SISTEM INTEGUMEN
Asuhan Keperawatan Melanoma Maligna
Dosen Pembimbing
Firdaus, S.Kep, Ns, M.Kes
Disusun oleh
Kelompok 13
1. Elok Sarwindyah
2. Ismail Arafat
3. Tiara Fatma Pratiwi
(1130013061)
(1130013073)
(1130013092)
A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan selsel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan
mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas
beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan
jenis sel yang terkena, akan tetapi yang paling sering terdapat adalah
karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma
maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali
digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma. Penyebab sebenarnya
kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor lingkungan dan sinar
UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama penyebab
kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang
dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.
Melanoma maligna ialah neoplasma maligna yang berasal dari sel
melanosit, melanoma termasuk kanker kulit yang sangat ganas, bisa terjadi
metastasis luas dalam waktu singkat melalui aliran limfe dan darah ke alatalat dalam selain di kulit dapat pula terjadi pada mukosa. Di Amerika Serikat
melanoma maligna merupakan tumor ganas nomor 6 atau 7 terbanyak.
Melanoma maligna dapat terjadi pada semua usia dan paling banyak pada
usia 35-55 tahun, insidensi pada pria sama dengan wanita,
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa definisi dari melanoma maligna ?
2. Apa klasifikasi dari melanoma maligna ?
3. Bagaimana epidemiologi dari melanoma maligna ?
4. Apa etiologi melanoma maligna ?
5. Bagaimana patofisiologi dan web of caution (WOC) melanoma maligna ?
6. Apa tanda dan gejala melanoma maligna ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari melanoma maligna ?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis dari melanoma maligna ?
9. Bagaimana asuhan keperawatan melanoma maligna ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi dari melanoma maligna.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari melanoma maligna.
3. Untuk mengetahui epidemiologi dari melanoma maligna.
4. Untuk mengetahui etiologi melanoma maligna.
maligna.
Untuk mengetahui tanda dan gejala melanoma maligna.
Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari melanoma maligna.
Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari melanoma maligna.
Untuk mengetahui asuhan keperawatan melanoma maligna.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Melanoma Maligna berasal dari melanosit yang berada di epidermis.
Merupakan kanker kulit yang jarang dijumpai tetapi paling ganas dengan
angka kematian yang tertinggi, dapat merusak jaringan disekitarnya.
Melanoma adalah keganasan sel yang menghasilkan pigmen (melanosit) yang
terletak terutama di kulit, tetapi juga ditemukan dimata, telinga, saluran
pencernaan, leptomeninges, serta membrane mukosa oral dan kelamin.
Melanoma hanya 4% dari semua kanker kulit, namun hal itu menyebabkan
jumlah terbesar kematian terkait kanker kulit di seluruh dunia. Deteksi dini
2. Melanoma Nodular
Merupakan tipe melanoma yang paling agresif. Pertumbuhannya
sangat cepat dan berlangsung dalam waktu mingguan sampai bulanan.
Sebanyak 15%-30% kasus melanoma yang terdiagnosa sebagai
melanoma merupakan nodular melanoma. Dapat terjadi pada semua
umur, namun lebih sering pada individu berusia 40-50 tahun. Tempat
predileksinya adalah tungkai dan tubuh. Melanoma ini bermanifestasi
sebagai papul coklat kemerahan atau biru hingga kehitaman, atau nodul
berbentuk kubah, atau setengah bola (dome shaped) atau polopoid dan
aksofitik yang dapat timbul dengan ulserasi dan berdarah dengan trauma
minor, timbul lesi satelit. Secara klinik bisa berbentuk amelanotik atau
tidak berpigmen.
Gambaran histologis
Nodular
melanoma
pada
epidermis
C. Epidemiologi
1. Terjadi pada kehidupan penduduk Amerika Serikat : 1 dari 60 orang.
2. Kanker yang paling sering terjadi pada wanita yang berusia 25 hingga 29
tahun.
3. Jarang terjadi pada anak-anak.
4. Insiden memuncak pada usia antara 50 dan 75 tahun, namun terjadi
peningkatan pada kelompok usia yang lebih muda. (Mansjoer, 2000).
D. Etiologi
Penyebabnya belum di ketahui secara pasti namun sinar ultraviolet
matahari sangat berperan dan diduga menjadi penyebab utama. Melanoma di
temukan hampir pada semua usia dan sering di temukan pada daerah tropik.
