Anda di halaman 1dari 6

BAB II

IMBIBISI PADA BIJI


I.

Tujuan
Mengetahui potensial air yang dimiliki oleh jaringan tumbuhan

II.

Landasan Teori
Potensial kimia suatu zat adalah energi bebas dari setiap mol zat itu (satu mol
adalah banyaknya zat dalam gram yang dalm bilangan sama dengan berat molekul),
jadi ukuran energi yang menyebabkan zat iti beraksi atau bergerak.
Potensial osmotik suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang dinyatakan
dalam satuan konsentrasi, satuan tekanan atau satuan energi. Potensial osmotik air
murni memiliki nilai = 0, sehingga kalau digunakan satuan tekanan maka nilainya
menjadi 0 atm atau 0 bar. Potensial osmotik cairan sel dapat diukur dengan mudah bila
nilai potensial tekanan cairan sel sama dengan nol, yaitu pada saat sel mengalami
plasmolisis. Pada proses plasmolisis dikenal istilah plasmolisis insipien yaitu kondisi
dimana protoplasma hampir terlepas dari dinding sel. Volume sel yang mengalami
plasmolisis sama dengan palsmolisis yang mengalami plasmolisis insipien. Plasmolisis
insipien dapat ditentukan dengan melihat jumlah sel yang terplasmolisis dari populasi
sel yang teramati. Suatu jaringan dalam keadaan plasmolisis insipien bila 50% dari
populasi sel yang teramati mengalami plasmolisis.
Penentuan nilai osmotik cairan sel dapat pula dilakukan dengan metode
Chardakov. Penentuan nilai osmotik ini sudah sejak lama dikenal oleh V.S
Chardakov yang berasal dari Rusia. Cara ini relatif lebih mudah, akurat, dan mudah
diterapkan di lapangan. Perhitungan nilai potensial osmotik cairan sel dengan metode
Chardakov ini didasarkan pada perubahan konsentrasi larutan akibat adanya
penyerapan larutan oleh jaringan yang direndam atau adanya pengeluaran cairan dari
jaringan yang direndam di dalam larutan. Dalam metode Chardakov, gerakan partikelpartikel zat terlarut ke dan dari dalam jaringan/larutan diabaikan.
Sel tumbuhan dapat mengalami kehilangan air, apabila potensial air di luar sel
lebih rendah daripada potensial air di dalam sel. Jika sel kehilangan air cukup besar,
maka ada kemungkinan volume isi sel akan menurun besar sehingga tidak dapat

mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Artinya, membran dan
sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, peristiwa ini disebut plasmolisis.
Zat zat selalu bergerak sepanjang gradasi energi bebasnya, kehilangan energi
setiap terjadi gerakan, dan keseimbangan tercapai jika gerakan lebih lanjut tidak
mengakibatkan kehilangan energi besar. Karena potensi kimia suatu zat meningkat
dengan naiknya konsentrasi partikel-partikel, maka difusi dapat ditafsirkan dalam
bentuk perbedaan potensi kimia antara dua daerah, bukan perbedaan konsentrasinya.
Berdasarkan hal ini, difusi adalah gerakan bersih (netto) partikel-partikel zat dari
daerah yang potensi kimianya lebih tinggi ke daerah yang potensi kimianya lebih
rendah. Potensi kimia air pada sistem ini disebut potensi air sistem, dan perbedaan
potensi air merupakan tenaga pendorong yang menyebabkan gerakan air. Lambang
untuk menuliskan potensi air ialah huruf yunani psi (), dan karena dapat diukur baik
dalam satuan tekanan maupun satuan energi, maka secara tradisional dinyatakan dalam
atmosfer (atm), walaupun satuan bar (1atm = 1,01 bar) kini dijadikan satuan baku.
Perkembangan tekanan osmosis itu bukanlah milik larutan semata, tetapi milik
seluruh sistem yang terdiri dari larutan, selaput (membran) dan bahkan terlarut. Sifat
larutan yang diukur dengan tekanan osmosis itu disebut potensial osmosis (PO) dan alat
untuk mengukur besarnya tekanan osmosis disebut osmometer. Istilah ini menjuruskan
pendapat bahwa larutan hanya secara potensial mampu mengeluarkan tekanan jka
larutan diletakkan dalam sebuah osmometer. Potensi osmosis, yang dalam bilangan
sama

tetapi

berlawanan

tandanya

dengan

tekanan

osmosis,

menyatakan

kecenderunganair murni memasuki suatu larutan melintasi selaput semi permeabel, jadi
pengukuran selisih potensi air () suatu larutan dari nilai air murni pada suhu dan
tekanan atmosfer yang sama.
III.

