Anda di halaman 1dari 38

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI GAWAT DARURAT


RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013

RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU

SURAT KEPUTUSAN
No. 155/11/III/SK_DIR/2013
TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN
INSTALASI GAWAT DARURAT
DIREKTUR RS BAPTIS BATU
MENIMBANG

: a.

b.

c.

MENGINGAT

: a.
b.
c.
d.

e.

f.
g.

h.
i.
j.

Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu


Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Baptis Batu, maka diperlukan
penyelenggaraan Pengorganisasian & Pelayanan
Instalasi Gawat Darurat yang bermutu tinggi;
Bahwa agar pelayanan Instalasi Gawat Darurat di
Rumah Sakit Baptis Batu dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit
Baptis
Batu
sebagai
landasan
bagi
penyelenggaraan Pengorganisasian Dan Pelayanan
Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Baptis
Batu;
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan.
Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan.
Surat Kepmenkes. RI No. 1045/Menkes/Per/
XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit
di Lingkungan Departemen Kesehatan.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor.
340/Menkes/PER/III/2010
Tentang
Klasifikasi Rumah Sakit.
Pedoman Pelayanan Gawat Darurat, Departemen
Kesehatan 1995.
Pedoman Kesiapsiagaan dan Kewaspadaan Rumah
Sakit Pada Penanggulangan Musibah Masal /
Bencana, Departemen Kesehatan 1998.
Penatalaksanaan
Korban
Bencana
Massal,
Departemen Kesehatan 2002.
Pedoman Kerja Perawat Instalasi Gawat Darurat Di
Rumah Sakit, Departemen Kesehatan 1999.
Pedoman Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat
Di RS, Departemen Kesehatan 2005.

ii

k.

Materi Teknis Medis Khusus, Departemen


Kesehatan 2005.
l. Materi Teknis Medis Standar (ABCDE),
Departemen Kesehatan, 2005.
m. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu,
Departemen Kesehatan 2006.
n. Pedoman Penatalaksanaan Identifikasi Korban
Mati Pada Bencana Massal, Departemen Kesehatan
Polri 2004.
o. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk RS,
Departemen Kesehatan- WHO 2001
p. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008
Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
q. Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan Baptis
Indonesia Nomor 047/YBI/VII/2011 tentang
Struktur Organisasi Rumah Sakit Baptis Batu.
MEMPERHATIKAN : Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas
Pengorganisasian Dan Pelayanan di Rumah Sakit
Baptis Batu.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU


TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN
PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH
SAKIT BAPTIS BATU
KEDUA

Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Gawat


Darurat Rumah Sakit Baptis Batu sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan ini.

KETIGA

Pedoman Pengorganisasian Dan Pelayanan Instalasi Gawat


Darurat Rumah Sakit Baptis Batu harus dibahas sekurangkurangnya setiap 3 (tiga) tahun sekali dan apabila diperlukan,
dapat dilakukan perubahan sesuai dengan perkembangan yang
ada.

KEEMPAT :

Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian


Dan Pelayanan Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Baptis
Batu dilaksanakan oleh Wakil Direktur Pelayanan Rumah
Sakit Baptis Batu.

iii

KELIMA

Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila


di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Batu
Pada tanggal : 11 Maret 2013
Direktur RS. Baptis Batu

Arhwinda Pusparahaju A.dr.SpKFR.,MARS

iv

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................

Surat Keputusan Direktur RS. Baptis Batu .................................................

ii

Daftar Isi .....................................................................................................

BAB I. Pendahuluan ...................................................................................

BAB II. Gambaran Umum RS. Baptis Batu ...............................................

2.1. Deskripsi RS. Baptis Batu ....................................................................

2.2. Sejarah Institusi RS. Baptis Batu .........................................................

BAB III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai Dan Tujuan RS. Baptis Batu .............

3.1. Visi .......................................................................................................

3.2. Misi ......................................................................................................

3.3. Falsafah ................................................................................................

3.4. Nilai-Nilai ............................................................................................

3.5. Tujuan ..................................................................................................

3.6. Motto ....................................................................................................

BAB IV. Struktur Organisasi RS. Baptis Batu ...........................................

10

4.1. Bagan Organisasi .................................................................................

10

4.2. Keterangan / Pengertian .......................................................................

10

BAB V. Struktur Organisasi Instalasi Gawat Darurat ................................

14

BAB VI. Uraian Jabatan .............................................................................

15

6.1. Kepala Instalasi Gawat Darurat ...........................................................

15

6.2. Kepala Perawat Instalasi Gawat Darurat..............................................

16

6.3. Perawat Pelaksana Instalasi Gawat Darurat .........................................

16

6.4. Pekarya (Pembantu Perawat) Instalasi Gawat Darurat ........................

19

BAB VII. Tata Hubungan Kerja .................................................................

22

BAB VIII. Pola Ketenagaan Dan Kualifikasi Personil ...............................

25

BAB IX. Kegiatan Orientasi .......................................................................

27

BAB X. Pertemuan / Rapat .........................................................................

29

10.1. Rapat Rutin ........................................................................................

29

10.2. Rapat Insidentil ..................................................................................

29

BAB XI. Pelaporan .....................................................................................

