani tanggung jawab mengenai laporan keuangan, mencakup
struktur pengendalian intern, dan ketaatan terhadap peraturan dan undangundang. Komite audit harus memilihara komunikasi langsung yang terus

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

menerus, baik antara dewan komisaris dengan auditor internal maupun


eksternal, agar pengendalian intern menjadi lebih efektif.
4. Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
Di samping aspek komunikasi informal, metode komunikasi formal
mengenai wewenang dan tanggung jawab dan masalah sejenis yang berkaitan
dengan pengendalian juga sama pentingnya. Hal ini mencakup cara-cara seperti
memo dari manajemen tentang pentingnya pengendalian dan masalah yang
berkaitan dengan pengendalian, organisasi formal dan rencana operasi, deskripsi
tugas pegawai dan kebijakan terkait, dan dokumen kebijakan yang
menggambarkan prilaku pegawai seperti perbedaan kepentingan dan kode etik
perilaku formal.
5. Metode Pengendalian Manajemen
Metode pengendalian manajemen merupakan metode yang digunakan
manajemen untuk memantau aktivitas setiap fungsi dan anggota organisasi.
Menurut George H. Bodnar dn William S. Hopwood (2003 : 178), metodemetode pengendalian manajemen terdiri dari teknik-teknik yang digunakan oleh
manajemen untuk menyampaikan instruksi dan tujuan-tujuan operasi kepada
bawahan dan untuk mengevaluasi hasil-hasilnya.
6. Fungsi Audit Intern
Fungsi audit intern dibuat dalam satuan usaha untuk memantau
efektivitas kebijakan dan prosedur lain yang berkaitan dangan pengendalian.
Untuk meningkatkan keefektifan fungsi audit intern, adanya staf audit intern
yang independen dari bagian operasi dan akuntansi menjadi penting, dan
melapor kepada tingkat manajemen yang lebih tinggi dalam organisasi, baik
manajemen puncak atau komite audit dari dewan direksi dan komisaris.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

7. Praktek dan Kebijakan Karyawan


Tujuan pengendalian intern dapat dicapai melalui serangkaian tindakan
manusia dalam organisasi, maka anggota organisasi merupakan elemen yang
paling penting dalam struktur pengawasan intern. Tujuan pengendalian intern
harus dipandang relevan dengan individu yang menjalankan pengendalian
tersebut.
Oleh karena pentingnya perusahaan memiliki pegawai yang jujur dan
kompeten, maka perusahaan perlu memiliki kebijakan dan prosedur yang baik
dalam penerimaan pegawai, pengembangan kompetensi karyawan, penilaian
prestasi, dan pemberian kompensasi atas prestasi mereka.
8. Pengaruh Ekstern
Pengaruh ekstern adalah pengaruh yang ditetapkan dan dilakukan oleh
pihak luar suatu perusahaan, yang mempengaruhi suatu operasi dan praktek
perusahaan. Hal ini meliputi pemantauan dan kepatuhan terhadap persyaratan
yang ditetapkan badan legislatif dan instansi yang mengatur. Pengaruh ekstern
biasanya merupakan wewenang di luar perusahaan. Pengaruh ini dapat
meningkatkan kesadaran dan sikap manajemen terhadap perilaku dan pelaporan
operasi perusahaan, serta dapat juga mendesak manajemen untuk menetapkan
kebijakan dan prosedur pengendalian intern.

Ad. b. Penilaian Resiko


Menurut Hall Singleton (2007 : 29), perusahaan harus melakukan
penilaian resiko (risk assessment) untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola resiko yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. Penilaian resiko
manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan dan desain serta implementasi

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada


tingkat minimum untuk mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. Tujuan
manajemen mengadakan penilaian resiko adalah untuk menentukan bagaimana
cara mengatasi resiko yang telah di identifikasi.

Ad. c. Informasi dan Komunikasi


William C. Boynton dan Walter G. Kell (2002 : 263), menerangkan
informasi dan komunikasi dalam defenisi sebagai berikut :
The information system relevant to financial reporting objectives,
which includes the accounting system, consists of the methods, and
records esthablished to identify, assemble, analyze, classify, record and
report entity transaction (as well as events and conditions) and to
maintain accountability for the related assets and liabilities.
Communication involves providing a clear understanding of individual
roles and responsibility pertaining to the internal control structure over
financial reporting.
Pengertian informasi dan komunikasi dalam hal ini lebih luas cakupannya dan
sudah termasuk di dalamnya sistem akuntansi.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Auditing (2008 : 179-180), sistem
akuntansi yang efektif adalah sistem akuntansi yang dapat memberikan
keyakainan yang memadai bahwa transaksi dicatat atau terjadi adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

sah,
telah diotorisasi,
telah dicatat,
telah dinilai secara wajar,
telah digolongkan secara wajar,
telah dicatat dalam periode seharusnya,
telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas
dengan benar.

Komunikasi menyangkut penyampaian informasi kepada semua yang


terlibat dalam pelaporan keuangan agar mereka memahami bagaimana
aktivitasnya berhubungan dengan pekerjaan orang lain, baik di dalam organisasi

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

maupun diluar organisasi. Menurut Mulyadi (2008 : 180), pedoman kebijakan,


pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akuntansi dan memo juga
merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam struktur
pengendalian intern.

Ad. d. Aktivitas Pengendalian


Hall Singleton (2007 : 32), Aktivitas pengendalian (control activity)
adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk memastikan
bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai resiko
yang telah diidentifikasi perusahaan.
Menurut Hall Singleton (2007 : 33-38), Aktivitas pengendalian dapat
dikategorikan dalam beberapa aktivitas diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.

otorisasi transaksi,
pemisahan tugas,
catatan akuntansi,
pengendalian akses,
verifikasi independen.

1. Otorisasi Transaksi
Tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua
transaksi material yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan
tujuan pihak manajemen (Hall Singleton, 2007 : 33). Setiap transaksi harus
diotorisasi dengan semestinya apabila perusahaan menginginkan pengendalian
yang memuaskan. Dalam organisasi, otorisasi untuk setiap transaksi hanya dapat
diberikan oleh orang yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transaksi tersebut.
Kebijakan otorisasi harus dibuat oleh manajemen puncak. Otorisasi
tersebut dapat berbentuk umun atau khusus. Orang atau kelompok yang

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

menjamin otorisasi khusus untuk suatu transaksi seharusnya memegang posisi


yang sepadan dengan sifat dan besarnya transaksi.
2. Pemisahan Tugas
Tujuan utama pemisahan tugas ini adalah untuk mencegah dan agar
dapat dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam
pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Pembagian tugas dalam
suatu organisasi di dasarkan pada prinsip-prinsip berikut :
pemisahan fungsi penyimpanan aktiva dari fungsi akuntansi,
pemisahan fungsi otorisasi transaksi dari fungsi penyimpanan aktiva
yang bersangkutan,
pemisahan fungsi otorisasi dari fungsi akuntansi,
pemisahan fungsi dalam pusat pengelolaan data elektronik, yaitu :
a. fungsi perancangan sistem dan penyusunan program,
b. fungsi operasi fasilitas pengolahan data.
3. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi (accounting record) trasdisional suatu perusahaan
terdiri dari dokumen sumber, jurnal dan buku besar (Hall Singleton, 2007 : 37).
Dokumen dan catatan adalah objek fisik dimana transaksi dimasukkan dan
diikhtisarkan dalam sebuah dokumen yang disebut dengan formulir. Menurut
Mulyadi (2008 : 182), formulir merupakan media yang digunakan untuk
merekam penggunaan wewenang dalam memberikan otorisasi terlaksananya
transaksi di dalam organisasi. Oleh karena itu penggunaan formulir harus
diawasi sedemikian rupa guna mengawasi pelaksanaan otorisasi.
Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke (2000 : 266-267).
prinsip-prinsip relevan tertentu yang harus diikuti dalam membuat rancangan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

dan penggunaan catatan dan dokumen yang pantas yaitu bahwa dokumen dan
catatan sebaiknya :
a. berseri dan prenumbered untuk memungkinkan pengendalian atas
hilangnya dokumen dan sebagai alat bantu dalam penempatan
dokumen,
b. disiapkan pada saat transaksi terjadi dan sesudahnya,
c. cukup sederhana untuk menjamin bahwa dokumen dan catatan dapat
dimengerti dengan jelas,
d. dirancang sedapat mungkin untuk multiguna sehingga meminimalkan
bentuk dokumen dan catatan yang berbeda-beda,
e. dirancang dalam bentuk yang mendorong penyajian yang benar yaitu
dengan memasukkan unsur pengecekan intern dalam formulir dan
catatan.
4. Pengendalian Akses
Tujuan dari pengendalian akses adalah untuk memastikan hanya personel
yang sah saja yang memiliki akses ke aktiva perusahaan (Hall Singleton, 2007 :
38). Cara yang paling baik dalam melindungi aktiva perusahaan dan catatan
adalah dengan menyediakan perlindungan secara fisik, contohnya adalah
penggunaan gudang untuk melindungi persediaan dari kemungkinan kerusakan,
penggunaan lemari besi dan kotak tahan api untuk melindungi uang tunai dan
surat berharga. Selain itu perlindungan fisik lainnya adalah pembuatan kembali
catatan yang rusak dan penggunaan alat elektronik dalam mencatat sistem
akuntansi.
5. Verifikasi Independen
Prosedur

verifikasi (verification

procedure)

adalah pemeriksaan

independen terhadap sistem akuntansi untuk mendeteksi kesalahan dan kesalahan


penyajian (Hall Singleton, 2007 : 40). Keempat aktivitas pengendalian
sebelumnya memerlukan pengecekan atau verifikasi intern secara terus-menerus
untuk memantau efektivitas pelaksanaanya.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Ad. e. Pemantauan
Pemantauan (monitoring) adalah proses penilaian kualitas kinerja
struktur pengendalian intern secara periodik dan terus-menerus. Pemantauan
dilaksanakan oleh orang yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik
pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat.
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah pengawasan intern telah beroperasi
sebagaimana yang telah diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaaan.
Pemantauan dapat dilakukan oleh suatu bagian khusus yang disebut dengan
bagian pemeriksaan intern (audit internal).

