Anda di halaman 1dari 32

Definisi kontrasepsi

Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan setelah hubungan seksual dengan


menghambat sperma mencapai ovum matang (metode yang mencegah ovulasi) atau
dengan mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada endometrium (mekanisme
yang menyebabkan lingkungan uterus tidak cocok untuk ovum yang telah dibuahi).1
2.3 Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi mengandung kombinasi estrogen dan progesteron sintetik atau hanya
progestin. Estrogen menekan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah
perkembangan folikel dominant. Estrogen juga menstabilkan bagian dasar
endometrium dan memperkuat kerja progestin. Progestin menekan peningkatan
Luteinizing Hormone (LH) sehingga mencegah ovulasi. Progestin juga menyebabkan
penebalan mukus leher rahim sehingga mempersulit perjalanan sperma dan atrofi
endometrium sehingga menghambat implantasi.1
2.4 Kontasepsi kombinasi ( hormon estrogen dan progesteron).1
2.4.1 Pil kombinasi
Dalam satu pil terdapat baik estrogen maupun progesteron sintetik. Pil diminum
setiap hari selama tiga minggu diikuti dengan satu minggu tanpa pil atau plasebo.
Estrogennya adalah etinil estradiol atau mestranol dalam dosis 0,05; 0,08 ; 0,1 mg
pertablet.Progestinnya bervariasi.
a.
Jenis
Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: microgynon

Komposisi
21 tablet masing-masing mengandung 0.15 mg Levonorgestrel dan 0.03 mg
Etinilestradiol serta 7 tablet plasebo.
Dosis dan Cara Pemakaian
Satu tablet diminum tiap hari selama 28 hari berturut-turut. Kemasan berikutnya
dimulai setelah tablet pada kemasan sebelumnya habis.

Tidak menggunakan kontrasepsi hormon sebelumnya (pada bulan yang lalu).


Pemakaian tablet harus dimulai pada hari ke-1 dari siklus alami wanita (yaitu hari
pertama menstruasi) dimulai dari bidang biru dari kemasan dan pilih tablet sesuai
dengan harinya (seperti "Sen" untuk Senin). Mulai pada hari ke 2-5 diperbotehkan,
akan tetapi selama siklus pertama dianjurkan untuk menggunakan metoda
pencegahan tambahan selama 7 hari pertama minum tablet.
Pemakaian selanjutnya
Jika kemasan pertama Microgynon telah habis, mulailah kemasan yang baru tanpa
terputus pada hari berikutnya, sekali lagi pilih tablet pada bidang biru sesuai dengan
hari pada saat itu.

Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam dua dosuis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon
aktif.
Contoh: Climen 28
Komposisi
Terdiri dari 16 tablet putih berisi estradiol valerate 2 mg dan 12 tablet pink berisi
estradiol valerate 2 mg dan cyproterone acetate 1 mg.
Cara pemakaian
Minumkan tablet putih satu kali sehari selama 16 hari dilanjutkan dengan tablet pink
satu kali sehari hingga habis.
Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Contoh: TRINORDIOL*-28
Komposisi
Tiap kemasan Trinordiol*-28 berisi 28 tablet. Tablet-tablet ini disusun dalam kemasan
menurut urutan sebagai berikut: 6 tablet kuning tua dari 0.03 mg etinilestradiol dan
0.05 mg levonorgestrel, 5 tablet putih dari 0.04 mg etinilestradiol dan 0.075 mg
levonorgestrel, 10 tablet kuning dari 0.03 mg etinilestradiol dan 0.125 mg
levonorgestrel, 7 tablet innert merah dari 31.835 mg laktosa.

Dosis dan Cara Pemakaian


Satu tablet sehari untuk 28 hari berturut-turut dalam urutan yang tepat seperti
diuraikan di atas. Tablet-tablet diminum terus menerus tanpa dihentikan. Segera
setelah satu kemasan habis, mulailah dengan kemasan yang baru dan diminum
seperti diuraikan di atas. Dianjurkan tablet Trinordiol*-28 diminum setiap hari pada
waktu yang sama, sebaiknya setelah makan atau pada waktu mau tidur. Bila pemakai
merasa mual, sebaiknya tablet diminum dengan susu.
Sikluspertama:
Selama pemakaian siklus pertama, pasien dianjurkan meminum satu tablet setiap hari
selama 28 hari berturut-turut, dimulai dari hari pertama dari siklus haid (hari kesatu
datangnya haid adalah hari pertama). Perdarahan akan terjadi sebelum tablet
Trinordiol*-28terakhir diminum.
Siklus-siklus Berikutnya:
Pemakai hendaknya segera mulai kemasan berikutnya walaupun perdarahan masih
berlangsung. Tiap 28 hari penggunaan Trinordiol*-28 dimulai pada hari yang
samaseperti pada pemakaian pertama kalinya pada bagian foil berwarna merah dan
mengikuti jadual yang sama.
Meskipun terjadinya kehamilan sangat kecilbila tablet digunakan sesuai petunjuk bila
perdarahan tidak terjadi setelah tablet terakhir diminum, kemungkinan hamil harus
dipertimbangkan.
Bila pasien tidak menuruti cara penggunaan yang tertera (lupa satu atau lebih tablet
atau mulai minum tablet yang terlupa pada hari terlambat daripada seharusnya)
kemungkinan hamil harus dipertimbangkan pada saat tidak terjadi haid dan dilakukan
cara-cara dianostik yang tepat sebelum pengobatan dilanjutkan.Bila pasien telah
mengikuti petunjuk pengobatan dan telah minum tablet dua siklus berturut-turut tidak
terjadi haid, tidak terjadinya kehamilan harus benar-benar dipastikan oleh dokter atau
petugas kesehatan yang ditunjuk sebelum penggunaan tablet kontrasepsinya
dilanjutkan.

Tablet-tablet yang Terlupa Diminum


Pemakai harus diinstruksikan untuk meminum tablet yang terlupa secepatnya setelah
teringat. Bila dua tablet berturut-turut terlupakan, keduanya harus diminum setelah
teringat. Tablet berikutnya harus diminum pada waktu yang sama. Tiap saat pasien
terlupakan satu atau dua tablet , ia harus juga mnggunakan cara kontraseptiva
tambahan non steroidal (misalnya cara mekanis) sampai ia telah meminum satu tablet
tiap hari untuk 7 hari berturut-turut. Bila tiga tablet berturut-turut selain tablet
berwarna merah terlupakan, semua pengobatan harus dihentikan dan sisa obat harus
dibuang. Siklus tablet yang baru harus dimulai pada hari kedelapan setelah tablet
terakhir diminum dan suatu kontraseptiva tambahan non steroidal (misalnya cara
mekanis) sampai ia telah meminum satu tablet tiap hari untuk 14 hari berturut-turut.
Cara kerja
Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara menekan ovulasi, mencegah
implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan Pergerakan
tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan tergenggu.
c.
Manfaat
Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi),
bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun pertama
penggunaan).
Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah
anemia), tidak terjadi nyeri haid.
Dapat digunakan jangka panjang, selama perempuan masih ingin
menggunakannya.
Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
Mudah dihentikan setiap saat.
Kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil dihentikan.
Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker
endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada payudara,
dismenore, akne.
b.

d.

Keterbatasan
Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya tiap hari.
Mual terutama pada 3 bulan pertama.
Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama.
Pusing dan nyeri payudara.

Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan
justru memilki dampak positif.
Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).
Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan
suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang.
Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan, sehingga risiko stroke
dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan
usia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati.
Yang dapat menggunakan Pil kombinasi
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti:
Usia reproduksi.
Telah memiliki anak ataupu yang belum.
Gemuk atau kurus.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Pasca keguguran.
Anemia karena haid berlebihan.
Nyeri haid hebat.
Siklus haid tidak teratur.
Riowayat kehamilan ektopik.
Kelainan payudara jinak.
DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata dan saraf.
Penyakit tiroid, radang panggual, endometriosis atau tumor ovarium jinak.
Menderita TB kecuali yang sedang menggunakan rifampisin.
Varises vena.
e.

f.

Yang tidak boleh menggunakan Pil kombinasi:


Hamil atau dicurigai hamil.
Menyusui eksklusif.
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
Penyakit hati akut.
Perokok dengan usia >35 th.
Riwayat penyakit jantung, stroke, hipertensi > 180/110 mmHg.
Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM > 20th.
Kanker payudara atau yang dicurigai kanker payudara.
Migrain dan gejala neurologis fokal (epilepsi/ riwayat epilepsi).
Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.

g.

Waktu mulai menggunakan pil kombinasi

Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak

hamil.

Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.


Boleh menggunakan pada hari ke-8 haid, tetapi perlu menggunakan metode
kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari 8 sampai hari 14 atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.
Setelah melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif; setelah 3 bulan dan
tidak menyusui; pascakeguguran segera atau dalam waktu 7 hari).
2.5 Suntikan kombinasi.1
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo medroksiprogesteron asetat dan 5 mg
Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali, dan 50 mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi IM. Sangat efektif 0,1-0,4
kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama penggunaan.
Cara kerja
Secara umum menekan ovulasi, mengentalkan lendir serviks, atrofi endometrium, dan
Menghambat transportasi ovum lewat tuba.
a.

2.6 Kontrasepsi pil progestin (minipil).1


a. Jenis minipil
Kemasan dengan isi 35 pil: 300ug levonorgestrel atau 350ug noretindron.
Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.
Cara kerja minipil
Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak
begitu kuat).
Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih
sulit.
Mengentalkan lendir serviks.
Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi ovum terganggu.
b.

Efektivitas
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua
tablet karena akibatnya kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan
obat-obat mukolitik asetilsistein bersamaan dengan minipil perlu dihindari karena
dapat meningkatkan penetrasi sperma. Dalam menggunakan minipil sebaiknya jangan
sampai ada tablet yang lupa, tablet digunakan pada jam yang sama, senggama
sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah penggunaan minipil.
c.

Keuntungan
Cocok untuk perempuan menyusui.
Sangat efektif jika digunakan secara benar.
Tidak mempengaruhi produksi ASI.
Nyaman dan mudah digunakan.
Kesuburan cepat kembali.
Sedikit efek samping.
Tidak mengandung estrogen
Dapat dipakai sebagai senggama.
Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.
Mencegah kanker endometrium.
Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman
diberikan pada perempuan DM yang belum mengalami komplikasi.
d.

Keterbatasan
Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.
Peningkatan/penurunan berat badan.
Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih besar.
Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.
Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat
OAT (rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin, barbiturat).
e.

f.

Kontraindikasi
Hamil/diduga hamil
Perdarahan pervaginam yang belum tahu penyebabnya.
Kanker payudara.
Mioma uteri.
Riwayat stroke, PJK.

2.7 Kontrasepsi implan.1


a. Jenis
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm, diameter 3,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 4
mm, dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-dosegestrel dan lamam
kerjanya 3 tahun.

Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg


Levonorgestrel dengan lamam kerja 3 tahun.
b. Cara kerja
Secara umum bekerja dengan menekan ovulasi, Mengentalkan lendir
serviks, Atrofi endometrium, dan menghambat transportasi ovum lewat tuba.
Efektivitas sangat efektif 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan.
2.7 AKDR dengan progestin.1
Jenis AKDR yang mengandung levonogestrel.
a.
Kontraindikasi absolut
Kondisi dengan kecenderungan infeksi
penyalahgunaan obat, penggunaan steroid.
Penyakit katup jantung (KI relatif).
Belum pernah melahirrkan (KI relatif).
Penyakit Wilson.
Alergi terhadap tembaga.

termasuk

leukemia,

AIDS,

Keuntungan
Kecepatan pelepasan hormon konstan selamam 5 tahun.
Mungkin merupakan metode kontrasepsi revesibel yang paling efektif untuk
periode 5 tahun.
Mengurangi dismenore dan menoragia.
b.

2.8 Perbandingan antara obat kontrasepsi oral dan contohnya


1. Dosegestrel/Etinil estradiol.2,13
Rumus kimia: C23H27N

a. Indikasi
Dosegestrel/etinil estradiol digunakan untuk mencegah kehamilan.
b. Interaksi
Golongan azole antifungal (itraconazole), barbiturat, carbamazepine, felbarmate,
griseofulvin, ritonavir, hidantoin, nevirapine, penisilin, rifampisin, topiramate, dan
troglitazone menurunkan efektivitas dosegestrel/etinil estradiol.

Efek samping dari obat beta bloker atenolol, selegiline, teofilin, dan troleandomisin
ditingkatkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
Efektivitas lamotrigin diturunkan oleh dosegestrel/etinil estradiol.
c. Sediaan beredar
Gracial (Organon), Marvelon (Organon), Mercilon (Organon)
d. Perhatian
Resiko kehamilan jika terlupa minum pil, terutama awal siklus. Harus dilakukan
pemeriksaan darah tinggi, perabaan hati, gula darah, kadar lemak.
e. Efek samping
Mual, mastalgia, perdarahan antar haid, sakit kepala ringan, jerawat.
f. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap dan diubah menjadi
etonogestrel. Konsentrasi plasma puncak mencapai 2 ng/ml setelah 1,5 jam setelah
minum. Bioavailabilitas 62-81%.
g. Distribusi
Etonogestrel terikat pada albumin serum dan sex hormone binding globulin(SHBG).
Hanya 2-4% dari total konsentrasi serum berada dalam bentuk steroid bebas, 40-70%
berikatan dengan SHBG. Etinil estradiol sendiri menginduksi peningkatan ikatan
desogestrel dengan SHBG dan menurunkan ikatan desogestrel dengan albumin.
Volume distribusi desogestrel adalah 1,5l/kg.
h. Metabolisme
Etonogestrel dimetabolisme seperti halnya metabolismesteroid lainnya. Laju klirens
metabolik adalah 2 ml/menit/kg. Eliminasi Desogestrel dan metabolitnya
diekskresikan melalui urindan empedu dalam perbandingan 6:4.
2. Mestranol/noretindrone.3,13
Nama generik: Mestranol/Norethindrone (MES-tra-nole/nor-eth-IN-drone)
Nama dagang: Norinyl 1 + 50 dan Ortho-Novum 1/50
a. Indikasi
Mencegah kehamilan.
Mengatur siklus menstruasi.
b.

Kontraindikasi
Alergi
Sedang hamil atau tersangka hamil.
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui sebabnya.
Kanker payudara, serviks ataupu uterus.
Stroke, PJK, trombosis vena.
Tumor hati.

c.

Interaksi Obat
Acitretin, aprepitant, azole antifungal seperti ketoconazole, barbiturates seperti
fenobarbital), bosentan, karbamazepine, felbamate, griseofulvin, hydantoins seperti
fenitoin, modafinil, nevirapine, penicillins seperti amoxicillin, protease inhibitor
seperti indinavir, rifamycins seperti rifampin, St. John's wort, tetrasiklin seperti
doksisiklin,
topiramate,
atau
troglitazone
menurunkan
efektivitas
mestranol/norethindron.
Beta bloker seperti metoprolol, cyclosporine, theophyllines, atau troleandomycin
dengan mestranol/ norethindron efek sampingnya ditingkatkan.
Kortikosteroid seperti prednisone, efek sampingnya seperti wajah bulan, peningkatan
berat badan, retensi cairan, peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah,
ditingkatkan oleh mestranol/ norethindron.
Antikoagulan oral (warfarin) efek sampingnya yaitu perdarahan ditingkatkan oleh
mestranol/noretindron.
Efektivitas dari Lamotrigine diturunkan oleh mestranol/norethindron.