31

11.1. Laporan Rutin ....................................................................................

31

11.2. Laporan Insidentil ..............................................................................

32

vi

BAB I
PENDAHULUAN

Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu


organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan
yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien.
Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah
pemerintah yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka
mendapatkan dana dari pemerintah. Dalam perkembangannya ternyata pemerintah
tidak dapat menampung masyarakat yang berobat sehingga masyarakat mencari
tempat lain yang dapat melayani mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan
industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang mulai berorientasi profit untuk
menutupi biaya operasional mereka meskipun tidak meninggalkan unsur sosial
sama sekali.
Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan
baru dalam industri jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit
swasta berupaya memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan
yang mutakhir.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan
profesional untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna
jasanya (pasien). Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai
perusahaan jasa yaitu perusahaan yang memproduksi jasa bagi para konsumen
yang sangat membutuhkan jasa dari perusahaan tersebut.
Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit
berhubungan langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi
nilai-nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa

dibatasi oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit.
Dengan adanya perbedaan ini maka rumah sakit lebih disebut institusi daripada
perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan
semata.
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah
dan jenis sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap
kegiatan. Jasa-jasa penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu
dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
Manajemen Rumah Sakit Baptis Batu mempunyai kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan
dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar
dapat tercapai. Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk
mengendalikan kegiatan perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan
aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu
dalam perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab
tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individuindividu untuk melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas
tugas yang diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya,
langkah berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus
dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai
dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut
manjemen harus selalu mengadakan pendekatan dan perbaikan yang
diperlukan untuk menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat
bekerja dengan optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus
memberikan gambaran yang jelas apa yang akan dituju, memberikan

petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan apakah pelaksanaan akan


memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali,
menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak
menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk
menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengadakan
pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya
yang dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk
menilai prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya
penyimpangan yang terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, manajer, komite,
instalasi dan bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan anggaran ini akan
dievaluasi satu tahun sekali dan disusun berdasarkan pengukuran kinerja Balanced
Score Card.
Balanced Score Card merupakan salah satu model pengukuran kinerja
gabungan antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu
kinerja diukur dari empat prespektif yaitu:
1. Keuangan, contoh: target keuangan / pendapatan.
2. Pelanggan, contoh: indeks kepuasan pelanggan.
3. Bisnis Internal contoh: program kerja.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan contoh: peningkatan kemampuan
pegawai dengan diklat internal / eksternal.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga negara secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang
tolak ukur pelayanan

minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum

kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif
dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang
hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses,
hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini dimonitoring, dicatat
oleh unit-unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja

bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna perubahan


menuju arah yang lebih baik.

BAB II
GAMBARAN UMUM RS. BAPTIS BATU.

2.1. DESKRIPSI RS. BAPTIS BATU.


Rumah Sakit Baptis Batu (RS. Baptis Batu) merupakan rumah sakit umum
dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang
bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.
RS Baptis Batu berlokasi di JL. Raya Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec.
Junrejo, Batu 65327, Jawa Timur, Indonesia. Telp 0341- 594161, (hunting) Fax:
0341 598911 dengan alamat e-mail rsbaptisbatu@yahoo.com
RS. Baptis Batu diresmikan pada tanggal 11 Mei 1999, dengan status berada
dibawah kepemilikan Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia. RS Baptis Batu
merupakan rumah sakit tipe madya yang setara dengan rumah sakit pemerintah
tipe C. Pada saat ini RS Baptis Batu dipimpin oleh dr. Arhwinda Pusparahaju
Artono, Sp.KFR, MARS selaku direktur.
Pada permulaan kepemimpinan beliau pada tahun 2008 motto RS Baptis
Batu yang lama yaitu Rumah Sakitku, Kebanggaanku, Tanggung Jawabku diubah
menjadi Compassionate Hospital atau

Rumah Sakit yang berbelas kasih.

Demikian juga visi, misi, dan nilai dasar yang lama mengalami perubahan untuk
menyusun rencana strategi RS. Baptis Batu sesuai kebutuhan dan perkembangan
RS. Baptis Batu.
Pada tahun 2009 RS Baptis Batu sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar untuk
Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat, Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan
RS Baptis Batu memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain
klinik umum, klinik gigi dan mulut, dan klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat,
serta rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP yang dilengkapi
pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, fisioterapi, anestesi, home care, hotel
care, dan medical spa. Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan di RS
Baptis Batu sebanyak 100 tempat tidur.
Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani
kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan

pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep
yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien
setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada
sejak RS Baptis Kediri berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS Baptis.

2.2. SEJARAH INSTITUSI RS. BAPTIS BATU.


RS Baptis Batu mulai dibangun pada tahun 1996, berlokasi di Jl. Raya
Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec. Junrejo, Batu 65327, Jawa Timur, Indonesia.
Di atas areal tanah seluas +/-7 hektar. Secara legalitas disahkan pada tanggal 11
Mei 1999.
RS Baptis Batu didirikan sebagai pengembangan RS Baptis Kediri,
diprakarsai oleh dr. Sukoyo Suwandani, selaku direktur RS Baptis Kediri, yang
didukung oleh seluruh staf RS Baptis Kediri. Jabatan direktur dirangkap oleh
direktur RS Baptis Kediri, yaitu dr. Sukoyo Suwandani. Pada awal pembukaan,
RS Baptis Batu sebagian besar karyawan adalah karyawan RS Baptis Kediri yang
bersedia dipindah tugas. Jumlah seluruh karyawan saat itu 143 orang.
Visi RS Baptis Batu saat itu sama dengan visi RS Baptis Kediri, visi ini
merupakan visi

yang tumbuh dari hati para misionaris yang mendirikan RS

Baptis Kediri yaitu :