Umumnya seseorang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut
merah atau pirangdan memiliki bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya
sangat rentan untuk terkena melanoma maligna.
Faktor Resiko :
1. Pemajanan terhadap sinar matahari yang berlebihan.
2. Jenis kulit (rambut pirang atau merah, kuning langsat dan mata biru,
3.
4.
5.
6.
WOC
Sinar UV, Genetik
Melanoma
Bermetastatis dan menghancurkan jaringan
Berkembang pada lesi kulit atau kulit yang tidak sehat sehingga timbul plak kehitaman
Vertikal
Radial
Sel-sel ganas tumbuh dan menembus dermis
Khawatir
10
Kerusakan
Integritas Kulit
Ansietas
F. Manifestasi Klinis
Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru yang kecil dan
berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada kulit yang
terpapar sinar matahari, tetapi hampir separuh kasus tumbuh dari tahi lalat
yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh
(metastase), dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan.
(Graham, R. 2005).
Semakin sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin
besar peluang untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh
ke dalam kulit, akan lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening
dan pembuluh darah dan bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan
atau tahun. (Graham, R. 2005) .
Perjalanan penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh
kekuatan pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. (Suriadiredja, 2006).
Beberapa penderita yang keadaan kesehatannya baik, bisa bertahan hidup
selama
bertahun-tahun
meskipun
melanomanya
telah
menyebar.
(Suriadiredja, 2006)
Tanda-tanda terbentuknya melanoma:
1. Bintik atau tahi lalat berpigmen (terutama yang berwarna hitam atau biru
tua) yang semakin membesar.
2. Perubahan warna pada tahi lalat, terutama pigmentasi merah, putih dan
biru di kulit sekelilingnya.
3. Perubahan pada kulit diatas bintik yang berpigmen, misalnya perubahan
konsistensi atau bentuk.
4. Tanda-tanda peradangan pada kulit di sekitar tahi lalat. (Graham, R. 2005)
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas
adalah bila pada tahi lalat tersebut ditemukan tanda ABCD melanoma
maligna yaitu :
A : Asimetrik, bentuknya tak beraturan.
B : Border atau pinggirannya juga tidak rata.
11
C : Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa
kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentudi temukan berwarna
putih, merah dan biru.
D : Diameternya lebih besar dari 6 mm. (Marwali, 2000).
G. Pemeriksaan Diagnostik
12
Selain biopsi dari dugaan lesi, laboratori dan tes diagnostik digunakan
menentukan keadaan tumor apakah telah metastase. Karena malignan
melanoma dapat metastase pada beberapa organ atau jaringan dari tubuh,
dilakukan macam-macam tes.
1. Tes laboratorium
a. Tes fungsi liver untuk menentukan keadaan tumor yang telah
metastasis pada liver. Kombinasi dari elevasi LDH, alkaline
phosphatase, dan SGOT mempengaruhi liver.
b. Menghitung jumlah darah yang dilakukan untuk menentukan
abnormalitas hematologi.
c. Tes serum darah dilakukan untuk mengindentifikasi elektrolit
mineral yang abnormal).
2. Tes diagnostik dapat meliputi juga seperti ini:
a. Biopsi lesi adalah hanya metode definitif pada diagnosa malignan
melanoma. Eksisi biopsy adalah prosedur diagnostik dari pilihan
karena dibawah ini lebih komplit histologic evaluasi dan tingkat
mikroskop. Biopsi tidak harus dilakukan jika terduga melanoma,
karena ketebalan dan dalamnya lesi tidak dapat di kaji, membuat
keputusan tentang prognosis dan pengobatan sangat sulit.
b. CTscan liver menentukan jika enzim hati abnormal dan
menentukan luasnya metastasis dari hati lebih akurat.
c. X-ray dada dilakukan jika klien sulit bernafas atau hemoptisis,
dimana rangsangan paru-paru menjadi metastasis.
d. Scan tulang dilakukan untuk menentukan metastatik karena tidak
dapat menentukan nyeri tulang.
e. CT scan atau MQI dari otak yaitu menentukan pengkajian dari
metastasis jika klien sakit kepala, seizure, atau defisit neurology.
f. Biopsi jaringan dari limpa tulang belakang atau lesi kulit lain
dilakukan untuk mengidentifikasi metastasis.
H. Penatalaksanaan Medis
1. Pembedahan
Eksisi dilakukan seluas 1 cm di luar tumor. Eksisi dengan
menyertakan fasia profunda tidak mempengaruhi prognosis, demikian
juga di seksi getah bening regional pada tumor yang belum menunjukkan
tanda metastasis jauh.
