Ketua
: Ermila susanti
Sekretaris
Anggota
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH (LBM 4)
Klien Ny.W 40 tahun dating ke RSJ dengan keluhan mendengar suara-suara
dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ad, tertawa sendiri, berbicara
sendiri dengan keras tanpa memperdulikan sekelilingnya. Perawat mengkaji
genogram, gejala positif dan negative klien dengan metoda Bleurs 4 As,
perawat berupaya untuk merencanakan keterampilan dan perangkat kehidupan
setelah kembali ke masyarakat dan melatih klien agar mampu menjahit selama
di Ruang Rehabilitasi.
B. TUGAS MAHASISWA
Membuat sebnanyak mungkin pertanyaan yang timbul setelah menganalisi LBM
tersebut diatas.
C. CARA BELAJAR
1. Menerapkan metode SEVEN JUMP.
2. Diskusi kelompok tanpa tutor untuk mengidentifikasi pertanyaan teori,
sumber belajar, dan pertanyaan praktik.
3. Diskusi kelompok dengan tutor untuk mengkonfirmasikan sumber
sumber belajar dan alternative jawaban.
4. Konsultasi untuk memperdalam pemahaman.
5. Lecture dan atau hand-out.
BAB 2
METODE SEVEN JUMP
A. JUMP 1 : IDENTIFIKASI MASALAH
1. Metoda bluers : memori di organisasikan menjadi unit unit data, yang
disebut record. Akses dibuat dalam bentuk urutan linier yang spesifik.
Informasi pengalamatan dipakai untuk memisahkan record-record dan
untuk membantu proses pencarian. Mekanisme baca/tulis digunakan
secara bersama ( shared read/write mechanism), dengan cara berjalan
menuju lokasi yang diinginkan untuk mengeluarkanm record.
2. Ruang rehabilitasi : suatu bentuk pelayanan kesehatan yang terpadu
dengan pendekatan medik, psikososial, edukasional, vokasional untuk
mencapai kemampuan fungsionalsemaksimal mungkin.
3. RSJ : rumah sakit khus untuk keperawatan gannguan mental serius.
4. Genogram : suatu alat bantu berupa peta ( visual map ) dari silsilahkeluarga
pasien yang berguna bagi pemberian layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan
antara anggota keluarga.
B. JUMP 2 : ANALISA DATA
Ny.W 40 tahun datang ke RSJ datang dengan keluhan mendengar suarasuara dan melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada, tertawa sendiri,
kehidupan
Setelah kembali ke masyarakat dan melatih klien agar mampu selama di
ruang rehabilitasi
Diagnosa Medis : SKIZOPRENIA
C. JUMP 3 : ANALISIS MASALAH
1. Ada berapa macamkah jenis Skizofrenia ?
a. Skizofrenia Simplek
Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
3
Skizofrenia Residual
Keadaan Skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas
adanya gejala-gejala sekunder.Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali
serangan Skizofrenia.
mengetahui
alasan
mengapa
penderita
berhenti
minum
prilaku
yang
sangat
kacau
termasuk
ketidakmampuan
dengan
fasilitas
perawatan
termasuk
keluarga
pasien.Pusat
4.
merupakan
suatu
efek
samping
yang
6. Apa yang harus dilakukan bila ada anggota keluarga yang menderita
skizofrenia?
a. Hindari penyalahgunaan obat-obatan terlarang, terutama pada masa
remaja
b. Hindari paparan terhadap berbagai zat kimia yang beracun bagi
perkembangan otak
c. Batasi konsumsi minuman beralkohol
d. Hindari kejadian traumatis atau kekerasan fisik maupun seksual. Jika
Anda mengalami kekerasan dalam hubungan Anda dengan pasangan
atau mengalami suatu kejadian traumatis, segera cari pertolongan
e. Jalinlah hubungan dan komunikasi dengan orang lain di sekitar Anda
karena dukungan sosial dapat membantu mengurangi stress, mencegah
7
Anda merasa kesepian dan tidak berharga, serta membuat Anda tetap
sibuk
f.