1. Menyatakan kasih Tuhan Yesus dalam pelayanan kesehatan.
2. Terwujudnya kasih Tuhan Yesus kepada setiap orang melalui
pelayanan rumah sakit.
Misinya adalah:
1. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang prima dengan dasar
kasih Kristus tanpa membedakan status sosial, golongan, suku,
agama.
2. Menumbuhkembangkan aset yang ada.
Pelayanan kesehatan yang ada pada waktu itu adalah klinik umum, klinik
spesialis (bedah, kandungan, penyakit dalam dan kesehatan anak), klinik gigi,
instalasi gawat darurat, rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP,
serta dilengkapi pelayanan laboratorium, alat X-Ray, USG, EKG, kamar obat,

fisioterapi. Sebagian besar peralatan medis dan non medis berasal dari RS Baptis
Kediri.
Pada saat pendirian RS Baptis Batu, dicanangkan target kemandirian dicapai
tahun 2009. Yang dimaksud dengan target kemandirian adalah kemampuan untuk
menutupi biaya operasional sendiri. Mulai awal berdiri tahun 1999 sampai tahun
2009, RS Baptis Batu masih mendapat bantuan dana operasional dari Rumah
Sakit induk yaitu RS Baptis Kediri yang sudah berdiri sejak tahun 1957.
Sebagai rumah sakit yang baru berdiri maka jumlah pasien yang dilayani
tidak terlalu banyak. Pada waktu itu pasien lebih memilih berobat di rumah sakit
yang berada di Malang yang lebih lengkap peralatannya. Setelah ada kerjasama
dengan PT ASKES yang melayani askes sukarela, askes sosial, Jamkesmas dan
Jamkesda jumlah pasien meningkat pesat mulai April 2006.
Pada tanggal 11 Mei 2007 bertepatan dengan ulang tahun RS Baptis Batu
yang ke-8, ditunjuk pejabat direktur RS Baptis Batu yaitu dr. Arhwinda
Pusparahaju Artono, Sp.KFR, MARS, yang menjabat direktur sampai saat ini.
Pada tahun 2008 disusunlah Rencana Strategis RS Baptis Batu 2008-2013. Sesuai
dengan target, pada tahun 2009 RS Baptis Batu mencapai target kemandirian.
Seluruh manajemen diserah terimakan dari direktur RS Baptis Kediri dr. Sukoyo
Suwandani selaku induk organisasi kepada direktur RS Baptis Batu yaitu dr.
Arhwinda Pusparahaju Artono, Sp. KFR, MARS. Sejak saat itu biaya operasional
harus diusahakan sendiri. Apabila ada kekurangan dana operasional

dapat

meminta bantuan RS Baptis Kediri yang diperhitungkan sebagai pinjaman.


Dengan target kemandirian ini RS Baptis Batu mulai berbenah sesuai dengan
rencana strategis yang sudah dicanangkan.

BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS. BAPTIS BATU

3.1. VISI.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki visi :
Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Malang Raya karena Pelayanan
Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan
Keselamatan Pasien

3.2. MISI.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki misi :
a) Memberikan pelayanan kesehatan prima secara holistik berlandaskan
Kasih Kristus kepada setiap orang, tanpa membedakan status sosial,
golongan, suku dan agama.
b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada
pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien.
c) Mengelola aset secara efektif dan efisien bagi Kesejahteraan dan
Pengembangan rumah sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata
Batu.
d) Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki
belas kasih, asertif, profesional, bekerja dalam tim, integritas dan
sejahtera.

3.3.FALSAFAH.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki falsafah :
a) Menjadikan Rumah Sakit Baptis Batu pilihan utama masyarakat Malang
Raya.
b) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
c) Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan
profesionalisme.
d) Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
dalam berkarya.

e) Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar


profesi.
f) Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit.
g) Keselarasan dalam melaksanakan tugas.

3.4.NILAI NILAI.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki nilai-nilai :
B

Belas Kasih

Asertif

Profesional

Tim Kerja

Integritas

Sejahtera

3.5.TUJUAN.
Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani

3.6.MOTTO.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki Motto :

Memberikan pelayanan dengan belas kasih

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS. BAPTIS BATU

4.1.BAGAN ORGANISASI.

