Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

TUGAS KHUSUS
PT KALTIM METHANOL INDUSTRI
BONTANG KALIMANTAN TIMUR
Disusun Oleh:

Nama

: Eka Nurul Haq

Nim

: 12.14.031

Program Studi

: Teknik Kimia

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

60

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

1.1. Latar Belakang


Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu fluida
ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan dengan
pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini mempunyai
peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Salah satu tipe dari alat
penukar kalor yang banyak dipakai adalah Shell and Tube Heat Exchanger. Alat ini
terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah tube (tube bundle) di
bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube bundle berbeda dengan di luar
tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida didalam
tube dan di luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube
disebut dengan tube side dan yang di luar dari tube disebut shell side.
Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya
operasional harian dan perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru, maka
permukaan logam dari pipa-pipa pemanas masih dalam keadaan bersih setelah alat
beroperasi beberapa lama maka terbentuklah lapisan kotoran atau kerak pada
permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung dari fluidanya.
Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien perpindahan panasnya. Harga
koefisien perpindahan panas untuk suatu alat penukar kalor selalu mengalami
perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapat berfungsi sesuai dengan
perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan panas mencapai harga minimum.
Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk
memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas
dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air
pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan
panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena
adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar panas sangat luas dipakai
dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas
alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat penukar
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

61

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke
udara sekitar.
Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :

Parallel flow/co current /flow (aliran searah)

Cross flow (aliran silang)

Cross counter flow (aliran silang berlawanan)

Counter current flow (aliran berlawanan arah)

Jenis-jenis penukar panas


Jenis-jenis penukar panas antara lain :
a. Double Pipe Heat Exchanger
a. Plate and Frame Heat Exchanger
b. Shell anf Tube Heat Exchanger
c. Adiabatic wheel Heat Exchanger
d. Pillow plate Heat Exchanger
e. Dynamic scraped surface Heat Exchanger
f.

Phase-change Heat Exchanger


Alat penukar kalor sangat dibutuhkan pada proses produksi dalam suatu industri,

maka untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor perlu diadakan analisis.
Dengan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa alat tersebut mampu
menghasilkan kalor dengan standar kerja sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Penukar panas dapat diklasifikasikan menurut pengaturan arus mereka. Dalam
paralel-aliran penukar panas, dua cairan masuk ke penukar pada akhir yang sama, dan
perjalanan secara paralel satu sama lain ke sisi lain. Dalam counter-flow penukar panas
cairan masuk ke penukar dari ujung berlawanan. Desain saat ini counter paling efisien,
karena dapat mentransfer panas yang paling. Dalam suatu heat exchanger lintas-aliran,
cairan perjalanan sekitar tegak lurus satu sama lain melalui exchanger.
Untuk efisiensi, penukar panas yang dirancang untuk memaksimalkan luas
permukaan dinding antara kedua cairan, dan meminimalkan resistensi terhadap aliran
fluida melalui exchanger. Kinerja penukar juga dapat dipengaruhi oleh penambahan
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

62

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

sirip atau corrugations dalam satu atau dua arah, yang meningkatkan luas permukaan
dan dapat menyalurkan aliran fluida atau menyebabkan turbulensi.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas pada laporan khusus ini adalah perhitungan mendapat
fauling resistance menggunakan metode Kern menggunakan data design dan data aktual
yang diperoleh dari DCS
1.3. Tujuan
Menghitung harga Faktor kekotoran (Rd), koefisien perpindahan panas (Ud) dan
Pressure Drop di Heat Exchanger unit (030-E06) dengan kondisi design dan aktual
untuk mengetahui performa Heat Exchanger unit (030-E06).

BAB II
LANDASAN TEORI

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

63

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

2.1. Pengertian Heat Exchanger


Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk memanfaatkan panas
suatu aliran fluida yang lain. Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:

Memanaskan fluida

Mendinginkan fluida yang panas

Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan kebutuhannya.
Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida yang berada
didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir adalah
kerosene yang semuanya berada didalam shell.