Belajar mengatasi rasa stress yang Anda alami. Stress kronik dan rasa
cemas dapat berdampak buruk pada kesehatan Anda, baik kesehatan
fisik maupun mental
hubungan
keluarga
dekat.
Penelitian
terhadap
anak
kembar
Prognosis Baik
Prognosis Buruk
Onset lambat
Onset muda
T
idak ada factor pencetus
Onset akut
Riwayat
social
dan
pekerjaan
baik
Prilaku menarik diri atau autistic
Gejala
gangguan
(terutama
mood
gangguan
depresif)
T
idak
menikah,
bercerai
atau
janda/ duda
Menikah
Gejala negatif
mood
Sistem pendukung yang baik
Gejala positif
T
anda dan gejala neurologist
Riwayat trauma perinatal
T
idak ada remisi dalam 3 tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
10
SKIZOFRENIA
Jawaban :
RENTANG RESPON SKIZOFRENIA
dan
transmisi
serta
ekspresi
yang
tidak
diketahui.
Dengan
ketimpangan
adaptasi
dari
pandangan
evolusi.
Satu
teori
gangguan
kepribadian
skizotipik.
Skizofrenia
sering
ditemukan
Waham
Halusinasi
gangguan
psikotik
singkat,
dan
berbagai
kondisi
dapat
Sekitar
15
16. Apakah Seseorang dengan sejarah skizofrenia dalam keluarga bisa mengalami
skizofrenia ?
Bisa karena Seseorang dengan sejarah skizofrenia dalam keluarga yang
menderita psikosis transien atau pembatasan diri memiliki kemungkinan 20
40% untuk didiagnosis satu tahun kemudian.
17. Apakah bisa penyakit skizofrenia (berat maupun ringan) di sembuhkan? dan
kalau bisa di sembuh kan, apa obat nya?
Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim, dengan ciri hilangnya
perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan
antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (waham/keyakinan yang
salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Sebagai suatu sindrom, pendekatan skizofrenia harus dilakukan secara
holistik dengan melibatkan aspek psikososial, psikodinamik, genetik,
farmakologi, dan lain-lain.
Terdapat beberapa faktor yang dapat mengambil peran sebagai faktor resiko
penyebab gangguan tersebut muncul,
Stress lingkungan
16
Namun bukan berarti gangguan ini tidak dapat disembuhkan, ada beberapa
cara untuk menyembuhkan penderita. Pengobatannya terbagi atas
psikofarmaka dan psikososial. Psikofarmaka menggunakan obat-obatan anti
psikotik sedangkan psikososial adalah terapi perilaku.
Jika dibiarkan menahun, efek skizofrenia dapat menyebabkan gangguan
fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi
perawatan diri. Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta
membuat resah keluarga dan teman
17
berkomunikasi, kurang ekspresi wajah, bicara tanpa nada atau datardatar saja, serta tidak menambahkan gerakan tangan atau kepala
yang umum dilakukan untuk memberi penekanan emosional dalam
pembicaraan.
Pasien skizofrenia mungkin kesulitan membuat rencana atau
beraktivitas normal sehingga membuat kebersihan tubuhnya kurang
terjaga, tidak tertarik untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan lebih
banyak diam, atau menarik diri dari pergaulan.
19. Bagaimana efek jangka panjang pada penyakit skizofrenia ?
Jawab :
a. Aktifitas hidup sehari-hari
18
b. Hubungan interpersonal
Klien digambarkan sebagai individu yang apatis, menarik diri, terisolasi
dari teman-teman dan keluarga. Keadaan ini merupakan proses adaptasi
klien terhadap lingkungan kehidupan yang kaku dan stimulus yang kurang.
c. Sumber koping
Isolasi social, kurangnya system pendukung dan adanya gangguan fungsi
pada klien, menyebabkan kurangnya kesempatan menggunakan koping
untuk menghadapi stress.
d. Harga diri rendah
Klien menganggap dirinya tidak mampu untuk mengatasi kekurangannya,
tidak ingin melakukan sesuatu untuk menghindari kegagalan (takut gagal)
dan tidak berani mencapai sukses.
e. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan, ketrampilan aatau interes yang dimiliki dan
pernah digunakan klien pada waktu yang lalu.