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu


1. Santy (2005)
Penelitian yang dilakukan oleh Santy menganalisis aktivitas pengendalian
intern menurut Mulyadi yang diantaranya terdiri dari (a) struktur organisasi yang
memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas, (b) sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap
kekayaan, utang, pendapatan dan biaya, (c) praktek yang sehat dalam
melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi, (d) karyawan yang mutunya
sesuai dengan tanggung jawabnya. Kesimpulan dari penelitian ini diantaranya : (a)
PT. Cemara Cahaya Cemerlang memiliki struktur organisasi garis lurus, (b)
prosedur pengambilan barang gudang perusahaan ini sudah cukup efektif, (c)
sistem otorisasi telah dilakukan oleh masing-masing kepala bagian namun pada
prosedur pengeluaran barang tidak memiliki otoriisasi bagian gudang, (d)
persediaan dicatatat dengan metode perpetual dan melakukan program inventory
control sehingga semua bagian dapat mengetahui informasi tentang persediaan,

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

(e) perushaaan ini telah menggunakan formulir bernomor urut cetak pada setiap
transakasi, (f) tidak ada internal cek pada prosedur penerimaan dan pengeluaran
barang, (g) karyawan yang bekerja di perusahaan ini telah ditempatkan sesuai
dengan keahlian masing-masing.
2. Indrayani (2005)
Penelitian yang dilakukan oleh Indrayani adalah untuk mengetahui
perencanaan dan pengawasan persediaan bahan baku bada PT. Serasi Jaya Tebing
Tinggi Deli. Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrayani
menunjukkan perencanaan persediaan pada perusahaan tersebut belum efektif
karena tidak adanya anggaran pembelian, pemakaian bahan baku. Semenetara
pengawasan atas persediaan sudah efektif karena PT. Serasi Jaya Tebing Tinggi
telah melakukan pengawasan fisik, pengawasan akuntansi dan jumlah yang
dibutuhkan.
Tabel 2
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama
Tahun
Santy
(2005)

Judul
Analisis
Aktivitas
Pengendalian
Intern Pada
PT. Cemara
Cahaya
Gemilang.

Perumusan Masalah

Hasil Penelitian

Bagaimana penerapan
aktivitas
pengendalian intern
atas persediaaan pada
PT. Cemara Cahaya
Gemilang ?

(a)
struktur
organisasi
perusahaan garis
lurus, (b) prosedur
pengambilan
barang
gudang
perusahaan
ini
sudah
cukup
efektif, (c) sistem
otorisasi
telah
dilakukan
oleh
masing-masing
kepala
bagian
namun
pada
prosedur
pengeluaran barang
tidak
memiliki
otoriisasi
bagian

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

gudang,
(d)
persediaan
dicatatat
dengan
metode perpetual
dan
melakukan
program inventory
control sehingga
semua bagian dapat
mengetahui
informasi tentang
persediaan,
(e)
perushaaan
ini
telah menggunakan
formulir bernomor
urut cetak pada
setiap transakasi,
(f)
tidak
ada
internal cek pada
prosedur
penerimaan
dan
pengeluaran
barang,
(g)
karyawan
yang
bekerja
di
perusahaan
ini
telah ditempatkan
sesuai
dengan
keahlian masingmasing.
Indrayani
(2005)

Perencanaan dan
Pengawasan
Persediaan Bahan
Baku Pada PT.
Serasi
Jaya
Tebing
Tinggi
Deli

Apakah
sistem
perencanan
dan
pengawasan
persediaan pada PT.
Serasi Jaya Tebing
Tinggi
sudah
dilakukan
secara
efektif

Perencanaan
persediaan
pada
perusahaan tersebut
belum
efektif
karena tidak adanya
anggaran
pembelian,
pemakaian bahan
baku. Semenetara
pengawasan
atas
persediaan sudah
efektif karena PT.
Serasi Jaya Tebing
Tinggi
telah
melakukan
pengawasan fisik,
pengawasan
akuntansi
dan
jumlah
yang
dibutuhkan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

F. Kerangka Konseptual
PT. SABDA CIPTA JAYA

PERSEDIAAN BARANG DAGANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN

ANALISIS & EVALUASI

EFEKTIF
Gambar 2 Kerangka Konseptual Penelitian.
Menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants) dalam
SAS (Statement on Auditing Standards) No. 78 yang terdapat dalam buku Hall
Singleton (2007 : 28) menyatakan bahwa "kompenen pengendalian internal terdiri
dari :
a.
b.
c.
d.
e.

Lingkungan pengendalian,
Penilaian resiko,
Informasi dan komunikasi,
Pengawasan,
Aktivitas Pengendalian.

Komponen pengendalian intern menurut AICPA ini merupakan variabel yang


akan digunakan oleh penulis untuk meneliti mengenai sistem pengendalian intern.
Selanjutnya, konsep tersebut akan dikombinasikan dengan persediaan barang
dagangan pada PT. Sabda Cipta Jaya untuk dianalisis yang pada akhirnya dapat
diketahui apakah pengendalian intern pada PT. Sabda Cipta Jaya sudah cukup efektif
atau tidak.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

Di dalam kegiatan penelitian dan cara untuk memperoleh data maupun


keterangan yang dibutuhkan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini, dapat
dijelaskan sebagai berikut :
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Menurut Erlina
(2007 : 64), Penelitian deskripitif adalah penelitian terhadap fenomena atau
populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek beberapa individu,
organisasional, industri, atau perspektif lain. Menurut Sugiono (2007 : 11),
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independen tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan variabel lain.
B. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari:
1. Data primer
Merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan atau data yang
terjadi dilapangan yang diperoleh dari teknik wawancara, kemudian akan
diolah oleh penulis, seperti : wawancara dengan staf bagian gudang dan
bagian penjualan.
2. Data sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk yang
sudah jadi, seperti : struktur organisasi, laporan pembelian, persediaan
dan laporan penjualan.
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

B. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan :
1. Teknik wawancara, penulis melakukan tanya jawab dan diskusi secara
langsung dengan pihak perusahaan, khususnya dengan bagian yang
berhubungan dengan objek penelitian.
2. Teknik observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung maupun tidak langsung terhadap aktivitas yang
berhubungan dengan pengendalian intern persediaan pada PT. Sabda
Cipta Jaya.

C. Metode Analisis Data


Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah metode
dengan pendekatan kualitatif yaitu analisis deskriptif yang didasarkan pada
penggambaran yang mendukung analisa tersebut, analisis ini menekankan pada
pemahaman mengenai masalah masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan
kondisi realitas dan natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci yang sifatnya
menjelaskan secara uraian dalam bentuk kalimat.

D. Responden
Responden pada penelitian ini adalah pimpinan dan karyawan PT. Sabda
Cipta Jaya yang dianggap dapat memberikan informasi atau masukan data yang
dapat dipergunakan dalam penulisan skripsi ini.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian


Penelitian untuk penulisan skripsi ini dimulai dari bulan April 2009 sampai
dengan selesai. Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Sabda Cipta Jaya yang
beralamat di Jalan T. Cikditiro No. 8-T Medan Sumatera Utara.
Tabel 3
Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian

Mei 09

Jun

Jul

Agust

Sept

Nov

Des09

Pengajuan Judul
Penyelesaian Proposal
Pengumpulan Data
Seminar Proposal
Penulisan Laporan
Pengumpulan Data
Penyelesaian Laporan
Bimbingan
Sidang Meja Hijau

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI

A. Data Penelitian
1. Gambaran Umum PT. Sabda Cipta Jaya
a. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sabda Cipta Jaya, yang berkedudukan di Jalan Teuku Cikditiro No. 8T

