Komposisi
21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg Levonorgestrel dan 0.03 mg
Etinilestradiol serta 7 tablet plasebo.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut. Kemasan berikutnya
dimulai setelah tablet pada kemasan sebelumnya habis.
Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam dua dosuis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif.
Contoh: Climen 28
Komposisi
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi
estradiol valerate 2 mg dan cyproterone acetate 1 mg.
Cara pemakaian
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16 hari dilanjutkan dengan tablet pink
satu kali sehari hingga habis.
Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: TRINORDIOL*-28
Komposisi
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet ini disusun dalam kemasan
menurut urutan sebagai berikut: 6 tablet kuning tua dari 0.03 mg etinilestradiol dan
0.05 mg levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0.04 mg etinilestradiol dan 0.075 mg
levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0.03 mg etinilestradiol dan 0.125 mg
levonorgestrel, 7 tablet innert merah dari 31.835 mg laktosa.
d.
Keterbatasan
Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya tiap hari.
Mual terutama pada 3 bulan pertama.
Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama.
Pusing dan nyeri payudara.
Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan
justru memilki dampak positif.
Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan
suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang.
Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan, sehingga risiko stroke
dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan
usia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
Yang dapat menggunakan Pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
Usia reproduksi.
Telah memiliki anak ataupu yang belum.
Gemuk atau kurus.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Pasca keguguran.
Anemia karena haid berlebihan.
Nyeri haid hebat.
Siklus haid tidak teratur.
Riowayat kehamilan ektopik.
Kelainan payudara jinak.
DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
Penyakit tiroid, radang panggual, endometriosis atau tumor ovarium jinak.
Menderita TB kecuali yang sedang menggunakan rifampisin.
Varises vena.
e.
f.
g.
Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak
hamil.
Efektivitas
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua
tablet karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan
obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena
dapat meningkatkan penetrasi sperma. Dalam menggunakan minipil sebaiknya jangan
sampai ada tablet yang lupa, tablet digunakan pada jam yang sama, senggama
sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil.
c.
Keuntungan
Cocok untuk perempuan menyusui.
Sangat efektif jika digunakan secara benar.
Tidak mempengaruhi produksi ASI.
Nyaman dan mudah digunakan.
Kesuburan cepat kembali.
Sedikit efek samping.
Tidak mengandung estrogen
Dapat dipakai sebagai senggama.
Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.
Mencegah kanker endometrium.
Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman
diberikan pada perempuan DM yang belum mengalami komplikasi.
d.
Keterbatasan
Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.
Peningkatan/penurunan berat badan.
Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih besar.
Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat
OAT (rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin, barbiturat).
e.
f.
Kontraindikasi
Hamil/diduga hamil
Perdarahan pervaginam yang belum tahu penyebabnya.
Kanker payudara.
Mioma uteri.
Riwayat stroke, PJK.
termasuk
leukemia,
AIDS,
Keuntungan
Kecepatan pelepasan hormon konstan selamam 5 tahun.
Mungkin merupakan metode kontrasepsi revesibel yang paling efektif untuk
periode 5 tahun.
Mengurangi dismenore dan menoragia.
b.
a. Indikasi
Dosegestrel/etinil estradiol digunakan untuk mencegah kehamilan.
b. Interaksi
Golongan azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine, felbarmate,
griseofulvin, ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin, rifampisin, topiramate, dan
troglitazone menurunkan efektivitas dosegestrel/etinil estradiol.
Efek samping dari obat beta bloker atenolol, selegiline, teofilin, dan troleandomisin
ditingkatkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
c. Sediaan beredar
Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon)
d. Perhatian
Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal siklus. Harus dilakukan
pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah, kadar lemak.
e. Efek samping
Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala ringan, jerawat.
f. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap dan diubah menjadi
etonogestrel. Konsentrasi plasma puncak mencapai 2 ng/ml setelah 1,5 jam setelah
minum. Bioavailabilitas 62-81%.
g. Distribusi
Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone binding globulin(SHBG).