DIREKTUR

MANAJER RAWAT JALAN,


MCU & KLINIK SATELIT

WAKIL DIREKTUR
PELAYANAN

MANAJER RAWAT INAP,


& KEPERAWATAN

INSTALASI
RAWAT JALAN

MANAJER GAWAT DARURAT


& OUT CARE

KLINIK
GIGI

KLINIK
UMUM
SPESIALIS

INSTALASI RAWAT
INAP
IBU & ANAK

MANAJER ICU
& KAMAR OPERASI

RUANG
OBGYN NS

RUANG
ANAK

MANAJER PEMASARAN,
KOMPLAIN & PPA

INSTALASI
FARMASI

BAGIAN
ADMINISTRASI

INSTALASI
REHABILITASI MEDIK

BAGIAN
SUMBER DAYA
MANUSIA

INSTALASI
RADIOLOGI

RUANG
KELAS II /
ISOLASI

RUANG
KELAS I -

INSTALASI RAWAT
INAP BEDAH DALAM
III

PERSONALI
A

INSTALASI
LABORATORIUM

INSTALASI RAWAT
INAP
BEDAH DALAM I/II

MANAJER WELLNESS CENTER

WAKIL DIREKTUR
UMUM KEUANGAN

INSTALASI
GIZI
DAPUR

ICU HEMODIALISA,
BURN UNIT

PENDIDIKA
N

KASIR
RI - RJ

BAGIAN LAYANAN
PERUSAHAAN &
ASURANSI

BAGIAN AKUNTANSI

BAGIAN
SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN

BAGIAN INVENTORY

KANTIN

UNIT BISNIS
STRATEGIS

CLEANING SERVICE
TAMAN
SATUAN
PENGAMANAN

INSTALASI
GAWAT DARURAT

PEMBAYARA
N

BAGIAN
REKAM MEDIK

BAGIAN
PEMELIHARAAN
SARANA

UNIT BISNIS
STRATEGIS

BAGIAN
KEUANGAN

LOGISTIK

HOUSE
KEEPING

BAGIAN
PEMASARAN

UNIT NON STRUKTURAL :


KOMITE PASTORAL
SATUAN PEMERIKSA
INTERNAL
KOMITE ETIK RS
KOMITE MEDIK
KOMITE KPRS
KOMITE PPIRS
KOMITE KEPERAWATAN
KELOMPOK STAF MEDIK
PANITIA MUTU &
KESELAMATAN PASIEN
P2K3 (PANITIA PEMBINA
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA)
PANITIA REKAM MEDIS

BAGIAN
HUMAS
INFORMA
SI

TRANSPOR
TASI

INSTALASI
KAMAR OPERASI
STERILISAS
I & BINATU

ANESTESI

4.2. KETERANGAN/PENGERTIAN.
a. Unit Struktural
i. Direktur
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Baptis Batu
ii. Wakil Direktur
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing masing, yaitu
:
1. Wakil Direktur Pelayanan : membantu direktur dalam bidang
pelayanan medis dan keperawatan

10

2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan : membantu direktur


dalam bidang umum dan keuangan
iii. Manajer
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu
atau lebih macam pelayanan rumah sakit, yaitu :
1. Manajer Rawat Jalan, Medical Check Up dan Klinik Satelit.
2. Manajer Rawat Inap dan Keperawatan
3. Manajer Gawat Darurat dan Out Care
4. Manajer ICU dan Kamar Operasi.
5. Manajer Pemasaran, Komplain dan Pelayanan Perusahaan
Asuransi.
6. Manajer Wellness Center.
iv. Unit Kerja
Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RS Baptis Batu
dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah Instalasi
dan divisi pendukung yang diberi istilah Bagian. Seluruh instalasi
dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Pelayanan dan seluruh
Bagian dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Umum Keuangan.
Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas satu atau lebih Sub Unit
Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja :
-

Instalasi Rawat Jalan.

Instalasi Rawat Inap Ibu & Anak.

Instalasi Rawat Inap Kelas 1 & 2.

Instalasi Rawat Inap Lantai 2 ICU.

Instalasi Rawat Inap Kelas 3.

Instalasi Gawat Darurat.

Instalasi Kamar Operasi.

Instalasi Farmasi.

Instalasi Rehabilitasi Medik.

11

Instalasi Laboratorium.

Instalasi Radiologi.

Instalasi Gizi

Bagian Administrasi.

Bagian Sumber Daya Manusia.

Bagian Rekam Medik.

Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit.

Bagian Pemeliharaan Sarana.

Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi.

Bagian Akuntansi.

Bagian Inventory.

Bagian Keuangan.

Bagian Pemasaran.

Bagian Humas.

v. Unit Kerja Outsourcing


Cleaning Service, Satpam, Taman
b. Unit Non Struktural
i. Komite
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur
dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah
sakit. Komite yang ada di RS Baptis Batu adalah sebagai berikut :
1. Komite Pastoral.
2. Satuan Pemeriksa Internal.
3. Komite Etik Rumah Sakit.
4. Komite Medik.
5. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
6. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
7. Komite Keperawatan

12

ii. KSM/Kelompok Staf Medis


Adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam
jabatan fungsional. Kelompok Staf Medis di RS Baptis Batu
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kelompok Staf Medis Bedah.
2. Kelompok Staf Medis Non Bedah.
3. Kelompok Staf Gigi dan Mulut.
iii. Panitia
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit
1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.
2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Panitia Rekam Medik.
4. Panitia Farmasi dan Therapi.
5. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit.