Medan,

didirikan

pada

tanggal

Mei

1983

dengan

NPWP

01.217.933.9.111.000. PT. Sabda Cipta Jaya terdiri dari bagian Keuangan dan
Administrasi, bagian Logistik, di bagian Marketing PT. Sabda Cipta Jaya
mempunyai kantor pusat di Jakarta dan terdiri dari 22 (dua puluh dua) kantor
cabang, termasuk di dalamnya PT. Sabda Cipta Jaya.
PT. Sabda Cipta Jaya adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di
bidang importir dan distribusi obat-obatan (farmasi), atau lebih dikenal sebagai
Pedagang Besar Farmasi (PBF). Produk farmasi yang di distribusikan oleh PT.
Sabda Cipta Jaya dibagi atas beberapa divisi, yaitu :
a. Divisi Produk Farmasi
b. Divisi Produk Konsumen
c. Divisi Produk Vetanary dan Aquaria
d. Divisi Produk Medical
e. Divisi lain-lain.
b. Struktur Organisasi Perusahaan
Stuktur organisasi PT. Sabda Cipta Jaya didasarkan pada fungsi-fungsi
yang telah ada, yang terdiri dari 3 (tiga) bagian besar, yaitu bagian Keuangan,
bagian Administrasi, bagian Logistik dan bagian Marketing. Wewenang dan
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

tanggung jawab berjalan dari pimpinan tertinggi sampai karyawan, menurut garis
lurus vertikal.
Berdasarkan tingkatnya dalam organisasi, manajemen dapat dibedakan
atas 3 (tiga) tingkatan, yaitu manajer lini pertama, menengah dan puncak. Manajer
tingkat pertama hanya membawahi pekerja operasional dan tidak membawahi
manajer lainnya. Manajer menengah bertanggung jawab terutama dalam
mengarahkan kegiatan pelaksanaan kebijakan organisasi menyelarasi tuntutan
atasan dengan kecakapan bawahan. Manajer puncak bertanggung jawab atas
keseluruhan manajemen organisasi. Ia menetapkan kebijakan operasional serta
bimbingan organisasi dengan lingkungannya.
a. Tingkat Manajemen Puncak
Manajer puncak yang ada pada PT. Sabda Cipta Jaya adalah branch manager
atau kepala cabang yang mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :

mengepalai seluruh bagian yang ada dicabang tersebut,

bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan (sales), logistik, dan


keuangan,

mempertanggung jawabkan seluruh kegiatan cabang ke pusat.

b. Tingkat Manajemen Menengah


Manajer menengah di PT. Sabda Cipta Jaya bertanggung jawab atas suatu
fungsi yang ada di perusahaan, seperti fungsi marketing, fungsi logistik, dan
fungsi keuangan dan administrasi, yang akan diuraikan sebagai berikut :
1) Sales Manager (SM)
Sales manager mengepalai sales department, yang bertanggung jawab atas
sales target. Sales manager berhubungan dengan beberapa bagian, seperti
Supervisor Product Over the Counter atau Konsumen (SPOK). Trade Sales

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Supervisor (TSS), Kepala Office Sales and Sales Administration (OSSA), dan
Manager Rayon (MR).
2) Kepala Bagian Logistik (Kabag Logistik)
Kepala Bagian Logistik (Kabag Logistik) bertanggung jawab atas
persediaan barang dagangan, pengeluaran barang dagangan ke langganan,
dan mempunyai RSL (Recommended Stock List) yang ditetapkan oleh
pusat.
3) Kepala Keuangan dan Administrasi (Kabag K & A)
Kepala K & A bertanggung jawab atas segala yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan dan administrasi finansial.
c. Tingkat Manajemen Lini Pertama
Manajemen lini pertama bertanggung jawab atas pekerjaan sub bagian
yang ada di PT. Sabda Cipta Jaya, yaitu :
1) Supervisor Product Over the Counter dan Konsumen (SPOK)
Supervisor bertanggung jawab atas sales kepada konsumen produk over
the counter (produk yang dapat diperjual belikan tanpa resep dokter).
2) Kepala Bagian OSSA (Office Sales and Sales Administration)
Fungsi bagian OSSA adalah sebagai tenaga penjual, dimana mereka harus
aktif menawarkan kepada langganan atau calon langganan yang datang
langsung ke kantor atau melalui telepon. Kegiatan ini juga disebut Office
Sales.
3) Manajer Rayon
Manajer Rayon atau disebut juga dengan salesman adalah orang yang
bertanggung jawab untuk menguasai wilayah produk langganan. Namun
jika dilihat dari cara kerjanya, cara belajar, dan cara bertindaknya, maka ia

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

lebih pantas disebut dengan Manajer Rayon, karena ada beberapa alasan
berikut ini :

mereka harus bekerja atas dasar fungsi-fungsi manajemen, yaitu


planning, organizing, actuating, dan controlling,

mereka harus menguasai wilayah, produk dan langganan.

Manajer Rayon memimpin beberapa sub bagian yang mempunyai kegiatan


marketing yang secara khusus mendukung tugas-tugasnya, yaitu :

Trade Sales Supervisor (TSS)


Tugas TSS dapat dilihat dari 2 (dua) segi, yaitu :
Segi kuantitatif, bertugas meningkatkan penjualan produk prinsipal
yang diwakilinya dengan cara : (1) menjual secara aktif produk
prinsipal tersebut kepada langganan utama, (2) melakukan push
promotion yang tidak dilakukan oleh prinsipal, (3) memberikan
penerangan kepada apotek atau toko obat, (4) memberikan feed back
dan informasi kepada prinsipal, yang dikaitakan dengan hasil detailing
program, pengembangan pasar, dan kegiatan pasar.
Segi kualitatif, bertugas memberikan saluran distribusi yang telah ada
dengan meningkatkan penjualan secara langsung.

Profesional Agricultural Representative (PACR)


PACR adalah salesman yang secara khusus menangani obat-obatan
dan makanan tambahan ternak (vetenary) dan tetra. Saluran
distribusinya adalah sektor poultry shop, farm breeding farm, dinas
perternakan, dan lain-lain.

Sales Representative Medical (SRMD)

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

SRMD adalah salesman yang menangani produk-produk DuPont dan


Becton Dickinson. Saluran distribusinya yang utama adalah rumah
sakit dan para bidan.
4) Koordinasi Akuntansi
Koordinasi akuntansi bertanggung jawab melaksanakan pengawasan dan
otorisasi untuk mengidentifikasi, menganalisa, mencatat, dan melaporkan
transaksi-transaksi perusahaan dan meyelenggarakan pertanggung jawaban
atas aktiva yang besar.
5) Kasir
Kasir adalah bagian yang melaksanakan penerimaan, pencatatan, dan
penyetoran uang kas ke bank. Selain itu juga menyelenggarakan kas kecil
untuk biaya-biaya kecil yang timbul di perusahaan.
6) Komputer Keuangan dan Akuntansi, Komputer Logistik, dan Komputer
OSSA adalah bagian yang secara khusus menangani sistem komputer
perusahaan dengan menggunakan PDE (Pengolahan Data Elektronik),
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
7) Bagian Umum
Bagian umum ini dilaksanakan oleh sekretaris umum yang bertugas
mengkoordinir kegiatan rutin pelaksanaan dan urusan ke luar perusahaan,
serta menangani masalah personalia baru.
2. Jenis-Jenis Persediaan Barang Dagang
Persediaan yang dimiliki oleh PT. Sabda Cipta Jayatermasuk jenis
persediaan barang dagang yang dibeli untuk dijual kembali. Produk farmasi yang
di distribusikan oleh PT. Sabda Cipta Jaya dibagi atas beberapa divisi yaitu :
a. Divisi Produk Farmasi

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Asta

Medica Indah

Werke / Transfarma

Medifarma (UAP & Phobus)

Ciba Geigy Zyma

Parke Davis Warner - Lambert

Corsa

Pfizer Pharma

Mahakam Beta Farma

Schering

b. Divisi Produk Konsumen

La Tulipe

Regina Haw Par

Nestle Deutchland Ag

Siwak F & Shirin

Perfetti Sp. A

Total Citra Jayamandiri

PT. Manful Industrial

c. Divisi Produk Vetenary dan Aquaria

Pfizer Afric (Animal health)

Chinoin Hungary (Enzaprost F)

Tetra Werke (Aquarist & Accessories)

d. Divisi Produk Medical

AFP Imaging

Becton Dickinson MED

Du Pont

Fischer Imaging

Cawo Photochemiche Fabric GMBH

F. Hoffman la Roche ( Diagnostic Laboratory Equipment)

e. Divisi lain-lain

Medimpex : Alkoloida, Egis, Gideon Richter (fine chemical)

Chonoin (fine chemical)

Starchem (fine chemical)

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Biochemical MBH (fine chemical)

Impex Quimical S.A (fine chemical)

J.Rettenmaire & Co. (Cellualases fine chemical for the pharmacy)

Ciech-Poland (fine chemical)

Bracco Industrial Chemica S.P.A (fine chemical)

Chemic linz Ges GMBH (fine chemical)

Walter Lambert K.K (capsugel division)

Plantextrak GMBH & Co.