Hanya 2-4% dari total konsentrasi serum berada dalam bentuk steroid bebas, 40-70%
berikatan dengan SHBG. Etinil estradiol sendiri menginduksi peningkatan ikatan
desogestrel dengan SHBG dan menurunkan ikatan desogestrel dengan albumin.
Volume distribusi desogestrel adalah 1,5l/kg.
h. Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya metabolismesteroid lainnya. Laju klirens
metabolik adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan metabolitnya
diekskresikan melalui urindan empedu dalam perbandingan 6:4.
2. Mestranol/noretindrone.3,13
Nama generik: Mestranol/Norethindrone (MES-tra-nole/nor-eth-IN-drone)
Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
a. Indikasi
Mencegah kehamilan.
Mengatur siklus menstruasi.
b.
Kontraindikasi
Alergi
Sedang hamil atau tersangka hamil.
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya.
Kanker payudara, serviks ataupu uterus.
Stroke, PJK, trombosis vena.
Tumor hati.
c.
Interaksi Obat
Acitretin, aprepitant, azole antifungal seperti ketoconazole, barbiturates seperti
fenobarbital), bosentan, karbamazepine, felbamate, griseofulvin, hydantoins seperti
fenitoin, modafinil, nevirapine, penicillins seperti amoxicillin, protease inhibitor
seperti indinavir, rifamycins seperti rifampin, St. John's wort, tetrasiklin seperti
doksisiklin,
topiramate,
atau
troglitazone
menurunkan
efektivitas
mestranol/norethindron.
Beta bloker seperti metoprolol, cyclosporine, theophyllines, atau troleandomycin
dengan mestranol/ norethindron efek sampingnya ditingkatkan.
Kortikosteroid seperti prednisone, efek sampingnya seperti wajah bulan, peningkatan
berat badan, retensi cairan, peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah,
ditingkatkan oleh mestranol/ norethindron.
Antikoagulan oral (warfarin) efek sampingnya yaitu perdarahan ditingkatkan oleh
mestranol/noretindron.
Efektivitas dari Lamotrigine diturunkan oleh mestranol/norethindron.
3. Depomedroksiprogesteron asetat.4,13
Nama generik: Medroksiprogesteron asetat.
Nama dagang: Depo-Provera
Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3 bulan sekali. Kontrasepsi ini
kurang ideal pada pasien yang menghendaki cepat hamil setelah menghentikan
kontrasepsi ini. Dari studi didapatkan bahwa hanya 68% saja wanita yang hamil
dalam 12 bulan setelah penghentian konrasepsi ini. Lamanya jangka waktu
penggunaan kontrasepsi ini tidak mempengaruhi lamanya penundaan kehamilan
setelah menghentikan.
a. Indikasi
Kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
Perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang tidak diketahui penyebabnya,
dan kehamilan.
c. Efek Samping
Reaksi anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis, emboli paru, payudara lembek
dan galaktore, erosi, dan perubahan sekresi pada leher rahim, hipereksia yang
tidak diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan berat badan, perubahan
warna kulit ditempat suntikan.
d. Sediaan
Cyclofem (Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa), Depogeston (triyasa),
Deponeo (triyasa), Depo-Progestin (Harsen).
4. Linestrenol.5,13
a. Indikasi
Kontrasepsi Oral
b. Kontraindikasi
Kehamilan, penyakit hati parah, ikterus, sindrom rotor, dan Dubbin Johnson, dan
wanita muda dengan siklus belum teratur.
c. Efek Samping
Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara. Jika timbul perdarahanringan pada
bulan-bulan awal dapat dilanjutkan tapi jika parah hentikan.
d. Perhatian
Lakukanpemeriksaan fisik terautue 3 atau 6 bulan sekali. Hentikan jika timbul
gejal tromboembolik, hati-hati pada penyakit miokard, ginjal, epilepsi, atau
migran.
e. Interaksi obat
Jangan diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat, obat antiepilepsi tertentu.
f. Sediaan beredar
Exluton (Organon), Lyndiol (Organon), Ovostat (Organon).