Motivasi
Klien mempunyai pengalaman gagal yang berulang.
g. Kebutuhan terapi yang lama
Klien disebut gangguan jiwa kronis jika ia dirawat di rumah sakit satu
f.
periode selama 6 bulan terus menerus dalam 5 tahun tau 2 kali lebih
dirawat di rumah sakit dalam 1 tahun.
20. Apa gejala positif dan negative dari skizofrenia ?
Jawab :
a. Gejala Negatif
Gejala negatif skizofrenia menggambarkan
hilangnya
sifat
dan
kemampuan tertentu yang biasanya ada dalam diri orang yang normal.
Sedangkan gejala positif menggambarkan tanda-tanda psikotik yang
muncul dalam diri seseorang akibat menderita skizofrenia.
Gejala negatif skizofrenia biasanya sudah muncul beberapa tahun
sebelum penderitanya mengalami episode akut pertama dari kondisi
tersebut. Gejala negatif berkembang secara bertahap atau perlahan19
Ketika penderita sedang mengalami gejala negatif, dia akan terlihat apatis
dan datar secara emosi. Karena tidak sadar atau tidak tahu mengenai
gejala
negatif
skizofrenia
ini,
kadang-kadang
orang
lain
bisa
menyalahartikan itu sebagai sikap malas atau tidak sopan. Mereka juga
menjadi tidak peduli terhadap penampilan dan kebersihan diri mereka
serta semakin menarik diri dari sosial. Karena itu gejala negatif skizofrenia
bisa menjadi pemicu rusaknya hubungan penderita dengan keluarganya
atau pun dengan teman-temannya.
b. Gejala positif
Halusinasi. Terjadi pada saat panca indera seseorang terangsang oleh
sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Fenomena halusinasi terasa
kendali
atas
pikirannya
sendiri.
Perilaku
penderita
periksakan
ke
dokter.
Makin
dini
skizofrenia
ditangani,
peluang
Jawab :
Saat ini, skizofrenia tidak mungkin untuk disembuhkan secara permanen.
Namun, terapi saat ini memungkinkan pasien untuk dapat mengendalikan
gejala dan membantu pasien untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Terapi skizofrenia mungkin diperlukan untuk jangka panjang dan bahkan
mungkin untuk seumur hidup.
23. Apakah
orang
yang
menderita
skizofrenia
dapat
hidup
normal
di
masyarakat?
Jawab :
Skizofrenia dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Gejala psikotik dari
skizofrenia dan gangguan yang dapat mereka akibatkan pada kehidupan
sehari-hari individu adalah jelas, tetapi sering kesehatan fisik mereka juga
dapat terpengaruh. Tujuan terapi dan pemulihan adalah untuk mengurangi
atau menghentikan gejala sehingga memungkinkan individu untuk terlibat
dalam kegiatan sehari-hari dan mengurangi jumlah kekambuhan. Dengan
bantuan obat antipsikotik dan terapi lainnya, gejala skizofrenia seringkali
dapat diatasi sedemikian rupa sehingga akan memungkinkan orang dengan
skizofrenia untuk kembali ke aktivitas sehari-hari mereka. Ada banyak
langkah yang bisa diambil oleh orang dengan skizofrenia untuk membantu
meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
24. Bagaimana dukungan yang bisa diberikan keluarga kepada klien dengan
skizofrenia ?
Jawab :
Dukungan anggota keluarga sangat penting bagi orang dengan skizofrenia
karena dukungan keuangan, emosional dan sosial yang dapat mereka
berikan. Ini bisa berupa bantuan praktis dalam kegiatan rumah tangga seperti
membersihkan, memasak dan kebersihan pribadi, menemani mereka ke
dokter atau memotivasi mereka untuk melanjutkan terapi mereka sesuai
dengan yang sudah diresepkan. Dengan terus berobat dan mengunjungi
22
terdekat.
Kenali gejala-gejala penyakit dan konsultasikan dengan dokter.
Konsumsi makanan yang bergizi.
Observasi secara ketat perilaku klien.
Singkirkan semua benda berbahaya.
