PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi kota-kota besar di Indonesia, persoalan kemiskinan merupakan
masalah yang serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya
kantong-kantong kemiskinan yang kronis dan kemudian menyebabkan
lahirnya berbagai persoalan sosial di luar kontrol atau kemampuan
pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya. Kemiskinan
merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk
diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya, namun
masih saja banyak kita jumpai pemukiman masyarakat miskin di hampir
setiap sudut kota yang disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup
bermasyarakat di perkotaan. Misalnya pendirian rumah maupun kios dagang
secara liar di lahan-lahan pinggir jalan sehingga mengganggu ketertiban lalu
lintas yang akhirnya menimbulkan kemacetan jalanan kota. Masyarakat
miskin di perkotaan itu unik dengan berbagai problematika sosialnya
sehingga perlu mengupas akar masalah dan merumuskan solusi terbaik bagi
kesejahteraan mereka. Dapat dijelaskan bahwa bukanlah kemauan mereka
untuk menjadi sumber masalah bagi kota namun karena faktor-faktor
ketidakberdayaanlah yang membuat mereka terpaksa menjadi ancaman bagi
eksistensi kota yang mensejahterahkan.
Keluhan yang paling sering disampaikan
mengenai
pemukiman
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kesehatan lingkungan?
2.
3.
4.
5.
C. Tujuan
1. Memahami konsep kesehatan lingkungan.
2. Memahami pengertian dan karakteristik permukiman kumuh.
3. Memahami sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh.
4. Memahami masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh.
5. Memahami upaya untuk mengatasi permukiman kumuh.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Kesehatan Lingkungan
1. Pengertian kesehatan lingkungan
hidup manusia agar dapat menyediakan media yang baik untuk terwujudnya
kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup di dalamnya.
2. Dasar hukum
Dasar hukum kesehatan lingkungan terdapat dalam UU No. 36 Tahun
2009 tentang kesehatan, BAB XI kesehatan lingkungan.Pasal 162 yang
menyatakan Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya. Pasal 163 menyatakan bahwa :
(1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan
lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
(2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan
fasilitas umum.
(3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsurunsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. Limbah cair;
b. Limbah padat
c. Limbah gas;
d. Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
pemerintah;
e. Binatang pembawa penyakit;
f. Zat kimia yang berbahaya;
g. Kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. Radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. Air yang tercemar;
j. Udara yang tercemar; dan
k. Makanan yang terkontaminasi.
(4) Ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan lingkungan dan proses
pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3),
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
3. Ruang lingkup
Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologis yang harus
ada antara manusia dengan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan
sehat dari manusia.Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi:
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolahan air buangan dan pengendalian pencemaran
4
Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern.
Rakyat pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah meiliki teknologi
perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka penerapan
teknologi tepat guna, maka teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat
tersebut dimodifikasi.
d) Kebijakan (peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan
problem, namun di kota sudah menjadi masalah yang besar.
Adapun syarat-syarat rumah sehat adalah :
a. Bahan bangunan
1) Lantai
Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi
ekonomi pedesaan. Syarat yang terpenting disini adalah lantai tidak
berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada saat musim
penghujan.
2) Dinding
Tembok adalah baik, namun di samping mahal, tembok sebenarnya
kurang cocok untuk daerah tropis lebih-lebih bila ventilasinya kurang.
Dinding rumah didaerah tropis khususnya pedesaan, lebih baik dinding
atau papan, sebab meskipun jendela tidak cukup, maka lubang-lubang
pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi dan dapat
menambah penerangan alamia
3) Atap genteng
Adalah umum dipakai baik di perkotaan atau pedesaan. Disamping
atap genteng cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh
masyarakat dan bahkan masyarakat telah dapat membuatnya sendiri.