13

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI GAWAT DARURAT

14

BAB VI
URAIAN JABATAN

6.1. KEPALA INSTALASI.


a. Fungsi dan Tanggung Jawab
1. Menetapkan rencana kerja sesuai tujuan atau target pelayanan
yang ingin dicapai rumah sakit
2. Menetapkan pembagian pekerjaan, batasan tugas, tanggung
jawab, serta wewenang dan hubungan kerja yang jelas
3. Melakukan koordinasi dengan instalasi/bagian lain yang terkait
4. Melakukan fungsi pengawasan dan pengontrolan
b. Uraian Tugas
1. Merencanakan :

program dan anggaran

pembinaan, penilaian, dan pengembangan tata laksana kerja


serta tugas-tugas karyawan

peningkatan kinerja dan mutu pelayanan

2. Menetapkan pembagian tugas, batas-batas tugas, tanggung


jawab, dan kewenangan hubungan kerja yang jelas bagi
karyawan sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing
3. Memberi pengarahan dan koordinasi terhadap pelaksanaan
tugas pelayanan guna tercapai tujuan pelayanan secara efektif
dan efisien dalam suasana kerja yang kondusif
4. Melakukan fungsi pengawasan dan pengontrolan, yang antara
lain mencakup tugas :

Meneliti dan menganalisis pekerjaan, baik yang sudah


maupun sedang dilaksanakan

Menilai hasil pekerjaan

Mengoreksi dan merevisi pekerjaan guna tercapai tujuan


pelayanan dan kepuasan pelanggan sesuai target yang telah
ditetapkan

15

6.2. KEPALA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT.


a. Fungsi dan Tanggung Jawab
1. Membantu dalam menyusun rencana kerja sesuai tujuan dan
target pelayanan yang ditetapkan oleh rumah sakit
2. Menetapkan

pembagian

pekerjaan,

batasan

tugas,

tanggungjawab, serta wewenang dan hubungan kerja yang jelas


b. Uraian Tugas
1. Membantu dalam perencanaan program dan anggaran
2. Melakukan koordinasi sebagai upaya peningkatan kinerja dan
mutu pelayanan
3. Pengembangan

tatalaksana

kerja,

tugas-tugas,

dan

tanggungjawab
4. Melakukan pembagian tugas di lingkup internal instalasi
5. Bekerjasama dengan bagian terkait yang lain dalam hal
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien
6. Menyusun dan melaksanakan program orientasi untuk perawat
pelaksana dan pekarya (pembantu perawat)
7. Membimbing dan melakukan fungsi pengawasan terhadap
perawat pelaksana dan pekarya (pembantu perawat)

6.3. PERAWAT PELAKSANA INSTALASI GAWAT DARURAT.


a. Fungsi dan Tanggung Jawab
1. Melaksanakan rencana kerja sesuai tujuan dan target pelayanan
yang ditetapkan oleh rumah sakit
2. Melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian pekerjaan,
batasan tugas, tanggungjawab, serta wewenang dan hubungan
kerja yang sudah ditetapkan
b. Uraian Tugas
1.

Menyiapkan sarana, prasarana, fasilitas, dan lingkungan kerja


yang sesuai untuk kelancaran pelayanan dan memudahkan
pasien dalam menerima pelayanan

16

2.

Menerima pasien sesuai standar prosedur operasional yang


berlaku

3.

Memelihara peralatan medis agar selalu dalam keadaan baik


dan siap pakai

4.

Melakukan sosialisasi mengenai peraturan/tata tertib yang


berlaku di rumah sakit serta fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya

5.

Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan sesama


karyawan maupun pasien dan keluarganya

6.

Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai


dengan kompetensinya, dengan cara :
-

Mengamati

dan

melakukan

penilaian/pemeriksaan

keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental,


dan sebagainya)
7.

Melaksanakan anamnesis

Menyusun rencana keperawatan dan melaksanakan asuhan


keperawatan sesuai dengan kondisi pasien

8.

Melaksanakan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai


dengan kebutuhan dan kondisi klinisnya

9.

Memberi

penyuluhan

keluarganya

mengenai

kesehatan
penyakit

kepada

pasien

dan/atau

dan

kondisi

kesehatannya
10.

Melaksanakan latihan mobilisasi dengan tujuan agar pasien


dapat segera mandiri

11.

Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan


dan/atau institusi pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat
ditanggulanginya

12.

Melakukan pertolongan pertama kepada pasien sebagai


tindakan life saving dalam keadaan darurat secara tepat dan
benar sesuai kondisi pasien serta standar prosedur operasional
yang berlaku

17

13.

Melaksanakan

evaluasi

tindakan

keperawatan

sesuai

kebutuhan dan kondisi pasien


14.

Memantau dan menilai kondisi pasien serta melakukan


tindakan

keperawatan

yang

tepat

berdasarkan

hasil

pemantauan tersebut sesuai standar prosedur operasional


yang berlaku
15.

Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik


dengan instalasi/bagian lain yang terkait

16.

Berperan serta dalam membahas kasus sebagai upaya untuk


meningkatkan mutu asuhan keperawatan

17.

Melaksanakan tugas secara bergilir dalam sistem shift kerja


sesuai jadwal dinas yang ditetapkan

18.

Menciptakan dan memelihara lingkungan yang bersih dan


suasana yang baik antarpasien dan keluarganya sehingga
tercipta ketenangan

19.

Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan secara rutin

20.

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang


keperawatan, antara lain melalui pertemuan ilmiah dan
pelatihan

21.

Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan


keperawatan secara tepat, sehingga tercipta sistem informasi
rumah sakit yang benar dan dapat dipercaya

22.

Melaksanakan serah-terima tugas kepada petugas pengganti


secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian shift dinas

23.