5. Levonorgestrel.6,13
a. Indikasi
Kontrasepsi hormonal jangka panjang 3 tahun untuk wanita
b. Kontraindikasi
Perdarahan vagina dengan penyebab yang tidak jelas, kanker yang berkaitan
dengan hormonal, perdarahan uterus dengan sebab tidak jelas, gangguan
tromboemboli atautrombofleblitis.
c. Efek Samping
Menstruasi, spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea, sakit kepala, gugup,
mual, pusing, perubahan selera makan, perubahan libido, hirsutisme, gatal-gatal,
rasa nyeri pada tempat pemasangan, anemia dan tekanan darah tinggi.
6. Etonogestrel.7,13
a. Indikasi
Kontrasepsi jangka panjnag yang reversibel
b. Kontraindikasi
Kehamilan, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis, hipersensitivitas.
c. Perhatiaan
Keuntungan penggunaan progesteron harus ditimbang dengan kemungkinan
resiko untuk setiap kasus individual dan dibahas dengan wanita calon akseptor
Cyproterone acetate mengahambat steroidogenic enzyme 21-hydroxylase dan 3betahydroxysteroid dehydrogenase. Dimana kedua enzim terse but iguana untuk
membentuk cortisol. Hambatan terhadap 21-hydroxylase juga mongering produksi
dari aldosterone. Efek terhadap progestational dan glucocorticoid mongering
hormon gonadotropins, yang menyebabkan turunya kadar testosterone sehingga baik
sebagai pengobatan antiandrogen.
Selain
itu cyproterone
acetate
dikombinasikan
dengan 5-alpha-reductase
inhibitorfinasteride dapat mengatasi keluahan hirsutisme. Beberapa studi invitro juga
menunjukkan bahwa cyproterone atau cyproterone acetate dapat mengobati benign
prostat hyperplasia.
a. Indikasi
Diindikasikan untuk ca prostat, benign prostat hyperplasia, hirsustisme, terapi
hormon maupun kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
Wanita hamil, Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis akut, penyakit hati,
gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital atau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, dan hipersensitif.
c. Efek Samping
Merusak Hati, Hiperkalemi, Trombosis vena dalam, perubahan mood, dapat
menyebabkan osteoporosis.
d. Dosis
Untuk kontrasepsi 2mg cyproterone acetate dikombinasi dengan 35 atau 50 mcg
ethinylestradiol. Diminum selama 21 hari dan diintervalkan selama 7 hari.
10. Marvelon.11,13
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang merupakan kombinasi dari 2
zat aktif yaitu etinilestradiol dan desogestrel. Etinilestradiol merupahan hormon
sintetik dari estrogen wanita dan desogestrel merupakan generasi ketiga hormon
sintetik dari progesteron. Sediaan dalam bentuk tablet
a. Komposisi
Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu tablet besar warna
putih mengandung 0,15 mg desogestrel dan 0,03 mg etinilestradiol. Tujuh tablet putih
yang tidak mengandung zat aktif. Yang mengandung silicon dioksida, laktosaa,
magnesium stearat, tepung kentang, povidone, asam stearat, alfa tokoferol.
b. Indikasi
Kontrasepsi oral.
c. Kontraindikasi
Trombosis atau riwayat trombosis vena dalam, emboli paru, infark miokard dan
stroke.
Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat tindakan medis
diperlukan. Misalnya pada kontrasepsi mantap, amak persetujuan harus dari pasangan
suami istri. Setelah calon peserta dan pasangannya menandatangani persetujuan
tindakan medik, pel;ayanan kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang
lembar persetujuan tindakan medik terdapat catatan tindakan dan pernyataan oleh
dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan. Catatan tersebut memuat catatan
tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan, waktu serta pernyataan
dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar.
KONTRASEPSI HORMONAL
A.
1
2
1
a.
1.
2.
3.
b.
1
2
2
Pengertian
Suntik
Suntik di bagi menjadi 2 (Syaifudin, 2006):
a. Suntikan kombinasi yaitu: 25 mg Depomedroksiprogesterom Asetat dan 5 mg estradiol
sipionat yang di berikan injeksi IM, 1 bulan sekali(cyclofem), dan 50 mg Noretindron dan 5
mg estradiol valerat yang di beriukan IM 1 bulan sekali.
b. Suntikan progestin di bagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Depo medroksiprogesteron asetat(depoprovera) mengandung 150mg (DMPA) yang di
berikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik IM
Siklus Menstruasi
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21
hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan
dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel
oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang
menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang
merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu
endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat
pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi
merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang
folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan
kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan
endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio.