3. Depomedroksiprogesteron asetat.4,13
Nama generik: Medroksiprogesteron asetat.
Nama dagang: Depo-Provera
Merupakan kontrasepsi injeksi yang diberikan tiap 3 bulan sekali. Kontrasepsi ini
kurang ideal pada pasien yang menghendaki cepat hamil setelah menghentikan
kontrasepsi ini. Dari studi didapatkan bahwa hanya 68% saja wanita yang hamil
dalam 12 bulan setelah penghentian konrasepsi ini. Lamanya jangka waktu
penggunaan kontrasepsi ini tidak mempengaruhi lamanya penundaan kehamilan
setelah menghentikan.
a. Indikasi
Kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
Perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang tidak diketahui penyebabnya,
dan kehamilan.
c. Efek Samping
Reaksi anafilaktik, tromboembolik, tromboflebitis, emboli paru, payudara lembek
dan galaktore, erosi, dan perubahan sekresi pada leher rahim, hipereksia yang
tidak diketahui penyebabnya, wajah bulan, perubahan berat badan, perubahan
warna kulit ditempat suntikan.
d. Sediaan
Cyclofem (Tunggal Idaman Abdi), Cyclogeston (Triyasa), Depogeston (triyasa),
Deponeo (triyasa), Depo-Progestin (Harsen).

4. Linestrenol.5,13
a. Indikasi
Kontrasepsi Oral
b. Kontraindikasi
Kehamilan, penyakit hati parah, ikterus, sindrom rotor, dan Dubbin Johnson, dan
wanita muda dengan siklus belum teratur.
c. Efek Samping
Mual, muntah, sakit kepala, nyeri payudara. Jika timbul perdarahanringan pada
bulan-bulan awal dapat dilanjutkan tapi jika parah hentikan.
d. Perhatian
Lakukanpemeriksaan fisik terautue 3 atau 6 bulan sekali. Hentikan jika timbul
gejal tromboembolik, hati-hati pada penyakit miokard, ginjal, epilepsi, atau
migran.
e. Interaksi obat
Jangan diberikan bersamaan rimfapisin, barbiturat, obat antiepilepsi tertentu.
f. Sediaan beredar
Exluton (Organon), Lyndiol (Organon), Ovostat (Organon).
5. Levonorgestrel.6,13
a. Indikasi
Kontrasepsi hormonal jangka panjang 3 tahun untuk wanita
b. Kontraindikasi
Perdarahan vagina dengan penyebab yang tidak jelas, kanker yang berkaitan
dengan hormonal, perdarahan uterus dengan sebab tidak jelas, gangguan
tromboemboli atautrombofleblitis.
c. Efek Samping
Menstruasi, spotting, menorrahgi, metroragi, amenorea, sakit kepala, gugup,
mual, pusing, perubahan selera makan, perubahan libido, hirsutisme, gatal-gatal,
rasa nyeri pada tempat pemasangan, anemia dan tekanan darah tinggi.
6. Etonogestrel.7,13
a. Indikasi
Kontrasepsi jangka panjnag yang reversibel
b. Kontraindikasi
Kehamilan, perdarahan vagina yang tidak terdiagnosis, hipersensitivitas.
c. Perhatiaan
Keuntungan penggunaan progesteron harus ditimbang dengan kemungkinan
resiko untuk setiap kasus individual dan dibahas dengan wanita calon akseptor

sebelum menggunakan implamt.


d. Sediaan beredar
Implanon (Organon)
7. Gestoden.8,13
a. Indikasi
Kontrasepsi oral
b. Kontraindikasi
Tromboemboli vena dan arteri, diabetes dengan perubahn vaskular, prankreatitis
atau hipertrigleresemia, penyakit hati, gagal ginjal akut.
c. Sediaan beredar
Gynera (Schering)
8. Drospirenon.9,13
Memiliki efek antimineral kortikoid dengan megabit sistem RAAS dan sebagai anti
antiandrogenik yang bermanfaat untuk wanita yang mengalami retensi cairan karena
hormon dan wanita yang menderita akne dan seborea. Bioviabilitas sekitar 76 % dan
tidak diikat oleh sex hormon maupun oleh kortikosteroid. Akan tetapi diikat oleh
protein serum. Pada sebagian orang dapat menyebabkan hiperkalemia jika
dikombinasi oleh sprinalaktone.
a. Indikasi
Kontrasepsi oral
b. Kontraindikasi
Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis atau hipertrigliseridemia, penyakit
hati, gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital ayau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, kehamilan, dan
hipersensitif.
c. Sediaan Obat
Yasmin (Schering)
9. Cyproterone Acetat.10,13
Nama generik
: (3'H-Cyclopropa(1,2)pregna-1,4,6-triene 3,20-dione,6chloro-1-beta,2-beta-dihydro-17-hydroxy-).
Nama dagang
: Diane 35 (Schering)
Cyproterone acetate merupakan derivat dari 17-hydroxyprogesterone Memiliki efek
antiandrogenik dengan efek lemah terhadap progestational dan glucocorticoid.
Cyproterone acetate dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 menjadi bentuk aktif 15hydroxycyproterone acetate, Sebagian akan dihidrolisis menjadi cyproterone
and acetic acid. Akan tetapi seperti halnya horman steroid esterase lainnya,
cyproterone acetate sulit untuk dihidrolisis. Sehingga banyak dalam bentuk
cyproterone acetate. Hal inilah yang menyebabkan cyproterone acetate memiliki efek
antiandrogenik yang kuat.

Cyproterone acetate mengahambat steroidogenic enzyme 21-hydroxylase dan 3betahydroxysteroid dehydrogenase. Dimana kedua enzim terse but iguana untuk
membentuk cortisol. Hambatan terhadap 21-hydroxylase juga mongering produksi
dari aldosterone. Efek terhadap progestational dan glucocorticoid mongering
hormon gonadotropins, yang menyebabkan turunya kadar testosterone sehingga baik
sebagai pengobatan antiandrogen.
Selain
itu cyproterone
acetate
dikombinasikan
dengan 5-alpha-reductase
inhibitorfinasteride dapat mengatasi keluahan hirsutisme. Beberapa studi invitro juga
menunjukkan bahwa cyproterone atau cyproterone acetate dapat mengobati benign
prostat hyperplasia.
a. Indikasi
Diindikasikan untuk ca prostat, benign prostat hyperplasia, hirsustisme, terapi
hormon maupun kontrasepsi oral.
b. Kontraindikasi
Wanita hamil, Tromboemboli vena dan arteri, pankreatitis akut, penyakit hati,
gagal ginjal akut, tumor hati (jinak atau ganas), keganasan alat genital atau
payudara, perdarahan pervaginam yang tidak terdiagnostik, dan hipersensitif.
c. Efek Samping
Merusak Hati, Hiperkalemi, Trombosis vena dalam, perubahan mood, dapat
menyebabkan osteoporosis.
d. Dosis
Untuk kontrasepsi 2mg cyproterone acetate dikombinasi dengan 35 atau 50 mcg
ethinylestradiol. Diminum selama 21 hari dan diintervalkan selama 7 hari.
10. Marvelon.11,13
Marvelon merupakan obat kontrasepsi hormonal yang merupakan kombinasi dari 2
zat aktif yaitu etinilestradiol dan desogestrel. Etinilestradiol merupahan hormon
sintetik dari estrogen wanita dan desogestrel merupakan generasi ketiga hormon
sintetik dari progesteron. Sediaan dalam bentuk tablet
a. Komposisi
Merupakan kontrasepsi oral monofasik. Dua puluh satu tablet besar warna
putih mengandung 0,15 mg desogestrel dan 0,03 mg etinilestradiol. Tujuh tablet putih
yang tidak mengandung zat aktif. Yang mengandung silicon dioksida, laktosaa,
magnesium stearat, tepung kentang, povidone, asam stearat, alfa tokoferol.
b. Indikasi
Kontrasepsi oral.
c. Kontraindikasi
Trombosis atau riwayat trombosis vena dalam, emboli paru, infark miokard dan
stroke.