4) Lain-lain (tiang, kaso dan reng)
Kayu untuk tiang dan bamboo untuk kaso dan reng adalah umum di
pedesaan. Menurut pengalaman bahan-bahan tersebut tahan lama.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang pada bamboo
merupakan sarang tikus yang baik. Untuk menghindari ini maka cara
memotongnya harus disesuaikan menurut ruas-ruas bamboo tersebut,
apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada ujung-ujung bamboo
yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
b. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Kurangnya
jumlah
penghuninya
akan
menyebabkan
perjubelan
c) Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan
kenaikan aktivitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih
banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya
disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber
air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari
yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara
langsung atau tidak langsung.
d) Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan
organic dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna.
Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan
kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan air
tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air.
e) TSD atau jumlah zat padat terlarut (Total Dissolved Solids)
Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada
penguapan dan pengeringan pada suhu 1030-105o C, dalam
portable water kebanyakan bahan bakar terdapat dalam bentuk
terlarut yang terdiri dari garam anorganik selain itu juga gas-gas
yang terlarut. Kandungan total solids pada potable water
biasanya berkisar antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan
sebagai satu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total
solids, disamping itu pada semua bahan cair jumlah koloid yang
tidak terlarut dan bahan yang tersuspensi akan meningkat sesuai
derajat dari pencemaran.
Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu
banyak tidak baik untuk air minum, banyaknya zat padat yang
disyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/l.
pengaruh
yang
menyangkut
aspek
kesehatan
dari
pada
penyimpangan kualitas air minum dalam hal total solids ini yaitu
bahwa air akan memberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa
mual.
2) Syarat bakteriologis
Syarat air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala
bakteri, terutama bakteri pathogen.
3) Syarat kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung
zat beracun.
a) pH (derajat keasaman)
penting dalam proses penjernihan air karena keasamaan air pada
umumnya disebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama
karbondioksida. Pengeruh yang menyangkut aspek kesehatan
dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal
pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat
menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun
yang sangat menganggu kesehatan.
b) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan
kesadahan nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat
keberadaan
Kalsium
dan
Magnesium
bikarbonat
yang
kapur
dalam
air. Kesadahan
nonkarbonat
10
dalam
air
dapat
11
air
minum
langsung
(tanpa
melalui
proses
pengolahan).
d) Sumber air berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi:
1) Air hujan : air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama
air di bumi dan merupakan jenis air yang paling murni. Namun,
air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di
atmosfir. Air hujan akan melarutkan partikel-partikel debu dan
gas yang terdapat di dalam udara, misalnya gas CO2, gas N203
dan gas S2O3 sehinggan beberapa reaksi kimia berikut dapat
terjadi dalam udara.
1
2
3
Gas CO2
Gas S203
Gas N2O3
+
+
+
Air hujan
Air hujan
Air hujan
12
Asam karbonat
Asam sulfat
Asam nitrit
dari
sisa-sisa
pembusukan
alam,
misalnya
13
14
15
16
sisa-sisa
makanan,
daun-daun,
buah-buahan,
dan
sebagainya.
2) Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar
a) Sampah yang mudah terbakar, misalnya: kertas, karet, kayu, plastic,
kain bekas, dan lain-lain.
b) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya: kaleng bekas, logam atau
besi, kaca, dan lain-lain.
3) Berdasarkan karakteristik sampah
a) Garbage yaitu jenis sampah hasil pengolahan membusuk dan berasal
dari rumah tangga, restoran, hotel, dan sebagainya.
b) Rabish yaitu sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan baik
yang mudah terbakar maupun yang tidak mudah terbakar, seperti
kertas,karton, plastic, kaleng bekas, klip, gelas, dan lain-lain.