Menyiapkan berbagai hal dan keperluan yang dibutuhkan


oleh pasien yang akan pulang, antara lain meliputi :
-

Menyediakan dan mengisi secara lengkap semua form


yang dibutuhkan untuk penyelesaian administrasi

Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan


keluarganya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien
mengenai diet, pengobatan yang perlu dilanjutkan dan
cara

penggunaanya,

18

cara

hidup

sehat

(misalnya

pengaturan istirahat, makanan yang bergizi atau bahan


pengganti sesuai dengan kondisi sosial ekonominya),
melatih pasien untuk menggunakan alat bantu yang
dibutuhkan (misalnya tongkat penyangga, kursi roda,
protesa, dan sebagainya), dan menjelaskan tentang
rencana kembali kontrol sesuai saran yang diberikan oleh
dokter
-

Mengantar pasien yang akan pulang sampai ke luar


ruangan

24.

Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di


rumah, misalnya :

6.4.

PEKARYA

Merawat luka

Melatih anggota gerak

Pengaturan diet

(PEMBANTU

PERAWAT)

INSTALASI

GAWAT

DARURAT.
a. Fungsi dan Tanggung Jawab
1.

Melaksanakan rencana kerja sesuai tujuan dan target


pelayanan yang ditetapkan oleh rumah sakit

2.

Melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian pekerjaan,


batasan tugas, tanggungjawab, serta wewenang dan hubungan
kerja yang sudah ditetapkan

b. Uraian Tugas
1.

Membantu perawat dalam menjalankan perawatan orang sakit

2.

Mengambil obat-obatan dari apotek

3.

Mengambil alat tulis kantor dan alat kebutuhan lain dari


gudang

4.

Mengantar dan mengambil kembali linen dari binatu


(laundry)

5.

Membersihkan instrumen yang kotor dan menyimpan


kembali ke tempatnya

19

6.

Menghitung dan melakukan serah-terima alat-alat setiap kali


pertukaran shift dinas

7.

Mengantar kembali alat-alat yang disterilkan

8.

Membersihkan brancard dan kursi roda apabila kotor, kena


darah, dan sebagainya

9.

Menyiapkan sarana, prasarana, fasilitas, dan lingkungan kerja


yang sesuai untuk kelancaran pelayanan dan memudahkan
pasien dalam menerima pelayanan

10.

Menerima pasien sesuai standar prosedur operasional yang


berlaku

11.

Memelihara peralatan medis agar selalu dalam keadaan baik


dan siap pakai

12.

Melakukan sosialisasi mengenai peraturan/tata tertib yang


berlaku di rumah sakit serta fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya

13.

Menciptakan hubungan kerjasama yang baik dengan sesama


karyawan maupun pasien dan keluarganya

14.

Mengkaji kebutuhan dan masalah kesehatan pasien sesuai


dengan kompetensinya, dengan cara :
-

Mengamati

dan

melakukan

penilaian/pemeriksaan

keadaan pasien (tanda vital, kesadaran, keadaan mental,


dan sebagainya)
15.

Melaksanakan anamnesis

Membantu merujuk pasien kepada petugas kesehatan


dan/atau institusi pelayanan kesehatan lain yang lebih mampu
untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat
ditanggulanginya

16.

Melakukan pertolongan pertama kepada pasien sebagai


tindakan life saving dalam keadaan darurat secara tepat dan
benar sesuai kondisi pasien serta standar prosedur operasional
yang berlaku

20

17.

Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang baik


dengan instalasi/bagian lain yang terkait

16.

Berperan serta dalam membahas kasus sebagai upaya untuk


meningkatkan mutu pelayanan

17.

Melaksanakan tugas secara bergilir dalam sistem shift kerja


sesuai jadwal dinas yang ditetapkan

18.

Menciptakan dan memelihara lingkungan yang bersih dan


suasana yang baik antarpasien dan keluarganya sehingga
tercipta ketenangan

19.

Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan secara rutin

20.

Melaksanakan serah-terima tugas kepada petugas pengganti


secara lisan maupun tertulis pada saat pergantian shift dinas

21.

Menyiapkan berbagai hal dan keperluan yang dibutuhkan


oleh pasien yang akan pulang, antara lain meliputi :
-

Menyediakan dan mengisi secara lengkap semua form


yang dibutuhkan untuk penyelesaian administrasi

Mengantar pasien yang akan pulang sampai ke luar


ruangan

21

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

INSTALASI/BAGIAN

HUBUNGAN KERJA
Dewasa

: Menerima pasien dari IGD untuk


perawatan kasus dewasa (usia > 14
tahun)

Anak
INSTALASI
RAWAT INAP

: Menerima pasien dari IGD untuk


perawatan kasus anak (usia 14 tahun)

Kebidanan : Menerima pasien dari IGD untuk


perawatan

kasus

kebidanan

dan

kandungan
ICU

: Menerima pasien dari IGD untuk kasus


yang memerlukan perawatan khusus
secara intensif

INSTALASI
KAMAR OPERASI

Menerima pasien untuk tindakan operasi, baik yang


merupakan kasus darurat maupun yang terprogram
secara elektif

INSTALASI
FARMASI

- Melayani permintaan perbekalan farmasi untuk


emergency stock
- Melayani pemberian obat pasien yang akan pulang

INSTALASI
LABORATORIUM

- Melakukan pemeriksaan laboratorium


- Mengambil

spesimen

pasien

diagnosis
INSTALASI
RADIOLOGI

Melakukan pemeriksaan radiologi

22

untuk

keperluan

INSTALASI/BAGIAN

HUBUNGAN KERJA

INSTALASI
REHABILITASI

Menerima pasien untuk tindakan rehabilitasi medik

MEDIK
INSTALASI GIZI
BAGIAN
PENDAFTARAN DAN
REKAM MEDIK

BAGIAN
TRANSPORTASI

Melakukan konsultasi gizi bilamana dibutuhkan


- Melakukan admisi/registrasi pasien sesuai dengan
standar prosedur operasional
- Menginventarisasi arsip rekam medik pasien
- Menyimpan arsip rekam medik pasien
- Menyiapkan mobil ambulance
- Keperluan rujukan pasien
- Antar-jemput pasien

