Anda di halaman 1dari 23

Note :

= halaman

Inti Bumi

19
18

Coring

V
Survei
Seismik
Survei Magnetik

15

Kerak Bumi

Well Logging
Mud Logging

Mantel Bumi

Pengantar
Industri Minyak
dan Gas Bumi

Logging

3 Lapisan
Dasar Bumi

Pelapukan Fisika

2 Tipe Pelapukan

Geologi
Dasar

Pelapukan Kimia
6

Booklet Volume I
Overview & Eksplorasi

Survei
Geofisika

Survei Gravity

Peta Topografi

Batuan Sedimen
8

Mapping

12

13

Peta Geologi

Base Maps

Batuan Beku

Batuan

Eksplorasi
Minyak
dan Gas Bumi

Peta Bawah

Petroleum
System

Batuan Metamorf

Source Rock
Ahli geologi

Permukaan

Migrasi
Perencanaan eksplorasi

Ahli geofisika

Tahapan

Tim
Petrofisis

Operasi survei lapangan

Drilling engineer

Penilaian prospek dan prognosis


Pemboran eksplorasi

Pengembangan dan reevaluasi daerah

Financial specialist

Reservoir Rock

Trap

Reservoir engineer
Seal

PENGANTAR INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI


Minyak bumi, atau yang kerap disebut petroleum berasal dari bahasa Yunani, yaitu petros dan
oleum. Petros berarti batu dan oleum berarti minyak. Jadi, kata petroleum berarti minyak yang
terdapat dalam batuan atau minyak batuan.
Herodotus, pengembara dan ahli sejarah dari Yunani yang hidup sekitar 5 SM, bercerita bahwa
minyak bumi telah digunakan bangsa Persia sejak 6000 tahun yang lalu. Saat itu, minyak bumi hanya
digunakan sebagai perekat bahan bangunan. Bangsa Persia mendapatkan minyak berupa lumpur
hitam berbau tak sedap dari sumur-sumur dangkal. Bangsa Cina telah menggunakan gas bumi sejak
tahun 100 SM dimana gas bumi diambil dari dalam tanah dengan cara melubangi tanah
menggunakan bor. Dari lubang tersebut, gas bumi dialirkan melalui pipa yang terbuat dari bambu.
Gas bumi tersebut kemudian disimpan dan digunakan sebagai sumber panas dan cahaya di dalam
kuil maupun istana.
Saat ini, minyak dan gas bumi adalah sumber energi utama yang digunakan di belahan dunia
semenjak berkembangnya teknologi destilasi, drilling, otomotif, dll. Hasil olahan minyak bumi dapat
digunakan untuk bahan bakar berbagai kendaraan, bahan bakar industri, plastik, aspal, benang
sintetis, cat minyak, karet sintetis, dan masih banyak lagi. Untuk merasakan kegunaan minyak bumi
tersebut, diperlukan berbagai proses yang dilakukan oleh industri minyak dan gas bumi.

Gambar 1 Proses pembentukan minyak dan gas bumi

Para ahli mengatakan bahwa bangkai-bangkai makhluk laut dan tumbuh-tumbuhan yang jumlahnya
tak terhitung mengendap di dasar lautan. Mereka tertutup lumpur dalam waktu yang sangat lama.
Endapan tersebut mendapat tekanan dan panas dari dalam bumi. Oleh proses alam, secara bertahap
mereka berubah menjadi lapisan batuan sedimen. Tumbuh-tumbuhan dan bangkai-bangkai hewan
pun secara alami berubah menjadi minyak dan gas bumi. Bahan organik di lapisan tanah akan
berubah menjadi minyak jika mereka terkena tekanan dan suhu yang cukup panas. Untuk mengubah
bahan organik dalam bumi menjadi minyak atau gas bumi diperlukan proses maturasi atau
pematangan. Dibutuhkan suhu sekitar 120 Celsius untuk menjadi minyak. Untuk menjadi gas
dibutuhkan suhu yang lebih panas. Minyak akan rusak jika terkena suhu yang terlalu tinggi.

Gambar 2. Petroleum system

Orang awam kerap kali menyangka bahwa di dalam bumi terdapat goa besar berisi kolam minyak.
Padahal tak ada kolam minyak di dalam perut bumi. Minyak terjebak dalam batuan. Minyak yang
terkandung dalam lapisan batuan, mirip seperti air yang berada dalam spons. Batuan sumber
(source rock) adalah batuan yang berperan sebagai dapur hidrokarbon. Migas yang telah matang
akan bermigrasi dari batuan induk ke batuan penampung (reservoir rock) yang mampu menampung
minyak. Minyak dalam reservoir rock terus berkumpul karena diatasnya terdapat lapisan batuan
kedap air atau seal. Tempat dimana kandungan minyak berada disebut jebakan (trap). Trap terjadi
saat minyak yang berada didalam batuan terperangkap pada seal. Keseluruhan elemen dari
akumulasi petroleum inilah yang disebut petroleum system.
Ada berbagai macam cara untuk mendapatkan lokasi minyak bumi, mulai dari observasi geologi,
survei geofisika, membor sumur uji, dan faktor keberuntungan.
Berbagai survei belum dapat memastikan apakah ada minyak di
dalam bumi, satu-satunya cara adalah dengan melakukan
pengeboran eksplorasi.
Data yang didapat dari penelitian awal merupakan acuan bagi
pekerja minyak dan gas untuk menentukan daerah operasi
pengeboran minyak. Dahulu lubang sumur minyak dibuat dengan
cara menghantam permukaan tanah menggunakan mata bor
tajam yang berat. Bisa juga digunakan alat pemotong yang
terpasang pada ujung suatu kabel. Mata bor diangkat dan
dijatuhkan berulang kali ke tanah sampai tercapai kedalaman
lubang yang diinginkan. Metode pengeboran modern yang
sekarang sering dipakai adalah pengeboran rotasi.

Gambar 3 Pengeboran sumur

Pengeboran dapat dilakukan di daratan atau lepas pantai. Istilah


onshore merupakan sebutan bagi tambang minyak di daratan
sedangkan offshore adalah sebutan tambang minyak di lepas
pantai. Pengeboran di lepas pantai dapat dilakukan setelah rig
sebagai tempat pengeboran dibangun.