Tia, angina pektoris.


Terdapat faktor yang meningkatkan kejadian trombosis seperti hipertensi.
Gangguan fungsi hati yang lama dan ireversibel.
Tumor hati.
Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya.
Diketahui atau dicurigai hamil.
DM dengan komplikasi vaskular.
Hipersensitif terhadap komponen.
11. Etinil estradiol.12,13
a. Absorbsi
Pemberian secara oral diabsorbsi dengan cepat dan lengkap. Konsentrasi plasma
puncak dicapai 80 pg/ml dalam 1-2 jam setelah pemberian. Biaoavailabilitas setelah
mengalami konjugasi presistemik dan metabolisme pintas pertama adalah 60%.
b. Distribusi
Etinil estradiol berikatan dengan albumin hampir 98,5% dan menginduksi
peningkatan kadar SHBG serum. Volume distribusi adalah 5L/kg.
c. Metabolisme
Etinil estradiol mengalami konjugasi presistemik oleh mukosa usus dan hati.
Metabolitnya akan dikonjugasi dengan glukoronida dan sulfat. Laju klirens metabolik
adalah 5 ml/menit/kg. Eliminasi Metabolitnya diekskresikan lewat urin dan empedu
dengan rasio 4:6. Waktu paruh ekskresi metabolitnya adalah 1 hari.
d. Cara pemberian
Tablet diminum setiap hari satu tablet sehari.
Jika pengguna lupa minum tablet dalam waktu kurang dari 12 jam, efektivitasnya
tidak berkurang. Tablet yang terlupa harus segera diminum dan tablet yang akan
diminum berikutnya, diminum sesuai dengan waktu biasanya. Jika pengguna lupa
minum sampai lebih dari 12 jam maka efektivitas proteksinya berkurang. Hal ini
berlaku juga untuk pil KB yang emnggunakan pil 21 tablet.
2.9 Standar Operasional Prosedur Pelayanan Keluarga Berencana.1
Konseling dan Persetujuan Tindakan Medis merupakan prinsip utama dari pelayanan
keluarga berencana.
a. Konseling
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dalam melalukan konseling berarti
petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
digunakan sesuai dengan pilihannya.konseling yang baik akan membantu klien dalam
menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB.
b. Persetujuan Tindakan Medik

Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat tindakan medis
diperlukan. Misalnya pada kontrasepsi mantap, amak persetujuan harus dari pasangan
suami istri. Setelah calon peserta dan pasangannya menandatangani persetujuan
tindakan medik, pel;ayanan kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang
lembar persetujuan tindakan medik terdapat catatan tindakan dan pernyataan oleh
dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan. Catatan tersebut memuat catatan
tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan, waktu serta pernyataan
dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar.

KONTRASEPSI HORMONAL
A.
1
2

1
a.
1.
2.
3.
b.
1
2
2

Pengertian

Menurut (Hanafi,2004) Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang mengandung


estrogen dan progesteron
Metoda KB hormonal adalah memakai obat-obatan yang mengandung 2 hormon, estrogen
dan progestin.(http://www.kesrepro.info/?q=node/167)
B.
Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal
Pil
Menurut (Saifudin, 2006) Pil di bagi menjadi 2 yaitu:
Pil kombinasi adalah pil yang mengandung kombinasi antara hormon estrogen dan
progesteron di mana pil kombinasi ini di bagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung hormon aktif
estrogen/ progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
Bifaasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
Trifasik: pil yang tersedia dalam 21 tablet yang mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
Pil progestin / minipil adalah pil yang hanya mengandung progesteron saja dimana jenis
minipil yaitu:
Kemasan dengan isi 35 pil: 300 g levonorgestrel atau 350 g noretindron.
Kemasan dengan isi 28 pil: 75 g desogestrel

Suntik
Suntik di bagi menjadi 2 (Syaifudin, 2006):
a. Suntikan kombinasi yaitu: 25 mg Depomedroksiprogesterom Asetat dan 5 mg estradiol
sipionat yang di berikan injeksi IM, 1 bulan sekali(cyclofem), dan 50 mg Noretindron dan 5
mg estradiol valerat yang di beriukan IM 1 bulan sekali.
b. Suntikan progestin di bagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Depo medroksiprogesteron asetat(depoprovera) mengandung 150mg (DMPA) yang di
berikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik IM

2. Depon nerotisteron enantat(deponoristerat), yang mengandung 200 mg noretindron


enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara suntik IM
3
Implan yaitu alat kontrasepsi yang berupa kapsul tipis yang fleksibel yang dibuat semacam
karet lunak yang berisi hormon yang sintetik ( jenis progesteron), yang dipasang dibawah
kulit wanita pada lengan atas, melalui operasi kecil.

Menurut (Setyaningrum, 2009) jenis-jenis implan ada 3 macam:


a. Norplant adalah implan yang terdiri dari 6 batang silastik dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, diisi dengan 36 mg levonogestrol, dengan lama kerjanya 5
tahun.
b. Implanon adalah implant yang terdiri dari 1 batang putih lentur, panjang 40 mm, dan
diameter 2 mm, diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel, lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplan adalah implan yang terdiri dari 2 batang, diisi dengan 75 mg
levonogestrel dengan lama kerjanya 3 tahun
4. AKDR dengan Progestin (steroid)
AKDR dengan prigestin yaitu AKDR yang mengandung progesteron dari mirena
yang mengandung levonogestrel
Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang mengandung hormonal
a. Progestasert-T = Alza T
1. Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam
2. Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg progesteron
per hari
3. Tabung insersinya berbentuk lengkung
4. Daya kerja :18 bulan
5. Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)
b.LNG-20
1. Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari
2. Sedang diteliti di Finlandia
3. Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah (0,5 per 100wanita per tahun)
C.
1.

MEKANISME KERJA HORMON

Siklus Menstruasi
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21
hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan
dan perkembangan folikel primer yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada saat tersebut sel
oosit primer akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang
menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang
merangsang keluarnya LH dari hipofisis.
Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu
endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat
pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi

merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang
folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus Luteum). Badan
kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi mempertebal lapisan
endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio.
Periode ini disebut fase luteal,
selain itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH,
akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron berhenti
sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti, endometrium menjadi
mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan (menstruasi) pada
hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada
progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)

2.

1.
2.
3.

Hormon Estrogen
Esterogen merupakan hormon yang dihasilkan oleh folikel yang matang dan corpus
luteum. Hormon ini memilki organ target dan fungsi pada setiap organ targetnnya , yaitu :
Tubuh secara umum adalah Estrogen berfungsi menstimulus perkembangan karakteristik
seksual sekunder pada wanita
Uterus
Estrogen berfungsi menstimulus proliferasi sel-sel uterus
Ovaries Estrogen berfungsi dalam pembentukan sel telur (Ovum)

4.

