KEJANG DEMAM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak II
Disusun Oleh:
Nafiatun Aliyya
P07120112027
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
KEJANG DEMAM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak II
Disusun Oleh:
Nafiatun Aliyya
P07120112027
:
:
Mengetahui,
Pembimbing Lapangan
Pembimbing Pendidikan
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kejang Demam
1. Definisi
pernyataan
yang
dikemukakan
mengenai
kejang
neuron
secara
tiba-tiba
yang
menyebabkan
suatu
Sedangkan
didalam
sel
neuron
terdapat
keadaan
7. Komplikasi
a. Aspirasi
b. Asfiksi
c. Retardasi mental
Komplikasi tergantung pada :
a. Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
b. Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf sebelum anak
menderita demam kejang
c. Kejang berlangsung lama
8. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian cairan IV dengan cairan yang mengandung glukosa
b. Bila kejang sangat lama, sehingga terdapat kemungkinan terjadinya
edema otak. Diberikan kortikosteroid sepeti kortison 20-30 mg/Kg BB
atau glukokortikoid seperti deksametason ampul setiap 6 jam
sampai keadaan membaik.
c. Berikan diazepam secara IV atau Rectal untuk menghentikan kejang
d. Pemberian Fenobarbital secara IV
9. Pemeriksaan Diagnostik
a. MRI (Magnetic Resenance Imaging ) Menentukan adanya perubahan
atau patologis saraf
b. Rontgen Tengkorak, Tidak banyak mebantu untuk mendiagnosa
aktivitas kejang kecuali untuk mengetahui adanya fraktur
c. Pemeriksaan Metabolik (Pemeriksaan Laboratorium ) Meliputi :
1)
Glukosa darah
2)
Kalsium fungsi ginjal dan hepar
3)
Pemeriksaan adanya infeksi : test widal, lumbal fungsi
4)
Pemeriksaan serologi imunologi
d. EEG Sangat bermanfaat untuk menentukan diagnosa kejang dan
menentukan lesi serta fungsi neurology.
Pengkajian
Pengumpulan data pada kasus kejang demam ini meliputi :
a. Data subyektif
Biodata/Identitas
Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin.
Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk mengetahui
status
sosial
anak
meliputi
nama,
umur,
agama,
ditanyakan :
Apakah betul ada kejang ?
Diharapkan ibu atau keluarga
yang
mengantar
tonik, klonik?
Keadaan sebelum, selama dan sesudah serangan
Sebelum kejang perlu ditanyakan adakah aura atau
rangsangan tertentu yang dapat menimbulkan kejang,
pertama kali ?
Apakah ada riwayat trauma kepala, radang selaput otak,
dengan
kemampuan
mandiri,
kebutuhan
gizi
anak.
berlendir ?
Pola aktivitas dan latihan
Apakah anak senang bermain sendiri atau dengan
teman sebayanya ? Berkumpul dengan keluarga sehari
berapa jam ? Aktivitas apa yang disukai ?
b. Data Obyektif
Pertama kali perhatikan keadaan umum vital : tingkat
kesadaran, tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Pada kejang
demam sederhana akan didapatkan suhu tinggi sedangkan
kesadaran setelah kejang akan kembali normal seperti sebelum
kejang tanpa kelainan neurologi.
2.
karakteristik lain
pendengaran.
Hidung
Apakah ada pernapasan cuping hidung?
serta
kekakuan
otot
pada
abdomen?
Bagaimana peristaltik usus ?
Adakah pembesaran lien dan hepar ?
m. Kulit
Bagaimana keadaan kulit baik kebersihan maupun warnanya?
Apakah terdapat oedema?
Bagaimana keadaan turgor kulit ?
n. Ekstremitas
Apakah terdapat oedema, atau paralise terutama setelah terjadi
kejang?
Bagaimana suhunya pada daerah akral ?
o. Genetalia
Adakah sekret yang keluar dari vagina, tanda-tanda infeksi ?
3.
Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Glukosa Darah
: Hipoglikemia merupakan
b.
c.
d.
e.
cerebral
2. Diagnosa Keperawatan
a.
b.
hipertermi.
Potensial terjadinya trauma fisik berhubungan dengan
3. Rencana Keperawatan
No
1
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Keperawatan
potensial terjadi
Setelah
kejang ulang
pakaian
berhubungan dengan
diharapkan
Klien
tidak
menyerap keringat
hipertermi
mengalami
kejang
selama
dilakukan
tindakan a. Longgarkan
hiperthermi.