Pengeboran minyak dimulai dengan pendirian derrick atau menara bor. Menara bor sangat tinggi
bahkan ada yang tingginya mencapai tinggi gedung berlantai 20. Derrick akan berfungsi sebagai
penyangga pipa-pipa pemboran, dimana pada ujung pipa pemboran ini terdapat bit atau mata bor
yang berfungsi untuk menghancurkan batuan selama proses pemboran. Bila sumur yang dibor
sangat dalam, maka akan dilakukan penyambungan pipa pemboran karena pada umumnya pipa
2

pemboran hanya 30 ft. Pipa sambungan diputar oleh mesin putar agar mata bor makin masuk ke
dalam. Selongsong atau pipa yang lebih lebar dari pipa bor dipasang untuk untuk menjaga formasi
lubang pengeboran agar tidak terjadi longsor. Setelah sampai di batuan yang mengandung minyak,
pipa bor ditarik ke atas sehingga yang tertinggal adalah pipa selongsong. Setelah katup besi sebagai
pengatur minyak yang akan keluar dipasang, minyak mulai dipompa ke atas. Fluida yang dipompa ke
atas akan mengalami proses pengolahan untuk memisahkan fluida pada sumur yang umumnya
masih tercampur satu sama lain. Fluida tersebut terdiri dari air, minyak, gas, kontaminan lain.
Setelah itu, didapatkan minyak mentah, dan gas yang akan mengalami proses pengolahan lebih
lanjut.

Gambar 4. Proses penyulingan

Minyak mentah yang didapatkan dari ladang minyak harus disuling dengan baik sebelum digunakan.
Proses penyulingan dan pengolahan, yang biasa disebut dengan istilah refinery, adalah proses
rekayasa kimia yang sangat rumit. Itulah sebabnya, di kilang minyak terlihat banyak menara baja
bulat yang tinggi dan tungku perapian yang dililit pipa yang sangat panjang. Adapun proses dasar
pengilangan minyak adalah distilasi (penyulingan) dan cracking (pemecahan). Distilasi atau
penyulingan adalah proses pemisahan bagian-bagian minyak. Proses pemisahan dimulai dengan
memanaskan minyak di menara distilasi. Panas akan memisah-misahkan minyak berdasarkan titik
didihnya. Minyak mentah terdiri dari bermacam-macam senyawa hidrokarbon. Setelah proses
distilasi, minyak mentah akan dibawa ke proses konversi. Proses ini mengubah struktur dan ukuran
senyawa hidrokarbon yang telah dipisah pada proses distilasi. Proses konversi terdiri dari tiga tahap,
yaitu dekomposisi, unifikasi, dan alterasi. Setelah melalui tiga tahap itu, minyak mentah di-treatment
(diolah). Proses treatment dimulai dengan pencampuran dan penambahan bahan tambahan (zat
aditif) hingga didapat produk akhir yang diinginkan.

GEOLOGI DASAR
Industri minyak dan gas bumi (migas) merupakan industri multidisiplin. Salah satu disiplin ilmu yang
penting dalam proses pencarian migas yang potensial adalah geologi. Geologi adalah ilmu yang
mempelajari sejarah dan struktur dari bumi dan bentuk kehidupan pada bumi, terutama yang
terekam pada catatan batuan. Karakter fisik dari reservoir, proses terbentuknya petroleum, tipe
batuan pembawa petroleum, jenis fluida dalam reservoir, proses terjebaknya hidrokarbon dan
analisis sederhana dari well log adalah konsep-konsep vital pada kegiatan eksplorasi minyak bumi.
Bumi terdiri dari tiga lapisan dasar
1.

Inti bumi
Inti bumi terdiri dari material
cair, dengan penyusun utama
logam besi (90%), nikel (8%),
dan lain-lain yang terdapat
pada kedalaman 2900 5200
km. Lapisan ini dibedakan
menjadi lapisan inti luar dan
lapisan inti dalam.
Lapisan inti luar tebalnya
sekitar 2000 km dan terdiri atas
besi cair yang suhunya
mencapai 2.200 oC. Inti dalam
merupakan pusat bumi
berbentuk bola padat dengan
diameter sekitar 2700 km
dengan suhu yang mencapai
4500 oC.

2.

Selimut atau selubung


(mantle)
Selimut merupakan lapisan
yang terletak di atas lapisan inti
bumi. Tebal selimut bumi
mencapai 2.900 km dan
merupakan lapisan batuan
padat.

3.

Gambar 5 Interior Bumi

Kerak bumi
Kerak bumi adalah lapisan yang menjadi perhatian paling lebih dalam geologi petroleum. Tebal
lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan tanah dan batuan. Lapisan ini
menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai
1100 C. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan
litosfer.
Kerak bumi secara konstan mengalami perubahan dan pergerakan akibat dua gaya utama dari
alam yaitu orogeni dan pelapukan/erosi.
Orogeni, atau pembentukan gunung, adalah proses dimana lapisan kerak bumi terlipat dan
terdorong ke atas akibat tektonisme, tenaga yang bekerja dari dalam bumi dengan arah vertikal
maupun horizontal yang mengakibatkan perubahan lokasi (dislokasi) lapisan batuan pada
4

permukaan bumi, dan volkanisme, peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung
api.
Pelapukan dan erosi merupakan gaya yang saling berlawanan di mana sedimen mengalami
perubahan bentuk dan tertransportasi ke tempat lain.
Ada dua tipe pelapukan :
Fisika terjadi ketika batuan padatan terfragmentasi oleh proses fisika yang tak
mengubah komposisi kimia batuan. Contoh proses fisikanya meliputi angin (gaya
aeolian), air (pembekuan, gelombang, dll), panas, dan bahkan pergerakan glasial.
Kimia terjadi ketika mineral-mineral di batuan mengalami perubahan kimiawi atau
mengalami pelarutan. Contohnya adalah pelapukan potassium feldspar menjadi
kaolinit.