Berikan obat
Periksa mulut penderita setelah minum obat.
Alihkan jika halusinasi
Focus dan kuatkan realitas
24
adalah
kekambuhan
karena
semua
keluarga
besar
berkumpul
http://www.peduliskizofrenia.org/sumber-daya/tentang-skizofrenia
rapport),
yang
terpecahbelahnyakepribadianmakahal-hal
baik
yang
berlawananmungkinterdapatbersama-sama,
umpamanyamencintaidanmembencisatu orang yang samaataumenangis,
dantertawatentangsuatuhal
yang
sama
(ambivalensi)(Lumbantobing,
2007).
34. Bagaimanapemilihanpengobatan yang tepatpadapasienskizofrenia ?
Keputusanmengenaipilihanterapibukansajamempertimbangkanefikasidantole
rabilitasterhadapbeberapaantipsikotik yang tersedia, tetapijugakecepatan
onset.Aspekpengobatan
27
yang
terpentingdarisuatugangguanadalahpengurangan
gejalapositif,
yang
cepatpadagejala-
negatifdankognitif.Respons
yang
cepatterhadappengobatanadalahpentingdalammengurangipenderitaanpasien
dankeluarganya, sertabiayapengobatan.Responspengobatandalam 1 sampai
2
minggupertamajugadapatberhubungandengankepatuhanpasien
yang
lebihbesardimanapasienmengalamipengurangangejala-gejaladengancepat,
sehinggapasienkemungkinanlebihmematuhipengobatan.Beberapalaporanme
nunjukkanbahwaantipsikotikatipikalmemiliki
onset
of
actionyanglebihcepatdaripadaantipsikotikkonvensional.
35. Apa yang membuatseseorangdapatmengalamikekambuhangangguanjiwa ?
a. Berhentiminumobat. Berhentiminumobatsetelahbeberapa lama
merupakanpemicu yang paling seringterjadinyakambuh.
b. Gantiobatatauberubahnyadosisobat
c. Minumobatlain (obatresepataubelisendiri) yang
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
kamardalamwaktu lama
Diejek, disalah-salahkan, dihinaataudiganggu
Mengalamimasalahkeuangan
Dimaki-maki, dibentakbentak
Mengalamisesuatu yang tidakmenyenangkan
Sedangmempunyaimasalah yang tidakbisadiatasisendiri
Bersamadenganseseorang yang memperlakukandirinyadenganburuk
Bekerjaterlalukerasataubelajarterlaluberlebihan
Minumalkoholatauobat-obatanterlarang (narkoba)
Sedangmenghadapimasalahhukum
Ulangtahunpadaharidiakehilangansesuatuygbesarataumengalami
trauma.
r. Menetapkansasaran yang tidakrealistik (terlalutinggi)
s. Mengubahkebiasaansehari-hari
t. Melakukankegiatanber-resiko (misalnyaminumminum di bar
bersamateman)
u. Tidakcukuptidur
v. Mengacuhkantandatandaawalkambuh
28
http://tirtojiwo.org/?route=product%2Fmanufacturer
%2Fproduct&manufacturer_id=9&paged=22
Kaplan
&Sadock,
1997,
SinopsisPsikiatri,
Faktor Presipitasi
Lingkungan
Faktor lingkungan cukup berperan dalam menampilkan penyakit pada
seperti pasien dihina atau terlalu banyak dikekang dengan aturan- aturan
yang berlebihan, maka kemungkinan kambuh lebih besar. Juga jika pasien
tidak mendapatkan obat neuroleptik, angka kekambuhan di rumah dengan
ekspresi emosi rendah dan pasien minum obat teratur sebesar 12 % dengan
ekspresi emosi rendah dan tanpa obat 42 %, ekspresik emosi tinggi dengan
tanpa obat angka kekambuhan 92 %.
30
MENIFESTASI KLINIS :
SKIZOPRENIA
PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
PENGOBATAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
PENCEGAHAN :
MEDIS :
KOMPLIKASI :
ASKEP,NIC,NOC
FARMAKOLOGI
PATOFISIOLOGI
31
keperawatan
neurobehavior.
Sedangkan
tujuan
khusus
yang
klien.