Setelah
pakaian,
tipis
Rasional
berikan a. proses
yang
mudah
tindakan
akan
dilakukan
konveksi
konduksi
c. Berikan ekstra cairan (susu, sari c. saat demam kebutuhan akan
Klien
mengalami
kejang
buah, dll)
cairan tubuh meningkat
tidak d. Observasi kejang dan tanda vital d. Pemantauan yang teratur
selama
hiperthermi.
Kriteria hasil :
tiap 4 jam
e. Batasi
aktivitas
selama
anak
akan dilakukan.
e. aktivitas dapat meningkatkan
panas
metabolisme
f.Kolaborasi
dengan
dokter
pemberian antipireutik
untk
f.
meningkatkan panas.
Menurunkan panas
pusat
hipotalamus
sebagai propilaksis
dan
pada
dan
Kesadaran composmentis
Setelah
dilakukan
tindakan
potensial terjadi
trauma fisik
berhubungan dengan
kurangnya koordinasi
otot
Setelah
dilakukan
tindakan
a.
kejang
b. meningkatkan keamanan
klien.
c. menurunkan resiko trauma
pada mulut.
d. membantu menurunkan
resiko injuri fisik pada
yang lembut
Kriteria Hasil :
Tidak terjadi trauma fisik selama
perawatan.
Mempertahankan tindakan yang
mengontrol aktivitas kejang.
Mengidentifikasi tindakan yang
harus diberikan ketika terjadi
3
Gangguan
rasa
kejang.
Setelah
dilakukan
dengan hiperthermi
diharapkan
terpenuhi.
Setelah
dilakukan
nyaman
volunter berkurang.
e. membantu menurunkan
kejang
f. Catat tanda-tanda vital sesudah
fase kejang
nyaman berhubungan
rasa
e.
hiperthermi
b. Observasi tanda tanda vital tiap
4 jam sekali
c. Pertahankan suhu tubuh normal
tindakan d. Ajarkan
pada
keluarga
f.
terganggu.
mendeteksi secara dini
keadaan yang abnormal
a.
mengetahui
penyebab
dapat
penurunan
rasa
nyaman
terpenuhi.
Kriteria hasil
memberikan
kompres
dingin
katun
f. Atur sirkulasi udara ruangan.
g. menganjurkan pasien banyak
minum
suhu tubuh.
c.Pemantauan tanda vital yang
teratur
dapat
menentukan
perkembangan keperawatan
yang selanjutnya.
d.
suhu
tubuh
dipengaruhi
oleh
dapat
tingkat
Kesadaran composmentis,
kelembaban
tinggiakan
konduksi/
Kurangnya
Setelah
dilakukan
tindakan a. Kaji
tingkat
karena
pengetahuan
keluarga sehubungan
diharapkanpengetahuan
keterbataaan
keluarga
informasi
penyakit anaknya.
Setelah
bertambah
dilakukan
keluarga
pengetahuan
keluarga
tentang
b. Beri informasi kepada keluarga
tindakan
penyakit anaknya.
dimiliki
kebenaran
dialami
dapat
menambah
wawasan keluarga
c. agar keluarga mengetahui
diharapkanpengetahuan
bertambah
dan
membantu
yang
tentang c. Jelaskan
setiap
tindakan/prosedur
tindakan
tujuan
setiap
tindakan
perawatan
perawatan yang akan dilakukan
d. mencegah peningkatan suhu
d. Berikan Health Education agar
Keluarga tidak sering bertanya
lebih tinggi dan serangan
selalu sedia obat penurun panas,
kejang ulang.
tentang penyakit anaknya.
bila anak panas
e. imunisasi
pertusis
Keluarga mampu diikutsertakan
e. Beritahukan keluarga jika anak
memberikan reaksi panas
dalam proses keperawatan.
akan mendapatkan imunisasi
keluarga mentaati setiap proses
(kejang demam)
agar
memberitahukan
kepada
keperawatan.
Kriteria hasil
petugas
imunisasi
anaknya
pernah
kejang demam.
bahwa
menderita
DAFTAR PUSTAKA
Aesceulaplus.2000.Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC
Brunner dan Suddarth.2000.Buku saku keperawatan medikal bedah. Jakarta:
EGC
Betz Cecily L, Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri.
Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Long. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan .Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta : EGC
NANDA NIC-NOC.2013.
Suriadi dan Rita.2001.Cara mengatasi penyakit meningitis. Bandung: Primadani