19
21
Cara kerjanya,system kolam (pola system) atau sering disebut juga kolam
oksidasi merupakan salah satu jenis teknologi pengolahan air limbah
biologis aerobic. Teknologi tersebut berbentuk reactor pengolahan air
limbah secara biologis aerobic yang paling sederhana dan tertua serta
merupakan perkembangan dari cara pembuangan limbah cair secara
langsung ke badan air. Reactor ini berbentuk kolam biasa, dari tanah yang
digali dan air limbah dimasukkan ke dalamnya dengan suatu waktu tinggal
tertentu (sekitar 7-10 hari). Kedalaman kolam tidak lebih dari 1,0 m (0,41,0 m). sebagian besar limbah cair dapat ditangani dengan mudah dengan
system biologis karena polutan utamanya berupa bahan organic, seperti
contohnya karbohidrat, lemak, protein dan vitamin. Polutan tersebut
umumnya dalam bentuk tersuspensi atau terlarut. Prinsip pengolahan
secara aerobic yang dimaksud adalah menguraikan secara sempurna
senyawa organic yang berasal dari buangan dalam periode waktu yang
relative singkat. Penguraian dilakukan terutama dilakukan oleh bakteri dan
hal ini dipengaruhi oleh jumlah sumber nutrient dan jumlah oksigen.
Pemenuhan oksigen dapat diperoleh dari absorbsi ke permukaan air di
kolam melalui proses difusi, adanya mixing atau pengadukan pada
permukaan kolam akibat pengaruh angin dan permukaan kolam yang
cukup luas dan fotosintesa dari keberadaan alga.
Kolam oksidasi juga dikenal sebagai kolam stabilisasi atau laguna.
Dalam oksidasi sebuah kolam heterotrofik bakteri mendegredasi bahan
organic dalam kotoran yang menyebabkan produksi bahan seluler dan
mineral. Produksi ini mendukung pertumbuhan alga di kolam oksidasi.
Pertumbuhan populasi alga memungkinkan further dekomposisi dari
bahan organic dengan memproduksi oksigen. Produksi oksigen ini mengisi
ulang oksigen yang digunakan oleh bakteri heterotrofik. Biasanya kolam
oksidasi harus kurang dari 10 meter untuk mendukung pertumbuhan alga,
selain itu pengguaan kolam oksidasi sebagian besar terbatas pada daerah
iklim hangat karena mereka sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu
musiman. Kolam oksidasi juga cenderung untuk mengisi, karena
pengendapan sel bakteri dan alga terbentuk selama dekomposisi limbah
tersebut.
Berbagai
jenis
mikroorganisme
23
berperan
dalam
proses
pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah
tangga, perusahaan, susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya
dimana kandungan zat-zat organic dan protein cukup tinggi yang
diperlukan oleh tanam-tanaman.
B. Pengertian dan Karakteristik Pemukiman Kumuh
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung
dan dapat merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung kehidupan masyarakat. Sedangkan kata kumuh menurut kamus
besar bahasa indonesia diartikan sebagai kotor atau cemar. Menurut Johan
Silas Pemukiman Kumuh dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama
ialah kawasan yang proses pembentukannya karena keterbatasan kota dalam
menampung perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam
menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan kawasan pemukiman
berkepadatan tinggi merupakan embrio pemukiman kumuh. Pengertian
pemukiman kumuh yang kedua ialah kawasan yang lokasi penyebarannya
secara geografis terdesak perkembangan kota yang semula baik, lambat laun
menjadi kumuh yang disebabkan oleh adanya mobilitas sosial ekonomi yang
stagnan.
Karakteristik Pemukiman Kumuh :
1. Keadaan rumah pada pemukiman kumuh terpaksa dibawah standar ratarata 6 m2/orang. Sedangkan fasilitas perkotaan secara langsung tidak
terlayani karena tidak tersedia. Namun karena lokasinya dekat dengan
pemukiman yang ada, maka fasilitas lingkungan tersebut tak sulit
mendapatkannya.
2. Pemukiman ini secara fisik memberikan manfaat pokok, yaitu dekat
tempat mencari nafkah (opportunity value) dan harga rumah juga murah
(asas keterjangkauan) baik membeli atau menyewa. Manfaat pemukiman
disamping pertimbangan lapangan kerja dan harga murah adalah
kesempatan mendapatkannya atau aksesibilitas tinggi. Hampir setiap
orang tanpa syarat yang bertele-tele pada setiap saat dan tingkat
25
26
dengan
kemampuan
pemerintah
untuk
menyediakan
perilaku
penduduk
penghuninya.