Gambar. 2.1. Konstruksi Heat Exchanger (Anonim, 2011)

2.2. Jenis-jenis Heat Exchanger


Dikarenakan banyaknya jenis dari alat penukar kalor, maka dalam pembahasan
akan dibatasi pada alat penukar kalor jenis heat exchanger yang banyak dijumpai
dalam industri perminyakan. Heat exchanger ini juga banyak mempunyai
jenisjenisnya.
Perlu diketahui bahwa untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology yang telah
distandarkan untuk menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut yang dikeluarkan
oleh Asosiasi pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan Tublar Exchanger
Manufactures Association

(TEMA).

Standarisasi

tersebut

bertujuan

untuk

melindungi para pemakai dari bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena alat
ini beroperasi pada temperature dan tekanan yang tinggi.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

64

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat Exchanger,
yaitu :
1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat,
misalnya untuk industri minyak dan kimia berat.
1. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada segi
ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum industri.
Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan dapat
dibedakan atas :
2.2.1.Shell and Tube
Untuk 1-1 counterflow exchanger (gambar 1), atau 1 shell pass dan 1 tube pass,
fluida dingin masuk dan mengalir di dalam tube-tube. Fluida dingin masuk pada ujung
yang lain dan mengalir secara counterflow di bagian luar tube tetapi masih di dalam
shell. Baffle-baffle digunakan agar fluida dapat mengalir secara bertahap melewati tube
dan tidak mengalir secara paralel dengan tube.

Gambar 2.2.1. Shell & tube heat exchanger: 1 shell pass and 1 tube pass (1-1 exchanger)
(Geankoplis, hal 264)

Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ).
Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di
luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut
dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

65

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop
operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang tabung
di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas
baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk
mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat

mekanik

membersihkan fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan
pembersihan, diameter tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk
menentukan diameter tabung, ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari
cairan harus dipertimbangkan.
a. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk
memastikan:

Ada ruang yang cukup untuk korosi

Itu getaran aliran-diinduksi memiliki ketahanan

Axial kekuatan

Kemampuan untuk dengan mudah stok suku cadang biaya

Kadang-kadang

ketebalan

dinding

ditentukan

oleh

perbedaan

tekanan

maksimum di dinding.
b. Panjang tabung : penukar panas biasanya lebih murah ketika mereka memiliki
diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang. Dengan demikian,
biasanya ada tujuan untuk membuat penukar panas selama mungkin. Namun,
ada banyak keterbatasan untuk ini, termasuk ruang yang tersedia di situs mana
akan digunakan dan kebutuhan untuk memastikan bahwa ada tabung tersedia
dalam panjang yang dua kali panjang yang dibutuhkan (sehingga tabung dapat
ditarik dan diganti). Juga, itu harus diingat bahwa tunggal, tabung tipis yang
sulit untuk mengambil dan mengganti.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

66

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

c. Tabung pitch : ketika mendesain tabung, adalah praktis untuk memastikan


bahwa tabung pitch (yaitu jarak pusat-pusat tabung sebelah) tidak kurang dari
1,25 kali diameter luar tabung`
Shell and tube penukar panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari
tabung berisi cairan yang harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua
berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat
menyediakan panas atau menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut
berkas tabung dan dapat terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip
longitudinal dll Shell dan penukar panas tabung biasanya digunakan untuk aplikasi
tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari
260 C. Hal ini karena shell dan penukar panas tabung yang kuat karena bentuknya.
Pemilihan Material Tabung
Agar dapat memindahkan panas dengan baik, material tabung harus mempunyai
thermal conductivity. Karena panas ditransfer dari suatu sisi yang panas menuju sisi
yang dingin melalui tabung, terdapat perbedaan temperature sepanjang lebar tabung.
Karena ada kecenderungan material tabung untuk mengembang berbeda-beda secara
thermal pada berbagai temperature thermal stresses muncul selama operasi. Hal ini
sesuai terhadap tegangan dari tekanan tinggi dari fluida itu sendiri.
Material tabung juga harus sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan sisi tube
yang dialiri untuk periode lama dibawah kondisi-kondisi operasi (temperature, tekanan,
pH, dan lain-lain) untuk memperkecil hal yang buruk seperti korosi. Semua yang
dibituhkan

yaitu

melakukan

pemilihan

seksama

atas

bahan

yang

kuat,

thermalconductive, corrosion resistant, material tabung bermutu tinggi, yang secara


khas berbahan metal. Pilihan material tabung yang buruk bisa mengakibatkan suatu
kebocoran melalui suatu tabung antara sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida
yang lewat terkontaminasi dan kemungkinan hilangnya tekanan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran fluida dalam shell
side dan Tube side untuk shell and Tube exchanger adalah :
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

67

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

a.

Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)


Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan sisi
shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang bersih biasanya dialirkan di sebelah
shell dan fluida yang kotor melalui Tube.

a.

Korosi
Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari
paduan logam. Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida dialirkan
melalui Tube untuk menghemat biaya yang terjadi karena kerusakan shell. Jika
terjadi kebocoran pada Tube, heat exchanger masih dapat difungsikan kembali.
Hal ini disebabkan karena Tube mempunyai ketahanan terhadap korosif, relatif
murah dan kekuatan dari small diameter Tube melebihi shell.

b.

Tekanan
Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan dinding
yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu
apabila fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.

c.

Temperatur
Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi
pada Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar
Tube atau ke arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang
mengalir di shell. Jika fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell
side, maka transfer panas tidak hanya dilakukan ke arah Tube, tapi ada
kemungkinan transfer panas juga terjadi ke arah luar shell (ke lingkungan).

d.

Sediment/ Suspended Solid / Fouling


Fluida yang mengandung sediment/suspended solid atau yang menyebabkan
fouling sebaiknya dialirkan di Tube sehingga Tube-Tube dengan mudah
dibersihkan. Jika fluida yang mengandung sediment dialirkan di shell, maka
sediment/fouling tersebut akan terakumulasi pada stagnant zone di sekitar baffles,

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

68

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

sehingga cleaning pada sisi shell menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa
mencabut Tube bundle. f.Viskositas
Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan melalui
shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang lebih tinggi dapat
diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side sebagai hasil
dari peningkatan turbulensi akibat aliran crossflow (terutama karena pengaruh baffles).
Biasanya fluida dengan viskositas > 2 cSt dialirkan di shell side untuk mengurangi luas
permukaan perpindahan panas yang diminta. Koefisien perpindahan panas yang lebih
tinggi terdapat pada shell side, karena aliran turbulen akan terjadi melintang melalui sisi
luar Tube dan baffle.
2.2.2. Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis penukar
panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran, baik dengan cairan panas
atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida
yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang
anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan
pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk
kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell
and tube heat exchanger ).
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri- sendiri.
Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk
menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan memindahkan
panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang,
melingkar dan sebagainya.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

69

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

Gambar. 2.2.2 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)

Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi,
dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil.
Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, Fleksibel
dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun
paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD
sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan
kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan kelemahannya terletak pada
kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas untuk fluida yang
membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan biasanya digunakan untuk
sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau dikondensasikan.
Prinsip kerja double pipe
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga
kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida
pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi
mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin
terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor
yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

70

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah jenis
pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya akan baik
berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya tidak bekerja untuk
penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang dibutuhkan
pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang bersama-sama
dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien memungkinkan
perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan. Kemudian ukuran
pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah. Dalam
percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa konsentris
sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor didalam
pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu. Pengotoran ini
dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada
komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari

jenis fluida yang dialirinya.

Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi.
Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi temperatur
fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau mempengaruhi koefisien perpindahan
panas menyeluruh dari fluida tersebut. Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat
pengotoran antara lain : Temperatur fluida, Temperatur dinding tube dan Kecepatan
aliran fluida.
2.2.3. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri atas
paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang dipisahkan
antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini dipersatukan oleh
suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh sekat-sekat
tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat persegi panjang terdapat
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

71

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media yang satu disalurkan masuk dan
keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena adanya sekat mengalir melalui
ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang satu dan yang lainnya
dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan umumnya terbuat dari
baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat
lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat pelat dan sekat disatukan oleh suatu
perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat
lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar
pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang
pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger
Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan
mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium
pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat yang telah
tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat
yang dialiri produk tidak akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas melintas
diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak head dialirkan
turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam pelat
biasanya berbeda atau boleh dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada umumnya
produk akan masuk melalui saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat,
sehingga aliran keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas
akan masuk melalui saluran yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui
saluran bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran
medium pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang berlawanan ini dimaksudkan
agar proses pemanasan dapat lebih cepat berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas
dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas karena tertekan

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

72

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi panas dan
medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam tergantung
dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel. Pada rangkaian seri
produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada bagian front head yang sama.
Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar
melewati bagian yang berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan
keluar melalui ports pada bagian belakangnya.
Prinsip Alat Ukur PHE
1.