Gambar 6 Proses pelapukan dan erosi

Pelapukan dan erosi merupakan proses geologi yang berkaitan erat. Selagi mengalami
pelapukan, batuan mengalami erosi. Erosi adalah proses peluruhan sisa pelapukan.
Pelapukan dan erosi akan mengakibatkan formasi geologi dalam bumi yang memungkinkan
reservoir petroleum ditemukan.
Awal berkembangnya geologi modern terjadi pada akhir abad ke-18. James Hutton, seorang
fisikawan dan petani asal Skotlandia, menerbitkan bukunya"Theory of the Earth with Proof and
Illustrations (1785) yang menjelaskan prinsip uniformitarianisme. Prinsip ini menyatakan bahwa
proses geologi dan aktifitas yang terjadi saat ini untuk memodifikasi kerak bumi telah bertindak
dalam cara dan intensitas yang banyak memiliki kesamaan dengan masa lalu sehingga peristiwa
geologi yang telah lampau dapat dijelaskan dengan observasi geologi saat ini. Konsep klasik ini
dikenal sebagai the present is the key to the past

BATUAN
Batuan merupakan suatu bentuk padatan alami yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan
kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan heterogen (terbentuk
dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang merupakan homogen (disusun oleh satu
mineral atau monomineral).
Tekstur dari batuan akan memperlihatkan karakteristik komponen penyusun batuan sedangkan
struktur batuan akan memperlihatkan proses pembentukannya (dekat atau jauh dari permukaan).
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan di kerak bumi dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.
a. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma didalam bumi atau di
permukaan bumi.

Gambar 7 Klasifikasi Batuan Beku

b. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses sedimentasi
(pengendapan). Proses terbentuknya batuan sedimen disebut diagenesis.
Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai macam batuan melalui proses pelapukan,
baik pelapukan oleh angin maupun air. Butir-butir dari hasil dari pelapukan mengendap
secara berlapis yang makin lama makin menebal dan berbentuk padat. Adanya tekanan atau
beban yang terlalu berat inilah yang menyebabkan batuan berbentuk padat. Tekanan yang
lama membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan dan sedimentasi inilah
berbagai endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen.
Berdasarkan proses pengendapannya, batuan sedimen dibagi menjadi
No
Jenis Batuan Sedimen
A Batuan Sedimen Klastika

Batuan Sedimen Kimiawi

Penjelasan
Batuan sedimen yang susunan
kimianya sama dengan batuan
asalnya

Contoh
Breksi
Konglomerat

Batuan sedimen yang diendapkan


secara kimiawi dan proses

Batu Gamping
(limestone)

Batuan Sedimen Organik

pengendapannya terjadi

perubahan susunan kimianya


Batuan sedimen yang diendapkan
melalui kegiatan organik

Dolomit
Terumbukarang
Batu Bara

Batuan sedimen klastik juga dapat dikelompokkan berdasarkan butir materialnya. Untuk itu
diperlukan satu acuan butir komponen materialnya, dan telah dibuat oleh Wentworth,
dikenal sebagai skala Wenworth:

Gambar 8 Skala Wenworth

Batuan-pembawa-petroleum (Petroleum-Bearing Rocks)


Batuan sedimen merupakan batuan yang menjadi fokus studi pada industri petroleum
karena akumulasi migas umumnya terjadi pada batuan ini; batuan beku dan metamorf
sangat jarang mengandung minyak dan gas. Umumnya, minyak bumi terbentuk pada
batuan sedimen yang terbentuk dari sedimen laut yang terdeposit pada tepi benua.
Jenis batuan yang umum dijumpai sebagai petroleum-bearing rocks antara lain adalah
batuan pasir (sandstone) dengan mineral quartz (SiO2) sebagai penyusun utamanya dan
batuan karbonat dimana penyusun utamanya adalah organisme, terutama kerang yang
telah mengalami deposisi dan terbentuk akibat aktifitas biologi. Hampir 50% batuan
pembawa petroleum di dunia adalah batuan karbonat.

Gambar 9 Batuan pasir (kiri) batuan karbonat (kanan)

c. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan baik secara fisik
maupun secara kimia sehingga menjadi berbeda dari batuan induknya. Proses perubahan
batuan metamorf dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain suhu yang tinggi, tekanan
yang kuat dan waktu yang lama. Beberapa contoh batuan metamorf adalah gneis, batu
sabak, batu marmer, dan skist.

PETROLEUM SYSTEM
Konsep yang menyatukan proses geologi dan elemen yang mengindikasikan adanya akumulasi
migas. Aplikasi praktis dari petroleum system dapat digunakan dalam eksplorasi, evaluasi sumber
daya, dan penelitian.

Gambar 10 Petroleum system

Source rock (batuan sumber) adalah batuan dimana migas berasal, sering juga disebut sebagai
penghasil hidrokarbon. Source rock terbentuk dari hasil pengendapan senyawa-senyawa
organik selama ratusan juta tahun.
Senyawa organik dapat terdeposit pada berbagai lingkungan, mulai dari lautan, delta, danau,
dan lain-lain. Senyawa organik ini dapat berpindah lingkungan lain, contoh melalui sungai lalu
mengalami pengendapan lagi. Ketika proses pengendapan terjadi, sedimen melindungi material
organik dengan membentuk lingkungan yang anoxic (sedikit oksigen). Senyawa organik pun
cenderung terakumulasi daripada hancur oleh organisme aerobik seperti bakteria. Senyawa
organik ini akan terkonversi menjadi minyak dan gas karena perubahan temperatur yang
disebut proses maturation.
Batuan induk dengan kandungan total organik karbon (TOC-Total Organic Compound) lebih dari
1% mampu menghasilkan hidrokarbon. Semakin tinggi TOC menunjukkan kualitas batuan induk
yang lebih baik.
Jumlah petroleum yang dihasilkan merupakan fungsi dari ketebalan akumulasi sedimen,
senyawa organik, penguburan material tersebut, dan waktu. Untuk ketebalan yang berbeda,
dibutuhkan suhu yang berbeda untuk terbentuknya petroleum. Umumnya dibutuhkan suhu
sekitar 80-130C untuk terbentuknya minyak, 130-180C untuk gas.
Source rock dapat dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan tipe kerogen, bagian dari
senyawa organik yang tidak dapat diekstrak dengan pelarut organik, yang mana menentukan
hidrokarbon yang terbentuk:
Tipe 1 : terbentuk dari alga. Tipe ini cenderung menghasilkan minyak
8

Tipe 2 : terbentuk dari material daerah laut dan darat yang cenderung menghasilkan minyak
lilin (waxy)
Tipe 3 : terbentuk dari tumbuhan berkayu daratan yang cenderung menghasilkan gas.