BAGIAN HUMAS
DAN PEMASARAN

- Promosi
- Penyediaan brosur pelayanan IGD
- Perizinan

BAGIAN
ADMINISTRASI
(KANTOR)
BAGIAN SUMBER
DAYA MANUSIA

- Surat-menyurat
- Perizinan

- Kepegawaian
- Pengembangan dan pelatihan karyawan

(PERSONALIA)
BAGIAN KEUANGAN

- Penggajian
- Pembayaran bonus, insentif, dan sebagainya

BAGIAN
PEMELIHARAAN
SARANA

Layanan perbaikan dan pemeliharaan alat, sarana, dan


prasarana

23

INSTALASI/BAGIAN

HUBUNGAN KERJA

BAGIAN
PENGADAAN

Pengadaan barang umum dan medis

(GUDANG/LOGISTIK)
KASIR

Menerima pembayaran pasien pulang, dirujuk, dan


meninggal

KAMAR STERIL

Pemeliharaan alat alat medis

BINATU (LAUNDRY)

Pelengkap kebutuhan linen dan pemeliharaannya

SATUAN

- Koodinasi keamanan

PENGAMANAN

- Membantu transfer pasien

(SATPAM)

- Pengurusan jenasah ke kamar jenasah

24

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam upaya mempersiapkan tenaga di Instalasi Gawat Darurat yang


handal

dan

profesional,

perlu

dilakukan

kegiatan

menyediakan

dan

mempertahankan sumber daya manusia yang tepat.


Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses
mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam, dan ke luar
Instalasi Gawat Darurat. Tujuan dilakukan kegiatan tersebut adalah untuk
mendayagunakan SDM yang ada seefektif mungkin sehingga pada waktu yang
tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
Selain itum perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan

oganisasi

dalam

mencapai

sasarannya

melalui

strategi

pengembangan kontribusi.
Menurut Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit Direktorat
Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian Medik Direktorat Jendral Pelayanan
Medik Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2005, dapat dilakukan
penghitungan kebutuhan ketenagaan berdasarkan :
1. Rata- rata pasien per hari
2. Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
3. Jam kerja efektif setiap perawat sehari
Sehingga dengan demikian, sesuai dengan rumus :
Rata-rata jumlah pasien (per hari) x Jumlah jam perawatan (per hari)
Jumlah jam efektif perawat (per hari)
Penghitungan kebutuhan tenaga di IGD RS Baptis Batu dapat dilakukan dengan
data dasar sebagai berikut :
-

Rata- rata jumlah pasien = 15 orang/hari

Jumlah jam perawatan

Jumlah jam kerja efektif = 7 jam/hari

= 4 jam/hari

Jumlah tenaga yang diperlukan

15 x 4
7

25

60
=

= 8,57

~ 9 tenaga

Di samping itu, perlu dilakukan penghitungan juga dengan menggunakan


rumus loss day sebagai berikut :
hari Minggu (dalam 1 tahun) + Hak cuti + Hari besar (libur)
hari kerja efektif (dalam 1 tahun)
52 + 12 + 14
286

x 9 =

78 x 9
286

702

x tenaga tersedia

= 2,45 ~ 3 tenaga

286

Jadi, berdasarkan kedua rumus tersebut di atas maka jumlah kebutuhan


tenaga keperawatan di IGD RS Baptis Batu adalah sebanyak 9 + 3 = 12 orang
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di IGD RS Baptis Batu saat
ini adalah sebagai berikut :
Tabel 8.1. Pola Ketenagaan Instalasi Gawat Darurat RS Baptis Batu
No.

Jenis Pendidikan

Jumlah Tenaga

Pelatihan

1.

Dokter umum

BLS/PPGD/BTLS/ATLS/ACLS

2.

S 1 Keperawatan

BLS/PPGD/BTLS

3.

D 3 Keperawatan

BLS/PPGD/BTLS

4.

Pekarya

BLS

Berdasarkan uraian di atas, setelah dilakukan analisa beban kerja di IGD


untuk tenaga keperawatan, bahwa tenaga yang ada sudah cukup terpenuhi sesuai
kemampuan rumah sakit.

26

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi yang diselenggarakan di Instalasi Gawat Darurat RS


Baptis Batu, antara lain adalah sebagai berikut :
Tabel 9.1 Kegiatan Instalasi Gawat Darurat RS Baptis Batu
No.
1.

Materi

Penanggungjawab

RS Baptis Batu :

Wakil Direktur

a. Latar Belakang

Umum dan Keuangan

Waktu
Pelaksanaan

Bulan I

b. Pelayanan
2.

Visi, misi, tujuan, dan motto RS

Wakil Direktur

Baptis Batu
3.