3. Unsur-Unsur Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan


a. Lingkungan Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan
Pengendalian intern PT. Sabda Cipta Jaya terhadap persediaan barang
dagangan dapat dijelaskan berdasarkan faktor-faktor yang meyusun
lingkungan pengawasan dibawah ini.
1) Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi
Falsafah manajemen merupakan aktivitas yang memberikan parameter
bagi perusahaan dan karyawan tentang pentingnya pengendalian. Pada PT.
Sabda Cipta Jaya, falsafah manajemen dikondisikan dengan adanya suatu
keyakinan oleh manajemen puncak untuk menciptakan hubungan bisnis yang
baik. Dalam hal ini semua karyawan ditekankan untuk bertindak dan bersikap
jujur kepada konsumen, pemasok, dan semua pihak yang berhubungan dengan
perusahaan. Hal ini sangat penting karena PT. Sabda Cipta Jaya merupakan
perusahaan besar dibidang farmasi, yang pendapatan utamanya berasal dari
penjualan produk-produk farmasi. Selain itu, kepuasan pelayanan kepada para
langganan juga perlu diperhatikan. Pimpinan PT. Sabda Cipta Jaya secara
tegas mengutarakan bahwa apabila ada need and want dari para konsumen

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

terhadap produk-produk yang didistribusikannya, maka perusahaan akan


secepat mungkin melayani mereka agar tidak terjadi penggantian oleh produkproduk lain. Pengiriman produk yang dipesan oleh konsumen lokal akan
dilakukan secepat mungkin pada hari itu juga, sedangkan untuk konsomen di
luar kota, akan di usahakan melalui sistem pengiriman yang tercepat dan
terbaik. One Day Service, itulah motto perusahaan ini.
Gaya operasi manajemen PT. Sabda Cipta Jaya menekankan
pentingnya laporan-laporan dari pihak bawahan, yang meliputi target-target
yang telah disusun. Hal ini sangat ditekankan oleh manajemen karena daerah
potensial perusahaan ini meliputi 2 (dua) wilayah, yaitu Sumatera Utara dan
Aceh. Selain itu, hal ini dilakukan untuk memenuhi target yang ditetapkan
kantor pusat di Jakarta, serta alat pengendalian dalam menjalankan kegiatan
perusahaan.
2) Struktur Organisasi
Struktur organisasi disusun secara fungsional, yang terdiri dari fungsi
pemasaran, fungsi keuangan dan administrasi, serta fungsi logistik.
Penyusunan struktur organisasi berdasarkan fungsi ini sesuai untuk perusahaan
seperti PT. Sabda Cipta Jaya karena akan terlihat dengan jelas pembagian
tugas dan wewenang dari setiap fungsional yang ada di perusahaan, sehingga
pengendalian dapat dilakukan dengan lebih baik lagi di PT. Sabda Cipta Jaya.
3) Komite Audit
PT. Sabda Cipta Jaya tidak mempunyai komite audit dan dewan
komisaris. Komite audit dan dewan komisaris berkedudukan di Jakarta, yang
pada saat-saat tertentu atau minimal 2 (dua) kali dalam setahun mengadakan
pemeriksaan terhadap jalannya operasional dan tujuan-tujuan yang telah

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

ditetapkan sebelumnya oleh manejemen pusat dan cabang. Hal ini cukup
memadai karena perusahaan ini merupakan perpanjangan operasional kesatuan
usaha PT. Sabda Cipta Jaya.
4) Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan pengembangan
dari struktur organisasi, yang secara garis besar di wujudkan dalam bentuk
pemisahan fungsi-fungsi. Pemisahan fungsi pada PT. Sabda Cipta Jaya juga
telah diadakan, yaitu fungsi pemasaran, fungsi keuangan dan administrasi,
serta fungsi logistik. Dengan adanya pemisahan fungsi tersebut, maka
manajemen pada tingkat yang lebih tinggi dapat menilai bagian-bagian yang
dipimpinnya, apakah setiap karyawan telah melaksanakan tugasnya dengan
baik sesuai fungsinya.
Selain pemisahan fungsi, perusahaan ini juga telah menerapkan
pendelegasian wewenang sesuai dengan struktur organisasi perusahaan.
Pendelegasisan wewenang dilakukan dengan memperhatikan kemampuan
terbaik dari setiap karyawan.
5) Metode Pengendalian Manajemen
Metode manajemen merupakan metode yang digunakan oleh
manajemen untuk memantau aktivitas setiap fungsi dan anggota organisasi.
Untuk tujuan pengendalian persediaan barang dagangan, PT. Sabda Cipta Jaya
menggunakan metode pengendalian manajemen dengan teknik :

rasio perputaran persediaan,

pertimbangan manajemen,

analisis nilai terhadap masing-masing jenis persediaan.

6) Fungsi Audit Intern

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

PT. Sabda Cipta Jaya tidak mempunyai auditor internal, tetapi kantor
pusat mengirimkan auditor internal ke kantor cabanga Medan, secara berkala
dua kali dalam setahun ataupun sewaktu-waktu. Audit internal ini bertugas
untuk meminta laporan keuangan tahunan serta menilai kewajarannya. Jika
dalam penyajiaan laporan keuangan tersebut ditemukan penyelewenagan atau
kecurangan, maka temuan audit tersebut akan dilaporkan kepada pimpinan.
7) Praktek dan Kebijakan Karyawan
Penerimaan pegawai atau staff di PT. Sabda Cipta Jaya ini ditangani oleh
bagian umum, sedangkan untuk pencatatan dan penyimpanan data pegawai
dikelola oleh bagian administrasi. Apabila perusahaan membutuhkan pegawai
atau staff, maka bagian umum akan membuat iklan lowongan dimedia massa
dengan menentukan syarat-syarat tertentu untuk kualifikasi pekerjaan yang
dibutuhkan. Disamping itu perusahaan juga telah mengadakan pelatihan yang
rutin dan memberikan penghargaaan (reward) kepada karyawan yang
berprestasi.
8) Pengaruh Ekstern
Selain pengendalian manajemen diatas, PT. Sabda Cipta Jayajuga
mempertimbangkan pengaruh eksternal, yaitu dengan adanya produk farmasi
yang diperjualbelikan oleh perusahaan sejenis. Hal ini dapat diketahui dengan
melakukan evaluasi terhadap laporan analisa pasar yang dibuat Trade Sales
Supervisor (TSS). Perusahaan juga memperhatikan peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan jenis obat-obatan atau produk farmasi lainnya yang
dilarang penggunaanya, dengan cara menempatkan Sales Representative
Medical (SRMD).

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

b. Penilaian Resiko Persediaan Barang Dagangan


PT. Sabda Cipta Jaya menilai persediaan farmasi atau obat-obatannya
dengan memperhatikan masa pakainya karena persediaan obat-obatan
merupakan barang yang harus digunakan sebelum habis masa pakainya.
Jadi apabila tiba masa kadaluarsanya, maka produk farmasi tersebut akan
mengakibatkan resiko berkurangnya penjualan dan menimbulkan kerugian
bagi perusahaan.
Untuk

mengatasi

resiko

tersebut,

perusahaan

ini

membuat

kebijaksanaan stock opname sekali dalam sebulan. Kegiatan perhitungan


fisik ini dipimpin oleh Kepala Logistik, yang juga turut diperiksa oleh
Pimpinan Cabang, Kabag Keuangan dan Administrasi, serta oleh beberapa
orang petugas dari bagian logistik. Tim penghitung fisik ini tidak hanya
memeriksa jumlahnya saja, tetapi juga masa pakainya agar jangan sampai
terjadi kadaluarsa. Pada pelaksanaanya, tim penghitungan fisik ini
berganti-ganti pada setiap stock opname, kecuali jika Kepala Logistik
berhalangan atau tidak bisa hadir pada hari yang ditetapkan untuk stock
opname.
Perusahaan juga memperhatikan peraturan pemerintah akan obatobatan tertentu yang dilarang oleh pemerintah untuk dijual secara bebas di
pasaran. Untuk mengatasi hal ini maka perusahaan menugaskan Trade
Sales Representative (TSR) untuk melakukan survei terhadap jenis obatobatan yang dilarang secara bebas penjualannya dan jenis obat-obatan
yang dijual sesuai resep dokter.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

c. Informasi dan Komunikasi Persediaan Barang Dagangan


Sistem informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan transaksi
pemesanan, penerimaan, perhitungan, dan pengeluaran persediaan barang
dagangan melibatkan beberapa fungsi terkait, prosedur yang harus diikuti,
dokumen dan catatan yang diperlukan serta laporan yang dihasilkan.
Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus di dasarkan atas laporan
sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap yang
telah diotorisasi oleh pihak yang berwenang.
Pengendalian terhadap persediaan barang dagangan biasanya dianggap
merupakan bagian dari siklus penjualan dan penerimaan kas. Dalam hal ini
PT. Sabda Cipta Jayamembuat kebijaksanaan terhadap sistem penjualan
tunai dan sistem penjualan kredit. Berikut ini akan di jelaskan sistem
informasi dan komunikasi yang terkait dengan sistem penjualan dan
penerimaan kas.
1) Sistem informasi dan komunikasi penjualan tunai
Penjualan tunai dilakukan oleh perusahaan dengan cara pelanggan
melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang diberikan oleh
perusahaan kepada pelanggan. Jika terjadi penjualan tunai maka pelanggan
mendapat potongan sebesar 2 %.
Fungsi-fungsi yang terkait dalam penjualan tunai ini adalah fungsi
pemasaran, fungsi keuangan dan administrasi dan fungsi logistik. Dokumendokumen yang dipergunakan dalam sistem penjualan tunai adalah :

sales order, yaitu permohonan barang dagangan oleh pelanggan yang


diisi menurut kebutuhan pelanggan,

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

faktur penjualan tunai, yaitu faktur yang menunjukkan penjualan


tertentu yang mencakup jumlah penjualan, syarat-syarat penjualan dan
tanggal penjualan,

delivery order, yaitu formulir yang digunakan untuk menunjukkan


perincian dan tanggal pengiriman,

surat jalan, yaitu formulir yang menunjukkan nama produk, ditujukan


kebagian pengiriman untuk diantarkan ke tujuan pelanggan,

pita register kas, yaitu formulir yang dipergunakan sebagai bukti


bahwa pembayaran telah diterima dari pelanggan dengan cap lunas,

faktur pajak, yaitu faktur yang mencatat jumlah potongan pajak


pertambahan nilai (PPn) untuk barang yang dijual,

kas bon penerimaan kas, yaitu semacam daftar uang tunai dan
dokumen bank (seperti cek, bilyet giro, dan lain-lain) yang merupakan
laporan jumlah yang diterima oleh kasir untuk selanjutnya disetor ke
bank.