KelenjarMamae (Payudara)
Estrogen berfungsi menstimulus perkembangan saluran kelenjar ASI
Sebagai fungsi primer, estrogen meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan rahim,
saluran tuba dan vagina. Hormon lain, seperti hormon hipofisis dan progesteron, mereka
menyebabkan pembesaran payudara duktal melalui promosi pertumbuhan, perkembangan
stroma dan penambahan lemak. Estrogen juga rumit terlibat dengan hormon lain,
khususnya progesteron, dalam proses-proses ovulasi siklus menstruasi dan kehamilan dan
mempengaruhi pelepasan gonadotropin hipofisis. Selain mengatur siklus haid, estrogen
mempengaruhi saluran reproduksi, saluran kemih, jantung dan pembuluh darah, tulang,
payudara, kulit, rambut, selaput lendir, panggul otot dan otak. Karakteristik seksual
sekunder, seperti rambut kemaluan dan ketiak juga mulai berkembang saat tingkat
estrogen meningkat. Banyak sistem organ, termasuk sistem muskuloskeletal dan
kardiovaskular dan otak dipengaruhi oleh estrogen.
Penelitian telah diproyeksikan korelasi antara peningkatan kadar estrogen dan
pembekuan darah. Primer ini hormon seks wanita juga diketahui memainkan peranan
penting dalam promosi koagulasi atau pembekuan darah. Pembekuan adalah fungsi tubuh
alami yang berlimpah mencegah perdarahan dengan pembentukan gumpalan. Proses ini
melibatkan sel-sel darah dan fibrin. Ia telah mengamati bahwa peningkatan tingkat
estrogen dapat menyebabkan koagulasi abnormal mengakibatkan pembentukan bekuan
darah di kaki dan paru-paru. Peningkatan tingkat estrogen bisa dijelaskan faktor-faktor
seperti masa kehamilan memanjang sampai 6 minggu setelah kelahiran anak, konsumsi pil
KB dan menjalani terapi penggantian hormon setelah menopause. Dari sudut pandang ini,
menjadi penting untuk menjaga tingkat hormon seks ini dalam batas-batas sebagai
gumpalan darah di paru-paru sering mengakibatkan penyumbatan arteri yang dapat
menghambat aliran darah,yang dapat mengakibatkan stroke.
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
3. Hormon progesteron
Pogesteron merupakan hormon yang dihasilkan oleh corpus luteum dan placenta.
Hormon ini memilki organ target dan fungsi pada setiap organ targetnnya,yaitu :
1. Uterus
2. Memelihara ketebalan endometrium
3. Menstimulus pelepasan nutrisi
4. Kel.Mamae(payudara)
Menstimulus perkembangan alveoli dalam memproduksi ASI
Progesteron (alami) diproduksi terutama di korpus luteum di ovarium, sebagian diproduksi
di kelenjar adrenal, dan pada kehamilan juga diproduksi di plasenta. Progesteron
menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretorik (fase sekresi) pada endometrium
uterus, yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika
terjadi implantasi.

(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
4.

1.
2.
3.
4.
5.

1.
a.
6.
7.
8.
9.
b.
1.
2.
3.
4.
2.
a.
1.
2.
3.
4.
b.
1.
2.
3.
3.

Hormon campuran yaitu estrogen dan progesteron


Baik estrogen maupun progesteron adalah hormon wanita. Estrogen merupakan hormon
steroid kelamin karena memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara fisiologik
sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin system reproduksi. Pengaruh kombinasi
hormon estrogen dan progeteron dapat
Menekan ovulasi
Mencegah implantasi
Lendir servik mengental sehingga sulit di lalui sperma.
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu
pula
Mengganggu kualitas dan kwantitas ASI
(kontrasepsi,2009.http://www.kespro.info?q=node/167&Sarwono,2005)
D.
Cara Kerja
Pil
Pil Kombinasi
Menekan ovulasi
Mencegah implantasi
Lendir servik mengental sehingga sehingga sulit di lalui sperma.
Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu
pula
Pil progestin
Menekan sekresi gonodotropin dan sintesis steroid seks di ovarium
Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit
Mengentalkan lendir servik
Mengubah mortilitas tuba sehingga transformasi sperma terganggu
Suntikan
Kombinasi
Menekan ovulasi
Membuat lendir servik menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Suntikan progestin
Mencegah ovulasi
Mengentalkan lendir servik
Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Implan

1. Mengentalkan lendir serviks

2. Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit


3. Mengurangi transportasi sperma
4. Menekan ovulasi
4.
a.
b.
c.
1. Pil
a.
b.
2. Suntik
a.

terjadi implantasi

IUD
Mencegah terjadinya pembuahan dengan cara mengeblok bersatunya ovum dan telur
Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
Menginaktifkan sperma
E.
Efektifitas Kontrasepsi Hormonal
Kombinasi :1 kehamilan per 1000 perempuan dalam 1 tahun penggunaan. (Saifudin,2003)
Minipil : sangat efektif 98,5%. (Setyaarum,2009)

Kombinasi : sangat efektif 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) sebelum tahun pertama
penggunaan (Styarum,2009)
b. Progestin : sangat efektif 0,3 kehamilan per100 perempuan pertahun (Setyaarum,2009)
3. Implan : sangat efektif ( kegagalan 0,2-1 kehamilan per100 perempuan) (Setyaarum,2009)
4. IUD : sangat efektif yaitu 0,5-1 kehamilan per perempuan selama 1 tahun pertama
(Saifudin,2006)
F.
Keuntungan dan Kerugian/Keterbatasan
1)
Pil
a. Pil Kombinasi:
Menurut (Saifudin, 2006) Keuntungan dan kerugian pil meliputi:
1. Keuntungan
a. Tidak mengganggu hub sex
b. Dapat di gunakan jangka panjang
c. Mudah di hentikan setiap saat
d. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil di hentikan
e. Dapat di gunakan sebagai kontrasepsi darurat
2. Kerugian/keterbatasan
a. Membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
b. Tidak boleh di berikan pada perempuan yang menyusui
c. Harus mengingat untuk minum pil
d. Tidak mencegah IMS/HIV, HBV
b. Pil Progestin/Minipil
1
Keuntungan
a. Tidak menggangu hub sex
b. Tidak mempengaruhi ASI
c. Kesuburan cepat kembali
d. Nyaman/ mudah di gunakan

e.
f.
g.
2
a.
b.
c.
d.
2)
a.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
d.
b.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.

a.