Umum dan Keuangan

Struktur organisasi RS Baptis

Wakil Direktur

Batu
4.

Bulan I

Bulan I

Umum dan Keuangan

Program RS Baptis Batu :


a. Budaya kerja

Wakil Direktur

b. Pengembangan SDM

Umum dan Keuangan

Bulan I

c. Pembinaan kerohanian
karyawan
Wakil Direktur

5.

Kepegawaian

6.

Perjanjian Kerja Bersama

7.

Gaji dan pendapatan tambahan

8.

Struktur organisasi, falsafah, dan

Bulan I

Umum dan Keuangan


Wakil Direktur

Bulan I

Umum dan Keuangan


Wakil Direktur

Bulan I

Umum dan Keuangan

tujuan serta hak dan kewajiban

Ketua
Komite Keperawatan

perawat

27

Bulan I

9.

Pengenalan ruangan dan fasilitas

Kepala Perawat IGD

yang ada

(Bulan I)
Kepala Perawat IGD

10.

Pengenalan teknik triase

11.

Pengenalan teknik anamnesa dan

Kepala Perawat IGD

pemeriksaan
12.

Pengetahuan tentang

Kepala Perawat IGD

Pengetahuan tentang perasat,


Kepala Perawat IGD

Pengetahuan tentang

Kepala Perawat IGD

pemasangan infus
Kemampuan melaksanakan

Kepala Perawat IGD

Kemampuan melaksanakan
Kepala Perawat IGD

Minggu 1

Minggu 2
(Bulan II)

lambung
Kemampuan melaksanakan

Kepala Perawat IGD

pemeriksaan elektrokardiografi
18.

Minggu 3-4

(Bulan II)

perasat pemasangan selang

17.

Minggu 2-3

(Bulan I)

perasat kateter
16.

Minggu 2-3

(Bulan I)

subcutan, intracutan

15.

Minggu 2

(Bulan I)

suntik intramuscular, intravena,

14.

Hari 4-7

(Bulan I)

pemeriksaan tanda- tanda vital


13.

Hari 1-3

Minggu 3
(Bulan II)

Kemampuan melaksanakan
tehnik pembebasan jalan nafas,

Kepala Perawat IGD

pemeliharaan pernafasan dan

Minggu 3
(Bulan II)

sirkulasi (ABC)
19.

Kemampuan melakukan tehnik

Kepala Perawat IGD

resusitasi jantung paru

28

Bulan III

BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

Pertemuan/rapat yang diadakan oleh IGD RS Baptis Batu, antara lain berupa :
1. Rapat rutin
2. Rapat insidentil

10.1.

RAPAT RUTIN
Rapat rutin diselenggarakan pada :
Waktu

Satu bulan sekali

Tempat

Ruang Pertemuan IGD RS Baptis Batu

Peserta

Kepala IGD, Kepala perawat IGD, perawat


pelaksana, pekarya

Materi

1. Evaluasi kinerja
2. Evaluasi SDM
3. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan
pelayanan gawat darurat
4. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja
SDM dan pelayanan gawat darurat
5. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan
kinerja pelayanan gawat darurat
6. Warnasari

Kelengkapan rapat :

Undangan,

daftar

hadir,

notulen

rapat,

laporan/usulan/ rekomendasi kepada pimpinan

10.2.

RAPAT INSIDENTIL
Rapat insidentil diselenggarakan pada :
Waktu

: Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal


yang perlu dibahas segera

Tempat

Sesuai undangan

Peserta

Kepala IGD, Kepala perawat IGD, perawat


pelaksana, pekarya

29

Materi

Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas

Kelengkapan rapat

Undangan, daftar hadir, notulen rapat, laporan/


usulan/rekomendasi kepada pimpinan

30

BAB XI
PELAPORAN

Laporan yang disusun IGD RS Baptis Batu dapat dibedakan menjadi 2


macam laporan, yaitu laporan rutin dan laporan insidental.
11.1. Laporan Rutin
Laporan rutin adalah laporan yang dikerjakan secara rutin oleh IGD RS Baptis
Batu. Laporan rutin ini dapat dibagi menjadi laporan ekstern dan laporan
intern.
a. Laporan ekstern
Beberapa data yang dikumpulkan oleh IGD RS Baptis Batu diserahkan
setiap bulan ke bagian Rekam Medik untuk diserahkan ke Dinas
Kesehatan Propinsi adalah :

Laporan jumlah pasien

Laporan jumlah kegiatan pemeriksaan oleh dokter

Laporan jumlah pasien dokter spesialis

Laporan jumlah kematian

Laporan jumlah per kasus (4 besar)

b. Laporan intern
Laporan rutin terbagi menjadi 2 yaitu :
Laporan mingguan, dilaporkan dalam rapat manager yang terdiri dari :

Laporan kunjungan pasien rawat jalan, inap dan penunjang

Laporan morbiditas, mortalitas, dan kasus dirujuk

Laporan bulanan
Laporan dan informasi kinerja bagian IGD RS Baptis Batu
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal dan kerangka acuan program
yang ditetapkan.

31

11.2. Laporan Insidentil


Adalah laporan mengenai pelayanan IGD RS Baptis Batu pada khususnya
yang harus segera dilaporkan karena berkaitan dengan kinerja rumah sakit.

32

Anda mungkin juga menyukai