Terjadinya
perilaku
27
Kecenderungan
terjadinya
perilaku
menyimpang (deviant
behaviour) ini juga diperkuat oleh pola kehidupan kota yang lebih
mementingkan diri sendiri atau kelompoknya yang sering bertentangan
dengan nilai-nilai moral dan norma-norma sosial dalam masyarakat.
Perilaku menyimpang yang sering dijumpai pada pemukiman kumuh
adalah perilaku yang bertentangan dengan norma-norma sosial, tradisi dan
kelaziman yang berlaku sebagaimana kehendak sebagian besar anggota
masyarakat. Wujud perilaku menyimpang di pemukiman kumuh ini berupa
perbuatan tidak disiplin lingkungan seperti membuang sampah dan kotoran di
sembarang tempat, menghindari pajak, tidak memiliki KTP dan menghindar
dari kegiatan-kegiatan kemasyarakatan seperti gotong-royong dan kegiatan
sosial lainnya. Bagi kalangan remaja dan pengangguran, biasanya
28
29
30
BAB 3
APLIKASI TEORI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian
A. Data Umum
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama kepala keluarga
: Tn. W
Umur
: 34 Tahun
Alamat
: Jl. Perak Indah- Surabaya
Pekerjaan
: Pemulung
Pendidikan
: SD
Agama dan Suku
: Islam/Jawa
Bahasa Sehari-hari
: Jawa
Jarak yankes terdekat
: 1 km
Alat Transportasi
: Angkutan Umum
2. Komposisi Keluarga
Nama
Hubungan
KK
Umur
Jenis kelamin
tangga
28 Tahun
Perempuan
31
12tahun
Laki-Laki
Suku
Pendidikan terakhir
Pekerjaan saat ini
Jawa
SD
Pemulung
Jawa
SD
Ibu
Jawa
rumah Belum
tangga
Status gizi (TB, BB, TB: 175 cm TB: 145
BMI)
TTV (TD, N, S, P)
BB: 80 kg
TD:
120/100mmHg
N: 72 x/menit
S:360C
Status
RR:24x/menit
imunisasi Lengkap
cm TB:
137 cm
BB: 60 kg
BB: 28kg
TD:
110/90 TD : 110/60
N: 85x/menit
mmHg
S:360C
N: 68 /menit
S:
360C RR: 27x/menit
RR:20 x/menit
Lengkap
Lengkap
X
dasar
Alat bantu/ protesa
Penampilan umum
Baik,
menjawab
pertanyaan
menjawab
pertanyaan
dengan jelas
pertanyaan
Status
saat ini
Riwayat
dengan jelas
dengan jelas
kesehatan Saat ini tidak Saat ini tidak Saat ini tidak
menderita
menderita
menderita
penyakit
penyakit/ Tidak ada
penyakit
Tidak ada
penyakit
Tidak ada
alergi
32
3. Genogram :
33
34Thn
28Thn
12 Thn
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Serumah
: Individu yang sakit
4. Tipe Keluarga
34
Keluarga ini tergolong dalam Nuclear family karena dalam satu rumah
terdapat Ayah, Ibu dan 1 Anak, sehingga akan dapat mempercepat
penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga menderita
penyakit yang dapat menular.
5. Suku Bangsa (Etnis)
Keluarga ini berbudaya suku jawa yang mempunyai anggapan makan
tidak makan asal kumpul. Menurut keterangan Ny. W, jika ada anggota
keluarga yang sakit jika tidak terlalu parah misalnya demam akan
ditangani sendiri seperti membeli obat di warung. Namun jika tidak
kunjung sembuh langsung dibawa ke puskesmas. Bahasa yang
digunakan adalah bahasa jawa..
6. Agama dan Kepercayaan
Semua anggota keluarga menganut agama islam dan memiliki
pandangan yang sama dalam praktik keyakinan beragama. Menurut
Tn. W penyakit itu takdir Allah dan akan selalu mengupayakan
kesembuhan semua anggota keluarga jika ada yang sakit.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Kepala Keluarga : Rp. 1.000.000-,/bln
Istri
:Anak ke 1
:Menurut Ny. W pendapatan keluarganya cukup untuk membiayai
kebutuhan
sehari-hari.Kebutuhan
yang
dikeluarkan
meliputi
35
Tahap yang belum ada adalah tahap dengan anak remaja dan
sebentar lagi mungkin terjadi sehingga keluarga sudah memikirkan
kearah sana.
