2011
2. Etiologi
Sirkulasi paru biasanya adalah sirkulasi bertekanan dengan resistensi rendah, yang
menyebabkan adalah :
1. Peningkatan aliran darah paru yang berkepanjangan
Jika volume darah di alirkan ke paru terlalu banyak akan terjadi peningkatan aliran darah
paru.
2. Peningkatan resistensi paru terhadap aliran darah
Keadaan yang menimbulkan resistensi tinggi antara lain adalah fibrosis (jaringan parut) paru
dan perubahan struktur paru yang menyertai penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Vasokontriksi hipoksik paru kronis
3. Hambatan aliran keluar vaskuler paru
Kondisi ini terjadi pada gagal jantung kiri karena darah terperangkap disisi kiri jantung,
mengahadang jalannya aliran keluar paru. Penyebab lain adalah stenosis atau inkompetensi
katup aorta atau mitral yang juga mengganggu aliran darah meninggalkan jantung.
(Elizabeth J. Corwin 2002;hal 536,537)
PATHWAY
Wilson & Thompson 1993; Hal 133)
4. Komplikasi
1. Kor pulmonal akibat penyakit paru kronik
2. Edema paru karena gaya hidrostatik kapiler yang mendorong filtrasi akan meningkat
(Elizabeth J. corwin 2002; Hal 537)
5. Gejala klinik
1. Dispnea adalah gejala utama hipertensi paru, terjadi saat malakukan aktifitas dan berakhir
saat istirahat.
2. Nyeri dada substernal juga umum menyerang 25% - 50% pasien
3. Kelemahan
4. Mudah merasa letih
5. Sinkop
6. Tanda tanda gagal jantung kanan (edema perifer, asites, murmur jantung)
7. Perubahan elektrokardiografi menunjukan hipertrofi ventrikel kanan, penyimpangan aksis
kanan, dfan gelombang P dengan puncak yang tinggi pada lead inferior, dan PaO 2 yang
menurun (hipoksemia). (Smeltser & Bare 2002; Hal 618)
Pemeriksaan Hasil
X-ray dada Terlihat Paru-paru normal
Pembesaran pembuluh paru utama; cabang paru
mungkin lancip cepat menunjukkan penurunan
vaskularisasi perifer dari ketiga bidang paru-paru
Uji laboratorium
ABGS PaO2 <80 mmHg
PaCO2 dapat meningkat atau menurun tergantung
pada penyebab hipertensi paru
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian keperawatan
1. Pernapasan
Dyspnea pada tenaga dan beristirahat
Crackles, penurunan suara nafas di pinggiran
Cianosis
Takipnea
2. Kardiovaskular
Pusing, sinkop, sakit dada prekordial
Terjadi penutupan katub pulmonal (S2) saat di tekan
Murmur dari insufficienchy trikuspid, insufficienchy pulmonal, atau obstruksi pulmonal saat
di dengar
Peripheral edema
Ada edema
Pembengkakan vena jugularis
3. Psikososial
Kekhawatiran, rasa takut
(Wilson& Thompson, 1990. Hal 149)
2. Diagnosa keperawatan
7. Penyedia
dukungan.
8. Pengunjung
dapat
meningkatkan
kecemasan
Keputusasaan Goal : klien tidak 1. Wawancara pasien
1. Untuk
berhubungan merasa putus asa untuk menentukan mengetahui
dengan selama dalam persepsi pasien. keadaan pasien
prognosis perawatan dan menentukan
buruk penyakit Objectife : klien akan rencana
menerima keadaan 2. Amati pasien apatis, intervensi apa
penyakitnya selama putus asa, yang akan di
dalam perawatan keraguan, berikan
Outcomes ; dalam kehilangan minat,
2. Menegtahui
waktu 2 x 24 jam kehilangan adanya tanda
perawatan klien : Tidak kesenangan, keputusasaan
tampak sedih dan negativisme,
dapat menerima sakit kesedihan.
yang di derita 3. motivasi pasien
untuk
mengungkapkan
frustrasi, ketakutan,
3. Mengurangi
kemarahan, dan / frustasi
atau depresi
4. bantu pasien untuk
mempertahankan
identitas
5. dorong pasien untuk
4. Memusatkan
tidak menuntut pikiran dan
fasilitas yang harapan yang
berlebihan pada positif
diri. 5. Fasilitas yang
berlebihan dan
tidak terpenuhi
6. Diskusi Memberikan maka akan
dukungan. meningkatakan
kegelisahan
7. bantu pasien untuk
6. Pasien tidak
mengidentifikasikan merasa asing dan
peristiwa yang mempunyai
menyebabkan semangat
keputusaasaan 7. Membantu pasien
8. bantu pasien untuk dalam
mengidentifikasi menghilangkn
alternatif untuk rasa
menangani keputusasan
peristiwa yang
menyebabkan
keputusasaan. 8. Membantu dalam
9. Berikan penanganan
konsekuensi mengatasi rasa
alternatif yang keputusasaan
diidentifikasi
beserta solusi.
9. Membantu
mengatasi
masalah
Wilson & Thompson 1993
2. Tindakan keperawatan
Tindakan keperawatan di lakukan degan mengacu pada rencana indakan/intervensi
keperawatan yang telah di tetapkan/dibuat.
3. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan di lakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah teratasi,
tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi.
4. Pendidikan pasien
1. Ajarkan pasien teknik pernapasan adaptif
2. Ajarkan pasien pentingnya obat yang diresepkan seperti vasodilator - nama, dosis, tujuan,
waktu pemberian, dan efek samping.
3. Menginformasikan pasien bahwa perubahan dalam status kesehatan harus dilaporkan
kepada penyedia layanan kesehatan (perawat), indikator perubahan mungkin termasuk
perubahan karakteristik warna dahak, penurunan toleransi aktivitas, peningkatan batuk atau
dada, bising bernapas basah, edema pada pergelangan kaki .
4. Ajarkan pasien teknik relaksasi dan teknik pengurangan stres.
(Wilson & Thompson 1993; Hal 153)
Daftar pustaka
Wilson, S & Thompson, J (1993); Respiratory Disorders, Mosby year Dook, St. Louis
Brunner & Suddarth (2006); Keperawatan Medical Bedah, EGC, Jakarta
Corwin J. Elizabeth (2002); Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3, EGC, Jakarta
Daly V. & Gawenda (1996); Manual of Medical Nursing, Little Brown, USA