Periode ini disebut fase luteal,
selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH,
akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti
sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi
mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada
hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada
progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
2.
1.
2.
3.
Hormon Estrogen
Esterogen merupakan hormon yang dihasilkan oleh folikel yang matang dan corpus
luteum. Hormon ini memilki organ target dan fungsi pada setiap organ targetnnya , yaitu :
Tubuh secara umum adalah Estrogen berfungsi menstimulus perkembangan karakteristik
seksual sekunder pada wanita
Uterus
Estrogen berfungsi menstimulus proliferasi sel-sel uterus
Ovaries Estrogen berfungsi dalam pembentukan sel telur (Ovum)
4.
KelenjarMamae (Payudara)
Estrogen berfungsi menstimulus perkembangan saluran kelenjar ASI
Sebagai fungsi primer, estrogen meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan rahim,
saluran tuba dan vagina. Hormon lain, seperti hormon hipofisis dan progesteron, mereka
menyebabkan pembesaran payudara duktal melalui promosi pertumbuhan, perkembangan
stroma dan penambahan lemak. Estrogen juga rumit terlibat dengan hormon lain,
khususnya progesteron, dalam proses-proses ovulasi siklus menstruasi dan kehamilan dan
mempengaruhi pelepasan gonadotropin hipofisis. Selain mengatur siklus haid, estrogen
mempengaruhi saluran reproduksi, saluran kemih, jantung dan pembuluh darah, tulang,
payudara, kulit, rambut, selaput lendir, panggul otot dan otak. Karakteristik seksual
sekunder, seperti rambut kemaluan dan ketiak juga mulai berkembang saat tingkat
estrogen meningkat. Banyak sistem organ, termasuk sistem muskuloskeletal dan
kardiovaskular dan otak dipengaruhi oleh estrogen.
Penelitian telah diproyeksikan korelasi antara peningkatan kadar estrogen dan
pembekuan darah. Primer ini hormon seks wanita juga diketahui memainkan peranan
penting dalam promosi koagulasi atau pembekuan darah. Pembekuan adalah fungsi tubuh
alami yang berlimpah mencegah perdarahan dengan pembentukan gumpalan. Proses ini
melibatkan sel-sel darah dan fibrin. Ia telah mengamati bahwa peningkatan tingkat
estrogen dapat menyebabkan koagulasi abnormal mengakibatkan pembentukan bekuan
darah di kaki dan paru-paru. Peningkatan tingkat estrogen bisa dijelaskan faktor-faktor
seperti masa kehamilan memanjang sampai 6 minggu setelah kelahiran anak, konsumsi pil
KB dan menjalani terapi penggantian hormon setelah menopause. Dari sudut pandang ini,
menjadi penting untuk menjaga tingkat hormon seks ini dalam batas-batas sebagai
gumpalan darah di paru-paru sering mengakibatkan penyumbatan arteri yang dapat
menghambat aliran darah,yang dapat mengakibatkan stroke.
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
3. Hormon progesteron
Pogesteron merupakan hormon yang dihasilkan oleh corpus luteum dan placenta.
Hormon ini memilki organ target dan fungsi pada setiap organ targetnnya,yaitu :
1. Uterus
2. Memelihara ketebalan endometrium
3. Menstimulus pelepasan nutrisi
4. Kel.Mamae(payudara)
Menstimulus perkembangan alveoli dalam memproduksi ASI
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi
di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium
uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika
terjadi implantasi.
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
4.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
a.
6.
7.
8.
9.
b.
1.
2.
3.
4.
2.
a.
1.
2.
3.
4.
b.
1.
2.
3.
3.
terjadi implantasi
IUD
Mencegah terjadinya pembuahan dengan cara mengeblok bersatunya ovum dan telur
Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
Menginaktifkan sperma
E.