Migrasi merupakan proses berpindahnya hidrokarbon dari source rock ke reservoir rock (batuan
penampung) baik secara vertikal maupun lateral. Minyak bumi yang terbentuk terdapat dalam
bentuk tetes-tetes kecil atau mungkin dalam bentuk koloid sehingga untuk dapat terakumulasi
decara komersial perlu terjadi penkonsentrasian, antara lain keluarnya tetes-tetes tersebut dan
masuk ke dalam batuan reservoir, yang kemudian bergerak ke perangkap.
Migrasi primer merupakan migrasi pertama dari
source rock ke carrier beds, lapisan batuan yang
sangat permeabel (mampu mengalirkan fluida)
atau kerap disebut lapisan penyalur. Pergerakan
hidrokarbon lebih lanjut dari carrier beds
(lapisan penyalur) ke tempat akumulasi disebut
migrasi sekunder.
Migrasi umumnya terjadi dari area yang
memiliki struktur rendah ke tinggi karena
perbandingan gaya apung dari hidrokarbon
dengan lingkungan. Jalur migrasi dapat
bervariasi hingga ratusan kilometer.

Gambar 11 Migrasi

Reservoir rock atau batuan penampung merupakan daerah dimana minyak dan gas bumi
terperangkap. Reservoir yang baik memiliki ciri utama mempunyai porositas dan permeabilitas
yang tinggi.
Porositas adalah rasio antara daerah kosong pada batuan
terhadap total volum batuan yang merefleksikan kapasitas
penyimpanan fluida pada reservoir.

Porositas () =

volum ruang kosong


total volum batuan
Gambar
Gambar 15
12 Porositas
Porositas

Porositas primer merupakan jumlah ruang kosong sedimen yang terjadi pada saat batuan
sedimen terbentuk
Porositas sekunder merupakan porositas yang terjadi sesudah batuan terbentuk atau
selesai dalam menjalani proses sedimentasi. Porositas sekunder akan mampu memperbesar
porositas batuan. Ruang kosong pada porositas jenis ini dapat terjadi akibat pelarutan
batuan dengan air tanah, rekristalisasi, patahan.
Porositas efektif, yaitu apabila bagian rongga-rongga di dalam batuan berhubungan satu
dengan yang lain dengan rumus volum pori-pori yang saling berhubungan per volum batuan
total

Porositas efektif (%) =

volum pori pori yang saling berhubungan


total volum batuan

Gambar 13 Porositas efektif vs total

Porositas tidak tergantung pada besarnya butir saja, tetapi ditentukan pula pada bagaimana
antara pori-pori antarbutir saling berhubungan.
Permeabilitas adalah kemampuan batuan dalam mengalirkan fluida. Ukuran standar
permeabilitas adalah darcy, sedang satu darcy adalah ukuran permeabilitas suatu batuan atau
reservoir yang mampu melewatkan 1 cm3/detikfluida yang mempunyai viskositas (kekentalan) 1
centipoise, melalui area seluas 1 cm2 di bawah tekanan sebesar 1 atmosfer.
Hubungan antara porositas dan permeabilitas:
Batuan yang permeabel selalu porous, namun batuan yang porous belum tentu permeabel.
Hal ini mungkin terjadi karena di antara pori-pori dapat saling berhubungan atau dapat tidak
saling berhubungan.
Porositas tidak tergantung pada besarnya ukuran butir, sedangkan permeabilitias
mempunyai hubungan langsung dengan ukuran besar butir.
Selain porositas dan permeabilitas, karakteristik reservoir yang penting adalah saturasi. Saturasi
didefinisikan sebagai fraksi salah satu fluida (minyak, gas, atau air) terhadap pori-pori dari
batuan.

Perangkap reservoir (Trap) suatu istilah ketika proses migrasi pada petroleum system terhenti
dan terjadinya akumulasi, dimana akumulasi merupakan pengumpulan hidrokarbon yang telah
bermigrasi dalam keadaan yang relatif diam dalam waktu yang lama.
Mudahnya, trap sendiri merupakan tempat terkumpulnya minyak bumi yang berupa perangkap
dan mempunyai berbagai bentuk sehingga minyak dan gas bumi dapat terjebak di dalamnya.
Perangkap sendiri terbagi menjadi:
Perangkap struktural
Lapisan penyekat perangkap ini dibentuk karena keadaan struktur geologi maka lapisan
batuan ini dapat terlipat atau terpatahkan sehingga lapisan reservoirnya ikut dibentuk ke
berbagai arah akibat bentukan struktur
Perangkap tipe struktural ini banyak dipengaruhi oleh kejadian deformasi perlapisan dengan
terbentuknya struktur lipatan dan patahan yang merupakan respon dari kejadian tektonik
dan merupakan perangkap yang paling asli dan perangkap yang paling penting, pada bagian
ini berbagai unsur perangkap yang membentuk lapisan penyekat dan lapisan reservoir
sehingga dapat menangkap minyak
Contoh perangkap struktural adalah
o Perangkap patahan (fault)

10

Patahan yang terhenti pada lapisan batuan. Perangkap ini terjadi bersama dalam
sebuah formasi dalam bagian patahan yang bergerak, kemudian gerakan pada
formasi ini berhenti dan pada saat yang bersamaan minyak bumi mengalami migrasi
dan terjebak pada daerah patahan tersebut
Perangkap antiklin
Perangkap yang memiliki bentuk menyerupai kubah pada bangunan. Disini, minyak
dan gas sudah terjebak karena lapisan yang diatasnya merupakan batuan
impermeabel.
Perangkap kubah garam (salt dome)
Perangkap dimana terdapat suatu pelipatan bersifat diapir. Suatu lapisan garam
yang terpadat pada kedalaman tertentu. Sifat garam yang plastis dan memiliki berat
jenis rendah sering menusuk ke dalam sedimen yang berada di atasnya dan
membentuk semacam tiang lalu menyundul sedimen di atasnya yang berbentuk
kubah sehingga memiliki bentuk seperti jamur