Menyebutkan diagnosis keperawatan yang mungkin dialami klien.
Menjelaskan perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah klien.
Menjelaskan tindakan keperawatan yang harus dilakukan.
Merumuskan berbagai pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga untuk
mencapai kesehatan yang optimal.
32
dan
Medulla
Spinalis.
Otak,
atau
ensefalon
secara
otak
depan.
Metensefalon
dan
mielensefalon
membentuk
33
tanpa
serebelum.
(Diensefalon
kadang-kadang
tidak
dengan
tentorium
dalam
bagian
supratentorium
dan
infratentorium.
Diensefalon ialah bagian bagian supratentorium dan otak tengah,
pons dan sambungan sumsum tulang belakang merupakan bagian
infratentorium. Semua saraf otak kecuali saraf penghidu dan saraf optik,
muncul dari batang otak bagian infratentorium.
FISIOLOGI SUSUNAN SARAF PUSAT
Sistem saraf terdiri dari:
1.Reseptor sensoris reaksi segera memori pada otak
2.Informasi ( medulla spinalis, substansia retikularis)
3.Efektor ke otot & kelenjar
Fungsi sistem saraf adalah:
1. Menghantarkan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain
2. Mengelola informasi sehingga dapat digunakan atau dapat menjadi jelas
artinya pada pikiran.
Tingkatan sistem saraf :
1. Tingkat medulla spinalis, sinyal sensoris dihantarkan melalui saraf-saraf
spinal menuju ke setiap segment Medulla Spinalis dan menyebabkan
respons motorik lokal.
2. Tingkat Otak Bagian.Bawah (Medulla Oblongata, pons, mesensephalon,
hipotalamus, talamus, serebellum, dan ganglia basalis) mengatur aktivitas
tubuh yang terjadi di bawah kesadaran.
3.
Tingkat otak bagian atas atau tingkat kortikal, daerah tempat
penyimpanan informasi dan proses berpikir.
Patokan anatomis yag digunakan dlm pemetaan korteks serebri terdiri dari
4 lobus yaitu :
1. Lobus oksipitalis, untuk pengelolaan awal masukan penglihatan
2. Lobus Temporalis, untuk sensasi suara (Pendengaran).
34
4.
5.
6.
Medulla Spinalis
Berjalan melalui kanalis vertebralis dan dihubungkan dengan saraf spinalis.
Terdiri dari :
1.
Substansia Grisea berbentuk seperti kupu-kupu(H) terdiri dari badan sel saraf
1.
aferen ke otak.
2.
tanpa melibatkan otak, jenis aktifitas refleks ini dikenal sbg refleks spinal.
Serebelum
36
2.
Spinoserebellum, mengatur tonus otot dan gerakan volunter yang terampil dan
terkoordinasi.
3.
5.
mengatur aktifitas motorik yang kompleks bersama dengan korteks serebri dan
traktus kortikospinalis
2.
3.
4.
2.
dan menggeliat.
3.
2. DEFINISI
Parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progresif yang
mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol dan
mengatur gerakan (Muttaqin, 2011).
Parkinson (paralis agitans) merupakan penyakit sindrome pergerakan
yang disebabkan oleh gangguan pada basalis dan subtansia nigra
dalam menghasilkan dopamin, di tandai dengan adanya tremor ritmik,
bradikinesia, kekakuan otot dan hilangnya refleks-refleks postural.
Basal ganglia adalah bagian sari sistem ekstrapiramidal dan
berpengaruh untuk mengawali, modulasi dan mengakhiri pergerakan
serta pengaturan gerakan-gerakan otomatis (Tarwoto dkk, 2007).
Penyakit Parkinson (paralysis agitans) atau sindrom Parkinson
(Parkinsonismus)
merupakan
suatu
penyakit/sindrom
karena
Parkinson
adalah
penyakit
degenerasi
atau
gangguan
3. KLASIFIKASI
Parkinson dapat di klasifikasikan menjadi enam kategori berdasarkan
proses terjadinya(Wahyu Dkk. 2008) yaitu:
a. Parkinson primer(idiopatik), dimana penyebabnya tidak diketahui.
b. Parkinson postencephalitis, penyebab Parkinson karena
encephalitis.
c. Parkinson latrogenik, Parkinson karena obat obatan seperti obat
psikotropik dan antipsikotik.
d. Parkinson juvenile, Parkinson yang terjadi usia di bawah 40 tahun.
e. Parkinson sekunder di sebabkan karena kerusakan substansia
f.