Efektifitas Kontrasepsi Hormonal
Kombinasi :1 kehamilan per 1000 perempuan dalam 1 tahun penggunaan. (Saifudin,2003)
Minipil : sangat efektif 98,5%. (Setyaarum,2009)
Kombinasi : sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) sebelum tahun pertama
penggunaan (Styarum,2009)
b. Progestin : sangat efektif 0,3 kehamilan per100 perempuan pertahun (Setyaarum,2009)
3. Implan : sangat efektif ( kegagalan 0,2-1 kehamilan per100 perempuan) (Setyaarum,2009)
4. IUD : sangat efektif yaitu 0,5-1 kehamilan per perempuan selama 1 tahun pertama
(Saifudin,2006)
F.
Keuntungan dan Kerugian/Keterbatasan
1)
Pil
a. Pil Kombinasi:
Menurut (Saifudin, 2006) Keuntungan dan kerugian pil meliputi:
1. Keuntungan
a. Tidak mengganggu hub sex
b. Dapat di gunakan jangka panjang
c. Mudah di hentikan setiap saat
d. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil di hentikan
e. Dapat di gunakan sebagai kontrasepsi darurat
2. Kerugian/keterbatasan
a. Membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
b. Tidak boleh di berikan pada perempuan yang menyusui
c. Harus mengingat untuk minum pil
d. Tidak mencegah IMS/HIV, HBV
b. Pil Progestin/Minipil
1
Keuntungan
a. Tidak menggangu hub sex
b. Tidak mempengaruhi ASI
c. Kesuburan cepat kembali
d. Nyaman/ mudah di gunakan
e.
f.
g.
2
a.
b.
c.
d.
2)
a.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
b.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
a.
menular
Implan
Menurut (Setyaningrum, 2009) keuntungan dan kerugian implan meliputi:
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
2. Kontraindikasi:
a. Hamil atau di curigai hamil, seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi pil KB karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b. Menyusui eksklusif karena penggunaan pil dapat mengurangi kualitas dan kwantitas ASI
c. Perdarahan pervaginam yang belum di ketahui penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat
disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika mengkonsumsi Pil (Ca
Serviks dll)
b.
d.
e.
f.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
a.
Sering lupa menggunakan pil, karena jika tidak dapat menggunakan pil secara teratur
keefektifitasannya juga akan berkurang.
Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus
Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme/penyempitan pembuluh darah
2.Suntikan
(Billing, 2006) indikasi dan kontraindikasi suntik meliputi:
a. Kombinasi
Indikasi:
Usia reproduksi karena kontrasepsi kombinasi tidak direkomendasikan bagi wanita yang
berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan resiko bagi kesehatan wanita tersebut dan
mempengaruhi metabolisme tubuh
Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak , yang belum memiliki anak yang sudah
maupun yang belum memiliki anak dapat menggunakan mini suntik, karena pengunaan KB
suntik cepat mengembalikan kesuburan.
Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, efektivitas suntik kombinasi tinggi
Menyusui asi pasca persalinan > 6 bulan, Selama 6 bulan menyusui esklusif dan tidak boleh
menggunakan kontrasepsi kombinasi, ketika tidak memberi asi eksklusif maka
diperbolehkan menggunakan asi eksklusif (http//www.klinik.com)
Kontra Indikasi:
Hamil atau di duga hamil, seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi Suntik kombinasi karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan karena penggunaanSuntikan kombinasi dapat
mengurangi kualitas dan kwantitas ASI
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat
disebabkan
karena
adanya
penyakit
yang
akan
bertambah
parah
jika
mengkonsumsi kontrasepsi kombinasi (Ca Serviks dll)
Penyakit hepatitis karena estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan perubahan
metabolisme ,dalam hati, jadi pada wanita yang menderita penyakit hati sebaiknya
menggunakan kombinasi
Usia > 35 tahun yang merokok karena wanita yang memiliki usia >35 tahun dan perokok
serta pengguna suntik kombinasi dapat memiliki kesempatan untuk terkena stroke.