Perangkap Stratigrafi
Pembentukan perangkap dikarenakan sedimentasi, antara lain karena sedimentasi
penyekat itu mengelilingi lapisan reservoir sedemikian rupa sehingga lapisan batuan
penyekat tersebut secara otomatis menutup reservoir dari berbagai arah terutama dari atas.
Prinsip dalam perangkap stratigrafi adalah minyak dan gas bumi terperangkap dalam
perjalanan ke atas kemudian terhalang dari segala arah terutama dari bagian atas dan
pinggir, hal ini dikarenakan batuan reservoar telah menghilang atau berubah menjadi batu
lain sehingga merupakan penghalang permeabilitas. Contoh perangkap stratigrafi: reef,
pinchout, channel-fill sandstone, unconformity
Perangkap Kombinasi
Penutupan menggunakan elemen struktur ataupun elemen stratigrafi

Gambar 14 Jenis trap

Seal. Akumulasi karena adanya trap akan dijaga oleh seal. Seal adalah lapisan batuan
impermeable yang menahan dan menjaga aliran dari fluida hidrokarbon. Kebalikan dari
reservoir, seal yang baik harus bersifat impermeable agar dapat menahan minyak dan gas yang
sudah terakumulasi. Contoh dari seal adalah batuan igneous (batuan beku).

11

EKSPLORASI MINYAK DAN GAS BUMI


Eksplorasi merupakan kegiatan awal dalam industri energi khususnya minyak dan gas bumi.
Eksplorasi pada industri migas adalah kegiatan mencari akumulasi migas dan merupakan salah satu
tahap penting dari siklus industri E&P (Exploration & Production).

Gambar 15 E&P Life cycle

Motto dari suatu eksplorasi minyak dan gas alam adalah: untuk setiap barel minyak yang
diproduksikan, paling sedikit harus ditemukan satu barel cadangan baru. Hal ini dapat diartikan,
kalau kita ingin meningkatkan produksi minyak, penemuan cadangan baru harus ditingkatkan.
Gambar di atas menunjukkan tahapan pada siklus hidup industri migas yang menggambarkan
hubungan arus kas perusahaan dan waktu. Terlihat bahwa tahapan eksplorasi merupakan tahapan
awal di mana perusahaan mulai mengeluarkan biaya, sebelum nantinya mendapatkan keuntungan.
Industri migas sendiri terkenal sebagai industri yang berisiko tinggi, butuh modal besar, dan waktu
balik modal yang lama.
Tahapan eksplorasi secara garis besar seperti berikut:
1) Perencanaan eksplorasi
Perencanaan eksplorasi harus dilakukan dengan baik dan teliti, memperhitungkan untungrugi, efisiensi dan nilai ekonomi dari eksplorasi tersebut. Perencanaan eksplorasi meliputi
pemilihan daerah eksplorasi yang memperhatikan pula aspek sosial, politik, budaya lalu
perencanaan operasi eksplorasi dan pembiayaan yaitu perencanaan metode, teknik
penyelidikan geologi juga melibatkan kegiatan lain di antaranya organisasi dan personalia,
peralatan dan fasilitas anggaran belanja.
2) Operasi survei lapangan
Secara garis besar dibagi menjadi
Studi pendahuluan
Kegiatan pencermatan geologi regional yang menyangkut studi perbandingan dengan
daerah geologi lainnya yang telah terbukti produktif. Studi ini mempertimbangkan
formasi yang dapat dijadikan sasaran eksplorasi, struktur yang dapat berfungsi sebagai
trap, serta memperhatikan feasibility studies, yaitu studi mengenai kemungkinan
tercapainya sasaran eksplorasi tersebut.

12

Ditindaklanjuti dengan kajian literatur, foto udara jauh, pembuatan peta


geologi/stratigrafi terukur, studi geofisika.
Penentuan prospek
Dilakukan dengan melakukan survei lapangan seismik detail, survei lapangan gravitasi
detail, survei lapangan magnetik detail
3) Penilaian prospek dan prognosis
Semua prospek yang telah dipilih serta dinilai dalam suatu sistem penilaian, kemudian dipih
untuk dilakukan pemboran eksplorasi terhadapnya. Maka semua prospek ini haruslah diberi
prognosis. Prognosis adalah rencana pemboran secara terperinci serta ramalan-ramalan
mengenai apa yang akan ditemui waktu pemboran dan pada kedalaman berapa. Prognosis
meliputi : lokasi pemboran yang tepat, kedalaman akhir, latar belakang geologi, lapisan
reservoar yang diharapkan, jenis survey lubang bor (logging) yang akan digunakan
4) Pemboran eksplorasi
Puncak dari kegiatan eksplorasi, kegiatan mengecek apakah di dalam lokasi tersebut
terdapat migas yang komersial atau tidak
5) Pengembangan dan re-evaluasi daerah
Pencarian akumulasi baru atau penerusan lapangan yang sedang dieksploitasi. Hasil kegiatan
pemboran eksplorasi memberikan data yang sangat berharga untuk mengadakan dan
melakukan re-evaluasi daerah
Tim eksplorasi umumnya terdiri dari:
ahli geologi (spesialis dalam aplikasi geologi yaitu mencari minyak dan gas dalam batuan
sedimen)
ahli geofisika (spesialis dalam aplikasi ilmu fisika untuk mencari akumulasi migas)
petrofisis (spesialis dalam mengaplikasikan hukum fisika dan kimia untuk mempelajari formasi
batuan dan karakteristik fluida menggunakan hasil data well-logging)
drilling engineer (merencanakan proses drilling saat pemboran eksplorasi)
reservoir engineer (spesialis dalam teknologi dan penggunakan model simulasi reservoir untuk
mengestimasi resource dan reserve, termasuk lokasi sumur dan profil produksi yang akan
diperoleh)
financial specialist (mengumpulkan data dan menggunakan model finansial untuk melihat
prospek sumur secara ekonomi)
MAPPING
Pemetaan bumi merupakan hal yang sangat penting bagi ahli geologi untuk mengetahui di mana
lokasi minyak dan gas di dalam bumi. Pemetaan bumi dibagi menjadi dua bagian, yaitu peta
permukaan dan peta bawah permukaan. Berikut ini adalah jenis-jenis peta untuk pemetaan bumi.
1. Peta Topografi
Peta topografi juga dikenal dengan sebutan peta kontur. Jenis peta ini menggambarkan
perbedaan ketinggian permukaan bumi secara tiga dimensi di media dua dimensi. Untuk
menunjukkan ketinggian, digunakan garis kontur dengan skala yang disesuaikan dengan kondisi
sebenarnya untuk di atas dan di bawah permukaan laut. Terdapat interval kontur di antara dua
garis kontur yang berdekatan. Semakin dekat interval kontur, maka tingkat kemiringan lereng
semakin curam. Sebaliknya, semakin jauh interval kontur, maka tingkat kemiringan lereng
semakin landai.