2) Sistem informasi dan komunikasi penjualan kredit


Pesanan penjualan kredit dapat dilakukan melalui Office Sales and
Sales Administration (OSSA) atau Manajer Rayon (MR) di kantor, atau juga
melalui Salesman berdasarkan prinsipal yang diwakilinya seperti produk
farmasi, produk konsumen, produk veternary dan aquaria, produk medical dan
produk lain-lain.
Dokumen-dokumen yang dipergunakan dalam sistem penjualan kredit
adalah sebagai berikut :

sales order, yaitu permohonan barang dagangan oleh pelanggan yang


diisi menurut kebutuhan pelanggan,

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

faktur penjualan kredit, yaitu faktur yang menunjukkan penjualan


kredit tertentu yang mencakup jumlah penjualan 2/7, n/30, tanggal
penjualan dan lain-lain,

delivery order, yaitu formulir yang dipergunakan untuk menunjukkan


perincian produk, jumlah dan alamat penerima,

faktur pajak reklame, yaitu faktur yang memuat jumlah pajak


pertambahan nilai (PPN) untuk barang yang dijual,

bukti pembayaran, yaitu dokumen yang berisi bukti pembayaran oleh


debitur terhadap piutangnya,

memo kredit, dikeluarkan jika terjadi pengembalian barang,

bukti pengembalian barang berada digudang untuk mencatat barang


yang dikembalikan,

bukti memorial untuk menghapus piutang jika terjadi pengembalian


barang.

3) Sistem informasi dan komunikasi penerimaan kas


Penerimaan kas terjadi diperoleh melalui penjualan tunai maupun
pernjualan kredit. Dokumen yang dipergunakan dalam sistem penerimaan kas
adalah sebagai berikut :

faktur penjualan, yaitu faktur yang menunjukkan jumlah penjualan,


syarat, tanggal, dan lain-lain,

kas dan penerimaan kas yaitu daftar uang tunai dan dokumen bank,

bukti penagihan, yaitu dokumen untuk menagih kepada debitur,

bukti penyetoran oleh debitur tentang pembayaran sejumlah piutang.


Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem informasi atas

persediaan barang dagangan adalah :


Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

jurnal ; penjualan dan penerimaan kas,

buku harian ; penjualan, penerimaan kas, dan memorial,

buku besar ; perkiraan persediaan barang dagangan, perkiraan


penjualan dan perkiraan piutang,

buku pembantu ; persediaan barang dagangan, piutang.

Secara periodik bagian keuangan dan administrasi harus membuat


beberapa laporan penjualan.
Bagian logistik akan membuat laporan penerimaan barang dari pusat,
laporan retur barang yang dijual , daftar pesanan, dan laporan pengiriman
barang. Laporan alokasi persediaan antar-cabang di buat apabila ada
kiriman barang dari cabang lain dan ada pengeluaran barang untuk
pengiriman barang kecabang lain. Apabila cabang Medan mengalami
kehabisan persediaan dan dalam waktu secepatnya harus disediakan untuk
memenuhi permintaan konsumen maka cabang Medan akan melapor ke
Jakarta. Selanjutnya kantor pusat akan memerintahkan cabang lain yang
mempunyai persediaan yang cukup untuk mengirimkan persediaan sesuai
dengan kebutuhan ke cabang Medan.
Selain itu, laporan analisa pasar dan laporan penjualan beberapa tahun
lalu dibuat jika diperlukan untuk menjadi suatu pertimbangan dalam
membuat suatu kebijaksanaan dan keputusan yang berkaitan dengan
pengendalian persediaan barang dagangan. Laporan mengenai jumlah
persediaan dibuat oleh bagian logistik yang disebut dengan laporan posisi
stock (buffer stock), sedangkan laporan stock opname di buat atas kegiatan
perhitungan fisik persediaan barang dagangan yang disiapkan oleh
komputer logistik.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

d. Aktivitas Pengendalian Persediaan Barang Dagangan


Aktivitas pengendalian persediaan barang dagangan pada PT. Sabda
Cipta Jaya meliputi kebijakan dan prosedur yang dibuat oleh perusahaan
ini untuk memberikan kemungkinan yang memadai bahwa sistem
pengendalian persediaan barang dagangan yang

ditetapkan telah

dilaksanakan dalam beberapa katergori seperti diuraikan dibawah ini :


1) Pemisahan tugas yang cukup
Pada penjualan barang dagangan dilakukan pemisahan tugas-tugas
yang jelas antara lain :

Menerima pesanan oleh OSSA

Melakukan penjualan oleh OSSA dan MR

Mengeluarkan barang oleh tata lakasana atau staff logistik

Mengirimkan barang oleh petugas lope

Mencatat penjualan oleh akuntansi


Pada perhitungan fisik barang dagangan ada pembagian tugas yang

jelas antara :

Melaporkan jumlah persediaan barang dagangan di gudang oleh


Kasub logistik,

Menghitung

fisik

persediaan

barang

dagangan

oleh

tim

penghitungan persediaan, yang terdiri dari Kabag logistik, Kabag K


& A, pimpinan cabang dan beberapa petugas dari bagian logistik,

Membuat laporan perhitungan fisik oleh komputer logistik

2) Otorisasi yang pantas atas transaksi dan aktivitas


PT. Sabda Cipta Jaya melakukan dua cara dalam penyediaan
barang dagangan, yaitu :

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Penerimaan kiriman barang dagangan dari kantor pusat

Penerimaan kiriman barang dagangan dari cabang lain


Arus prosedur ororisasi terhadap penerimaan kiriman barang

dagangan dari pusat di uraikan sebagai berikut :

Bagian logistik akan menerima barang kiriman dari pusat apabila


jenis dan jumlah barang sesuai dengan perincian di surat
pengiriman barang,

Bagian logistik melaporkan pengiriman barang tersebut ke bagian


keuangan dan administrasi

Bagian keuangan dan administrasi membuat laporan penerimaan


barang untuk di kirim ke kantor pusat.

e. Pemantauan Persediaan Barang Dagangan


Pemantauan yang dilakukan oleh PT. Sabda Cipta Jaya sehubungan
dengan pelaksanaan transaksi penerimaan dan pengeluaran barang
dagangan adalah dengan memantau dan memeriksa secara rutin
pelaksanaan kerja dari fungsi-fungsi yang terkait, apakah telah sesuai
dengan metode dan prosedur. Pemantauan atas persediaan barang
dagangan secara khusus meliputi penilaian dan penganalisaan laporan
stock opname setiap bulan untuk disesuaikan dengan perkembangan
permintaan konsumen.
Jika pihak manajemen perusahaan menemukan penyimpangan dalam
pelaksanaan transaksi yang berhubungan dengan barang dagangan
sehingga dapat menimbulkan keluhan dari konsumen, maka pihak
manajemen akan melakukan perbaikan seperlunya yang disesuaikan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

dengan perubahan kondisi. Hal ini dilakukan untuk menciptakan


pengendalian intern yang memadai dalam perusahaan.

4. Prosedur Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan


Prosedur untuk penjualan tunai, penjualan kredit dan perhitungan fisik
persediaan barang dagangan pada PT. Sabda Cipta Jaya dapat dijelaskan di
bawah ini :
a. Penjualan Tunai
1) Pelanggan datang ke kantor OSSA dan Manajer Rayon, atau dapat juga
melalui

sales

representative untuk

memesan

barang.

Bagian

pemesanan dalam hal in OSSA/MR akan membuat sales order dalam


rangkap 2 (dua), yaitu :

Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan untuk pembayaran di kasir


dengan memberi tanda lunas.

Lembar ke-2 untuk disetujui oleh TSS dan diarsipkan dengan


nomor urut.

2) Selanjutnya OSSA atau MR akan membuat delivery order sebanyak 5


(lima) lembar, yaitu :

Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan

Lembar ke-2 untuk OSSA

Lembar ke-3 untuk TSS

Lembar ke-4 untuk Kasub logistik

Lembar ke-5 untuk diarsipkan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Jika berdasarkan delivery order tersebut bagian gudang dapat


memenuhinya, maka barang dipersiapkan untuk diserahkan kepada
pelanggan.
3) Sesuai dengan delivery order, OSSA atau MR akan membuat faktur
penjualan sebanyak rangkap 5 (lima), yaitu :

Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan beserta delivery order.

