Anda di halaman 1dari 7

Penatalaksanaan

Menurut WHO (2003), penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri


dari

dua

cara,

bisa

dengan

penaganan

berdasarkan

kasus

(case

management) ataupun penanganan berdasarkan sindrom (syndrome


management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak hanya
berupa

pemberian

mengurangi
kesehatan

terapi

infektifitas
reproduksi

antimikroba

mikroba,
yang

tetapi

untuk
juga

komprehensif.

menyembuhkan
diberikan

Sedangkan

dan

perawatan
penanganan

berdasarkan sindrom didasarkan pada identifikasi dari sekelompok tanda


dan gejala yang konsisten, dan penyediaan pengobatan untuk mikroba
tertentu yang menimbulkan sindrom.
Penanganan infeksi menular seksual yang ideal adalah penanganan
berdasarkan mikrooganisme penyebnya. Namun, dalam kenyataannya
penderita infeksi menular seksual selalu diberi pengobatan secara empiris
Antibiotika untuk pengobatan IMS adalah:
1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson,
spektinomisin, kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin
2. Pengobatan sifilis: penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin,
tetrasiklin, eritromisin, dan kloramfenikol
3. Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir
4. Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin
5. Pengobatan trikomoniasis: metronidazole
Resisten adalah suatu fenomena kompleks yang terjadi dengan pengaruh
dari mikroba, obat antimikroba, lingkungan dan penderita. Menurut Warsa
(2004), resisten antibiotika menyebabkan penyakit makin berat, makin
lama menderita, lebih lama di rumah sakit, dan biaya lebih mahal.
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular
Seksual. Kemenkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan
1. Pengobatan Sifilis
Alternatif pengobatan bagi yang alergi terhadap penisilin dan tidak
hamil dapat di beri doksisiklin per oral 2x100mg/hari selama 30 hari,
atau tetrasiklin peroral 4x500 mg/hari selama 30 hari. Alternatif
pengobatan bagi yang alergi terhadap penisilin dan dalam keadaan
hamil, sebaiknya tetap diberi penisilin dengan cara desensitisasi. Bila
tidak memungkinkan, pemberian eritromisin peroral 4x500 mg/hari
selama 30 hari dapat dipertimbangkan. Untuk semua bayi yang baru
lahir dari ibu yang seropositif agar diberi pengobatan dengan benzatin

penisilin 50.000 IU per kg berat badan, dosis tunggal IM. Untuk


memonitor hasil pengobatan dilakukan pemeriksaan serologi non
treponemal 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun dan 2 tahun setelah
pengobatan selesai.
2. Pengobatan Gonoroe
Secara epidemologis

pengobatan

yang

dianjurkan

untuk

infeksi

gonoroe tanpa komplikasi adalah pengobatan dosis tunggal. Pilihan


terapi yang direkomendasi oleh CDC adalah cefixime 400 mg per oral,
ceftriaxone 250 mg IM, siprofloksasin 500 mg per oral, ofloksasin 400
mg per oral, levofloksasin 250 mg per oral, atau spektinomisin 2 g
dosis tunggal IM.
Infeksi gonoroe selama kehamilan telah diasosiasikan dengan pelvic
inflammatory desease (PID). Infeksi ini sering ditemukan pada TM 1
sebelum korion berfusi dengan desidua dan mengisi kavum uteri. Pada
tahap lanjut, Neisseria gonoroe diasosiasikan dengan ruptur membran
yang prematur, kelahiran prematur, korioamnionitis, dan infeksi
pascapersalinan. Konjungtivitis gonocokal manifestasi tersering dari
infeksi perinatal, umunya ditransmisikan selama proses persalinan. Jika
tidak diterapi, kondisi ini dapat mengarah pada perforasi kornea dan
panoftalmitis. Infeksi neonatal lainnya yang lebih jarang termasuk
meningitis sepsis diseminata dengan artritis, serta infeksi genital dan
rektal.
Oleh karena itu, untuk perempuan hamil dengan resiko tinggi
dianjurkan untuk dilakuka skrinning terhadap infeksi gonoroe pada saat
datang untuk pertama kali antenatal dan juga pada TM 3 kehamilan.
Dosis dan obat-obatan yang diberikan tidak berbeda dengan keadaan
tidak hamil. Akan tetapi, perlu diingatkan pemberian golongan koinolon
pada perempuan hamil tidak dianjurkan. Bila terjadi konjungtivitis
gonoroe

pada

neonatus,

pengobatan

yang

dianjurkan

adalah

pemberian ceftriaxone 50-100 mg per kg berat badan IM, dosis tunggal


dengan dosis maksimum 125 mg

3. Penatalaksaan Herpes Genitalis

Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi


herpes genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan,
seperti :
menjaga kebersihan lokal
menghindari trauma atau faktor pencetus.
Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal
sebesar

5%

sampai

40%

dalam

dimethyl

sulphoxide

sangat

bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek samping,


di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit
dapat juga terjadi.
Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan
kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani
gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan
mengurangi resiko menularnya herpes pada partner seksual. Obatobatan untuk menangani herpes genital adalah:
Asiklovir
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8
jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14
hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol) dsapat
mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat
penyembuhan.
Valasiklovir
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan
hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan
meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis
oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang
sama

dengan

asiklovir

intravena.

Valasiklovir

1000

mg

telah

dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi


herpes genitalis episode awal.
Famsiklovir

Adalah

jenis

pensiklovir,

suatu

analog

nukleosida

yang

efektif

menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir,


pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase menjadi
monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan asiklovir. Waktu
paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam)
sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari. Absorbsi
peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir.
Obat ini di metabolisme dengan baik.
Herpes genitalis adalah kondisi umum terjadi yang dapat membuat
penderitanya tertekan. Pada penelitian in vitro yang dilakukan Plotkin
(1972), Amstey dan Metcalf (1975), serta penelitian in vivo oleh
Friedrich dan Matsukawa (1975), povidone iodine terbukti merupakan
agen efektif melawan virus tersebut. Friedrich dan Matsukawa juga
mendapatkan hasil memuaskan secara klinis dari povidone iodine
dalam larutan aqua untuk mengobati herpes genital.
Pusat pengawasan dan pencegahan penyakit/CDC (Center For Disease
Control and Prevention), merekomendasikan penanganan supresif bagi
herpes genital untuk orang yang mengalami enam kali atau lebih
outbreak per tahun.
Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus dengan cara sectio
caesaria bila pada saat melahirkan diketahui ibu menderita infeksi ini.
Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling
lambat 6 jam setelah ketuban pecah. Pemakaian asiklovir pada ibu
hamil tidak dianjurkan.
Sejauh ini pilihan sectio caesaria itu cukup tinggi dan studi yang
dilakukan menggarisbawahi apakah penggunaan antiviral rutin efektif
menurunkan herpes genital yang subklinis, namun hingga studi
tersebut selesai, tak ada rekomendasi yang dapat diberikan.
4.Human papiloma v
Setelah diagnosis positif, terdapat dua metode medis yang dapat Anda
pilih, yaitu penanganan dengan obat atau prosedur operasi.

Penanganan melalui obat umumnya menggunakan obat oles dan


membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menghilangkan kutil.
Beberapa contoh obat oles untuk mengatasi kutil adalah:
Asam salisilat yang berfungsi mengikis lapisan kutil secara bertahap.
Asam trikloroasetat yang akan membakar protein dalam sel-sel kutil.
Imiquimod yang dapatmeningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap
HPV.
Podophyllotoxin yang bekerja dengan menghancurkan jaringan pada
kutil kelamin.
Selain obat oles, kutil juga dapat diatasi dengan langkah operasi yang
meliputi cryotherapy, bedah elektro, operasi pengangkatan, dan bedah
laser.
Jika tidak diobati, infeksi HPV dapat menyebabkan munculnya luka
pada mulut dan saluran pernapasan atas. Beberapa jenis HPV bahkan
dapat memicu perubahan abnormal pada sel-sel serviks. Perubahan
yang tidak segera terdeteksi dan ditangani ini bisa berkembang
menjadi kanker serviks. Kanker pada penis serta anus juga termasuk
komplikasi yang dapat ditimbulkan infeksi HPV.
Pengobatan dasar kutil-kutil genital adalah menghancurkan kutil-kutil
ini serta jaringan yang terinfeksi sampai ke akar-akarnya. Kutil-kutil
kecil dapat dihilangkan dengan membekukannya dengan nitrogen cair
atau gas oksida nitrogen (kritoterapi), membakarnya (electrocauter),
atau menguapkannya dengan laser. Namun sayangnya, meskipun
jaringan-jaringan di sekelilingnya telah dihilangkan, seringkali pada
kurang lebih 20% dari kasus-kasus yang ada kutil-kutil tersebut kembali
lagi karena virus HPV telah melakukan penetrasi sehingga terlihat
seperti kulit yang normal dan sehat. Itulah salah satu sifat khas kutilkutil genital. Virus-virus ini sering datang-pergi.Kadang-kadang salep
yang

hangat

dapat

menghilangkan

kutil-kutil

tersebut

jika

penggunaannya langsung ke kulit diharuskan. Obat-obatan yang paling


sering digunakan adalah larutan yang mengandung podofilin, suatu zat
beracun yang diperas dari batang-batang rhizome dari sebuah
tanaman yang tumbuh di Himalaya. Larutan yang diperoleh dari

perasan itu dioleskan pada kutil-kutil tersebut sekali atau dua kali
dalam seminggu selama kurang lebih satu bulan atau sampai kutil-kutil
itu benar-benar lenyap. Namun podofilin adalah bahan yang sangat
keras, dan hanya dapat dioleskan oleh seorang dokter. Obat tersebut
juga tidak disarankan bagi wanita hamil karena obat ini dapat terserap
ke dalam tubuh dan merusak janin. Obat ini juga tidak terlalu
berhasil.Dalam suatu penelitian, ia hanya dapat memusnahkan kutilkutil sebesar 40% dari kasus-kasus yang ada. Obat lainnya, larutanlarutan yang tidak begitu keras (seperti asam trikloroasetik) dapat
dituliskan dalam resep untuk pemakaian di rumah. Untuk infeksi-infeksi
yang sangat membandel, satu pengobatan yang relatif baru adalah
interferon (zat alami yang dapat membunuh virus-virus tertentu seperti
HPV) yang diberikan baik dengan cara ditelan atau lewat injeksi
Cara mengobati kutil kelamin
1.Pembekuan

dengan

digunakan untuk kutil

nitrogen

cair.

Pengobatan

ini

biasanya

berukuran besar. Kutil akan terasa dingin,

berdenyut dan nyeri kemudian akan melepuh. Jangan menyentuh


lepuhan karena akan sembuh dalam beberapa hari. Perhatikan agar
tetap bersih dan kering.
2.Larutan kimia. Larutan kimia akan dioleskan pada kutil yang akan
terasa sedikit menyakitkan atau menimbulkan rasa seperti terbakar
selama beberapa hari. Cara mengobati kutil kelamin dengan metode ini
digunakan untuk kutil berukuran kecil. B beberapa jenis cairan kimia
tidak boleh digunakan pada ibu hamil, jadi konsultasikan dulu dengan
dokter anda bila akan menggunakan pengobatan dengan metode ini.
3.Krim. Dokter akan memberi krim yang harus dioleskan pada kutil di
sekitar alat kelamin atau anus selama beberapa minggu. Kulit akan
rontok bersamaan dengan kutil. Cara ini lebih nyaman dibandingkan
menggunakan larutan kimia dan lebih mudah digunakan pada kutil
yang menyebar luas. Pengunaan krim ini harus sesuai dengan resep
dokter penyakit kelamin.
4.

Pembakaran.

Setelah

memberikan

bius

lokal

dokter

akan

menggunakan kawat panas atau laser untuk membakar kutil. Cara

mengobati kutil kelamin dengan metode ini biasanya digunakan untuk


kutil berukuran besar

Anda mungkin juga menyukai