13

Gambar 16 Ilustrasi sederhana pembuatan peta kontur dari sebuah bukit (kiri) dan contoh peta kontur (kanan)

2. Peta Geologi
Peta geologi adalah peta yang menunjukkan di mana lokasi
berbagai lapisan batuan yang ada di permukaan bumi.
Untuk membedakan lapisan batuan, digunakan warna, pola,
atau simbol yang berbeda. Lapisan batuan sedimen dasar
untuk pemetaan peta geologi disebut formasi. Sebuah
formasi adalah lapisan batuan yang dapat dipetakan dalam
kolom stratigrafi.
3.

Base Maps
Base map adalah peta yang menunjukkan semua sumur yang
telah digali dalam sebuah wilayah. Dibutuhkan simbolsimbol tertentu untuk menunjukkan lokasi sumur. Base map
juga dapat mengandung garis seismik dan data lain.

Gambar 17Simbol-simbol yang


umum digunakan pada base map
dan peta geologi

4. Peta Bawah Permukaan


Peta bawah permukaan dibagi menjadi tiga, yaitu struktural, isopach, dan persentase. Peta ini
juga menggunakan bantuan garis kontur untuk menggambarkan sebuah lapisan batuan di
bawah permukaan bumi.
Peta Struktur
Peta struktur menggunakan garis kontur untuk menunjukkan
puncak ketinggian lapisan batuan sedimen di bawah permukaan
bumi. Berada di bawah permukaan laut, karena banyak batuan
berlokasi di bawah permukaan air laut. Peta yang memiliki skala
minus ini penting untuk menunjukkan tempat potensial dari
batuan reservoir atau sasaran penggalian.

Gambar 18 Peta struktur

14

Peta Isopach
Peta Isopach menggunakan garis kontur untuk
menunjukkan tingkat ketebalan dari lapisan batuan
di bawah permukaan bumi. Jika lapangan minyak dan
gas telah digali, peta isopach bisa berisikan pay zone
dari batuan reservoir. Pay zone adalah jarak vertikal
dalam sebuah sumur yang memproduksi gas dan/atau
minyak. Kontur gross pay merupakan keseluruhan
ketebalan reservoir termasuk zona tak produktif dan
serpihan, sementara kontur net pay hanya berisikan
ketebalan reservoir yang produktif.

Gambar 19 Peta isopach

Peta ini dapat digunakan untuk kegiatan eksplorasi. Peta ini mampu menggambarkan batuan
pasir yang mengecil, yaitu di mana garis kontur menunjukkan angka nol.
Peta persentase
Peta persentase menaruh persentase dari sebuah jenis
batuan secara spesifik seperti batuan pasir dalam
sebuah formasi. Semakin tinggi persentase dari
kualitas batuan reservoir seperti batuan pasir dan
karbonat, berarti menunjukkan kualitas batuan
reservoir yang lebih baik.

Gambar 20 Peta persentase

SURVEI GEOFISIKA
Subsurface mapping dapat diperoleh secara geofisika. Geofisika adalah studi yang mempelajari
tentang bumi menggunakan metode fisika kuantitatif.Beberapa contoh survei geofisika yang
digunakan dalam mencari minyak bumi : survei seismik, survei gravitasi, dan survei magnetik.
1. Survei Seismik
Metode seismik dikembangkan untuk mendeteksi jebakan minyak (trap) di bawah permukaan.
Eksplorasi seismik menggunakan sumber dan detektor. Sumber diletakkan pada atau dekat
permukaan dan memberikan impuls energi suara ke dalam bawah permukaan. Energi suara akan
dipantulkan oleh lapisan-lapisan batuan sedimen kembali ke permukaan dan direkam oleh
detektor. Gema suara yang terekam digunakan untuk membuat pencitraan lapisan batuan bawah
permukaan tanah. Lokasi sumber seismik disebut titik tembak (shot point).
Di darat, sumber gelombang pada survei seismik yang paling umum adalah bahan peledak
(dinamit) dan vibroseis. Dinamit digunakan di permukaan yang ditutupi dengan batuan sedimen
lunak, seperti di rawa-rawa. Dinamit tersebut dapat ditanam dalam parit sekitar 1 kaki (0,3 m)

15

atau melayang di udara sebagai sumber seismik. Namun, penggunaan dinamit sekarang dilarang
akibat membahayakan lingkungan.
Vibroseis adalah truk vibrator
dengan motor hidrolik yang
dipasang di bagian belakang truk
dan piringan yang disebut pad
atau baseplate terletak di bagian
bawah bak truk yang digunakan.
Truk vibrator begerak ke titik
tembak dan menurunkan pad ke
tanah sampai roda belakang
berada di atas tanah. Motor
hidrolik menggunakan berat truk
untuk mengguncang tanah
dengan waktu 7-20 detik.
Vibroseis ini portabel dan dapat
dijalankan di daerah-daerah penduduk.