Prosedur Kerja
a. Alat
- Timbangan digital
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Silet/cutter
- Jarum jara
- Pinsen, mister
- Tissue
b. Bahan
- Umbi kentang
- Daun pacar air

- Metilen biru
- Akuades
- Larutan sukrosa 0.1; 0.15; 0.20; 0.25; 0.3 M
c. Cara Kerja
Pengukuran PA umbi kentang
1. Menyiapkan cawan petri dengan mengisi larutan sukrosa berbagai
konsentrasi, dan satu cawan diisi akuades sebagai kontrol.
2. Membuat batangan kentang dengan menggunakan peluban gabus,
kemudian mengukur panjang dan beratnya secara seragam
3. Batangan kentang yang telah diukur dimasukan kedalam cawan petri yang
telah diisi larutan sukrosa dengan konsentrasi berbeda dan dibiarkan selama

10 menit.
4. Mengukur batangan kentang kembali setelah 10 menit.
Pengukuran PA daun dengan cara Shardakov
1. Membuat dua set tabung reaksi (@ 6 tabung) yang diisi dengan larutan
sukrosa berbagai konsentrasi sebanyak 10 mL setiap tabung.
2. Memberi tanda pada dua set tabung reaksi dengan tanda A dan B:
Set A = A0; A 0.1; A 0.15; A 0.20; A 0.25; A 0.30;
Set B = B0; B 0.1; B 0.15; B 0.20; B 0.25; B 0.30;
3. Memotong daun dengan pengebor gabus dan memasukannya masingmasing 50 potong ke setiap tabung set A. kemudian menutup rapat tabung
tersebut dan menggoyangkannya setiap 20 menit dalam jangka waktu 1 jam.
4. Mengeluarkan potongan daun dengan pinset. Kemudian meneteskan larutan
dari set B ke setiap tabung set A yang konsentrasi awal sama dengan set
dengan cara meneteskan larutan penguji B yang konsentrasi sama dengan
tiap tabung A.
5. Memperhatikan : bila larutan penguji jatuh ke bawah berarti larutan yang
diuji telah mengalami pengenceran. Bila larutan penguji melayang, berarti
konsentrasi larutan yang diuji tidak mengalami perubahan konsentrasi. Bila
larutan penguji terapung tandanya konsentrasi larutan yang diuji telah

IV.

menjadi padat.
Hasil Pengamatan
a. Data Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengukuran PA Umbi Kentang
N
o
1
2
3
4
5

Larutan Penguji
Akuades
Sukrosa 0.10 M
Sukrosa 0.15 M
Sukrosa 0.20 M
Sukrosa 0.25 M

Berat awal

Berat akhir

(gr)
2.35 gram
1.76 gram
1.08 gram
1.37 gram
1.02 gram

(gr)
3.58 gram
2.75 gram
1.01 gram
1.42 gram
0.99 gram

Selisih

Keterangan

- 1.23
- 0.99
- 0.07
- 0.05
- 0.03

Terosmosis

Sukrosa 0.30 M

0.87 gram

0.85 gram

- 0.02

Tabel 2. Hasil Pengukuran PA Daun dengan Cara Shardakov

Tabung B

Akuades

Sukrosa

Tabung A
Sukrosa
Sukrosa

Sukrosa

Sukrosa

0.10 M

0.15 M

0.25 M

0.30 M

0.20 M

Hasil
(Terapung,
Melayang,

Terapung

Melayan
g

Tenggelam Tenggelam Tenggelam Melayang

Tenggelam)
V.