Sedikit efek samping


Dapat di hentikan setiap saat
Tidak mengandung estrogen
Kerugian/keterbatasan
Harus di gunakan setiap hari pada waktu yang sama
Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar
Efektifitasnya menjadi rendah bila di gumakan bersamaan dengan obat
epilepsi/tuberkolusis
Tidak melindungi dari HIV/IMS
Suntik
Suntik Kombinasi
Menurut (Saifudin, 2006) Keuntungan dan kerugian suntik meliputi
Keuntungan
Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
Jangka panjang
Efeksamping sangat kecil tidak di perlukan px dalam
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
Kerugian
Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting atau
perdarahan sampai 10 hari
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah
suntikan ke 2 atau ke 3
Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 1 bulan
sekali untuk mendapatkan suntikan
Penambahan BB
Suntikan Progestin
Keuntungan:
Tidak berpengaruh terhadap hubungan sex
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
dan gangguan pembekuan darah
Tidak mempengaruhi asi
Efeksamping sedikit
Membantu mencegah kanker endometrium dan KET
Mencegah penyebab penyakit radang panggul
Kerugian:

Sering ditemukan gangguan haid(Siklus haid yang memendek atau memanjang,


Perdarahan yang banyak atau sedikit, Perdarahan tidak teratur atau perdarahan
bercak, Amenorhea)
b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan

c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut


d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak
menjamin
perlindungan
terhadap
penularan
infeksi
seksualterlambatnya kembalinya kesuburan setelah pemakaian dihentikan
3.

menular

Implan
Menurut (Setyaningrum, 2009) keuntungan dan kerugian implan meliputi:

a. Keuntungan Kontrasepsi implant :


lan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
anjang (sampai 5 tahun)
an yang cepat setelah pencabutan
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5. Tidak mengganggu kegiatan senggama
6. Tidak menganggu ASI
7. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
b. Kerugian atau keterbatasan implant
1. Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa prdarahan bercak ( Spotting)
2. Hippermenhorea atau meningkatnya jumlah darah haid, ammenhorea
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS termasuk AIDS, Klien tidak dapat
menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini dan harus pergi ke klimik atau
tenaga medis
4.
IUD
Menurut (saifudin, 2003) keuntungan dan IUD mengandung progestin adl:

n perlindungan jangka panjang (1 tahun)


gu hubungan suami istri
uh terhadap ASI
a kembali setelah AKDR di angkat
1. Di perlukan PD sebelum pemasangan AKDR
2. Di perlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKDR
3. Penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea
4. Mahal
5.Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus.
G. Indikasi dan Kontraindikasi
1. Pil
a. Pil kombinasi
Menurut (Billing E, 2006) indikasi dan kontraindikasi pil meliputi:
Indikasi:

b.

c.
d.
e.

f.

g.

h.
i.

j.
k.

a. Usia reproduksi karena Pil KB tidak direkomendasikan bagi wanita yang


berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan resiko bagi kesehatan wanita tersebut
Telah memiliki anak atau belum memiliki anak baik , yang sudah maupun yang belum
memiliki anak dapat menggunakan pil kombinasi,karena pengunaan KB Pil cepat
mengembalikan kesubursn seteleh pemakaian dihentikan
Gemuk atau kurus, karena memiliki efek samping yang berbeda-beda pada penggunanya
Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi pilkombinasi merupakan
metode kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
Setelah melahirkan dan tidak menyusui, karena dengan penggunaan pilkombinasi maka
dapat menyeimbangkan hormon yang ada didalam tubuh dan dapat menekan kwantitas ASI
sehingga tidak terjadi penumpukan produksi ASI (kadar estrogen lebih tinggi)
Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan asi eksklusif sedangkan semua cara
kontrasepsi yang di anjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut, dibolehkan karena tidak
memberikan ASI esklusif maka tidak menjadi masalah dalam penggunaan Pil kombinasi
(kadar progestin lebih tinggi)
Pasca keguguran, anemia karena haid berlebihan, karena pil bisa untuk alat kontrasepsi
pasca keguguran karena dapat menyeimbangkan kadar hormon dalam tuduh, pil kombinasi
juga dapat menyeimbangkan hormon yang dapat memperbaiki kelaianan menstruasi
hypermenhorea (haid berlebihan) (http//www.klinik.com)
Nyeri haid hebat, salah satu penyebab nyeri haid adalah keseimbangan hormon dengan pil
kombinasi bisa membantu menyeimbangkan hormon
Siklus haid tidak teratur, siklus haid yang tidak teratur salah satu disebabkan karena
ketidak seimbangan hormon, pil kombinasi dapat menyeimbangkan hormon sehingga siklus
menstruasi menjadi teratur
Riwayat KET, karena penggunaan progesteron dapat meningkatkan resiko kehamilan
ektopik maka disarankan untuk menggunakan pil kombinasi
Kelainan payudara jinak, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penggunaan pil
kombinasi pada wanita yang menderita kelainan payudara bersifat menetap dan tidak
menyebar dari pada bukan pengguna pil

2. Kontraindikasi:
a. Hamil atau di curigai hamil, seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi pil KB karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b. Menyusui eksklusif karena penggunaan pil dapat mengurangi kualitas dan kwantitas ASI
c. Perdarahan pervaginam yang belum di ketahui penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat
disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika mengkonsumsi Pil (Ca
Serviks dll)

b.

d. Penyakit Hepatitis karena estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan perubahan


metabolisme ,dalam hati, jadi pada wanita yang menderita penyakit hati sebaiknya tidak
menggunakan pil KB kombinasi
e. Perokok dengan usia > 35 tahun karena wanita yang memiliki usia >35 tahun dan perokok
serta pengguna pil kombinasi dapat memiliki kesempatan untuk terkena stroke.
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, TD > 180/110 mmHg karena wanita yang menggunakan
pil KB resiko lebih tinggi terkena serangan jantung jika mempunyai salah satu faktor resiko
diantaranya riwayat penyakit jantung, stroke dll dan unsur progesteron dalam pil KB dapat
meningkatkan tekanan darah dan disarankan untuk menggunakan pil KB dengan
progesteron dosis rendah.
g. Kanker payudara atau di curigai kanker payudara karena estrogen menyebabkan
perkembangan jaringan stroma payudara
h. Penyakit epilepsi karena penggunaan pil kombinasi dapat mengganggu penggunaan obat
epilepsi karena pada penderita epilepsi disarankan untuk menggunakan kadar estrogen
yang lebih tinggi karena tidak mengganggu kerja obat epilepsi
i. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari, jika tidak dapat menggunakan pil
secara teratur keefektifitasannya juga akan berkurang.
Pil Progestin/ Minipil
1. Indikasi:
a. Usia reproduksi karena Pil KB tidak direkomendasikan bagi wanita yang berumur > 35
tahun karena dapat meningkatkan resiko bagi kesehatan wanita tersebut
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun yang belum
memiliki anak dapat menggunakan mini pil, karena pengunaan KB Pil cepat mengembalikan
kesuburan seteleh pemakaian dihentikan
c. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode
menyusui karena KB pil efektiftas cukup tinggi dan progestin tidak mengganggu kwantitas
maupun kwalitas ASI
d. Mempunyai TD tinggi < 180/110 mmHg, hormone progesterone dapat meningkatkan
tekanan darah, dapat diberikan progesterone dalam dosis rendah dan perlu pengawasan
e. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen
2. Kontraindikasi
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan mengkonsumsi
pil KB karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat
disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika mengkonsumsi Pil (Ca
Serviks dll)
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karena penggunaan Pil KB menyebabkan
perkembangan jaringan stroma payudara

d.
e.
f.

1.
a.

b.

c.
d.

2.
a.
b.
c.

d.

e.
f.
g.

a.