13
2. Perfusi
Setelah eksisi melanoma di ekstremitas, dapat di lakukan perfusi
untuk pembertian sitostatik ajuvan. Perfusi merupakan tindakan bedah
yang agak besar sebab ekstremitas harus di kosongkan dari peredaran
darah sehingga harus di kerjakan dengan pompa pengatur suhu dan
oksigenator ( mesin jantung paru).
3. Imunologi
Melanoma memperlihatkan reaksi yang tidak di mengerti yang di
duga berdasarkan pengaruh imunologik. Penggunaan vaksin sebagai
terapi seperti vaksin bcg kadang menyebabkan regresi parsial untuk
waktu terbatas tetapi tidak mempengaruhi prignosis. Setelah pembedahan
perlu ditekankan pentingnya pengawasan berkala karena walaupun di
temukan pada derajat satu, kemungkinan kambuh cukup besar.
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktivitas istirahat. Tanda: perasaan klien gelisah akan keadaan
b.
kulitnya
Integritas ego. Gejala: ansietas, emosi, kesal. Tanda: menolak
perhatian
c.
proses penyembuhan
Neurosensori. Gejala: dapat meningkatkan emosional seperti rasa
tidak nyaman ,dan gatal. Tanda: perubahan diri, orientasi dan
prilaku.
d. Nyeri. Gejala : klien mengeluh nyeri pada kulit. Tanda: adanya lesi
pada kulit, kemerahan dan edema
e. Interaksi social. Gejala: hubungan dengan orang lain kurang terbina
Pengkajian
terhadap
pasien
melanoma
maligna
dilakukan
15
yang
berlebihan
16
dan
lindungi
pasien
dari
kekhawatiran,
17
ketakutan,
prasangka
atau
BAB 3
APLIKASI TEORI
Kasus
Ny.A berumur 55 tahun datang ke Rumah Sakit bersama suaminya Tn. B
dengan keluhan utama nyeri pada telapak kaki kanan dan keluar darah dari
bercak hitam seperti tahi lalat yang mulanya kecil dan akhirnya semakin lama
semakin membesar. Awalnya berupa tahi lalat kecil yang timbul sejak 5
bulan yang lalu. Pasien mengeluh gatal dan nyeri dan akhirnya pasien berobat
ke dokter umum terdekat, tetapi gatal dan nyeri tak kunjung hilang . Ny. A
mengatakan khawatir karena nyeri tak kunjung hilang. Pasien mempunyai
riwayat sering tidak memakai alas kaki ke sawah karena pekerjaan pasien
adalah petani.
Saat pemeriksaan fisik, pasien dalam keadaan composmentris, tampak
sedikit kesakitan, dengan tanda tanda vital TD : 120/60 mmhg, Nadi :
88x/menit, RR : 20x/menit, Suhu :36,5 C. Status Generalis Kepala Mata
THT : Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak tampak
deformitas, Thoraks : tidak teraba perbesaran KGB dan tiroid, trakea di
tengah.
Pada telapak kaki kanan terdapat luka dengan diameter 6 mm berwarna
putih dengan batas kehitaman dan berbatas tidak tegas, berbentuk asimetris
dengan permukaan tidak rata, konsistensi lunak, dikelilingi dengan daerah
berwarna kehitaman disertai ulkus yang mengeluarkan cairan dan darah
dengan dasar jaringan bawah kulit.
1. Pengkajian
a. Anamnesa
No.Reg
Ruang
: 2530
: Mawar
18
Tanggal MRS
: 02-12-2014
Tanggal pengkajian: 02-12-2014
Jam
Diagnosa medis : Melanoma Maligna
IDENTITAS KLIEN
Nama
: Ny. A
Umur
: 55 tahun
Alamat
: Suku minang.
Pendidikan
: SMP
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: Petani
Alamat
: Surabaya
Penanggung Jawab
: Tn. B
: 08.00 WIB
a) RIWAYAT KEPERAWATAN
Riwayat Sebelum Sakit :
Riwayat berat yang pernah di derita
penyakit serius.
: Obat-obat yang beli di
Kebiasaan berobat
warung.
:Bila sakit
Alergi
Kebiasaan merokok/alcohol
puskesmas.
: Tidak ada alergi.
: Tidak pernah.
dibawa
ke
lama
semakin
nyeri
berobat
dan
ke
akhirnya
pasien
dokter
umum
operasi apapun.