Gambar 21 Vibroseis

Di laut, sumber seismik yang umum digunakan adalah air gun. Air gun merupakan logam
berbentuk tabung yang berukuran cukup panjang yang dibentangkan di air dengan kedalaman 20
sampai 30 ft di belakang kapal. Air gun berisi gas terkompresi. Ketika gas dilepas, ia akan
menghasilkan getaran dan gelombang seismik akan bergerak ke bawah permukaan.Getaran yang
sampai ke dasar laut akan dipantulkan lalu ditangkap dan direkam oleh alat penerima sumber
getaran (hidrophone). Waktu yang dibutuhkan bagi gelombang untuk kembali ke permukaan
diukur sebagai fungsi waktu. Pengukuran ini mengungkapkan seberapa dalam lapisan. Semakin
besar interval waktu, semakin dalam lapisan batuan.

Gambar 22 Air gun

Sinyal dari detektor akan ditransimisikan dan direkam pada disk magnetik yang ada pada truk
perekam. Data yang direkam nantinya akan diinterpretasikan. Selanjutnya data akan
dimodelkan sehingga dapat divisualisasikan menjadi peta subsurface 2D atau 3D oleh ahli
geofisika dan geologi. Selain itu, teknik ini juga bisa menentukan jenis batuan karena batu
yang berbeda mengirimkan gelombang suara yang berbeda.

16

2. Survei Magnetik
Survei magnetik akan mendeteksi perubahan gaya
magnet bumi yang disebabkan variasi sifat
magnet yang dimiliki batuan. Alat untuk mengukur
medan magnet yang digunakan pada survei
magnetik ini dinamakan magnetometer. Survei ini
biasanya dilakukan oleh teknisi geofisika dengan
cara berjalan kaki membawa magnetometer dan
sensor. Survei ini sering digunakan dalam
eksplorasi mineral logam.
Alat ini bersifat sangat sensitif terhadap batuan
yang mengandung mineral yang bersifat magnetik
(magnetite). Jika terdapat batuan yang
mengandung magnetite dalam jumlah besar, maka akan terdeteksi dengan adanya medan
magnet yang lebih besar dari keadaan normal. Magnetometer biasanya digunakan untuk
mendeteksi variasi kedalaman dan komposisi basement rock. Alat ini juga digunakan untuk
memperkirakan ketebalan dari batuan sedimen yang mengisi basin dan mengetahui lokasi
patahan.
Gambar 23 Survei aeromagnetik

Saat ini, survei magnetik daratan sudah jarang dilakukan. Saat ini, survei magnetik dilakukan dari
udara yang disebut survei aeromagnetik. Metode ini dipergunakan untuk mempelajari keadaan
dan kedalaman batuan dasar cekungan. Prinsipnya sama, mencermati perbedaan sifat
kemagnetan sehingga dapat diketahui ketebalan sedimen di beberapa bagian daerah.

3. Survei Gravity
Survei gravity merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk mengetahui kondisi bawah
permukaan bumi. Gravitasi dapat didefinisikan
sebagai suatu gaya yang bekerja antara dua benda,
seperti misalnya gaya interaksi antara tubuh kita dan
bumi. Besarnya gaya tersebut tergantung pada
massa dan jarak yang memisahkan kedua benda
tersebut. Oleh karena itu besarnya gaya gravitasi di
tiap-tiap tempat di permukaan bumi ini akan selalu
berbeda.
Gambar 24 Gravimeter

Survei gravitasi dilakukan dengan memanfaatkan perubahan gaya gravitasi dari suatu tempat ke
tempat lainnya. Biasanya perubahan yang terjadi relatif kecil sehingga dalam pengukuran
gravitasi diperlukan suatu alat ukur yang memiliki kepekaan cukup tinggi yang disebut
gravimeter. Gravimeter mengukur percepatan gravitasi bumi di suatu lokasi. Gravimeter tidak
bekerja dengan baik pada pesawat atau laut karena getaran. Secara umum tempat yang memiliki
kandungan batuan bawah permukaan dengan densitas tinggi akan menyebabkan harga gravitasi
terukur besar pula dan berlaku pula hal sebaliknya.

17

PEMBORAN EKSPLORASI
Pada masa lampau sumur-sumur minyak liar
dibor berdasarkan firasat dimana minyak
mungkin bisa ditemukan. Kini pemboran uji
coba dilakukan di tempat-tempat hasil survei
dari berbagai metoda yang sudah
diintegrasikan dan diduga kuat kemungkinan
mengandung kantung minyak.
Pemboran eksplorasi yang sering disebut
sebagai wildcat, konon pada awalnya
dilakukan secara serampangan dan tanpa
kajian ilmiah, di daerah terpencil yang masih
banyak didapatkan kucing liar (wildcat).
Pemberian nama wildcat konon didasarkan
atas keadaan ini.
Pemboran eksplorasi merupakan puncak dari
kegiatan eksplorasi. Umumnya pekerjaan ini
Gambar 25 Sumur lepas pantai (kiri) sumur daratan (kanan)
dilakukan dengan kerja sama antara bagian
eksplorasi dan bagian pemboran, dikoordinasi oleh manager eksplorasi.

Tim eksplorasi membutuhkan beberapa parameter untuk menentukan apakah suatu daerah
berpotensial untuk dikembangkan hingga tahap produksi. Beberapa cara untuk mendapatkan
parameter ini antara lain dengan mud logging, wireline logging, coring, catatan seismik, dll.
Log adalah suatu grafik kedalaman (bisa juga waktu), dari satu set data yang menunjukkan
parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur. Info utama yang ingin
didapatka dari data log adalah porositas, resistivitas (ketahanan material terhadap arus listrik yang
dihitung dengan hukum Ohm), dan saturasi air (persentase porositas dari reservoar yang terisi oleh
air). Kegiatan untuk mendapatkan data log disebut logging.
Logging memberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara kuantitatif banyaknya
hidrokarbon di lapisan pada situasi dan kondisi sesungguhnya. Kurva log memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk mengetahui sifat sifat batuan dan cairan. Berikut ini penjelasan beberapa jenis
logging:

Mud logging merupakan proses mensirkulasikan dan memantau perpindahan mud dan cutting
pada sumur selama pemboran. Cutting merupakan material hasil hancuran batuan oleh mata
bor yang dibawa oleh lumpur pemboran ke permukaan.
Sampel yang telah dibersihkan diamati di bawah mikroskop yang ada di mud-logging unit.
Umumnya didapatkan data sifat butir, porositas, tipe permeabilitas, dan deteksi hidrokarbon

Well logging merupakan perekaman karakteristik dari suatu formasi batuan yang diperoleh
melalui pengukuran pada sumur bor. Data yang dihasilkan disebut sebagai well log.
Berdasarkan proses kerjanya, logging dibagi menjadi dua jenis yaitu wireline logging dan
logging while drilling (LWD).