Tekanan darah tinggi > 180/110 mmHg, suntikan kombinasi dapat meningkatkan tekanan
darah tinggi
Keganasan payudara karena estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stroma
payudara
b. Suntikan Progestin
Usia reproduksi karena suntikan progestin tidak direkomendasikan bagi wanita yang
berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan resiko bagi kesehatan wanita tersebut
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun yang belum
memiliki anak dapat menggunakan suntikan progestin, karena pengunaan suntikan
progestin cepat mengembalikan kesuburan seteleh pemakaian dihentikan
c. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode
menyusui karena suntikan progestin efektiftas cukup tinggi dan progestin tidak mengganggu
kwantitas maupun kwalitas ASI
3. Kontraindikasi
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan mengkonsumsi
suntik progestin karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat
disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika menggunakan suntikan
progestin (Ca Serviks dll)
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karena penggunaan suntikan
progesterone menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d. Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan progestin
menyebabkan amenorea atau tidak dating haid
3. Implant/AKBK
(Billing, 2006) indikasi dan kontraindikasi implan meliputi:
1. Indikasi:
a. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun yang
belum memiliki anak dapat menggunakanimplan, karena pengunaan implant cepat
mengembalikan kesuburan seteleh pemakaian dihentikan
b.Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode
menyusui karena implan efektiftas cukup tinggi dan progestin tidak mengganggu
kwantitas maupun kwalitas ASI
c. Mempunyai TD tinggi < 180/110 mmHg, hormone progesterone dapat meningkatkan
tekanan darah, dapat diberikan progesterone dalam dosis rendah dan perlu
pengawasan
d. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen
e. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi, impaln tidak mengganggu kualitas dan
kwantitas ASI
f. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi, merupakan metode jangka
panjang yang memnyerupai sterilisasi
2. Kontraindikasi :
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi implant karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat
IUD
Indikasi dan kontraindikasi IUD ( Billing, 2006) :
1. Indikasi
a. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun yang
belum memiliki anak dapat menggunakanimplan, karena pengunaan implant cepat
mengembalikan kesuburan seteleh pemakaian dihentikan
Pil
Menurut (Saifudin, 2006) penanganan efek samping kontrasepsi pil meliputi:
a. Pil kombinasi
1. Amenorea (tidak ada perdarahan)
Penanganan: Tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar, tenanglah.
Tidak datang haid kemunkinan besar karena tidak adekuatnya efek estrogen terhadap
endometrium. Tidak perlu pengobatan khusus berikan pil dengan dosis estrogen 50g, atau
dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin di kurangi. Bila klien hamil intra uterin,
hentikan pil, dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah di minumnya tidak punya efek pada
janin
2. Mual, pusing atau muntah.
Penanganan: tes kehamilan, bila tidak hamil sarankan minum pil saat makan malam, atau
sebelum tidur
3. Perdarahan pervaginam/spotting
Penanganan: tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologi. Sarankan minum pil pada waktu
yang sama. Jelaskan bahwa perdarahan/spotting hal yang bisa terjadi pada 3 bulan
pertama dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan /spotting tetap saja terjadi, ganti
pil dengan dodis estrogen lebih tinggi 50g sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke
dosis awal. Bila perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50g, atau
2.
3.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
Penanganan: test kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan tidak perlu di beri pengobatan
khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim. Anjurkan klien untuk
kembali ke klinik bila datangnya haid masih menjadi masalah. Bila klien hamil rujuk
klien.hentikan penyuntikan dan jelaskan bahwa hormon progestin dan estrogen sedikit
sekali pengaruh terhadap janin
Mual, pusing, muntah
Penanganan: pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil rujuk. Bila tidak hamil informaekat
Perdarahan/spotting
Penanganan: bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan .jelaskan bahwa
perdarahan yang terjadi merupakan hal yang biasa. Bila perdarahan berlanjut dan
mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu di cari
Suntikan progestin
1. Amenorea
Penanganan:
Bila tidak hamil pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak
terkumpul dalam rahim. Nasehati untuk kambali ke klinik
Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormon
progestin tidak akan menimbulkan kelainan pada janin
Bila terjadi KET rujuk segera
Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik
2. Perdarahan, spotting
Penanganan:
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering di jumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah
serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima
perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan maka dapat di sarankan 2 pilihan
pengobatan : siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35g etinilestradiol), ibuprofen (800 mg,
3x/hari untuk 5 hari), pil kontrasepsi kombinasi dapatterjadi perdarahan dan bila terjadi
perdarahan banyak selama pemberian suntikan di tangani dengan pemberian 2 tablet pil
kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari di lanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi
hormonal, atau di beri 50g etinilestradiolatau 1,25 mg estrogen equinkonjugasi untuk 1421 hari
2. Meningkatnya/menurunya BB
Penanganan: Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 kg dapat saaja
terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila BB
berlebihan hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
3. Implan
a. Nyeri kepala,
b. peningkatan atau penurunan berat badan,
a.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
antibiotika selama 2 hari kemudian AKDR di cabut dan bantu klien utk memilih metode
kontrasepsi lain.