: Klien mengatakan bahwa tidak
ada keluarga yang mempunyai
yang lancar.
: Ny. A mengatakan tidak
mempunyai
alergi
baik
digunakan.
b) OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
: Ny. A agak sedikit cemas dan
composmentris.
Tanda-tanda vital
Suhu=
36,5oC,
Nadi=
Trakea
kelenjar tyroid.
: Tidak ada wheezing, ronchi,
rales dan crackles.
20
Bentuk dada
Edema
-
tyroid.
Persepsi sensori :
Pendengaran
Penciuman
kelainan (normal).
: Tidak ada
Pengecapan
(normal).
: Tidak ada kelainan, bisa
merasakan
kelainan
semua
rasa
Penglihatan
Perabaan
kelainan (normal).
: Tidak ada kelainan.
Extremitas
kanan
21
Kulit
Sistem Endokrin
Terapi hormone
hormone.
:Kekeringan
Tidak
ada
terapi
kulit,
kelemahan
-
Sistem Reproduksi
Perempuan
Frekuensi
Rumah
3x
Jenis menu
Semua makanan
Porsi
Yang disukai
Yang tidak disukai
Pantangan
Alergi
Lain-lain
1 porsi habis
Semua disukai
Tidak ada
Tidak ada pantangan
Tidak ada alergi
-
serat
porsi
Disukai
Tidak ada
Tidak ada pantangan
Tidak ada alergi
-
Rumah
10x
Air putih biasa, es
1 liter
Semua disukai
Tidak ada
Tidak ada pantangan
Tidak ada alergi
-
Rumah Sakit
5x
Air putih biasa
liter
Disukai
Tidak ada
Tidak ada pantangan
Tidak ada alergi
-
Minum :
Frekuensi
Jenis minuman
Jumlah (Lt/gelas)
Yang disukai
Yang tidak disukai
Pantangan
Alergi
Lain-lain
Rumah Sakit
3x
Rendah lemak dan
Kebersihan diri :
Rumah
2x
Setiap hari
Mandi
Keramas
22
Rumah Sakit
-
Sikat gigi
Memotong kuku
Ganti pakaian
Lain-lain
-
2x setiap mandi
1 minggu sekali
Sehari 2x
-
Rumah
Lama : Jam : Lama : 6 jam
Jam: 22.00-04.00
Rumah Sakit
Lama : 2 jam
Jam : 13.00-15.00
Lama : 8 jam
Jam : 21.00-05.00
Sering terbangun karen
Gangguan tidur
kanan.
Aktivitas
Aktivitas sehari-hari
Rumah
Lama : 8 jam
Jam : 06.00-14.00
Jenis aktivitas
Petani
Tingkat ketergantungan
d) PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
Sosial/Interaksi :
- Hubungan dengan klien
- Dukungan keluarga
- Dukungan kelompok/masyarakat
- Reaksi saat interaksi
- Konflik yang terjadi terhadap
Rumah Sakit
Lama : Jam : Pasien hanya berbarin
Semua aktivitas
dilakukan sendiri
: Tidak kenal.
: Aktif.
: Aktif.
: Kooperatif.
: Tidak ada.
Spritual :
-
23
tidur
Di bantu
Cobaan/peringatan
e) PEMERIKSAAN PENUNJANG
Status Generalis Kepala Mata THT : Simetris, konjungtiva
tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak tampak deformitas, Thoraks
: tidak teraba perbesaran KGB dan tiroid, trakea di tengah.
f) TERAPI
Tidak ada.
Analisa data
No
1
Symtomp
Etiologi
DS:
Lesi Kulit
1. Klien mengatakan nyeri
pada telapak kaki kanan
dan
keluar
darah
dari
DO:
Klien berubah ubah posisi
24
Problem
Nyeri
merintih.
DS: DO:
Kerusakan
pada
permukaan
kulit
(epidermis).
DS :
Klien
berkat
khawatir
Radiasi Sinar
Kerusakan
UV
integritas kulit
karena
nyerinya
tak
kunjung hilang.
Status
DO:
Klien
terlihat
gugup,
Ansietas
Kesehatan
2. Prioritas Diagnosa
a. Nyeri berhubungan dengan lesi pada kulit.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan radiasi sinar UV.
c. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.
3. Intervensi
No.
NOC (Tujuan)
NIC (Rencana
Rasional
Dx
1
Setelah dilakukan
Keperawatan)
1. Lakukan pengkajian
1. Meringankan atau
tindakan
mengurangi
nyeri
kenyamanan
nyeri.