39
4. ETIOLOGI
. Etiologi Skizofrenia
Terdapat
beberapa
teori
yang
dikemukakan
para
ahli
yang
Endokrin
Teori
ini
dikemukakan
berhubung
dengan
sering
timbulnya
Metabolisme
Eugen Bleuler
Penggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama
penyakit ini yaitu jiwa yang terpecah belah, adanya keretakan
atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan.
Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 2 kelompok yaitu
gejala primer (gangguan proses pikiran, gangguan emosi,
gangguan kemauan dan otisme) gejala sekunder (waham,
halusinasi dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang
lain).
Teori tentang skizofrenia yang saat ini banyak dianut adalah
sebagai berikut:
1.
Genetik
Teori ini telah dibuktikan dengan penelitian tentang keluarga-
bagi
saudara kandung 7-15 %, bagi anak dengan salah satu orang tua
yang menderita Skizofrenia 40-68 %, kembar 2 telur 2-15 % dan
kembar satu telur 61-86 % (Maramis, 2009). Pengaruh genetik ini
tidak sederhana seperti hokum Mendel, tetapi yang diturunkan adalah
41
Neurokimia
Hipotesis dopaminmenyatakan bahwa skizofrenia disebabkan
korteks
dan
subkortek.
Studi
neuropsikologis
EPIDEMIOLOGI SKIZOFRENIA
a.Umur
dan
Jenis
K e l a m i n Prevalensi
penderita
Awitan
pada
laki-lakilebih
awal
dari
pada
Utara,
termasuk
Am er ika
Serikat,
penderita
tersebar
merata
diseluruh
dunia.
R e p r o d u k t i f Penggunaan
obat-obat
sakit,
dan
perawatan
berbasis
masyarakat
5. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran gangguan jiwa skizofrenia beraneka ragam mulai dari
gangguan pada alam pikir, perasaan, dan perilaku yang mencolok
sampai yang tersamar. Gejala skizofrenia dapat dibagi menjadi 2
kelompok yaitugejala positif dan negatif.
Gejala Positif
1. De lusi / Waham . Adal ah suat u ke yak inan yan g t idak
r a s i o n a l ( t i d a k m a s u k a k a l ) . M e s k i p u n telah dibuktikan
secara obyektif bahwa keyakinannya itu tidak rasional, namun
penderita tetapmeyakini kebenarannya.
2.Halusinasi. Adalah pengalaman panca indra tanpa adanya
rangsangan atau stimulus. Misalnya penderita mendengar suarasuara / bisikan di telinganya padahal tidak ada sumber dari
suara bisikan itu.
3 . K e k a c a u a n a la m p ik ir, ya n g d a p a t d i lih a t d a r i is i
pembicaraannya.
Misalnya
bicaranya
k a c a u , sehingga
43
alam
perasaan
ini
atau
m e n d a t a r.
dapat
terlihat
amat
miskin,
sukar
diajak
bicara,
pendiam.
4.Pasif, apatis, menarik diri dari pergaulan sosial.
5.Sulit dalam berpikir abstrak.
6.Pola pikir stereotip.
7.Tidak ada atau kehilangan dorongan Manifestasi Kllinis
kehendak dan tidak ada inisiatif, tidak ada upaya dan
usaha,tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan
serba malas ( kehilangan nafsu )
6. FAKTOR RESIKO
Faktor resiko skizofrenia adalah sebagai berikut:
1. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
2. Kembar identik : Kembar identik memiliki risiko skizofrenia 50%,
walaupun gen mereka identik 100% (Videbeck, 2008).