Alat ukur laju alir

1.

Alat ukur tekanan

2.

Alat ukur suhu

Kelebihan PHE
1.

Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat yang
kecil,sehingga perpindahan panas yang efisien.

1.

Mudah dirawat dan dibersihkan

2.

Mudah dibongkar dan dipasang kembali ketika proses pembersihan

3.

Waktu tinggal media sangat pendek

4.

Dapat digunakan untuk cairan yang sangat kental (viskos)

5.

Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah

6.

Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless
Steel,Titanium, dan logam lainnya)

7.

Aliran turbulensinya mengurangi peluang terjadinya fouling dan sedimentasi

Kekurangan PHE
1.

Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and
Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.

1.

Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting

2.

Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 oC dikarenakan performa


dari material gasket yang sesuai.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

73

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

Gambar 2.2.3. Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

74

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Alogaritma

Mengumpulkan Data
Menghitung Total Heat Transfer
Menghitung t LTMD
Menghitung laju massa persatuan luas dan nilai
Reynold (Shell dan Tube)
Menghitung Harga ho, hi dan hio ( Shell dan tube)

Menghitung Koefisien Perpindahan Panas Uc dan Ud


Menghitung Faktor Kekotoran Rd

Menghitung Pressure Drop

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

75

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

Perhitungan:
Heat Exchanger unit 030-E06
Jenis HE: Shell and Tube
Diketahui:
Data Design dan Aktual
Data

Design

Aktual 17-Sep-15

T1 (C)

65,5

64,5

T2 (C)

40

38,2

t1 (C)

31

29

t2 (C)

36

38,2

Flowrate Shell side (kg/h)

140724

133102

Flowrate tube side (kg/h)

467730

531975

viscosity (mPa.s)

0,9434

0,9132

Thermal konduktifitas
(W/K.m)

0,1104

0,0982

Hasil
Perhitungan
Design dan Aktual
Langkah
perhitungan

Hal

Jenis Fuida

Aktual

Design

17-September-2015
Shell

Tube

Liq MeOH

Sea Water

Shell
Liq
MeOH

Tube
Sea Water

293.440

531.975,6936

W (lb/hr)

310.243,314 1.031.168,139

Q (Btu/hr)

9.421.295,22

8.791.898,45

LTMD
Luas Permukaan
(m2)

31,08

29,304

32318,5

32318,5

9060,96

7971,86

0,00035

0,00037

Ud (Btu/hr/ft2/F)
Faktor Pengotor
(hr.ft2.F/Btu)
Pressure Drop
(psi)

1,84723

4,23622

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

1,65255

5,2115
76

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

a. Menentuhan Heat Balance


Qshell = W x Cp x t = 310.243,314 x 0,6616 x (149,9 -104 ) = 9421295,22 Btu/hr
Qtube = W x Cp x t = 1.031.168,139 x 0,9988 x (96,8 87,8) = 9269840,66 Btu/hr
b. Menghitung TLMTD
Untuk aliran co-current:

T2 - T1 (T1 t 2 ) (T2 t 1 )
(T t )
TLMTD = ln T2 =
ln 1 2
T1
(T2 t 1 )
Dimana:
T1= 65,5 oC= (1,8 60) + 32 = 149,9 oF
T2= 40oC

= (1,8 49) + 32 = 104oF

t1 = 31 oC

= (1,8 28) + 32 = 87,8 oF

t2 = 36oC

= (1,8 29) + 32 = 96,8 oF

Sehingga :
(149,9 96,8) o F (104 - 87,8) o F
(149,9 96,8) o F
TLMTD =
ln
(104 87,8) o F