25
yang
terkontrol.
Kriteria Hasil :
Menunjukkan
tingkat nyeri
dengan indicator
sebagai berikut
(Sebutkan 1-5 :
pasien.
2. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri dan berapa 2. Meringankan atau
mengurangi
nyeri
lama akan berlangsung.
sampai pada tingkat
kenyamanan
yang
3. Ajarkan penggunaan
pasien.
3. Meringankan atau
mengurangi
nyeri
4. Sesuaikan frekuensi
kenyamanan
pasien.
yang
4.Menggunakan
agens-agens
farmakologi
untuk
mengurangi
atau
menghilangkan
nyeri.
Setelah dilakukan
1. Mencegah
tidakan
meningkatkan
penyembuhan luka.
2. Lakukan perawatan
2. Mencegah
26
terkontrol.
Kriteria Hasil :
Menunjukkan
meningkatkan
pertahankan jaringan
penyembuhan luka.
integritas jaringan
kulit dan membrane
mukosa dengan
indicator (sebutkan
1-5: gangguan
ekstrem, berat,
sensasi.
-Keutuhan kulit.
3. Mencegah
komplikasi luka dan
3. Konsultasikan kepada
meningkatkan
penyembuhan luka.
4. Mencegah
komplikasi luka dan
meningkatkan
penyembuhan luka.
1.
Mempersiapkan
pasien menghadapi
1. Informasikan tentang
kemungkinan krisis
gejala ansietas.
perkembangan
dan
atau situasional.
Setelah
tindakan
2. Instruksikan pasien
2.
tentang penggunaan
kekhawatiran,
teknik relaksasi.
ketakutan,
dilakukan
3. Bantu pasien untuk
Meminimalkan
prasangka
atau
perasaan
tidak
tenang.
3.Meminimalkan
kekhawatiran,
ketakutan,
27
tekontrol.
Kriteria hasil :
Pasien
menunjukkan
prasangka
atau
perasaan
tidak
tenang.
perlu.
4.
Pengendalian diri
Meminimalkan
kekhawatiran,
terhadap ansietas
ketakutan,
dengan indicator
sebagai berikut
(Sebutkan 1-5
prasangka
atau
perasaan
tidak
tenang
:tidak pernah,
jarang, kadangkadang, sering,
selalu) :
-Menggunakan
teknik relaksasi
untuk meredakan
ansietas.
4. Implementasi
Nama
No.
Tanggal dan
Dx
Jam
Pelaksanaan
Evaluasi
dan
Tindakan/respon
Paraf
Klien
Petuga
s
3 Desember
1. Melakukan pengkajian
1. Klien kooperatif
2014
Pukul 08.00
berada di skala 3.
kooperatif.
3.Klien sudah
3. Mengajarkan
tidak tampak
merintih kesakitan
farmakologis.
dan kooperatif.
4. Menyesuaikan
4. Nyeri klien
terkontrol.
indikasi melalui
pengkajian nyeri dan efek
samping.
2
3 Desember
1. Masih ada
2014
Pukul 09.00
kemerahan pada
luka.
tidaknya tanda-tanda
infeksi luka setempat.
2. Luka klien
2. Melakukan perawatan
luka atau perawatan kulit
secara rutin seperti
dalam keadaan
terkontrol dan
steril.
Mempertahankan jaringan
sekitar terbebas dari
drainase dan kelembaban
yang berlebihan dan
melindungi pasien dari
kontaminasi fese atau
3. Klien
kooperatif.
urine.
3. Mengkonsultasikan
kepada ahli gizi tentang
makanan tinggi protein,
mineral, kalsium dan
vitamin.
29
4, Klien
kooperatif.
4. Menggunakan unit
TENS untuk peningkatan
proses penyembuhan luka,
jika perlu.
3
3 Desember
1. Menginformasikan
1. Klien
2014
Pukul 10.00
kooperatif.
klien berkurang.
teknik relaksasi.
3. Membantu pasien
untuk mengidentifikasi
3. Klien
kooperatif.
4. Klien tampak
5. Evaluasi
No.
Dx
1
Tanggal
4 Desember 2014
Catatan Perkembangan
S: Ny.A mengatakan nyeri berada
di skala 1 dan lama nyeri sudah
berkurang.