Sering lupa menggunakan pil, karena jika tidak dapat menggunakan pil secara teratur
keefektifitasannya juga akan berkurang.
Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus
Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme/penyempitan pembuluh darah
2.Suntikan
(Billing, 2006) indikasi dan kontraindikasi suntik meliputi:
a. Kombinasi
Indikasi:
Usia reproduksi karena kontrasepsi kombinasi tidak direkomendasikan bagi wanita yang
berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan resiko bagi kesehatan wanita tersebut dan
mempengaruhi metabolisme tubuh
Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak , yang belum memiliki anak yang sudah
maupun yang belum memiliki anak dapat menggunakan mini suntik, karena pengunaan KB
suntik cepat mengembalikan kesuburan.
Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, efektivitas suntik kombinasi tinggi
Menyusui asi pasca persalinan > 6 bulan, Selama 6 bulan menyusui esklusif dan tidak boleh
menggunakan kontrasepsi kombinasi, ketika tidak memberi asi eksklusif maka
diperbolehkan menggunakan asi eksklusif (http//www.klinik.com)
Kontra Indikasi:
Hamil atau di duga hamil, seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi Suntik kombinasi karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan karena penggunaanSuntikan kombinasi dapat
mengurangi kualitas dan kwantitas ASI
Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat
disebabkan
karena
adanya
penyakit
yang
akan
bertambah
parah
jika
mengkonsumsi kontrasepsi kombinasi (Ca Serviks dll)
Penyakit hepatitis karena estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan perubahan
metabolisme ,dalam hati, jadi pada wanita yang menderita penyakit hati sebaiknya
menggunakan kombinasi
Usia > 35 tahun yang merokok karena wanita yang memiliki usia >35 tahun dan perokok
serta pengguna suntik kombinasi dapat memiliki kesempatan untuk terkena stroke.
Tekanan darah tinggi > 180/110 mmHg, suntikan kombinasi dapat meningkatkan tekanan
darah tinggi
Keganasan payudara karena estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stroma
payudara
b. Suntikan Progestin
Usia reproduksi karena suntikan progestin tidak direkomendasikan bagi wanita yang
berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan resiko bagi kesehatan wanita tersebut

b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun yang belum
memiliki anak dapat menggunakan suntikan progestin, karena pengunaan suntikan
progestin cepat mengembalikan kesuburan seteleh pemakaian dihentikan
c. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode
menyusui karena suntikan progestin efektiftas cukup tinggi dan progestin tidak mengganggu
kwantitas maupun kwalitas ASI
3. Kontraindikasi
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan mengkonsumsi
suntik progestin karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat
disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika menggunakan suntikan
progestin (Ca Serviks dll)
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karena penggunaan suntikan
progesterone menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d. Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan progestin
menyebabkan amenorea atau tidak dating haid
3. Implant/AKBK
(Billing, 2006) indikasi dan kontraindikasi implan meliputi:

1. Indikasi:
a. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun yang
belum memiliki anak dapat menggunakanimplan, karena pengunaan implant cepat
mengembalikan kesuburan seteleh pemakaian dihentikan
b.Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode
menyusui karena implan efektiftas cukup tinggi dan progestin tidak mengganggu
kwantitas maupun kwalitas ASI
c. Mempunyai TD tinggi < 180/110 mmHg, hormone progesterone dapat meningkatkan
tekanan darah, dapat diberikan progesterone dalam dosis rendah dan perlu
pengawasan
d. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen
e. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi, impaln tidak mengganggu kualitas dan
kwantitas ASI
f. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi, merupakan metode jangka
panjang yang memnyerupai sterilisasi
2. Kontraindikasi :
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi implant karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat

disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika


menggunakan implan(Ca Serviks dll)
c. Kanker
payudara
atau
riwayat
kanker
payudara karenapenggunaan
implan menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d. Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan implan
menyebabkan amenorea atau tidak dating haid
4.

IUD
Indikasi dan kontraindikasi IUD ( Billing, 2006) :
1. Indikasi

a. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun yang
belum memiliki anak dapat menggunakanimplan, karena pengunaan implant cepat
mengembalikan kesuburan seteleh pemakaian dihentikan

b. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode


menyusui karena implan efektiftas cukup tinggi dan progestin tidak mengganggu
kwantitas maupun kwalitas ASI
c. Mempunyai TD tinggi < 180/110 mmHg, hormone progesterone dapat meningkatkan
tekanan darah, dapat diberikan progesterone dalam dosis rendah dan perlu
pengawasan
d. Tidak boleh menggunakan estrogen atau lebih senang tidak menggunakan estrogen
e. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi, impaln tidak mengganggu kualitas dan
kwantitas ASI
f. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi, merupakan metode jangka
panjang yang memnyerupai sterilisasi
2. Kontraindikasi :
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
menggunakan IUD karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu dapat
disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika
menggunakan IUD (Ca Serviks dll)
c. Kanker
payudara
atau
riwayat
kanker
payudara karenapenggunaan
IUD menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d. Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan progestin
menyebabkan amenorea atau tidak dating haid

e. Menderita vaginitis, salvingitis, endometritis, dengan memakai KB IUD dapat


memperparah keadaan
H.

Penanggulangan / Penanganan Efek SampingKontrasepsi Hormonal


1.

Pil
Menurut (Saifudin, 2006) penanganan efek samping kontrasepsi pil meliputi:
a. Pil kombinasi
1. Amenorea (tidak ada perdarahan)
Penanganan: Tes kehamilan, bila tidak hamil dan klien minum pil dengan benar, tenanglah.
Tidak datang haid kemunkinan besar karena tidak adekuatnya efek estrogen terhadap
endometrium. Tidak perlu pengobatan khusus berikan pil dengan dosis estrogen 50g, atau
dosis estrogen tetap, tetapi dosis progestin di kurangi. Bila klien hamil intra uterin,
hentikan pil, dan yakinkan pasien, bahwa pil yang telah di minumnya tidak punya efek pada
janin
2. Mual, pusing atau muntah.
Penanganan: tes kehamilan, bila tidak hamil sarankan minum pil saat makan malam, atau
sebelum tidur
3. Perdarahan pervaginam/spotting
Penanganan: tes kehamilan atau pemeriksaan ginekologi. Sarankan minum pil pada waktu
yang sama. Jelaskan bahwa perdarahan/spotting hal yang bisa terjadi pada 3 bulan
pertama dan lambat laun akan berhenti. Bila perdarahan /spotting tetap saja terjadi, ganti
pil dengan dodis estrogen lebih tinggi 50g sampai perdarahan teratasi, lalu kembali ke
dosis awal. Bila perdarahan/spotting timbul lagi, lanjutkan lagi dengan dosis 50g, atau

ganti dengan metode kontrasepsi yang lain


b. Pil progestin(minipil)
1. Amenorea
Penanganan: pastikan hamil atau tidak, bila tidak hamil tidak perlu tindakan khusus cukup
konseling saja. Bila amenorea berlanjut atau hal tersebut membuat klien khawatir, rujuk ke
klinik. Bila hamil, hentikan pil, dan kehamilan di lanjutkan. Jelaskan pada klien bahwa
minipil sangat kecil menimbulkan kelainan pada janin. Bila di duga kehamilan ektopik,
klien perlu di rujuk, jangan memberikan pbat-obatan hormonal untuk menimbulkan haid.
Kalaupun di berikan tidak ada gunanya.
2. Perdarahan tidak teratur
Penanganan: bila tidak menimbulkan masalah kesehatan /tidak hamil, tidak perlu tindakan
khusus, bila klien masih tidak menerima kejadian tersebut, perlu di cari metode
kontrasepsi lain
2.
Suntikan
Menurut (Saifudin, 2006) penanganan efek samping kontrasepsi suntikan meliputi:
a. Suntikan kombinasi
1. Amenorea

2.
3.

b.

a.
b.
c.
d.

e.

