By doeL
Menguntungkan :
Bahan baku vaksin
Melemahkan Bakteri
Pembuatan Antitoksin
Mengendalikan populasi hama tanaman
Identifikasi Virus
Identifikasi virus bukanlah suatu pekerjaan yang mudah karena virus tidak
dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron. Berbagai metode serologi
digunakan untuk mendeteksi keberadaan antibodi spesifik terhadap
adanya infeksi virus. Beberapa metode imunoserologi yang sering
digunakan untuk identifikasi virus adalah :
1. Reaksi prepitasi
2. Reaksi aglutinasi
3. Reaksi fiksasi komplemen
4. Reaksi netralisasi
5. Radioimmuno assay (RIA)
6. ELISA
7. Reaksi imunofluorensi
8. Western Blot
PENCEGAHAN
Upaya pencegahan penyakit infeksius yg
disebabkan oleh virus dilakukan dengan
BIOSEKURITI & VAKSINASI.
L
U
A
R
T
U
B
U
H
D
A
L
A
M
T
U
B
U
H
PATHOGEN
BIOSEKURITI
INFEKSI
VAKSINASI
&
PENGOBATAN
BIOSEKURITI
VAKSIN
Vaksin merupakan sediaan biologik yang mengandung mikroorganisme yang
telah dilemahkan (vaksin aktif) atau dimatikan (vaksin inaktif) yang
diformulasikan sedemikian rupa untuk digunakan sebagai infeksi buatan.
Peranan vaksin ini ialah merangsang pembentukan antibodi.
Berdasarkan jenis antigennya, vaksin dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
vaksin viral, bakterial dan protozoa.
Vaksin viral lebih banyak dikembangkan dibandingkan vaksin bakterial
maupun protozoa. Salah satu alasannya ialah serangan penyakit viral tidak
bisa diatasi dengan pemberian obat sedangkan outbreak penyakit bakterial
dan protozoa relatif bisa dikendalikan dengan pemberian obat atau antibiotik.
Virus yang telah menginfeksi ke dalam tubuh akan masuk ke dalam sel
sehingga pemberian obat tidak efektif untuk membunuh virus tersebut.
Vaksinasilah yang berfungsi menstimulasi pembentukan titer antibodi yang
berperan mem-blok lalu menghancurkan virus sebelum masuk ke dalam sel.
Pemberian obat pada saat serangan penyakit viral tetap diperlukan guna
mencegah atau mengatasi infeksi sekunder oleh bakteri.
JENIS VAKSIN
Berdasarkan sifat hidup antigen vaksin dibedakan menjadi Vaksin aktif
mengandung virus yang dilemahkan sedangan virus di dalam vaksin
inaktif telah dimatikan atau diinaktivasi. Nah, yang menjadi pertanyaan
mengapa virus yang telah dimatikan bisa menstimulasi pembentukan
antibodi? Ternyata, meskipun telah dimatikan namun sisi antigenik dari
tubuh virus harus tetap utuh, tidak boleh pecah atau rusak. Jika sisi
antigenik ini rusak, misalnya karena vaksin telah disimpan di freezer
sehingga sempat membeku maka vaksin tidak bisa menstimulasi
pembentukan antibodi secara optimal. Kemasan kedua vaksin ini juga
berbeda, yaitu vaksin aktif dikemas dengan kemasan vial dan berbentuk
kering beku sedangkan vaksin inaktif dikemas dalam botol dan berbentuk
suspensi atau emulsi.
Berdasarkan jumlah antigen, vaksin dapat digolongkan menjadi vaksin
tunggal dan kombinasi. Awalnya vaksin hanya dikembangkan dalam
bentuk vaksin tunggal dan dengan perkembangan kasus penyakit viral
maka untuk efisiensi pemberian vaksin maka dibuatlah vaksin kombinasi.