O:
- Ekspresi nyeri pada wajah
(Ringan)
-Gelisah (Tidak ada)
-Durasi nyeri (Ringan)
-Merintih (Tidak ada)
A: Masalah Teratasi
30
Nama &
paraf
P:Pasien diberikan HE
2
4 Desember 2014
4 Desember 2014
P: Pasien di beri HE
S: Ny. A mengatakan
kekhawatirannya berkurang.
O:
-Pasien kadang-kadang
menggunakan teknik relaksasi
ketika sedang ansietas.
- Klien sudah tidak terlihat gugup,
peningkatan keringat berkurang
dan wajah sudah tampak tenang.
A:Masalah Teratasi.
P:Pasien diberikan HE
31
BAB 4
PEMBAHASAN
Ny. A umur 55 tahun dengan keluhan utama nyeri pada daerah telapak
kaki kanannya dan keluar darah dari bercak hitam seperti tahi lalat yang
mulanya kecil dan akhirnya semakin lama semakin membesar dan pecah.
Awalnya berupa tahi lalat kecil yang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
mengeluh gatal dan nyeri dan akhirnya pasien berobat ke dokter umum
terdekat, tetapi gatal dan nyeri tak kunjung hilang . Klien mengatakan
bingung karena nyeri tak kunjung hilang. Dan klien juga mengaku
mempunyai riwayat sering tidak memakai alas kaki ke sawah karena
pekerjaan pasien adalah petani.
Dari hasil pengkajian yang dilakukan, maka dapat ditegakkan diagnosa
keperawatan yang pertama untuk klien adalah nyeri akut berhubungan dengan
lesi pada kulit ditandai dengan adanya luka pada telapak kaki kanannya.
Diagnosa kedua untuk klien adalah kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan radiasi sinar UV yang ditandai dengan luka berukuran 3 x 1 cm
berwarna putih dengan batas kehitaman dan berbatas tidak tegas, berbentuk
asimetris dengan permukaan tidak rata, konsistensi lunak, dikelilingi dengan
daerah berwarna kehitaman disertai ulkus yang mengeluarkan cairan dan
darah dengan dasar jaringan bawah kulit.
Diagnosa untuk yang ketiga klien adalah Ansietas yang berhubungan
dengan status kesehatan terhadap penyakitnya yang ditandai dengan pasien
merasa khawatir karena nyerinya tak kunjung hilang.
Dengan intervensi yang tepat, klien bisa segera mendapatkan pengobatan
untuk menyembuhkan penyakitnya. Misalnya untuk menghilangkan nyeri
dengan pemberian obat analgesic dengan dosis yang tepat dan teratur. Dan
untuk memperbaiki integritas kulit dengan cara perawatan kulit yang tepat
dan benar agar tidak terjadi iritasi. Dengan adanya intervensi kecemasan
maka kecemasan pasien bisa diatasi dengan baik agar pasien lebih tenang.
32
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Melanoma maligna merupakan neoplasma maligna dengan terdapatnya
melanosit (sel-sel pigmen) dalam lapisan epidermis maupun dermis (dan
kadang-kadang sel subkutan) (Brunner and Suddarth, 2002). Melanoma
Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan berasal
dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas
dalam waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar
regional, tetapi juga menyebar melalui aliran darah kealat-alat dalam serta
dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).
Penyebabnya belum di ketahui secara pasti namun sinar ultraviolet
matahari sangat berperan dan diduga menjadi penyebab utama. Melanoma di
temukan hampir pada semua usia dan sering di temukan pada daerah tropik.
Umumnya seseorang yang berkulit putih atau cerah, bermata biru, berambut
merah atau pirangdan memiliki bercak-bercak kecoklatan pada kulitnya
sangat rentan untuk terkena melanoma maligna.
B. Saran
Dari hasil pembahasan diatas, maka disarankan agar para perawat dapat
melakukan asuhan keperawatan melanoma maligna dengan baik dan utuk
para pembaca disarankan agar tidak telalu sering terkena sinar UV karena
membahayakan untuk kulit.
33
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif. 2013. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen.
Jakarta : Salemba Medika.
Suzzane C. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol.1.
Jakarta : EGC.
Soepaman, Sarwono Waspadji. 2001. Ilmu Penyakit dalam Jilid II Edisi 3.
Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta.
Corwin, J Elizabeth. 2000. buku saku patofisiologi. EGC : Jakarta
Harahap Marwali ,Prof Dr . 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipocrates.
Judith, Wilson. 2012. Buku Saku Keperawatan. Jakarta : EGC.
34