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat keluarga dari pihak suami: Ayah dari Tn. W sudah meninggal
dunia karena kanker paru-paru, sedangkan ibunya sehat.
Riwayat keluarga dari pihak istri: Ayah dari Ny. W meninggal karena
TBC, sedangkan ibunya sehat.
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga saat ini
Tn. W: Keadaan sehat, tidak pernah sakit serius.Tetapi Tn. W sering
mengeluh pusing karena terlalu banyak bekerja dan kelelahan.
Ny.W: Keadaan sehat, tidak pernah sakit serius.
An. F : Keadaan sehat.
3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Jika sakit keluarga Tn. W melakukan manajemen sendiri misalnya
dengan membeli obat di warung, jika tidak kunjung sembuh maka
langsung dibawa ke puskesmas.
D. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah : Panjang = 4 m3 , Lebar = 3 m3
Menurut Depkes (2015) rasio untuk satu anggota keluarga adalah
8 m3. Jadi, rumah Tn. W tidak sesuai dengan rasio menurut
Depkes (2015)
Ventilasi : di ruang tamu tidak ada jendela sebagai ventilasi
Pencahayaan : kurang
Lantai : Semen
Kebersihan rumah : ktotr dan nampak kumuh.
Jenis bangunan : kontrakan
Denah Rumah :
U
B
Kamar
TidurPembuangan Sampah
Tempat
Dapur
K. Mandi
36
T
S
37
38
Stressor yang dihadapi keluarga: Ny. W yaitu tidak ada masalah yang
berat selama ini.Jika ada masalah dibicarakan bersama keluarga untuk
dimusyawarahkan.
H. Pola Aktivitas Sehari-hari
Pola maknan
Pola Minum
Istirahat
BAK
BAB
Kebersihan
Diri
Olahraga
1
2x sehari
2L
4jam
1L
1x sehari
Mandi
2
2x sehari
3L
8 jam
1,5 L
1x sehari
Mandi 2x sehari
3
2x sehari
1L
9 jam
2L
1x sehari
Mandi 2x sehari
2xsehari (pagi,
sore)
-
Komponen
.
1.
Kepala
Tn.W
Ny. W
2.
Mata
Sklera
Anak F
hitam Rambut
tidak Sklera
39
hitam
pendek
bergelombang
tidak Sklera
tidak
ikterus,
ikterus,
konjungtiva
tidak
anemis. anemis.
tidak
Tidak anemis
kaca
kaca mata.
mata.
Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
Telinga
serumen,
4.
ikterus,
dan serumen,
Hidung
kelainan
kelainan
Stomatitis tidak Stomatitis
Mulut
Leher
ada
karang gigi.
gigi.
dan Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-), Nyeri
tidak
pembesaran
ada tidak
ada tidak
kesulitan
tekan
ada
pembesaran
tiroid, kelenjar
tiroid,
kesulitan menelan
menelan
menelan
dan Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan
simetris,
pernafasan,
ronkhi
dada
(-),
ada tidak
pembesaran
tiroid, kelenjar
tidak
paru
lubang
tenggoroka
Dada
ada ada,
tidak
kelenjar
7.
tidak
kelainan
tidak Stomatitis
ronkhi
(-), weezing (-)
otot
pernafasan,
8.
Jantung
weezing (-)
Bunyi jantung I Bunyi jantung I Bunyi
9.
Abdomen
dan II normal
dan II normal
dan II normal
Bunyi
usus: Bunyi
usus: Bunyi
usus:
12x/menit, tidak 12x/menit,
40
jantung
tidak 18x/menit,
tidak
10.
Ekstremitas
kelainan,
pergerakan bebas,
pergerakan
Kulit
cedera.