Lembar ke-2 untuk TSS untuk dibandingkan dengan delivery order


dari langganan

Lembar ke-3 untuk akuntansi

Lembar ke-4 untuk OSSA

Lembar ke-5 untuk arsip

4) Petugas loper menerima barang yang telah dikeluarkan dari gudang


beserta faktu penjualan untuk pelanggan dan dikirimkan ke alamat
tujuan atau diserahkan ke pelanggan.
5) Kasir akan menyetor uang setiap hari dari hasil panjualan secara tunai
ke bank, yaitu dengan membuat bukti setoran sebanyak 3 (tiga) lembar,
yaitu :

Lembar ke-1 diserahkan pada bank

Lembar ke-2 ke akuntansi

Lembar ke-3 disimpan sebagai arsip.

b. Penjualan Kredit
1) Penjualan kredit dilakukan dengan prosedur pesanan, baik melalui
manajer rayon, sales representative, lewat telepon ataupun melalui
OSSA. Jika pesanan telah diterima, maka OSSA atau MR membuat
sales order rangkap tiga, yaitu :

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Lembar ke-1 diberikan ke inkaso untuk persetujuan kredit

Lembar ke-2 untuk pertinggal langganan

Lembar ke-3 untuk arsip

2) Apabila order penjualan disetujui oleh inkasso, maka OSSA atau MR


akan menanyakan bagian gudang, apakah barang yang tersedia di
gudang cukup untuk memenuhi pesanan.
3) Inkasso dalam menentukan diterima tidaknya pesanan barang untuk
penjulan kredit yang tercatat dalam kartu piutang pelanggan.
4) Dengan disetujuinya permintaan barang secara kredit, maka OSSA
atau MR akan membuat delivery order sebanyak rangkap 5 (lima),
yaitu :

Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan

Lembar ke-2 untuk TSS

Lembar ke-3 untuk OSSA

Lembar ke-4 untuk Kasub logistik

Lembar ke-5 untuk di arsipkan

5) Berdasarkan delivery order yang diterima, maka staf logistik akan


mengeluarkan jenis dan jumlah barang tersebut.
6) Bersama dengan barang, delivery order lembar ke-1 dan ke-2 sebagai
surat jalan, dan lembar ke-2 sesudah ditandatangani oleh pelanggan
dikembalikan kepada TSS.
7) Sesuai dengan delivery order, bagian penjualan akan membuat faktur
penjualan rangkap 5 (lima) :

Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Lembar ke-2 untuk TSS sebagai bahan perbandingan dengan


delivery order yang ditandatangani pelanggan.

Lembar ke-3 untuk akuntansi.

Lembar ke-4 untuk OSSA.

Lembar ke-5 untuk diarsipkan.

8) Sesudah piutang ditagih oleh inkasso, maka dibuatlah bukti penagihan


3 (tiga) lembar, yaitu :

Lembar ke-1 diberikan ke pelanggan.

Lembar ke-2 untuk kasir bersamaan dengan uang hasil penagihan.

Lembar ke-3 untuk diarsipkan dengan nomor urut.

c. Perhitungan Fisik Persediaan Barang Dagangan


1) Staf logistik memberikan laporan fisik kepada kepala logistik dan
kepala logistik mengadakan perhitungan atas persediaan, kemudian
membuat ke laporan stock opname dan menandatanganinya lalu
menyerahkannya kepada komputer logistik pada tanggal yang telah
ditentukan.
2) Pada tanggal stock opname, komputer logistik mengeluarkan daftar
stock opname rangkap 2 (dua) dan menyerahkannya kepada kepala
bagian keuangan dan administrasi. Kepala bagain keuangan dan
administrasi beserta tim penghitung fisik melakukan perhitungan, lalu
menuliskan hasilnya ke dalam daftar perhitungan fisik persediaan,
kemudian menyerahkannya ke komputer logistik satu lembar dan satu
lembar lagi di arsipkan menurut tanggal.
3) Komputer logistik membandingkan laporan stock opname kabag K &
A yang dibandingkan juga dengan data di file komputer. Selain itu,

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

komputer logistik menghitung selisihnya lalu membuat laporan stock


opname dan menyerahkannya kepada pimpinan cabang. Pimpinan
cabang menandatangani laporan stock opname dan mengambil
tindakan untuk mengenakan biaya kepada Kabag logistik apabila
ditemukan pengurangan persediaan.

B. Analisis
1. Analisis Unsur-Unsur Pengendalian Intern Persediaan
a. Lingkungan Pengendalian Persediaan Barang Dagangan
Manajemen PT. Sabda Cipta Jaya menganggap bahwa lingkungan
pengendalian atas persediaan barang dagangan itu penting. Linkungan
pengendalian persediaan barang dagangan pada PT. Sabda Cipta Jaya akan di
analisa dan di evaluasi berdasarkan faktor-faktor yang menyusun lingkungan
pengendalian dari perusahaan.
1. Falsafah dan Gaya Manajemen Operasi
Falsafah manajemen yang diterapkan PT. Sabda Cipta Jaya dalam
melaksanakan transaksi penjualan barang dagangan sangat mendukung dalam
menciptakan lingkungan pengendalian yang memadai. Hal ini dapat dilihat
dengan adanya keseriusan manajemen perusahaan dalam mengutamakan
kepuasan perusahaan melalui one day service. Kondisi ini sangat penting
karena PT. Sabda Cipta Jaya merupakan perusahaan besar farmasi, sehingga
harus menciptakan hubungan bisnis yang baik dengan para langganannya.
Gaya operasi manajemen menekankan pentingnya laporan-laporan yang
menunjukkan informasi yang benar/wajar tentang transaksi yang berhubungan
dengan persediaan barang dagangan, baik laporan penjualan, laporan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

penerimaan barang, laporan stock opname dan laporan lainnya. Dalam hal ini
laporan-laporan tersebut dihasilkan melalui prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan serta sudah didukung oleh bukti-bukti kompeten yang cukup,
sehingga tercipta lingkungan pengendalian yang baik.
2. Struktur Organisasi
Stuktur organisasi perusahaan ini telah dirancang dan disusun dengan baik,
yaitu secara fungsional yang terdiri dari fungsi pemasaran, fungsi keuangan,
dan administrasi, dan fungsi logistik. Namun dari hasil pengamatan, penulis
menemukan kelemahan-kelemahan dalam pengendalian karena belum
mencerminkan adanya pemisahan fungsi operasi, fungsi pencatatan, dan
fungsi penyimpanan yang seharusnya, antara lain :

Kasir, yang memegang fungsi penerimaan kas juga berfungsi sebagai


pencatatan dan fungsi penyimpanan kas. Selain itu kasir juga berfungsi
sebagai pemegang petty cash untuk biaya-biaya kecil yang timbul
dalam perusahaan.

Perusahaan belum mempunyai fungsi khusus yang menangani


tanggung jawab terhadap seluruh pemrosesan data, yaitu fungsi
pengolahan data elektronik (PDE). Fungsi PDE dimasukkan dalam
fungsi keuangan dan administrasi, tetapi sebaiknya dilakukan
pemisahan fungsi antara fungsi perancang/ penyusun sistem dan
program, fungsi operasi pengolahan data, dan fungsi penyimpan
dokumen / data sistem informasi.

3. Komite Audit
Penulis tidak banyak memperoleh informasi mengenai masalah audit,
karena PT. Sabda Cipta Jaya Indah tidak mempunyai dewan komisaris dan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

komite audit. Dewan komisaris dan komite audit perusahaan ini berkedudukan
di kantor pusat, Jakarta. Namun kantor pusat akan mengirim tim audit untuk
mengadakan

pemeriksaaan

terhadap

pelaksanaan

pengendalian

intern

persediaan barang dagangan dengan cara meminta laporan rutin dari pihak
manajemen serta mengevaluasinya. Menurut penulis hal ini cukup memadai
karena PT. Sabda Cipta Jaya merupakan perpanjangan operasional dari suatu
satuan usaha PT. Sabda Cipta Jaya.
4. Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
Penetapan wewenang dan tanggung jawab dalam pengendalian persediaan
sudah cukup baik dilakukan oleh manajemen PT. Sabda Cipta Jaya. Kondisi
ini dapat dilihat dengan adanya pemisahan fungsi dan pendelegasian
wewenang kepada setiap anggota perusahaan sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya.
5. Metode Pengendalian Manajemen
Metode pengendalian manajemen oleh perusahaan dilakukan dengan
mengkombinasikan penggunaan rasio perputaran persediaan, pertimbangan
manajemen, dan analisa nilai terhadap masing-masing jenis persediaan barang
dagangan. Manajemen menetapkan kebijakan ini dengan memperhatikan
pertimbangkan atau keputusan manajemen bukan pengalaman masa lalu, serta
mengaitkannya dengan kemungkinan perubahan pasar pada masa yang akan
datang. Menurut penulis, metode pengendalian manajemen yang dilakukan
oleh perusahaan ini sudah cukup mendukung terciptanya lingkungan
pengendalian yang baik.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