3. Struktur otak abnormal : Dengan perkembangan teknik pencitraan
teknik noninvasif, seperti CT scan, Magnetic Resonance Imaging
(MRI), dan Positron Emission Tomography (PET) dalam 25 tahun
terakhir, para ilmuwan meneliti struktur otak dan aktivitas otak
individu penderita skizofrenia. Penelitian menunjukkan bahwa
44
berkembang
mungkin
menfasilitasi
dan
memulihkan
permusuhan,
mengkritik,
dan
sangat
terlibat
jika
7. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi skizofrenia melibatkan sistem dopamineregik dan
serotoneregik. Skizofrenia terjadi akibat dari peningkatan
aktivitas neurotransmitter dopamineregik. Peningkatan ini
merupakan akibat dari meningkatnya pelepasan dopamine,
45
8. PATHWAY
9. KOMPLIKASI
Komplikasi yang disebabkan oleh skizofrenia paranoid, meliputi:
Bunuh diri (pikiran dan perilaku)
46
depresi
kemiskinan
tunawisma
dipenjara
konflik keluarga
dengan merokok
Caranya
adalah
mencegah
komplikasi
kehamilan
dan
12. PENATALAKSANAAN
1.
Antipsikotik Konvensional
Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik
berbagai
antipsikotik
efek
konvensional,
samping
banyak
yang
ahli
dapat
lebih
ditimbulkan
oleh
merekomendasikan
dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan
interval 2-4 minggu (disebut juga depot formulations). Dengan depot
formulation, obat dapat disimpan terlebih dahulu di dalam tubuh lalu
dilepaskan secara perlahan-lahan. Sistem depot formulation ini tidak
dapat digunakan pada newer atypic antipsychotic.
b. Newer Atypcal Antipsycotic
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip
kerjanya berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan
dengan antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer atypical
antipsycotic yang tersedia, antara lain :
Risperdal (risperidone)
Seroquel (quetiapine)
Zyprexa (olanzopine)
c. Clozaril
Clozaril mulai diperkenalkan tahun 1990, merupakan antipsikotik atipikal
yang pertama. Clozaril dapat membantu 25-50% pasien yang tidak
merespon
(berhasil)
dengan
antipsikotik
konvensional.
Sangat
disayangkan, Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat serius
dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%), Clozaril dapat menurunkan
jumlah sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Ini artinya,
pasien yang mendapat Clozaril harus memeriksakan kadar sel darah
putihnya secara reguler. Para ahli merekomendaskan penggunaan. Clozaril
bila paling sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman tidak berhasil.
Nama Generik
Klorpromazin
Sediaan
Tablet, 25 dan 100 mg,
Dosis
150 - 600 mg/hari
Injeksi 25 mg/ml
49
Haloperidol
5 - 15 mg/hari
3
4
5
6
Perfenazin
Flufenazin
Flufenazin dekanoat
Levomeprazin
Injeksi 5 mg/ml
Tablet 2, 4, 8 mg
Tablet 2,5 mg, 5 mg
Inj 25 mg/ml
Tablet 25 mg,
12 - 24 mg/hari
10 - 15 mg/hari
25 mg/2-4 minggu
25 - 50 mg/hari
7
8
9
Trifluperazin
Tioridazin
Sulpirid
Injeksi 25 mg/ml
Tablet 1 mg dan 5 mg
Tablet 50 dan 100 mg
Tablet 200 mg
10 - 15 mg/hari
150 - 600 mg/hari
300 - 600 mg/hari
10
11
Pimozid
Risperidon
Injeksi 50 mg/ml
Tablet 1 dan 4 mg
Tablet 1, 2, 3 mg
1 - 4 mg/hari
1 - 4 mg/hari
2 - 6 mg/hari
obat
antipskotik
selama
12-24
bulan
sebelum
mencoba
atau mengobati efek samping ini. Efek samping lain yang dapat timbul adalah
tardive dyskinesia dimana terjadi pergerakan mulut yang tidak dapat
dikontrol, protruding tongue, dan facial grimace. Kemungkinan terjadinya efek
samping ini dapat dikurangi dengan menggunakan dosis efektif terendah dari
obat
antipsikotik.
Apabila
penderita
yang
menggunakan
antipsikotik
tersebut.
