b. bahwa
Mengingat :
6. Undang-Undang Nomor
25
Tahun
2007 tentang
Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4274);
7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4756);
8. Undang-Undang
Nomor
11
Tahun
2009
tentang
Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
9. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2011, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
10. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5492);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah,
Pemerintahan
Daerah
Provinsi,
Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Inddonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan
Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5305);
15. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun
2008 tentang Pembagian Urusan Yang Menjadi Urusan
Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor
14);
BAB II
ASAS, MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
TJSLP diselenggarakan berdasarkan asas:
a. kesetiakawanan;
b. keadilan;
c. kemanfaatan;
d. keterpaduan;
e. kemitraan;
f. keterbukaan;
g. akuntabilitas;
h. partisipasi;
i. profesionalitas;
j. berwawasan lingkungan;dan
k. keberlanjutan.
Pasal 3
Maksud TJSLP untuk:
a. meningkatkan kesadaran Perusahaan terhadap pelaksanaan TJSLP di
wilayah Daerah;
b. memenuhi perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat mengenai
TJSLP;
c. menguatkan pengaturan TJSLP yang telah diatur dalam berbagai peraturan
perundang-undangan sesuai dengan bidang kegiatan usaha Perusahaan
yang bersangkutan; dan
d. memberikan arahan kepada perusahaan atas pelaksanaan Program TJSLP
agar sesuai dengan program pembangunan Daerah yang berkelanjutan.
Pasal 4
Tujuan TJSLP adalah :
a. mewujudkan kepastian hukum bagi Perusahaan
dalam pelaksanaan
TJSLP;
b. meningkatkan kualitas kehidupan dan kelestarian lingkungan yang
bermanfaat bagi Perusahaan, Masyarakat, Pemerintah Daerah dan pihakpihak terkait dengan operasional perusahaan diseluruh wilayah Daerah;
dan
c. terjalinnya hubungan Perusahaan dengan Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Kabupaten/Kota serta masyarakat.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 5
(1) Ruang lingkup TJSLP meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan, pelaporan, dan pembinaan.
(2)
Paragraf 2
Kemitraan dan Bina Lingkungan
Pasal 9
Program kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b
merupakan program TJSLP yang bertujuan menumbuhkan, meningkatkan dan
membina usaha mikro, kecil dan menengah untuk mendukung kemandirian
unit usaha masyarakat di wilayah masyarakat sasaran.
Pasal 10
Program Bina Lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf
c merupakan program TJSLP yang bertujuan untuk pemberdayaan dan
perbaikan kondisi sosial masyarakat di wilayah masyarakat sasaran.
Paragraf 3
Sumbangan atau Donasi
Pasal 11
(1)
(2)
j. pendampingan Umum;dan
k. bidang lainnya yang secara nyata memberikan dampak peningkatan
Pasal 21
Energi baru terbarukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf h
merupakan bidang TJSLP dalam bentuk bantuan pelayanan dan/atau fasilitasi
yang diberikan dalam bentuk uang, barang dan/atau fasilitas kepada
masyarakat untuk pengembangan energi baru terbarukan lokal menuju
kedaulatan dan kemandirian energi.
Pasal 22
Kedaruratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf i merupakan
bantuan yang dapat diberikan dalam bentuk uang, barang dan/atau fasilitas
secara langsung kepada masyarakat sebagai akibat atau peristiwa tertentu,.
Pasal 23
Bidang Pendampingan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf j
merupakan bidang TJSLP dalam bentuk bantuan pendampingan, pelatihan
atau pembimbingan kepada masyarakat guna menyelesaikan persoalan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bagian Keempat
Perusahaan Pelaksana TJSLP
Pasal 24
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Bagian Keli`ma
Mekanisme Pelaksanaan TJSLP
Pasal 25
(1) Pelaksanaan TJSLP dilakukan sesuai mekanisme dan prosedur yang
ditentukan oleh FTJSLP.
(2) Mekanisme dan prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. penyusunan rencana dan menentukan program TJSLP bersama FTJSLP;
b. penandatanganan naskah kerjasama program TJSLP apabila melibatkan
Pihak Ketiga;
c. pelaksanaan program TJSLP;
d. monitoring dan evaluasi program TJSLP bersama FTJSLP;
e. pelaporan hasil pelaksanaan program TJSLP kepada FTJSLP.
(3) Semua tahapan dalam mekanisme dan prosedur sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan secara koordinatif antara Perusahaan dengan
FTJSLP paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.
Bagian Keenam
Cara Penerapan TJSLP
Pasal 26
Pelaksanaan TJSLP dapat dilakukan oleh Perusahaan dengan cara:
a. Langsung;
b. Tidak langsung;
c. Kerjasama dengan pihak lain.
Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut mengenai teknis pelaksanaan TJSLP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 diatur dengan Peraturan Gubernur.
BAB V
FORUM TANGGUNG JAWAB SOSIAL
DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Pasal 28
Untuk membantu Gubernur sesuai dengan lingkup kewenangannya dalam
mengoptimalkan pelaksanaan TJSLP dibentuk FTJSLP.
Pasal 29
FTJSLP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 bertujuan mengkoordinasikan,
dan mensinergikan potensi perusahaan, asosiasi pengusaha, perguruan tinggi,
dan masyarakat dalam mengoptimalkan pelaksanaan TJSLP.
Pasal 30
FTJSLP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 bertugas:
a. membangun kemitraan dengan Perusahaan
mendukung keberhasilan pelaksanaan TJSLP;
dan
masyarakat
dalam
(2)
(3)
FTJSLP terdiri dari unsur dipimpin oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa
Tengah, dan dilengkapi unsur SKPD terkait, Perusahaan, Masyarakat,
Asosiasi Pengusaha, serta Perguruan Tinggi.
Pembentukan FTJSLP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur.
Anggaran FTJSLP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 berasal dari:
a. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah; dan/atau
b. Sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
Pasal 32
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 42
(1) Program TJSLP yang sedang dilaksanakan tetap dilaksanakan sesuai
dengan rencana kegiatan dan anggarannya.
(2) Program TJSLP yang belum dilaksanakan oleh Perusahaan dilaksanakan
sesuai ketentuan Peraturan Daerah ini.
Pasal 43
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota di Daerah yang mengatur TJSLP mengacu
pada Peraturan Daerah ini.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 44
Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus ditetapkan paling
lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
Pasal 45
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah.
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal
GUBERNUR JAWA TENGAH,
GANJAR PRANOWO
Diundangkan di Semarang pada tanggal
Plt. SEKRETARIS DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH,
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR TAHUN 2014
TENTANG
TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGANPERUSAHAAN
I.
UMUM
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) adalah
tanggung jawab yang melekat pada setiap Perusahaan untuk tetap
menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan
lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat. TJSLP dalam
kenyataannya telah dilaksanakan oleh Perusahaan di wilayah Provinsi
Jawa Tengah.
Berbagai Peraturan Perundang-undangan mengatur TJSLP merupakan
kewajiban Perusahaan. Perusahaan yang tidak melaksanakan TJSLP
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan,
dan Perusahaan yang patuh dalam melaksanakannya dapat diberikan
pengahargaan.
TJSLP merupakan potensi dan sumber dayadalam pembangunan daerah
di Provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, sebagai potensi dan sumber
daya perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah.
Maksud Peraturan Daerah itu adalah untuk meningkatkan kesadaran
Perusahaan terhadap pelaksanaan TJSLP di wilayah Daerah; memenuhi
perkembangan kebutuhan hukum dalam masyarakat mengenai TJSLP;
dan menguatkan pengaturan TJSLP yang telah diatur dalam berbagai
Peraturan Perundang-undangan sesuai dengan bidang kegiatan usaha
Perusahaan yang bersangkutan. Adapun tujuan Peraturan Daerah ini
adalah mewujudkan pembangunan ekonomi Daerah berkelanjutan guna
meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi
masyarakat dan/atau komunitas setempat pada umumnya maupun
Perusahaan;mewujudkan
pembangunan bidang sosial; meningkatkan
kualitas kehidupan dan kelestarian lingkungan yang bermanfaat bagi
masyarakat, mewujudkan kepastian hukum bagi Perusahaan dalam
pelaksanaan TJSLP; dan terjalinnya hubungan Perusahaan dengan
Pemerintah Daerah dan masyarakat yang serasi, seimbang, dan sesuai
dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.
Secara umum Peraturan Daerah ini memuat materi pokok yang disusun
secara sistematis sebagai berikut: Ketentuan Umum, Maksud Dan
Tujuan,Ruang Lingkup, Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
Perusahaan, Hak Dan Kewajiban Perusahaan, Rencana Kerja Tahunan
Perusahaan, Tata cara Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan
Lingkungan Perusahaan, Penghargaan, Peran Serta Masyarakat,
Pengawasan dan Pengendalian, Pembinaan dan Pelaporan, Ketentuan
Peralihan, danKetentuan Penutup.
Huruf i
Yang dimaksud dengan asas profesionalitas adalah dalam setiap
TJSLP kepada masyarakat agar
dilandasi
dengan
profesionalisme sesuai dengan lingkup tugasnya dan dilaksanakan
seoptimal mungkin.
Huruf j
Yang dimaksud dengan "asas berwawasan lingkungan" adalah
bahwa pelaksanaan TJSP dilakukan dengan tetap memperhatikan
dan mengutamakan perlindungan dan pemeliharaan lingkungan
hidup.
Huruf k
Yang dimaksud dengan asas keberlanjutan adalah dalam
penyelenggaraan TJSLP dilaksanakan secara berkesinambungan.
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15.
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Yang dimaksud dengan peristiwa tertentu misalnya bencana alam atau
wabah penyakit.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan kekayaan bersih adalah hasil
pengurangan total nilai kekayaan usaha (aset) dengan total nilai
kewajiban, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Huruf a
Yang dimaksud dengan pelaskanaan TJSLP secara langsung yaitu
pelaksanaan TSJP yang dilakukan oleh perusahaan sendiri engan
membentuk devisi khusus untuk melaskanakan TJSP.
Huruf b
Yang dimaksud dengan pelaskanaan TJSLP secara tidak langsung
yaitu pelaksanaan TSJP yang diserahkan oleh perusahaan kepada
badan lain atau pihak ketiga yang mempunyai fungsi dan tujuan
memperhatikan persoalan sosial dan pelestarian lingkungan
seperti Lembaga Swadaya Masayarakat atau Yayasan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan pelaskanaan TJSLP dengan cara
membangun kerjasama yaitu pelaksanaan TSJP yang dilakukan
oleh perusahaan melalui kerjasama dengan badan lain atau pihak
ketiga yang mempunyai fungsi dan tujuan memperhatikan
persoalan sosial dan pelestarian lingkungan seperti Lembaga
Swadaya Masayarakat atau Yayasan.
Pasal 27
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Cukup jelas.
Pasal 35
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.