6. Fungsi Audit Intern


Umumnya auditor internal di dalam suatu perusahaan mempunyai fungsi
untuk memantau efektivitas kebijaksanaan serta prosedur akuntansi yang
berkaitan dengan pengendalian persediaan barang dagangan. Secara teori,
keberadaan auditor internal harus independen dalam segala hal dan tanggung
jawab langsung kepada pimpinan perusahaan. Dalam hal ini PT.. Sabda Cipta
Jaya tidak memiliki auditor internal, namun peranan dan fungsi auditor
internal telah dirangkap oleh Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi.
Selain bertanggung jawab atas segala aktivitas yang berhubungan dengan
keuangan dan administrasi perusahaan, Kabag K dan A bertanggung jawab
dalam mengawasi setiap transaksi yang terjadi di perusahaan, serta mengawasi
dan memeriksa prosedur akuntansi yang dijalankan. Namun pada prakteknya
pengendalian ini belum terlaksana secara menyeluruh, khususnya pada bagianbagian lain, seperti fungsi pemasaran dan fungsi logistik, karena adanya
keterbatasan wewenang dari kepala bagian keuangan dan administrasi.
Menurut penulis, fungsi auditor internal tidak bisa dirangkap oleh kepala
bagian keuangan dan administrasi, karena hal ini tidak sesuai dengan prinsip
pengendalian intern yang baik.
7. Praktek dan Kebijakan Karyawan
Kebijakan dan prosedur staff dan kepegawaian di perusahaan ini telah
diterapkan cukup baik, hal ini memegang peranan yang penting bagi jalannya
pengawasan karena karyawan merupakan komponen yang penting dalam
pelaksanaan pengendalian intern perusahaan. Dalam hal ini perusahaan telah
menerapkan kebijakan perekrutan, pelatihan dan memberi penghargaan sesuai
dengan tanggung jawab setiap karyawan yang berprestasi. Kondisi seperti ini

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

sudah baik untuk membina kualitas karyawan yang jujur, terampil dan
memiliki loyalitas terhadap perusahaan.
8. Pengaruh Ekstern
Dalam membuat kebijaksanaan atas pengendalian persediaan barang
dagangan, PT. Sabda Cipta Jaya juga memperhatikan pengaruh-pengaruh dari
pihak eksternal. Pengaruh dari pihak eksternal dapat berupa peraturan
permerintah akan obat-obat tertentu yang dilarang beredar, serta adanya
pernyataan dari pihak pabrik (prinsipal) tentang obat tertentu yang dapat dijual
dengan resep dokter. Dalam hal ini perusahaan menugaskan supervisor produk
(SPOK) yang ahli dalam bidang obat untuk menganalisa dan memperhatikan
pengaruh eksternal tersebut. Menurut penulis tindakan yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan sudah cukup baik, untuk menjaga kredibilitas
perusahaan.

b. Penilaian Resiko
Penilaian resiko yang dilakukan oleh manajemen agar penyajian informasi
persediaan barang dagangan adalah wajar dan tepat waktu sudah cukup baik.
Manajemen telah mengenali dan mempelajari resiko-resiko yang ada, serta
membentuk

aktivitas-aktivitas

pengendalian

yang

diperlukan

untuk

menghadapi hal tersebut.


Penetuan resiko persediaan barang dagangan yang ada pada PT. Sabda Cipta
Jaya dilakukan atas pertimbangan produk farmasi yang masa pakainya sudah
lewat, sehingga mengakibatkan berkurangnya penjualan atau menimbulkan
kerugian bagi perusahaan, serta pertimbangan atas resiko sanksi hukum dari

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

pemerintah karena penjualan obat-obatan yang dilarang beredar. Hal ini akan
mengakibatkan kerugian secara materi dan merusak prestise perusahaan.
Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan mengadakan stok opname yang
memeriksa kebenaran / kewajaran jumlah dan masa pakai dari setiap produk
farmasi, supaya barang yang pertama masuk yang seharusnya pertama keluar,
sehingga resiko kadar luwarsa dapat diperkecil. Penugasan supervisor produk
(SPOK) juga dilakukan agar dapat mengurangi kerugian akibat penjualan obat
yang dilarang oleh pemerintah, serta dapat melayani penjualan obat yang
sesuai dengan resep dokter.
Menurut penulis manajemen cukup tanggap terhadap resiko-resiko yang
telah ditentukan dan perubahan-perubahan yang harus dilakukan untuk bisa
bersaing di era globalisasi ini, baik dari segi teknologi, sistem informasi,
peraturan dan standar baru yang harus diikuti. Dari segi teknologi informasi
perusahaan ini telah menerapkan sistem komputerisasi informasi akuntansi
dan keuangan, sedangkan dari segi peraturan, PT. Sabda Cipta Jaya bisa
menyesuaikan kebijakan penjualan produk farmasinya terhadap peraturan
pemerintah yang berlaku.

c. Informasi dan Komunikasi


Sistem informasi dan komunikasi yang dilakukan oleh PT. Sabda Cipta
Jaya sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari penyusunan prosedur yang
jelas di dalam perusahaan, termasuk dalam prosedur pengawasan persediaan
barang dagangan yang melibatkan beberapa fungsi terkait, dokumen dan
catatan yang diperlukan serta laporan yang dihasilkan dan pencatatan ke dalam
catatan akuntansi harus di dasarkan atas laporan sumber yang dilampiri

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

dengan dokumen pendukung yang lengkap yang telah diotorisasi oleh pihak
yang berwenang.

d. Aktivitas Pengendalian
1. Otorisasi transaksi
Otorisasi

atas

transakasi

dan

aktivitas

dilakukan

dengan

pembubuhan tanda tangan oleh orang yang berwenang pada dokumen


untuk transaksi tersebut, misalnya : laporan penerimaan barang dan
pengeluaran barang diotorisasi oleh Kabag logistik. Menurut penulis,
pemberian otorisasi atas transaksi dan aktivitas ini sudah cukup
memadai dalam melaksanakan pengendalian intern persediaan barang
dagangan.
2. Pemisahan tugas
PT. Sabda Cipta Jaya telah mengadakan pemisahan tugas yang
cukup pada setiap transaksi atau kegiatan yang berkaitan dengan
persediaan barang dagangan. Satu diantaranya adalah pada kegiatan
perhitungan fisik persediaan barang dagangan, dilihat bahwa ada
pembagian tugas yang jelas, yakni : melaporkan jumlah persediaan
barang dagangan gudang oleh Kasub Logistik, menghitung fisik
persediaan, yang terdiri dari Kabag logistik, Kabag K & A, pimpinan
cabang, dan beberapa petugas dari bagian logistik serta membuat
laporan fisik oleh komputer logistik.
3. Catatan akuntansi
PT. Sabda Cipta Jaya telah membuat dokumen-dokumen dan
catatan-catatan yang bertujuan untuk pengawasan persediaan, namun

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

dokumen-dokumen tersebut tidak mempunyai nomor urut tercetak.


Menurut penulis, tidak adanya nomor urut tercetak ini akan
melemahkan pengendalian intern pada perusahaan karena hal ini dapat
menyebabkan karyawan kurang berhati-hati atau kurang bertanggung
jawab dalam penggunaan formulir dan bukti transaksi lainnya lebih
dari satu kali.
4. Pengendalian akses
Perlindungan fisik atas persediaan barang dagangan pada
perusahaan ini sudah cukup memadai, yakni dengan tersedianya
gudang sebagai tempat penyimpanan dan dilengkapi dengan tabung
gas untuk menanggulangi bahaya kebakaran, serta dikunci oleh
pegawai logistik yang berwenang setelah jam kerja selesai.
Perlindungan fisik terhadap dokumen dan catatan juga telah memadai,
yaitu dengan tersedianya blinder map sebagai tempat penyimpanan
masing-masing

dokumen,

serta

membuat

kembali

dan

tetap

menyimpan catatan yang rusak baik dalam komputer maupun catatan


manual. Selain itu, perusahaan juga telah melakukan pengawasan fisik
terhadap komputer, yaitu dengan memilih jaringan komputer. Menurut
penulis, kebijakan perusahaan dalam mewujudkan pengawasan dan
perlindungan fisik terhadap persediaan dan catatan, serta aktiva
perusahaan sudah cukup memadai dalam mewujudkan pengendalian
intern yang baik.
5. Pengecekan independen atas pelaksanaan
Perusahaan ini telah melaksanakan pemisahan fungsi yang
berhubungan dengan pengawasan persediaan. Kebijakan perusahaan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

ini secara tidak langsung menciptakan suatu pengecekan yang


independen di antara bagian-bagian yang melakukan penjualan,
mengeluarkan barang, mengirimkan barang, yang mencatat, dan bagian
yang membuat faktur.