Untuk
mengatasinya
biasanya
dokter
akan
berupa
demam
penyakit-penyakit
lain.
Gejala-gejala
ini
Terapi Psikososial
a. Terapi perilaku
Teknik perilaku menggunakan hadiah ekonomi dan latihan
ketrampilan
sosial
untuk
meningkatkan
kemampuan
sosial,
adalah
proses
pemulihan,
khususnya
lama
dan
tersebut
berasal
dari
ketidaktahuan
tentang
sifat
terorientasi
secara
perilaku,
terorientasi
secara
dapat
ditemukan
di
dalam
pengobatan
pasien
non-psikotik.
kesepian
dan
menolak
terhadap
keakraban
dan
memenuhi
kebutuhan
dasar.
Tujuan
utama
Eliminasi urin tanpa ada keluhan subjektif, seperti nyeri dan urgensi.
Eliminasi urin tanpa meggunakan kateter.
Pascabedah tanpa ada komplikasi.
Frekuensi miksi dalam batas 5-8 x/jam.
Intervensi :
1. Kaji pola berkemih dan catat produksi urin tiap 6 jam.
55
uretra,
baik
secara
uretrotomi
inernal
atau
Intervensi :
1. Monitor adanya keluhan subjektif pada saat melakukan eliminasi urin.
2. Istirahatkan pasien setelah pembedahan.
3. Lepas kateter pada hari ke 1-3 pascaoperasi
4. Evaluasi pasca-intervensi pelebaran uretra.
5. Kolaborasi :
Antibiotik intravena pascaoperasi
Agen antimuskarinik
3. Nyeri berhubungan dengan peregangan dari terminal saraf, disuria,
resistensi otot prostat, efek mengejan saat miksi sekunder dari
obstruksi uretra, nyeri pascabedah.
Kriteria Evaluasi :
Secara
menurunkan nyeri.
Ekspresi pasien rileks.
subjektif
melaporkan
nyeri
berkurang
yang
atau
meningkatkan
dapat
atau
Intervensi :
1. Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan
56
non invasif.
2. Lakukan manajemen nyeri keperawatan :
Istirahatkan pasien
Manajemen lingkungan tenang dan batasi pengunjung.
Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam
Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri.
3. Tingkatkan pengetahuan tentang : sebab-sebab nyeri.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik.
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de entree luka
pascabedah.
Kriteria hasil :
yang baik.
Urin tetap berwarna kuning jernih, tidak berbau, tidak ada endapan.
Luka dan insisi terlihat bersih, merah muda, dan bebas dari
drainase purulen.
Tempat masuk intravena tidak memperlihatkan tanda-tanda
inflamasi.
Pasien tidak memperlihatkan adanya bukti gangguan kulit.
Pasien menyatakan faktor resiko infeksi.
Pasien mengidentifikasi tanda-tanda dan gejala infeksi.
Pasien tetap terbebas dari infeksi.
Intervensi :
1. Mencuci tangan sebelum dan setelah memberikan perawatan.
2. Menggunakan sarung tangan untuk mempertahankan asepsis pada saat
memberikan perawatan langsung.
3. Pantau suhu minimal setiap 4 jam dan catat pada kertas grafik. Laporkan
evaluasi segera.
4. Bantu pasien mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan setelah dari
kamar mandi.
5. Ganti slang IV dan berikan perawatan daerah pemasukan setiap 24 sampai
48 jam atau sesuai kebijakan yang diterapkan di rumah sakit.
57
Intervensi :
1. Bantu pasien mengekspresikan perasaan marah, kehilangan, dan takut
2. Beri dukungan prabedah
3. Hindari konfrontasi
4. Beri lingkungan yang tenang dan suasana penuh istirahat
5. Beri kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan ansietasnya.
6. Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekat
7. Kolaborasi :
8. Berikan anticemas sesuai indikasi, contohnya diazepam.
6. Gangguan konsep diri ( gambaran diri ) berhubungan dengan risiko
kerusakan organ seksual.
Kriteria evaluasi :
Pasien kooperatif pada setiap intervensi keperawatan.
Mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang
Intervensi :
1. Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat
ketidakmampuan.
58
sekarat
atau
59
60