Bersih,
turgor Bersih,
Kuku
ada sianosis
ada sianosis
Pendek
dan Pendek
13.
14.
15.
BB
TB
TTV
bersih.
BB = 80 kg
TB = 175 cm
TD:
120/100mmHg
N: 72 x/menit
S:360C
16.
Kesimpulan
tidak
ada
sianosis
dan Pendek dan bersih.
bersih.
BB = 60 kg
BB = 28 kg
TB = 145 cm
TB = 137 cm
TD:
110/90 TD : 110/60
N: 85x/menit
mmHg
S:360C
N: 68 /menit
S: 360C
RR: 27x/menit
RR:24x/menit
RR:20 x/menit
Saat dikaji Tn. Saat dikaji Ny. W Saat dikaji An. F
W
dalam dalam
keadaan
dan
keadaan dalam
sehat sehat
keadaan
dan sehat.
menjawab menjawab
pertanyaan
pertanyaan
baik.
N. Analisa Data
No
.
1.
Data
Masalah Keperawatan
Domain 12 (Kenyamanan)
Impaired comfort (gangguan
Kelas
:
2
(environmental
kenyamanan) di keluarga Tn. W
comfort/Kesehatan lingkungan)
Impaired
comfort/Gangguan
kenyamanan (hal 437)
DS:
- Tn. W mengatakan jika sudah
tinggal di pemukiman kumuh
41
semua
anggota
keluarga
mengalami diare
DO:
-
menggenang d sungai
Domain : 1 (Health Promotion/ Risk-prone
Promosi Kesehatan)
Kelas 2 : Health
health
behavior
di kelarga Tn. W
(Manajemen Kesehatan)
Risk-prone health behavior ( Resiko
rawan
perilaku
kesehatan)-00188
(hal. 145)
DS :
- Ny.
mengatakan
jika
yang biasa
Tn. W mengatakan jika sering
BAB di WC cemplung disungai
dekat
DO :
- Terdapat WC cemplung yang
sering
digunakan
warga
Kriteria
Bobot Nilai
Pembenaran
Sifat masalah :
1
3/3 x 1 = 1 Karena di lingkungan sudah
42
Tidak sehat
2.
3.
Kemungkinan
tidak
2
kondusif
lagi
untuk
masalah dapat
diubah:
Sebagian
lingkungan
Potensial
3/3x 1 = 1
maka
masalah
masalah untuk
awal
tidak
dicegah:
Tinggi
pemukiman
tinggal
kumuh
di
dan
4.
Menonjolnya
2/2x 1 = 1
masalah:
Masalah berat
harus
dan
segera
penanganan
ditangani
JUMLAH
resiko penyakit
5
Kriteria
Bobot Nilai
Pembenaran
Sifat masalah :
1
2/3 x 1 = Bersifat ancaman kesehatan
ancaman
2/3
karena
kesehatan
jika
tidak
segera
2.
3.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
Sebagian
kebersihan
Potensial
masalah untuk
lingkungan
dicegah:
kondisi
Cukup
rumahnya
lingkungan
dan
itu
dan
sudah
Menonjolnya
masalah:
Ada masalah
tetapi
tidak
perlu
segera
satu
membeli
obat
di
ditangani
langsung
membawanya
ke
2 5/6
2. Diagnosa
1) Impaired comfort (gangguan kenyamanan) di keluarga Tn. W
2) Risk-prone health behavior (resiko rawan perilaku kesehatan) di kelarga
Tn. W
3. Intervensi
Nama kepala keluarga
: Tn. W
Alamat
No.
1.
Diagnosis
Keperawatan
Komunitas
Impaired
NOC
Sasaran
NIC
NIC = environmental
comfort
environment
(status
Keluarga Tn.