Pembahasan
Pada praktikum mengenai Pengukuran Potensial Air (PA) jaringan tumbuhan ini
didapatkan beberapa hasil dengan penambahan larutan sukrosa dan dalam konsentrasi
yang berbeda yaitu 0.10 M, 0.15 M, 0.20 M, 0.25 M, 0.30 M dan larutan Akuades
sebagai kontrol. Dari percobaan ini kita dapat mengukur PA jaringan tumbuhan dengan
pengukuran PA pada umbi kentang serta PA daun pacar air dengan cara Shardakov.
Potensial air pada umbi kentang jika dilihat dari tabel 1 memiliki selisih yang berbeda.
Potensial osmotik larutan bernilai positif karena air pelarut dalam larutan kentang
melakukan kerja dan air murni. Jika tekanan pada larutan meniingkat, maka
kemampuan larutan untuk melakukan kerja juga meningkat sehingga bobot umbi
kentang meningkat juga. Pada percobaan menggunakan larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0 dan 0.20 M bobotnya bernilai positif. Sebaliknya konsentrasi 0.10 M,
0.15 M, 0.25 M, dan 0.30 M bernilai negatif. Bobot yang bernilai positif diperoleh dari
berat kentang yang setelah di rendam mengalami perbesaran dari berat sebelum
diremdam. Akibatnya terjadi penambahan berat jaringan oleh air dari larutan sukrosa.
Pergerakan air dari larutan sukrosa lebih tinggi (hipertonis) daripada konsentrasi air di
dalam sel kentang.
Nilai negatif bobot pada konsentrasi 0.10 M, 0.15, 0.25 M, dan 0.30 M diperoleh dari
berat kentang setelah direndam lebih kecil dibandingkan dengan berat kentang sebelum
direndam. Akibatnya, terjadi penyusutan berat jaringan karena air keluar dari sel
menuju larutan sukrosa sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi air di dalam
larutan lebih rendah (hipotonis) daripada konsentrasi air di dalam sel kentang
(hipertonis).
Selanjutnya pada pengukuran PA daun pacar air dengan cara Shardakov didapat hasil
yang berbeda pada tabung A dengan konsentrasi sukrosa 0.10 M, 0.15 M, 0.20 M, 0.25

M, dan 0.30 M serta akuades. Hasil pada tabung B menunjukan pada akuades yaitu
terapung sukrosa 0.10 M dan 0.20 M melayang. Terakhir 0.15 M, 0.20 M, dan 0.25 M
teggelam. Larutan pengetes melayang menandakan potensial osmotik larutan lebil
rendah/lebih kecil dari jaringan. Dan pada larutanpengetes tenggelam berarti sel
jaringan telah mengalami perubahan (adanya gerakan air ke sistem) larutan pengetes
mengapung berarti tidak mengalami perubahan atau dalam keadaan seimbang.
Dari praktikum yang telah dilakukan, pada umumnya bersifat tenggelam. Hal ini
menyatakan bahwa adanya gerakan air ke sistem dari PA larutan kecil daripada PA
jaringan. Percobaan ini melibatkan atau melihat apakah volume akan bertambah pekat,
encer atau berdifusi langsung.
Larutan yang lebih pekat memilki PA yang lebih rendah (lebih negatif), jadi air akan
berdifusi ke daerahnya atau larutan lain sampai tekanannya naik ke atas suatu titik yaitu
sampai potensial air larutan yang kurang pekat.
Maka akuades dengan hasil terapung dinyatakan konsentrasi larutan yang diuji telah
menjadi pekat, selanjutnya larutan sukrosa dengan konsentrasi 0.10 M dan 0.30 M
memiliki hasil melayang dan konsentrasi 0.20 M, 0.15 M, 0.25 M memilikki hasil
tenggelam yang berarti adanya gerakan air ke sistem.
VI.

Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
Nilai positif dari kentang diperoleh dari berat akhir umbi kentang yang lebih besar
dibanding dengan berat awal, yaitu pada akuades berkonsentrasi 0 dan sukrosa 0.25

M berbobot 3.58 gram dan 1.42 gram


Pertambahan berat diartikan terjadinya proses difusi pada umbi kentang
Nilai negatif pada umbi kentang diperoleh dari berat akhir umbi kentang yang lebih
kecil dibanding dengan berat awal, yaitu pada sukrosa berkonsentrasi 0.10 M, 0.15

M, 0.25 M, 0.30 M berbobot 2.75 gram, 1.01 gram, 0.09 gram, dan 0.85 gram
Pengurangan berat disebabkan terjadinya peristiwa osmosis pada umbi kentang..
Akuades memiliki hasil terapung, larutan sukrosa dengan konsentrasi 0.10 M, 0.30
M dengan hasil melayang berarti tidak mengalami perubahan dan 0.20 M, 0.15 M,

VII.

0.25 M hasilnya tenggelam karena adanya gerakan air.


Daftar Pustaka
Ratnasari, Jujun. 2014. Fisiologi Tumbuhan. Sukabumi: Laboratorium Biologi. UMMI
Rahmawati, Dewi. 2014. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan. [Online] Tersedia:
http://dewi-rahmawati-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-99079-UmumLaporan%20Praktikum%20Fisiologi%20Tumbuhan.html [15 Januari 2016]

Inasoria. 2014. Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan.

[Online] Tersedia:

http://inarosaria.blogspot.co.id/2014/05/tugas-individu-menghitungpotensial.html [15 Januari 2016]

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai