Anda di halaman 1dari 7

A.

Definisi

Diabetes insipidus adalah penyakit yang ditandai oleh penurunan produksi, sekresi atau fungsi ADH. Istilah
diabetes insipidus berhubungan dengan kualitas dan kuantitas urin (Corwin, Elizabet J, 2009).
Diabetes insipidus merupakan gangguan metabolisme air yang disebabkan oleh defisiensi vasopresin (juga
dikenal dengan hormon ADH) yang bersikulasi atau oleh resistensi ginjal terhadap hormon ini ( William dan
Wilkins, 2011).
Diabetes insipidus adalah gangguan dari metabolisme air. Hal ini berarti air atau cairan yang diminum dengan
cairan yang dikeluarkan tidak seimbang. Diabetes insipidus bisa disebabkan karena kekurangan vasopresin
(ADH) atau tidak beresponsnya atau resistensi hormon ADH ini didalam tubuh (Bethesda, MD, 2006).
B.

Klasifikasi

Menurut Bethesda, MD (2006) diabetes insipidus di klasifikasikan sebagai berikut :


1.

Diabetes insipidus kranial atau central

Diabetes jenis ini adalah jenis yang paling umum dari diabetes insipidus dan disebabkan oleh tingkat ADH
yang rendah. Diabetes insipidus central biasanya disebabkan karena penyakit, gangguan atau cedera yang
melibatkan kelenjar pituitari atau hipotalamus. Diabetes ini bisa juga disebabkan oleh tumor, pembedahan
saraf, infeksi atau perdarahan yang mempengaruhi kemampuan otak untuk mensekresikan vasopresin. Pada
pasien dengan gangguan ini tingkat ADH tidak cukup tinggi untuk mencegah ginjal mensekresi air dalam
jumlah besar.
2.

Diabetes insipidus nefrogenik

Diabetes insipidus nefrogenik terjadi ketika kadar ADH dalam tubuh memadai tetapi ginjal tidak menanggapi
hormon dengan benar. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh saluran air yang abnormal ( aquaporins ) di ginjal,
gangguan metabolisme seperti hiperglikemia , atau dengan obat-obat yang mengurangi ekspresi aquaporins
seperti lithium digunakan untuk mengobati gangguan jiwa bipolar.

C.

Etiologi

Menurut William dan Wilkins (2011) etiologi dari diabetes insipidus sebagai berikut :
1.

Fraktur tengkorak atau trauma kepala yang merusak struktur neurohipofiseal

2.

Penyakit granulomatosa

3.

Hipofisektomi atau pembedahan saraf lainnya

4.

Indiopatik

5.

Infeksi atau perdarahan pada otak

6.

Lesi neoplastik atau metastatik intrakranial

7.

Lesi vaskular

D.

Manifestasi Klinis

Menurut William dan Wilkins (2011) etiologi dari diabetes insipidus sebagai berikut :

1.

Poliuria

2.

Nokturia

3.

Polidipsi

E.

Patofisiologi

Tanpa kerja vasopresin pada nefron distal ginjal, maka akan terjadi pengeluaran urin yang sangat encer seperti
air dengan berat jenis 1,001 hingga 1,005 dalam jumlah yang sangat besar setiap harinya. Urin tersebut tidak
mengandung zat-zat yang biasanya terkandung didalamnya seperti glukosa dan albumin. Karena rasa haus
yang luar biasa pasien cenderung minum 4 hingga 40 liter perhari dengan gejala khas ingin minum air dingin
(Brunner dan Suddart, 2002).
Penyakit ini tidak dapat dikendalikan dengan membatasi asupan cairan, karena kehilangan urin dalam jumlah
besar akan terus-menerus terjadi sekalipun tidak dilakukan penggantian cairan. Upaya-upaya untuk
membatasi asupan cairan akan membuat pasien tersiksa oleh keinginan minum yang luar biasa disamping
akan menimbulkan hipernatremia dan dehidrasi berat (Brunner dan Suddart, 2002).

F.

Pathway

Dx. Kekurangan Volume Cairan

Dx. Gangguan Pola Tidur

Dx.Resiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

G.

Komplikasi

Dehidrasi berat dapat terjadi apabila tidak tersedia air minum dalam jumlah besar (Corwin, Elizabet J, 2009).

H.

Penatalaksanaan

Menurut Corwin, Elizabet J (2009) penatalaksanaan dari pasien diabetes insipidus sebagai berikut :
1.
Obat-obatan yang cara kerjanya menyerupai ADH. Obat yang paling sering digunakan adalah
demopresin, diberikan sebelumnya hanya sebagai nasal spray untuk digunakan dirumah.
2.
Untuk diabetes insipidus nefrogenik, diberikan diuretik tiazid. Obat ini bekerja dengan cara menurunkan
laju filtrasi glomerulus sehingga memungkinkan peningkatan jumlah cairan untuk direabsorpsi ditubulus
proximal.
I.

Pengkajian

1.

Identitas, berisi data demografi pasien

2.

Keluhan utama : sering pipis

3.

Riwayat kesehatan sekarang : sering minum, perut terasa penuh dan anoreksia

4.

Riwayat kesehatan yang lalu : pernah mengalami cedera kepala atau memiliki riwayat infeksi di kepala

5.

Pola minum : frekuensi sering, jumlah air yang diminum sekitar 4-40liter perhari

6.

Berat badan satu bulan terakhir menurun

7.

Pola tidur : sering terbangun untuk pipis

J.

Pemeriksaan Fisik

1.

Nadi cepat, bisa terjadi hipotensi

2.

Inspeksi : Turgor kulit buruk, mukosa bibir kering

3.

Palpasi : Distensi vesika urinaria

4.

Perkusi : pembesaran vesika urinaria karena penuh dengan urin

5.

Auskultasi : suara jantung normal, dapat mengalami percepatan irama

K.

Pemeriksaan Penunjang

1.
Pemeriksaan darah yang mengukur kadar ADH dengan peningkatan osmolalitas plasma dan
hipernatremia (Corwin, Elizabet J, 2009)
2.
Urianalisis memperhatikan urin yang nyaris tidak berwarna dan memiliki osmolalitas rendah ( 50200mOsm/kg berupa air, sedangkan plasma kurang dari jumlah tersebut) dan gravitasi spesifik yang rendah
( William dan Wilkins, 2011).
3.
Uji kehilangan air (uji dehidrasi) diperlukan untuk membuktikan defisiensi vasopresin, yang
menyebabkan ginjal tidak mampu menghimpun urin ( William dan Wilkins, 2011)
L.

Diagnosa Keperawatan

a.

Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

b.

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh faktor resiko faktor biologis (anoreksia)

c.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan (nokturia)

Daftar Pustaka

Bethesda, MD. 2009. Diabetes Insipidus. Clinical Center, National Institute of Health.
Brenda dan Suzanne 2012, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner and
Suddarth. Vol 2 E/8.
EGC. Jakarta.
Corwin, Elizabet J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Jakarta : EGC.
Doenges, ME. 2002, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk Perencanaan
dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3. Jakarta : EGC.


Herdman TH. 2013. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson.2005. Patofisiologi : Konsep Klinis ProsesProses Penyakit,
Edisi 6, Vol 2. Jakarta : EGC.
William dan Wilkins. 2011. Nursing : Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta :
PT Indeks.

Anda mungkin juga menyukai