W
(gangguan
kenyamanan
kenyamanan)
lingkungan)
tindakan
management
comfort
*mengenal masalah
dilakukan
keperawatan
kesehatan keluarga
1.
mengenalkan
mampu
tentang
Mengenal
44
tujuan
masalah
kesehatan
manajemen
lingkungan
environment
(status
optimalisasi
kenyamanan
kenyamanan
lingkungan)
dengan
2.
indikator :
dan
menetapkan
lingkungan
1. Kebersihan
lingkungan
dari
yang
(3)
sangat
terganggu
menjadi
cukup
terganggu
Keterangan :
1= sangat terganggu
2=
secara
substansial
dapat dikompromi
3= cukup terganggu
4= sedikit terganggu
5= tidak terganggu
2.
Risk-prone
compliance
(kepatuhan
(resiko
NOC
rawan perilaku)
perilaku
kesehatan)
Setelah
di tindakan
Keluarga Tn.
W
NIC
Behaviour
modfications
(modifikasi perilaku)
dilakukan
keperawatan
Kegiatan :
*Mengenal masalah
kesehatan keluarga
mampu
Mengenal
1. Menentukan
masalah
kesehatan
motivasi
tentang
compliance
keluarga
behavior
(kepatuhan
melakukan
untuk
perilaku)
perubahan
dengan indicator :
perilaku tentang
45
1. Mencari
yang
informasi
baik
diagnosis
kebiasaan untuk
tentang
(4)
tidak
menjaga
dari
kebersihan
pernah
lingkungan
2. Mendorong
menunjukkan
menjadi
kebiasaan
sering
tidak diinginkan
menunjukkan
2. Mencari
yang
dengan
informasi
baik
kebiasaan
tentang
kebiasaan untuk
menunjukkan
menjadi
yang
diinginkan. Yaitu
yang
membersihkan
kadang-
rumah
ladang menunjukkan
yang
Keterangan :
1=
tidak
pada
sungai.
pernah
menunjukkan
2= jarang menunjukkan
3= kadang kadang
menunjukkan
4= sering menunjukkan
5= selalu menunjukkan
3. Implementasi
No.
Dx
Waktu dan
Tempat
1.
Sabtu,
7 November
2015
Jam 10.00-11.00
WIB
Tindakan Keperawatan
-
Mengucapkan salam
Mengingatkan kontrak
Respon Keluarga
-
dan tujuan
-
Menjawab salam
Keluarga kooperatif dan
menyetujui kontrak yang
Menanyakan
kepada
ditentukan
Tn.
W
mengatakan
Ruang tamu
keluarga Tn. W
ini
Mengenalkan pasien dan
keluarga tentang tujuan
manajemen lingkungan
dan
-
Tn.
mulai
paham
optimalisasi
disampaikan
kenyamanan
Menetapkan lingkungan
dan
aktif
bertanya
untuk
mengkondisikan keadaan
lingkungan jika tidak ada
2
Sabtu,
Menentukan
7 November
2015
keluarga
Jam 11.00-12.00
perilaku
disampaikan
tentang
dan
aktif
bertanya
untuk
kebersihan
-
lingkungan
Mendorong
kebiasaan
untuk
mengubah
ekonomi
diinginkan.
Yaitu
kebiasaan
untuk
membersihkan
rumah
untuk
yang
lemah.
sering
perubahan
kebiasaan
menjaga
untuk
melakukan
WIB
Ruang tamu
keluarga Tn. W
motivasi
Menyimpulkan
pertemuan
mengenai
lingkungan
yang
sehat.
Meskipun
sangat
sulit
untuk
mengubah
Keluarga
Tn.
Mengakhiri
pertemuan
mendatangi
17
November
2015
4. Evaluasi
No.
Tanggal/ waktu
Evaluasi
14 November 2015
Dx.
1
14 November 2015
P: intervensi dilanjutkan
S: Tn. W mengatakan akan merubah kebiasaan
yaitu untuk sering membersihkan rumah dan
tidak BAB di sungai
O:
1. Mencari
informasi
yang
baik
tentang
informasi
yang
baik
tentang
48
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumbuhnya pemukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk di
kota-kota besar yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan
penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan pemukimanpemukiman baru sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di
pemukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
Daerah kumuh yang terbentuk ini sering dipandang
potensial
50
DAFTAR PUSTAKA
51