18

Wireline logging dilakukan ketika pemboran telah berhenti dan kabel digunakan sebagai alat
untuk mentransmisikan data.
Lubang bor harus dibersihkan dan distabilkan
terlebih dahulu sebelum peralatanlogging
dipasang. Hal yang pertama kali dilakukan
adalah mengulurkan kabel ke dalam lubang
bor hingga kedalaman maksimum lubang bor
tersebut. Sebagian besar log bekerja ketika
kabel tersebut ditarik dari bawah ke atas
lubang bor. Kabel tersebut berfungsi sebagai
transmiter data sekaligus sebagai penjaga agar
alat logging berada pada posisi yang
diinginkan. Bagian luar kabel tersusun atas
galvanized steel sedangkan bagian dalamnya
diisi oleh konduktor listrik. Kabel tersebut
digulung dengan menggunakan motorized
drum yang digerakkan secara manual selama
logging berlangsung.
Kekurangannya sulit digunakan pada sumur
horizontal dan sumur dengan deviasi yang
tinggi karena menggunakan kabel, lalu
informasi yang didapat bukan merupakan
real-time data
Gambar 26 Wireline logging

Logging while drilling, logging yang dapat dilakukan bersamaan dengan pemboran. Logging
jenis ini tidak menggunakan kabel untuk mentransmisikan data.
Alat LWD terdiri dari tiga bagian yaitu: sensor logging bawah lubang bor, sebuah sistem
transmisi data, dan sebuah penghubung permukaan . Sensor logging aktif selama pemboran
dilakukan. Sinyal kemudian dikirim ke permukaan dalam format digital melalui pulse telemetry
melewati lumpur pemboran dan kemudian ditangkap oleh receiver yang ada di permukaan.
Sinyal tersebut lalu dikonversi dan log tetap bergerak dengan pelan selama proses pemboran.
Logging berlangsung sangat lama sesudah pemboran dari beberapa menit hingga beberapa jam
tergantung pada kecepatan pemboran dan jarak antara mata bor dengan sensor di bawah
lubang bor
Saat ini logging while drilling mulai banyak digunakan karena lebih praktis sehingga waktu yang
diperlukan lebih efisien walaupun masih memiliki kekurangan berupa transmisi data yang tidak
secepat wireline logging.

Coring merupakan metode yang digunakan untuk mengambil batu inti (core)
dari dalam lubang bor. Coring penting untuk mengkalibrasi model petrofisik dan
mendapat informasi yang mungkin tidak diperoleh melalui log.Namun, karena
alasan biaya (ekonomi) dan teknis (waktu dan alat), coring jarang sekali
dilakukan dalam suatu proses pemboran.

Gambar 27 Coring

19

Core tersebut mewakili kondisi batuan tempatnya semula berada dan relatif tidak mengalami
gangguan sehingga banyak informasi yang bisa didapat. Informasi penting yang bisa didapat oleh
seorang petrofisis dari data core tersebut antara lain:
Homogenitas reservoar
Tipe sementasi dan distribusi dari porositas dan permeabilitas
Kehadiran hidrokarbon dari bau dan pengujian dengan sinar ultraviolet
Tipe mineral
Pembahasan lebih lanjut mengenai proses pemboran, akan dibahas pada booklet volume II IATMI
SMUI 2015 dengan topik utama Drilling

Referensi
ExxonMobil. 2007. Minyak dan Gas: Proses Pembentukan dan Pengolahannya. Jakarta: Pustaka Lebah
Fact-Sheet-Geophysical-Surveys [Online at]
http://www.nswmining.com.au/NSWMining/media/NSWMining/Publications/Fact%20Sheets/Fact-SheetGeophysical-Surveys.pdf, diakses pada 19 Februari 2015.
Halliburton. 2001. Basic Petroleum Geology and Log Analysis.
rd

Hyne, N.J. Nontechnical Guide to Petroleum Geology, Exploration, Drilling, and Production 3 Edition.
Jahn, F., Cook, M., & Graham, M. 2008. Hydrocarbon Exploration and Production 2nd Edition. Oxford : Elsevier B. V.

20

TEKA-TEKI SILANG
1

2
3

4
5

8
9

10

11

12

13

14

15
16
17

18

19

20

Mendatar
6) Lapisan penyalur
7) Pematangan senyawa organik
11) Pengukur gravitasi
13) Mempelajari bumi dengan aplikasi ilmu fisika
14) Elemen petroleum system
15) Batuan sumber
16) Karakteristik reservoir
17) Jarak vertikal dalam sumur yang memproduksi migas
18) Service company
20) Penyulingan crude oil

Menurun
1) Sumur eksplorasi
2) Peta yang menunjukkan ketebalan lapisan bawah bumi
3) Menara bor
4) Batuan hasil diagenesis
5) Tahap awal eksplorasi oleh ahli geologi
8) Caprock
9) Batuan yang mengalami perubahan dari batuan induk
10) Truk vibrator
12) Batuan penampung
19) Daerah berbentuk cekungan

Kirimkan jawabanmu ke email iatmi_ui@yahoo.com dengan subject dan nama file


TTS_BOOKLET1_NAMA_ANGKATAN
Member yang berhasil menjawab TTS dengan benar dan cepat akan mendapatkan souvenir menarik
dari IATMI SMUI

21

Anda mungkin juga menyukai