= 31,082434 oF
Mencari Ft dengan rumus:
R=

T1 T2
t 2 t1

S=

t 2 t1
T1 t 1

R=

(149,9 104)o F
(96,8 87,8) o F

= 5,1
S

(96,8 87,8)o F
(149,9 104)o F

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

77

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

= 0,14493
Maka diperoleh: Ft = 0,880
Tm = TLMTD Ft
= 31,082434 oF 0,880
= 27,3525426 oF
c. Menghitung Suhu Caloric (Tc dan tc)
Tc =

T1 T2
2
(149,9 104) o F
2

= 126,95 oF
tc

t 2 t1
2

(96,8 87,8) o F
2

= 92,3 oF

Bagian Shell (Air Dingin)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

Bagian Tube (Air Panas)

78

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

IDs = 37,4 in = 3,1168 ft

di = 0,724 in =0,0551 ft

c = PT Odt = 0,23662 in

do = 0,787 in = 0,0656 ft

PT = 1,0236 in

a = 0,302 in2

de = 0,5598 in = 0,0466 ft

a = 0,1963 ft2

n = 1

n =2

B 21,56 in

Nt = 777

1. Flow Area

6. Flow Area
at =

Nt a '
n ' 144

37,4 in 0,23662 in 21,56in


as =
1 144 1,0236 in

at =

777 0,302in 2
2 144

as = 1,29982 ft2

at = 0,81477 ft2

as =

Gs =

IDs c' B
n ' 144 PT

m c c

as
as

lb
Gs =
hr
1,29982 ft 2
78,0494

Gs = 238682 lbm/hr.ft2
2.

Bilangan Reynold (Nre)


NRes =

Gs de
c

lbm
0,0466 ft
hr.ft 2
lbm
0,94344
hr.ft

238.682,13

NRes =

NRes = 11.789,3956

Gt =

Wt
at

Gt =

1.031.168,139lb / hr
0,81477 ft 2

Gt = 1.265.592,847 lbm/hr.ft2
7. Bilangan Reynold (Nre)
NRet =

G t di
h
1.265.592,84

NRet=

lbm
0,0551ft
hr.ft 2

1,894

lbm
hr.ft 2

NRet = 36.827,8404
Vvelocity = Gs/3600

Vvelocity = Gs/3600

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

79

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

lbm
hr.ft 2
3600/47,78lb/ft 2

238.682,133

lbm
hr.ft 2
3600/63,74 lb/ft 2

1.265.562,847

= 1,387553745 ft/s
= 5,515521 ft/s

3. Mencari JH
Fig. 28 Kern ( Menentukan Harga jH )

8. Mencari JH

jH = 60

Fig. 24 Kern (Menentukan Harga JH)

4. Menentukan Harga K

jH = 115

c = 0,94344 lb/ft.hr

(Fig. 14 Kern)

9. Menentukan Harga K

kc = 0,11043 Btu.ft/hr/ft2/F (Fig. 4 Kern)

c = 1,89414 lb/ft.hr

Cpc = 0,6616 Btu/lb/F

kc = 0,36425 Btu.ft/hr/ft2/F (Fig. 4 Kern)

Cpc c
k .

kc

(Fig. 2 Kern)

Cp = 0,9888 Btu/lb/F

0.6616 Btu/lb/F 0,94344 lb/ft.hr

0,11043 Btu.ft/hr/ft2/F

1
3

= 1,7813157 Btu.ft/jam/ft /F

ho = JH

Cpc c

de

kc

0,14

Asumsi : / = 1

60

0.9888 Btu/lb/F 1,89414 lb/ft.hr

0,36425 Btu.ft/hr/ft2/F

10. Menghitung hio

Eq. 6.15a |Kern

Cpc c
k .

kc

(Fig. 2 Kern)

= 1,731826 Btu.ft/jam/ft2/F

5. Menghitung ho

(Fig. 14 Kern)

1,7813157 Btu.ft/hr/ft2/F
0,0466 ft

hi = JH

hi = 115

k
IDt
1,73182 Btu.ft/hr/ft2/F
0,0551ft

hi = 3.613,33 Btu/jam.ft2.oF
hio = hi

ID
OD

hio = 3.613,33

btu
0,0551 ft
0,0656 ft
2 o
hr.ft . F

hio = 3.035,198 Btu/hr.ft2.oF

ho = 2.293,5396 Btu/hr.ft2.oF

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

80

1
3

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

11. Clean Overall coefficient Uc


Uc = hio . ho 3.035,198 x 2.293,539

3.035,198 2,293,539

hio ho

= 1.306,378 Btu/hr/ft2/F
12. Design overall coefficient UD
Atransfer = 32318,50683
UD =

9421295,22 Btu/hr
Q
=
32318,51 ft 2 / 31,0824 F
A/tLTMD
2

U = 9060,963 Btu/hr/ft /F
d

Dirt factor R
Rd = Uc - Ud 1.306,378 - 9060,963

1.306,378 x 9060,963

Uc x Ud

= 0,000655 hr.ft2.F/Btu
13. Menentukan Pressure Drop
Ret
f (ft2/in2)
Gt
L
N
Dt
So
v2
G

=
=
=
=
=
=
=
=
=

3613,331326
0,00022
1265592,847 lb/hr/ft2
17,65748031 ft
2 pass
0,05511 ft
1,021
5,515521808
32,144

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

81

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

Pr = 4n/s x (v2/2g)
4x2

x
=
1,021

(5,51552 ft/s) 2
2 x 32,144

= 3,707725 psi
f Gt 2 Ln
(0,00022 x (1265592,8) 2 x 17,6574 x 2)

Ptube =
(5,22 x 1010 ) x (0,05511 x 1,021)
5,22x 1010 Dt t

= 4,236223 psi
tube

Pressure drop total = Pr + P


= 3,707725 Psi + 4,236223 Psi
= 7,943949 psi
f Gs 2 Ds ( N 1)
Pshell =
5,22x 1010 Ds So

(0,00022 x (238682,13) 2 x 3,116798 x 117,444672 )


(5,22 x 1010 ) x (0,0466 x 1,021)

= 1,847235717 psi

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

82

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

3.2. Pembahasan
Analisa kinerja HE :
1. Koefisien overall perpindahan panas (U)
Menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida
dingin dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai gabungan proses
konduksi dan konveksi.
1. Fouling factor (Rd)
Fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di
permukaan Heat Exchanger yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk
permukaan heat transfer. Peristiwa tersebut adalah pengendapan, pengerakan,
korosi, polimerisasi dan proses biologi.Angka yang menunjukkan hambatan akibat
adanya kotoran yang terbawa fluida yang mengalir di dalam HE
Penyebab terjadinya fouling :
a. Adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang berasal dari hasil korosi
atau coke keras.
b. Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari dekomposisi
kerak keras.

Akibat fouling :
a. mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan
biaya, baik investasi, operasi maupun perawatan.
b. ukuran Heat Exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat,
waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan meningkat.

Variabel operasi yang berpengaruh terhadap fouling :


a. Kecepatan Linier Fluida (Velocity)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

83

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

Semakin tinggi kecepatan linier fluida, semakin rendah kemungkinan


terjadinya fouling. Sebagai batasan dalam rancangan dapat digunakan
nilai-nilai berikut:
1). Kecepatan fluida proses di dalam tube adalah 3 6 ft/s
2). Kecepatan fluida pendingin di dalam tube adalah 5 8 ft/s
3). Kecepatan fluida tube maksimum untuk menghambat terjadinya
fouling adalah 10 15 ft/s
4). Kecepatan fluida shell adalah 1 3 ft/s.

Temperature Permukaan dan Temperature Fluida


Kecepatan terbentuknya fouling akan meningkat dengan meningkatnya

temperatur.
3. Pressure drop
Untuk mengetahui sejauh mana fluida dapat memepertahankan tekanan yang
dimilikinya selama fluida mengalir.
Disebabkan oleh 2 hal :

Friksi aliran dengan dinding

Pembelokan aliran

Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger) terutama
Heat exchanger tipe shell & tube:
1. Penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas, hal ini
sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
2. Pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat hingga
suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
3. Dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas
berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas
meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.
4. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan
jarak maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang
panjang akan membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran
melintang.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

84

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA


PT KALTIM METHANOL INDUSTRI

5. Melakukan penelitian penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat


penukar panas, hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan
panas.
6. Melakukan penelitian pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas
meningkat hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
7. Menyimpulkannya

dengan

menggunakan

alat

penukar

panas

tabung

konsentris,
8. efektifitas berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan
efektifitas meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

85

Anda mungkin juga menyukai