e. Pemantauan
Pemantauan dilakukan agar dapat membantu manajemen untuk
mengetahui ketidakefektifan pelaksanaan unsur-unsur pengendalian yang lain.
PT. Sabda Cipta Jaya melakukan pemantauan persediaan barang dagangan
dengan melakukan stok opname setiap bulannya untuk disesuaikan dengan
perkembangan permintaan konsumen, serta memperhatikan keluhan-keluhan
pelanggan. Evaluasi agar penyimpangan yang ditemukan juga merupakan
tanggapan yang baik dan mencerminkan adanya kesadaran akan pentingnya
pengendalian yang tertanam dalam diri manajemen. Jadi, secara tertulis
aktivitas pemantauan yang dilakukan sudah cukup baik dalam mendukung
terciptanya pengendalian intern yang memadai dalam perusahaan.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah menganalisis dan mengevaluasi sistem pengendalian intern atas
persediaan barang dagang pada PT. Sabda Cipta Jaya, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Struktur organisasi PT. Sabda Cipta Jaya berbentuk fungsional, yang terdiri
atas fungsi pemasaran, fungsi keuangan, dan administrasi, dan fungsi logistik.
Pembagian tugas-tugas ke dalam setiap bagian didasarkan fungsi-fungsi utama
yang dilaksanakan perusahaan. Namun hal ini belum mencerminkan adanya
prinsip pemisahan fungsi yang baik, yaitu pemisahan fungsi operasi, fungsi
pencatatan, dan fungsi penyimpanan.
2. PT. Sabda Cipta Jaya belum memiliki fungsi internal auditor, yaitu bagian
khusus yang secara independen melakukan pemeriksaan dan penilaian
terhadap pelaksanaan prosedur dan pencatatan yang ada dalam perusahaan.
Selama ini peranan dan fungsi tersebut telah dirangkap oleh Kepala Bagian
Keuangan dan Administrasi, yang pada dasarnya bertentangan dengan prinsip
pengendalian intern yang baik.
3. Penilaian resiko yang dilakukan oleh perusahaan atas persediaan barang
dagangan sudah cukup memadai. Hal ini terlihat dengan adanya penaksiran
resiko atas faktor kadarluarsa dari setiap produk farmasi yang dimiliki
perusahaan, serta menentukan resiko atas obat-obatan yang dilarang
pemerintah untuk dijual. Perusahaan juga telah membuat kebijaksanaan stock
opname secara rutin setiap bulan untuk mengatasi resiko persediaan tersebut.
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

4. Pelaksanaan informasi dan komunikasi atas persediaan barang dagangan


secara umum masih memadai untuk mendukung pengendalian intern. Fungsifungsi yang terlibat, prosedur-prosedur, dokumen dan catatan yang diperlukan
dibentuk dan dikoordinasikan sedemikian rupa agar informasi persediaan
barang dagangan yang wajar dapat dihasilkan dan dikomunikasikan setiap
hari.
5. Aktivitas pengendalian yang dilakukan terhadap pelaksanaan transaksi
penerimaan dan pengeluaran barang dagangan juga masih memadai.
Perusahaan telah melaksanakan pemisahan tugas yang jelas pada fungsi-fungsi
terkait. Setiap transaksi dan aktivitas perusahaan juga telah di otorisasi oleh
pegawai yang berwewenang, tetapi dokumen-dokumen yang digunakan dalam
setiap transaksi tersebut tidak mempunyai nomor urut tercetak sehingga belum
memadai dalam menciptakan aktivitas pengendalian terhadap persediaan
barang dagangan. Pengawasan fisik atas persediaan dan catatan, serta
pengecekan independen atas pelaksanaan kinerja perusahaan juga telah
memadai karena adanya kejelasan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.
6. Aktivitas pemantauan terhadap pengendalian intern persediaan barang
dangagan telah dilaksanakan oleh bagian logistik melalui kegiatan stock
opname secara periodik setiap bulannya. Hasil pemantauan yang dilakukan
oleh bagian logistik ini dilaporkan kepada pimpinan cabang untuk di evaluasi
kembali dan di follow up untuk lebih menciptakan pengendalian intern yang
memadai dalam perusahaan.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis berusaha memberikan saran kepada
PT. Sabda Cipta Jaya yang mungkin bermanfaat dalam mengatasi kelemahan yang
terdapat dalam sistem pengendalian intern atas persediaan barang dangang.
Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Pemisahan fungsi operasi, pencatatan, dan penyimpanan kas sebaiknya
dilakukan dengan memadai, dimana kasir hanya berfungsi sebagai
penyimpan kas perusahaan dan tidak boleh memiliki akses ke sistem
komputer untuk melakukan pencatatan terhadap penjualan barang dagangan.
2. Untuk menciptakan pengendalian intern yang memadai terhadap persediaan
perusahaan secara keseruluruhan sebaiknya perusahaan membentuk bagian
auditor internal agar dapat menyelidiki dan menilai efektivitas pelaksanaan
unsur-unsur pengendalian intern persediaan yang telah ditetapkan oleh
manajemen.
3. Kebijakan perusahaan dalam menentukan resiko persediaan barang
dagangan telah memadai dan harus semakin ditingkatkan dengan lebih
tanggap terhadap perubahan teknologi dan informasi, perubahan peraturan
pemerintah, serta penilaian resiko terhadap faktor kadarluarsa produk
farmasi. Hal ini dilakukan untuk menjaga kredibilitas PT. Sabda Cipta Jaya
yang harus berpacu dengan tingkat persaingan yang semakin ketat di era
globalisasi ini.
4. Pelaksanaan informasi dan komunikasi atas persediaan barang dagangan
telah memadai dan semakin ditingkatkan dengan lebih mengefektifkan
pengkoordinasian fungsi-fungsi yang terkait, prosedur-prosedur, dokumendokumen, dan catatan yang diperlukan dalam semua transaksi persediaan

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

barang dagangan. Disamping itu, perusahaan juga perlu meningkatkan


keefektifan penggunaan jaringan komputer sebagai sarana pengolahan data
elektronik perusahaan agar

lebih akurat

dan tepat

waktu dalam

mengkomunikasikan informasi yang wajar mengenai persediaan barang


dagangan.
5. Aktivitas pengendalian terhadap persediaan barang dagangan yang meliputi
pemisahan tugas yang jelas pada setiap fungsi terkait dan otorisasi yang
pantas atas setiap transaksi dan aktivitas agar dipertahankan karena sangat
berpengaruh terhadap pengecekan secara independen atas pelaksanaan
kinerja perusahaan. Namun perusahaan sebaiknya membuat dokumendokumen yang bernomor urut tercetak agar dapat menghindari resiko
penggunaan formulir secara tidak bertanggung jawab oleh karyawan dan
menghindari kemungkinan adanya kesilapan dalam pencatatan transaksi,
sehingga mendukung terciptanya pengendalian intern yang lebih baik lagi
dimasa yang akan datang.
6. Aktivitas pemantauan terhadap pengendalian persediaan barang dagangan
yang dilaksanakan oleh Kabag Logistik melalui stock opname secara
periodic adalah sudah cukup memadai, namun sebaiknya ditingkatkan lagi
dengan membentuk fungsi internal auditor agar lebih efektif dalam
memantau pelaksanaan pengendalian intern persediaan barang dagangan PT.
Sabda Cipta Jaya.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., dan James K. Loebbecke. 2000. Auditing An Integrated Approach,
Eighth, Prentice-Hall International, Inc, New York.
Bodnar, George H., dan William S. Hopwood. 2003. Sistem Informasi Akuntansi,
Edisi Kedelapan, PT. Indeks Kelompok, Gramedia, Jakarta.
Boyton, William C., dan Walker G. Kell. 2002. Modern Auditing, Edisi Ketujuh,
Erlangga, Jakarta.
Daft, L. Richard. 2007. Manajemen. Edisi Keenam, Salemba 4, Jakarta.
Erlina, Sri Mulyani. 2007. Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Terbitan Pertama, USU Press, Medan.
Hall, James A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Salemba Empat,
Jakarta.
Hansen, Don R dan Marynne M. Mowen. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Tujuh,
Salemba Empat, Jakarta.
Indrayani, 2005. Perencanaan dan Pengawasan Bahan Baku Pada PT. Serasi Jaya
Tebing Tinggi. Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat, Salemba Empat,
Jakarta.
______. 2008. Auditing, Edisi Keenam, Buku Satu dan Dua, Salemba Empat, Jakarta.
Prasetyo, Hari dan Nugroho, Munajat tri dan Pujiati, Asti. 2006. Pengembangan
Model Persediaan Dengan Mempertimbangkan Waktu Kadaluarsa dan Faktor
Unit Diskon, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Volume 4 No.3, Universitas
Muhammadyah, Surakarta.
Santy, 2005. Analisis Aktivitas Pengendalian Intern Pada PT. Cemara Cahaya
Gemilang. Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Medan.
Singleton, Hall. 2007. Information Technology Auditing and Assurance. Edisi Kedua,
Salemba Empat, Jakarta.
Stice dan Skousen. 2009. Akuntansi Intermediate. Edisi Keenam Belas, Buku 1,
Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2006. Statiska Untuk Penelitian, Cetakan Sembila, CV Alfabeta, Bandung.
Warren S. Carl, James M. Reeve dan Philip E. Fees. 2005. Pengantar Akuntansi.
Edisi 21. Salemba Empat, Jakarta.
Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Fakultas Ekonomi USU. 2004. Buku Petunjuk Teknis Penulisan Proposal Penelitian
dan Penulisan Skripsi, Medan.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesi Akuntan Publik, Salemba Empat,
Jakarta.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Tengku Nurmailiza : Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Sabda Cipta Jaya, 2010.

Anda mungkin juga menyukai