Suntikan Progestin
Setiap saat selama haid, asal ibu tersebut tidak hamil
Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
Pada ibu yang tidakhaid, injeksi pertama di berikan setiap saat, asalkan ibu tersebut tidak
hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan sex
Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan
ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera di berikan. Tidak perlu menunggu
sampai haid berikutnya datang
Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan di berikan di mulai saat
jadual kontrasepsi suntikan yang sebelmnya
Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya kontrasepsi
hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan di berikan, asal saja ibu
tersebut tidak hamil. Dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila
ibu di suntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari belum boleh hubungan sex
Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat di
berikan pada haari pertama sampai hari ke 7 siklus haid, asal saja ibu tersebut tidak hamil
Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat di
berikan setiap saat, asal saja ibu tidak hamil, dan selama 7 hari ibu belum boleh hub sex
Implant/AKBK
Setiap saat selama siklus haid hari ke 2-7 tidak di perlukan metode kontrasepsi tambahan
Insersi dapat di lakukan kapan saja asalkan di yakini tidak hamil, bila di insersi setelah7
hari siklus haid, klien jangan melakukan hubungan sex/ menggunakan metode kontrasepsi
lain selama7 hari
Bila tidak haid insersi di lakukan kapan saja, asal di yakini tidak hamil, jangan melakukan
hub sex atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja
Bila menyusui antara 6 minggu-6 bulan pasca persalinan insersi dapat di lakukan setiap
saat, bila menyusui penuh klien tidak perku menggunakan kontrasepsi lain
Setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali insersi dapat di lakukan
setiap saat, tetpai jangan melakukan hubungan sex selama 7 hari
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin mengganti dengan implan, insersi
dapat di lakukan setiap saat, asal saja klien tidak hamil, atau klien menggunakan
kontrasepsi yang dulu dengan benar
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat di berikan pada
saat jadual kontrasepsi suntikan tersebut, tidak di perlukan metode kontrasepsi lain
h.
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali AKDR) dan klien
ingin menggantinya dengan implan, insersi implan dapat di lakukan setiap saat, asal di
yakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu datangnya haid berikutnya
i.
Bila kontersepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan,
implan dapat di pasang pada saat haid hari ke 7, dan klien jangan melakukan hubungan sex
selama 7 hari. AKDR segera di cabut
2. IUD
a. Setiap waktu selama siklus haid, di pastikan ibu tidak hami
b. Sesudah melahirkan dalam waktu 48 jam pertama pascapersalinan, 6-8 mgg atau sesudah
melahirkan
c.
Segera setelah haid, pasca keguguran spontan atau keguguran buatan dengan syarat tidak
terbukti adanya suatu infeksi
REFERENSI
Hartanto H, 2004, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan,Jakarta
Saifudin BA, dkk, 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
prawirohardjo, Jakarta
Setya Arum dkk, 2009, Panduan lengkap Pelayanan KB Terkini, Nuha Medika, Jogjakrta
_____, kontrasepsi, 2009. http://www.kespro.info/?q=node/167
_____, 2009. http://www.wordprees.com/2007/06/09
Pendit, Bram U, 2006, Ragam Metode Kontrasepsi, EGC, Jakarta