Penanganan: test kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan tidak perlu di beri pengobatan
khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim. Anjurkan klien untuk
kembali ke klinik bila datangnya haid masih menjadi masalah. Bila klien hamil rujuk
klien.hentikan penyuntikan dan jelaskan bahwa hormon progestin dan estrogen sedikit
sekali pengaruh terhadap janin
Mual, pusing, muntah
Penanganan: pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil rujuk. Bila tidak hamil informaekat
Perdarahan/spotting
Penanganan: bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan .jelaskan bahwa
perdarahan yang terjadi merupakan hal yang biasa. Bila perdarahan berlanjut dan
mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu di cari
Suntikan progestin
1. Amenorea
Penanganan:
Bila tidak hamil pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid tidak
terkumpul dalam rahim. Nasehati untuk kambali ke klinik
Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormon
progestin tidak akan menimbulkan kelainan pada janin
Bila terjadi KET rujuk segera
Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik
2. Perdarahan, spotting
Penanganan:
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering di jumpai, tetapi hal ini bukanlah masalah
serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima
perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan maka dapat di sarankan 2 pilihan
pengobatan : siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35g etinilestradiol), ibuprofen (800 mg,
3x/hari untuk 5 hari), pil kontrasepsi kombinasi dapatterjadi perdarahan dan bila terjadi
perdarahan banyak selama pemberian suntikan di tangani dengan pemberian 2 tablet pil
kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari di lanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi
hormonal, atau di beri 50g etinilestradiolatau 1,25 mg estrogen equinkonjugasi untuk 1421 hari
2. Meningkatnya/menurunya BB
Penanganan: Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 kg dapat saaja
terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila BB
berlebihan hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
3. Implan

a. Nyeri kepala,
b. peningkatan atau penurunan berat badan,

penanganan: informasikan kepada klien bahwa perubahan BB 1-2 kg adalah normal.


Kaji ulang diet klienapabila terjadi perubahan BB 2kg atau lebih, apabila klien tidak
menerimanya bantu klien cari metode lainnya
c. Nyeri payudara,
d. perasaan mual, pening/pusing kepala,
e. Perubahan perasaan atau mood
4. IUD
a. Amenorea
Penanganan: pastikan pasien tersebut hamil atau tidak,. Bila klien tidak hamik AKDR tidak
perlu di cabut, cukup konseling saja. Jika tetap saja klien menganggap amenorea yang
terjadi sebagai masalah, maka di rujuk. Jika terjadi kehamilan 13 mggdan benang AKDR
terlihat, cabut AKDRanjurkan klien kembali jika terjadi perdarahan, cram, cairan berbau
atau demam. Jangan cabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan kehamilan > 13 mgg. Jika
klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya tanpa mencabut AKDRnya jelaskan
kepadanya tentang meningkatnya resiko keguguran, kehamilan preterm, infeksi, dan
kehamilan harus di awasi ketat
b. Kram
Penanganan: pikirkan kemungkinan terjadiinfeksi dan berikan pengobatab yang sesuai. Jika
kram tidak parah dan tidak di temukan penyebabnya cukup di berikan analgetik saja. Jika
penyebabnya tidak di temukan dan menderita kram berat cabut AKDR kemudian ganti AKDR
baru atau cari metode yang lain
c.
Perdarahan yang tidak teratur dan banyak
Penanganan:
sering di temukan pada 3-6 bulan pertama. Apabila klien menderita infeksi panggul/ KET
rujuk bila perlu. Bilatidak di temukan kelainan patologik dan perdarahan masih terjadi
dapat d beri obat: 3x800mg untuk 1 mgg, atau pil kombinasi 1 siklus saja. Bila perdarahan
banyak beri 2 pil kombinasi untuk 3-7 hari, atau boleh juga di beri 1,25mg estrogen equin
konyugasi selama 14-21 hari, bila perdarahan terus berlanjut sampai klien anemia, cabut
AKDR bantu klien utk memilih metode lain.
d.
Benang hilang
Penanganan : periksa apakah klien hami. Bila klien tidak hamil dan AKDR masih di tempat,
tidak ada tindakan yang perlu di lakukan, bila tidak yakin AKDR masih di dalam klien itdak
hamil, maka klien di rujuk untuk di lakukan px rontagen/USG. Bila tidak di temukan pasang
kembali AKDR sewaktu datang haid. Jika di temukan kehamilan dan benag AKDR tidak
kelihatan lihat penanganan amenorea
e.
Cairan vagina/ dugaan radang panggul
Penanganan : bila penyebab kuman gonokokus atau klamidia, cabut AKDR dan berikan
penanganana yang sesuai. Penykit radang ini cukup di obati dan AKDR tidak perlu di cabut.
Apabila klien dengan penyakit radang panggul dan tidak ingin memakai AKDR lagi beri

a.
a.
b.
c.
d.

e.

f.

g.
h.
1.
a.
b.

c.
d.
e.
f.

g.

antibiotika selama 2 hari kemudian AKDR di cabut dan bantu klien utk memilih metode
kontrasepsi lain.
Suntikan Progestin
Setiap saat selama haid, asal ibu tersebut tidak hamil
Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
Pada ibu yang tidakhaid, injeksi pertama di berikan setiap saat, asalkan ibu tersebut tidak
hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan sex
Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi
suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan
ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera di berikan. Tidak perlu menunggu
sampai haid berikutnya datang
Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan di berikan di mulai saat
jadual kontrasepsi suntikan yang sebelmnya
Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin menggantinya kontrasepsi
hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan di berikan, asal saja ibu
tersebut tidak hamil. Dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila
ibu di suntik setelah hari ke 7 haid, ibu tersebut selama 7 hari belum boleh hubungan sex
Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat di
berikan pada haari pertama sampai hari ke 7 siklus haid, asal saja ibu tersebut tidak hamil
Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat di
berikan setiap saat, asal saja ibu tidak hamil, dan selama 7 hari ibu belum boleh hub sex
Implant/AKBK
Setiap saat selama siklus haid hari ke 2-7 tidak di perlukan metode kontrasepsi tambahan
Insersi dapat di lakukan kapan saja asalkan di yakini tidak hamil, bila di insersi setelah7
hari siklus haid, klien jangan melakukan hubungan sex/ menggunakan metode kontrasepsi
lain selama7 hari
Bila tidak haid insersi di lakukan kapan saja, asal di yakini tidak hamil, jangan melakukan
hub sex atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari saja
Bila menyusui antara 6 minggu-6 bulan pasca persalinan insersi dapat di lakukan setiap
saat, bila menyusui penuh klien tidak perku menggunakan kontrasepsi lain
Setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali insersi dapat di lakukan
setiap saat, tetpai jangan melakukan hubungan sex selama 7 hari
Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin mengganti dengan implan, insersi
dapat di lakukan setiap saat, asal saja klien tidak hamil, atau klien menggunakan
kontrasepsi yang dulu dengan benar
Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat di berikan pada
saat jadual kontrasepsi suntikan tersebut, tidak di perlukan metode kontrasepsi lain

h.

Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali AKDR) dan klien
ingin menggantinya dengan implan, insersi implan dapat di lakukan setiap saat, asal di
yakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu datangnya haid berikutnya
i.
Bila kontersepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan implan,
implan dapat di pasang pada saat haid hari ke 7, dan klien jangan melakukan hubungan sex
selama 7 hari. AKDR segera di cabut
2. IUD
a. Setiap waktu selama siklus haid, di pastikan ibu tidak hami
b. Sesudah melahirkan dalam waktu 48 jam pertama pascapersalinan, 6-8 mgg atau sesudah
melahirkan
c.

Segera setelah haid, pasca keguguran spontan atau keguguran buatan dengan syarat tidak
terbukti adanya suatu infeksi

REFERENSI
Hartanto H, 2004, Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan,Jakarta
Saifudin BA, dkk, 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
prawirohardjo, Jakarta
Setya Arum dkk, 2009, Panduan lengkap Pelayanan KB Terkini, Nuha Medika, Jogjakrta
_____, kontrasepsi, 2009. http://www.kespro.info/?q=node/167
_____, 2009. http://www.wordprees.com/2007/06/09
Pendit, Bram U, 2006, Ragam Metode Kontrasepsi, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai