TUGAS KHUSUS
PT KALTIM METHANOL INDUSTRI
BONTANG KALIMANTAN TIMUR
Disusun Oleh:
Nama
Nim
: 12.14.031
Program Studi
: Teknik Kimia
60
61
panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke
udara sekitar.
Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
maka untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor perlu diadakan analisis.
Dengan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa alat tersebut mampu
menghasilkan kalor dengan standar kerja sesuai kebutuhan yang diinginkan.
Penukar panas dapat diklasifikasikan menurut pengaturan arus mereka. Dalam
paralel-aliran penukar panas, dua cairan masuk ke penukar pada akhir yang sama, dan
perjalanan secara paralel satu sama lain ke sisi lain. Dalam counter-flow penukar panas
cairan masuk ke penukar dari ujung berlawanan. Desain saat ini counter paling efisien,
karena dapat mentransfer panas yang paling. Dalam suatu heat exchanger lintas-aliran,
cairan perjalanan sekitar tegak lurus satu sama lain melalui exchanger.
Untuk efisiensi, penukar panas yang dirancang untuk memaksimalkan luas
permukaan dinding antara kedua cairan, dan meminimalkan resistensi terhadap aliran
fluida melalui exchanger. Kinerja penukar juga dapat dipengaruhi oleh penambahan
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
62
sirip atau corrugations dalam satu atau dua arah, yang meningkatkan luas permukaan
dan dapat menyalurkan aliran fluida atau menyebabkan turbulensi.
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas pada laporan khusus ini adalah perhitungan mendapat
fauling resistance menggunakan metode Kern menggunakan data design dan data aktual
yang diperoleh dari DCS
1.3. Tujuan
Menghitung harga Faktor kekotoran (Rd), koefisien perpindahan panas (Ud) dan
Pressure Drop di Heat Exchanger unit (030-E06) dengan kondisi design dan aktual
untuk mengetahui performa Heat Exchanger unit (030-E06).
BAB II
LANDASAN TEORI
63
Memanaskan fluida
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan kebutuhannya.
Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana fluida yang berada
didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang mengalir adalah
kerosene yang semuanya berada didalam shell.
(TEMA).
Standarisasi
tersebut
bertujuan
untuk
melindungi para pemakai dari bahaya kerusakan atau kegagalan alat, karena alat
ini beroperasi pada temperature dan tekanan yang tinggi.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
64
Didalam standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat Exchanger,
yaitu :
1. Kelas R, yaitu untuk peraalatan yang bekerja dengan kondisi berat,
misalnya untuk industri minyak dan kimia berat.
1. Kelas C, yaitu yang dibuat untuk general purpose, dengan didasarkan pada segi
ekonomis dan ukuran kecil, digunakan untuk proses-proses umum industri.
Jenis-jenis Heat Exchanger yang terdapat pada industri perminyakan dapat
dibedakan atas :
2.2.1.Shell and Tube
Untuk 1-1 counterflow exchanger (gambar 1), atau 1 shell pass dan 1 tube pass,
fluida dingin masuk dan mengalir di dalam tube-tube. Fluida dingin masuk pada ujung
yang lain dan mengalir secara counterflow di bagian luar tube tetapi masih di dalam
shell. Baffle-baffle digunakan agar fluida dapat mengalir secara bertahap melewati tube
dan tidak mengalir secara paralel dengan tube.
Gambar 2.2.1. Shell & tube heat exchanger: 1 shell pass and 1 tube pass (1-1 exchanger)
(Geankoplis, hal 264)
Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ).
Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di
luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut
dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi
pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
65
( buffle ). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal ( residence time ), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop
operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan
panasnya harus diatur.
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang tabung
di shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a. Diameter pipa : Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas
baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger untuk
mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat
mekanik
membersihkan fouling yang sulit. Untuk menang atas masalah fouling dan
pembersihan, diameter tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi untuk
menentukan diameter tabung, ruang yang tersedia, biaya dan sifat fouling dari
cairan harus dipertimbangkan.
a. Ketebalan tabung: Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk
memastikan:
Axial kekuatan
Kadang-kadang
ketebalan
dinding
ditentukan
oleh
perbedaan
tekanan
maksimum di dinding.
b. Panjang tabung : penukar panas biasanya lebih murah ketika mereka memiliki
diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang. Dengan demikian,
biasanya ada tujuan untuk membuat penukar panas selama mungkin. Namun,
ada banyak keterbatasan untuk ini, termasuk ruang yang tersedia di situs mana
akan digunakan dan kebutuhan untuk memastikan bahwa ada tabung tersedia
dalam panjang yang dua kali panjang yang dibutuhkan (sehingga tabung dapat
ditarik dan diganti). Juga, itu harus diingat bahwa tunggal, tabung tipis yang
sulit untuk mengambil dan mengganti.
66
yaitu
melakukan
pemilihan
seksama
atas
bahan
yang
kuat,
67
a.
a.
Korosi
Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari
paduan logam. Paduan logam tersebut mahal, oleh karena itu fluida dialirkan
melalui Tube untuk menghemat biaya yang terjadi karena kerusakan shell. Jika
terjadi kebocoran pada Tube, heat exchanger masih dapat difungsikan kembali.
Hal ini disebabkan karena Tube mempunyai ketahanan terhadap korosif, relatif
murah dan kekuatan dari small diameter Tube melebihi shell.
b.
Tekanan
Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan diperlukan dinding
yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu
apabila fluida bertekanan tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.
c.
Temperatur
Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi
pada Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar
Tube atau ke arah shell sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang
mengalir di shell. Jika fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell
side, maka transfer panas tidak hanya dilakukan ke arah Tube, tapi ada
kemungkinan transfer panas juga terjadi ke arah luar shell (ke lingkungan).
d.
68
sehingga cleaning pada sisi shell menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa
mencabut Tube bundle. f.Viskositas
Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate dilewatkan melalui
shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien heat transfer yang lebih tinggi dapat
diperoleh dengan menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side sebagai hasil
dari peningkatan turbulensi akibat aliran crossflow (terutama karena pengaruh baffles).
Biasanya fluida dengan viskositas > 2 cSt dialirkan di shell side untuk mengurangi luas
permukaan perpindahan panas yang diminta. Koefisien perpindahan panas yang lebih
tinggi terdapat pada shell side, karena aliran turbulen akan terjadi melintang melalui sisi
luar Tube dan baffle.
2.2.2. Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis penukar
panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran, baik dengan cairan panas
atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida
yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang
anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan
pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk
kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell
and tube heat exchanger ).
Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri- sendiri.
Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk
menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan memindahkan
panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang,
melingkar dan sebagainya.
69
Gambar. 2.2.2 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)
Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi,
dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil.
Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, Fleksibel
dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun
paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD
sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan
kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan kelemahannya terletak pada
kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas untuk fluida yang
membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan biasanya digunakan untuk
sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau dikondensasikan.
Prinsip kerja double pipe
Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung
(indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga
kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida
pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi
mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin
terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor
yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
70
dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang
bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar panas ganda, merupakan faktor penting adalah jenis
pola aliran dalam penukar panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya akan baik
berlawanan arah / counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya tidak bekerja untuk
penukar panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang dibutuhkan
pertukaran memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang bersama-sama
dengan perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien memungkinkan
perhitungan luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan. Kemudian ukuran
pipa, panjang pipa dan jumlah tikungan dapat ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini adalah memindahkan panas dari cairan dengan
temperature yang lebih tinggi ke cairan yang memiliki temperatur lebih rendah. Dalam
percobaan kali ini, aliran panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa konsentris
sedangkan air dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian anulus).
Namun, terkadang dalam beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor didalam
pipa yang membuat proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu. Pengotoran ini
dapat terjadi endapan dari fluida yang mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada
komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari
Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi.
Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi temperatur
fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau mempengaruhi koefisien perpindahan
panas menyeluruh dari fluida tersebut. Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat
pengotoran antara lain : Temperatur fluida, Temperatur dinding tube dan Kecepatan
aliran fluida.
2.2.3. Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri atas
paket pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang dipisahkan
antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini dipersatukan oleh
suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh sekat-sekat
tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat persegi panjang terdapat
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
71
lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media yang satu disalurkan masuk dan
keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena adanya sekat mengalir melalui
ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang satu dan yang lainnya
dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan umumnya terbuat dari
baja (stainless steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat
lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat pelat dan sekat disatukan oleh suatu
perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat
lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar
pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang
pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger
Produk akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan
mengalir pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium
pemanas yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat yang telah
tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk dan medium pemanas. Pelat
yang dialiri produk tidak akan dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi bagian bawah head dialirkan ke atas melintas
diantara setiap plae genap sementara cairan dingin pada bagian puncak head dialirkan
turun diantara plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam pelat
biasanya berbeda atau boleh dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada umumnya
produk akan masuk melalui saluran atas dan mengalir kebawah melewati pelat,
sehingga aliran keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas
akan masuk melalui saluran yang berkebalikan dari produk, yaitu masuk melalui
saluran bawah dan mengalir ke atas melewati pelat, sehingga aliran pengeluaran
medium pemanas akan berada diatas. Arah aliran yang berlawanan ini dimaksudkan
agar proses pemanasan dapat lebih cepat berlangsung.
Produk yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas
dengan arah aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas karena tertekan
72
oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi panas dan
medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium pemanas dan produk ada dua macam tergantung
dari rangkaian pelat yang digunakan, baik itu seri maupun paralel. Pada rangkaian seri
produk yang masuk dan keluar akan melewati ports pada bagian front head yang sama.
Sedangkan pada rangkaian paralel produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar
melewati bagian yang berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan
keluar melalui ports pada bagian belakangnya.
Prinsip Alat Ukur PHE
1.
1.
2.
Kelebihan PHE
1.
Mempunyai permukaan perpindahan yang sangat besar pada volume alat yang
kecil,sehingga perpindahan panas yang efisien.
1.
2.
3.
4.
5.
Plate and Frame lebih fleksibel, dapat dengan mudah pelatnya ditambah
6.
Ukuran yang lebih kecil dapat mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless
Steel,Titanium, dan logam lainnya)
7.
Kekurangan PHE
1.
Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and
Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30 bar.
1.
2.
73
Gambar 2.2.3. Penukar panas jenis pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)
74
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Alogaritma
Mengumpulkan Data
Menghitung Total Heat Transfer
Menghitung t LTMD
Menghitung laju massa persatuan luas dan nilai
Reynold (Shell dan Tube)
Menghitung Harga ho, hi dan hio ( Shell dan tube)
75
Perhitungan:
Heat Exchanger unit 030-E06
Jenis HE: Shell and Tube
Diketahui:
Data Design dan Aktual
Data
Design
Aktual 17-Sep-15
T1 (C)
65,5
64,5
T2 (C)
40
38,2
t1 (C)
31
29
t2 (C)
36
38,2
140724
133102
467730
531975
viscosity (mPa.s)
0,9434
0,9132
Thermal konduktifitas
(W/K.m)
0,1104
0,0982
Hasil
Perhitungan
Design dan Aktual
Langkah
perhitungan
Hal
Jenis Fuida
Aktual
Design
17-September-2015
Shell
Tube
Liq MeOH
Sea Water
Shell
Liq
MeOH
Tube
Sea Water
293.440
531.975,6936
W (lb/hr)
310.243,314 1.031.168,139
Q (Btu/hr)
9.421.295,22
8.791.898,45
LTMD
Luas Permukaan
(m2)
31,08
29,304
32318,5
32318,5
9060,96
7971,86
0,00035
0,00037
Ud (Btu/hr/ft2/F)
Faktor Pengotor
(hr.ft2.F/Btu)
Pressure Drop
(psi)
1,84723
4,23622
1,65255
5,2115
76
T2 - T1 (T1 t 2 ) (T2 t 1 )
(T t )
TLMTD = ln T2 =
ln 1 2
T1
(T2 t 1 )
Dimana:
T1= 65,5 oC= (1,8 60) + 32 = 149,9 oF
T2= 40oC
t1 = 31 oC
t2 = 36oC
Sehingga :
(149,9 96,8) o F (104 - 87,8) o F
(149,9 96,8) o F
TLMTD =
ln
(104 87,8) o F
= 31,082434 oF
Mencari Ft dengan rumus:
R=
T1 T2
t 2 t1
S=
t 2 t1
T1 t 1
R=
(149,9 104)o F
(96,8 87,8) o F
= 5,1
S
(96,8 87,8)o F
(149,9 104)o F
77
= 0,14493
Maka diperoleh: Ft = 0,880
Tm = TLMTD Ft
= 31,082434 oF 0,880
= 27,3525426 oF
c. Menghitung Suhu Caloric (Tc dan tc)
Tc =
T1 T2
2
(149,9 104) o F
2
= 126,95 oF
tc
t 2 t1
2
(96,8 87,8) o F
2
= 92,3 oF
78
di = 0,724 in =0,0551 ft
c = PT Odt = 0,23662 in
do = 0,787 in = 0,0656 ft
PT = 1,0236 in
a = 0,302 in2
de = 0,5598 in = 0,0466 ft
a = 0,1963 ft2
n = 1
n =2
B 21,56 in
Nt = 777
1. Flow Area
6. Flow Area
at =
Nt a '
n ' 144
at =
777 0,302in 2
2 144
as = 1,29982 ft2
at = 0,81477 ft2
as =
Gs =
IDs c' B
n ' 144 PT
m c c
as
as
lb
Gs =
hr
1,29982 ft 2
78,0494
Gs = 238682 lbm/hr.ft2
2.
Gs de
c
lbm
0,0466 ft
hr.ft 2
lbm
0,94344
hr.ft
238.682,13
NRes =
NRes = 11.789,3956
Gt =
Wt
at
Gt =
1.031.168,139lb / hr
0,81477 ft 2
Gt = 1.265.592,847 lbm/hr.ft2
7. Bilangan Reynold (Nre)
NRet =
G t di
h
1.265.592,84
NRet=
lbm
0,0551ft
hr.ft 2
1,894
lbm
hr.ft 2
NRet = 36.827,8404
Vvelocity = Gs/3600
Vvelocity = Gs/3600
79
lbm
hr.ft 2
3600/47,78lb/ft 2
238.682,133
lbm
hr.ft 2
3600/63,74 lb/ft 2
1.265.562,847
= 1,387553745 ft/s
= 5,515521 ft/s
3. Mencari JH
Fig. 28 Kern ( Menentukan Harga jH )
8. Mencari JH
jH = 60
4. Menentukan Harga K
jH = 115
c = 0,94344 lb/ft.hr
(Fig. 14 Kern)
9. Menentukan Harga K
c = 1,89414 lb/ft.hr
Cpc c
k .
kc
(Fig. 2 Kern)
Cp = 0,9888 Btu/lb/F
0,11043 Btu.ft/hr/ft2/F
1
3
= 1,7813157 Btu.ft/jam/ft /F
ho = JH
Cpc c
de
kc
0,14
Asumsi : / = 1
60
0,36425 Btu.ft/hr/ft2/F
Cpc c
k .
kc
(Fig. 2 Kern)
= 1,731826 Btu.ft/jam/ft2/F
5. Menghitung ho
(Fig. 14 Kern)
1,7813157 Btu.ft/hr/ft2/F
0,0466 ft
hi = JH
hi = 115
k
IDt
1,73182 Btu.ft/hr/ft2/F
0,0551ft
hi = 3.613,33 Btu/jam.ft2.oF
hio = hi
ID
OD
hio = 3.613,33
btu
0,0551 ft
0,0656 ft
2 o
hr.ft . F
ho = 2.293,5396 Btu/hr.ft2.oF
80
1
3
3.035,198 2,293,539
hio ho
= 1.306,378 Btu/hr/ft2/F
12. Design overall coefficient UD
Atransfer = 32318,50683
UD =
9421295,22 Btu/hr
Q
=
32318,51 ft 2 / 31,0824 F
A/tLTMD
2
U = 9060,963 Btu/hr/ft /F
d
Dirt factor R
Rd = Uc - Ud 1.306,378 - 9060,963
1.306,378 x 9060,963
Uc x Ud
= 0,000655 hr.ft2.F/Btu
13. Menentukan Pressure Drop
Ret
f (ft2/in2)
Gt
L
N
Dt
So
v2
G
=
=
=
=
=
=
=
=
=
3613,331326
0,00022
1265592,847 lb/hr/ft2
17,65748031 ft
2 pass
0,05511 ft
1,021
5,515521808
32,144
81
Pr = 4n/s x (v2/2g)
4x2
x
=
1,021
(5,51552 ft/s) 2
2 x 32,144
= 3,707725 psi
f Gt 2 Ln
(0,00022 x (1265592,8) 2 x 17,6574 x 2)
Ptube =
(5,22 x 1010 ) x (0,05511 x 1,021)
5,22x 1010 Dt t
= 4,236223 psi
tube
= 1,847235717 psi
82
3.2. Pembahasan
Analisa kinerja HE :
1. Koefisien overall perpindahan panas (U)
Menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida
dingin dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh sebagai gabungan proses
konduksi dan konveksi.
1. Fouling factor (Rd)
Fouling adalah peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di
permukaan Heat Exchanger yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk
permukaan heat transfer. Peristiwa tersebut adalah pengendapan, pengerakan,
korosi, polimerisasi dan proses biologi.Angka yang menunjukkan hambatan akibat
adanya kotoran yang terbawa fluida yang mengalir di dalam HE
Penyebab terjadinya fouling :
a. Adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang berasal dari hasil korosi
atau coke keras.
b. Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang berasal dari dekomposisi
kerak keras.
Akibat fouling :
a. mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer, sehingga meningkatkan
biaya, baik investasi, operasi maupun perawatan.
b. ukuran Heat Exchanger menjadi lebih besar, kehilangan energi meningkat,
waktu shutdown lebih panjang dan biaya perawatan meningkat.
83
temperatur.
3. Pressure drop
Untuk mengetahui sejauh mana fluida dapat memepertahankan tekanan yang
dimilikinya selama fluida mengalir.
Disebabkan oleh 2 hal :
Pembelokan aliran
Faktor yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger) terutama
Heat exchanger tipe shell & tube:
1. Penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas, hal ini
sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
2. Pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat hingga
suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
3. Dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas
berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas
meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.
4. Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan
jarak maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell. Jarak baffle yang
panjang akan membuat aliran membujur dan kurang menyimpang dari aliran
melintang.
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
84
dengan
menggunakan
alat
penukar
panas
tabung
konsentris,
8. efektifitas berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan
efektifitas meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.
85