Anda di halaman 1dari 28

Tugas

1.
2.
3.
4.

intoleransi laktosa
alergi susu sapi
kenapa zinc diberikan dalam 10 hari?
kapan pasien diare harus dibawa kembali
ke RS?

Intoleransi laktosa
Intoleransi laktosa gejala klinis akibat tidak

terhidrolisisnya laktosa secara optimal


didalam usus halus akibat enzim laktase yang
berkurang.

Defisiensi laktase dapat dibedakan menjadi

duakelompok, yaitu defisiensi laktase primer


dan defisiensi laktase sekunder.
Terdapat 3 bentuk defisiensi laktase primer,
yaitu:
1. Developmental lactase deficiency
2. Congenital lactase deficiency
3. Genetical lactase deficiency

1. Developmental lactase deficiency


Terdapat pada bayi prematur dengan usia
kehamilan 26-32 minggu. Kelainan ini terjadi
karena aktivitas laktase belum optimal.
22

2. Congenital lactase deficiency


Kelainan dasarnya adalah tidak terdapatnya

enzimlaktase pada brush border epitel usus


halus. Kelainan ini jarang ditemukan dan
menetap seumur hidup

3. Genetical lactase deficiency


Kelainan ini timbul secara perlahan-lahan

sejak anak berusia 2-5 tahun hingga dewasa.


Kelainan ini umumnya terjadi pada ras yang
tidak mengkonsumsi susu secara rutin dan
diturunkan Secara autosomalresesif.

Defisiensi laktase sekunder terjadi akibat

adanya penyakit gastrointestinal yang


menyebabkan kerusakan mukosa usus halus,
seperti infeksi saluran cerna, malnutrisi dan
lain-lainnya. Gangguan ini umumnya bersifat
sementara dan aktivitas laktase akan normal

patofisiologi
aktifitas anzim laktase laktosa tidak

diabsorbsi tekanan osmotik dan menarik air


dan elektrolitmemperbesar volume diusus
halus merangsang peristaltik usus
halusmempercepat waktu singgah dan
menggangu penyerapan.

Di kolon laktosa di fermentasi oleh

bakterimenghasilkan asam laktat dan asam


lemak rantai pendek lainnya seperti asam
asetat, asam butirat dan asam propionat
feses yang cair, asam, berbusa dan
kemerahan pada kulit sekitar dubur.

Fermentasi laktosa oleh bakteri di kolon juga

menghasilkan beberapa gas seperti hidrogen,


metan dan karbondioksida distensi
abdomen, nyeri perut, dan flatus.
Feses yang dihasilkan sering mengapung

karena kandungan gasnya yang tinggi dan


juga berbau busuk.

Gejala klinis
mual, muntah, sakit perut, kembung dan

sering flatus dan kemerahan pada kulit sekitar


dubur.

Tatalaksana
1. Atasi dehidrasi
2. Susu formula khusus susu formula bebas

laktosa bebelac fl, nestle nan lactosa free,


similac lactosa free

Alergi susu sapi


Alergi susu sapi (ASS) adalah suatu reaksi

yang tidak diinginkan yang diperantarai


secara imunologis terhadap protein susu sapi.
Alergi susu sapi biasanya dikaitkan dengan

reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang


diperantarai oleh IgE, walaupun demikian ASS
dapat diakibatkan oleh reaksi imunologis yang
tidak diperantarai oleh IgE ataupun proses
gabungan antara keduanya.

Klasifikasi
1. IgE mediated
yaitu: Alergi susu sapi yang diperantarai oleh

IgE. Gejala klinis timbul dalam waktu 30 menit sampai


1 jam (sangat jarang > 2 jam) mengkonsumsiprotein
susu sapi.
Manifestasi klinis: urtikaria, angioedema, ruam kulit,

dermatitisatopik, muntah, nyeri perut, diare,


rinokonjungtivitis, bronkospasme, dan anafilaksis.
Dapat dibuktikan dengan kadar IgE susu sapi yang
positif (uji tusuk kulit atau uji
RAST).

2. Non-IgE mediated
yaitu: Alergi susu sapi yang tidak diperantarai

oleh IgEtetapi diperantarai oleh IgG dan IgM.


Gejala klinis timbul lebih lambat (1-3 jam)
setelah mengkonsumsi protein susu sapi.
Manifestasi klinis: allergic eosinophilic

gastroenteropathy, kolik, enterokolitis,


proktokolitis, anemia, dan gagal tumbuh.

Pemeriksaan penunjang
A. IgE spesifik
1.uji tusuk kulit;
2.uji RAST(radio alergo surbent test)
3.uji eliminasi dan provokasi
4. pemeriksaan darah pada tinja

Uji tusuk kulit


Pasien tidak boleh mengkonsumsi antihistamin minimal 3

hari untuk antihistamin generasi 1 dan minimal 1 minggu


untuk antihistamin generasi 2.
Uji tusuk kulit dilakukan di volar lengan bawah atau bagian
punggung (jika didapatkan lesi kulit luas di lengan bawah
atau lengan terlalu kecil).
Batasan usia terendah untuk uji tusuk kulit adalah 4
bulan.Bila uji kulit positif, kemungkinan alergi susu sapi
sebesar < 50% (nilai duga
positif < 50%), sedangkan bila uji kulit negatif berarti
alergi susu sapi yang
diperantarai IgE dapat disingkirkan karena nilai duga
negatif sebesar > 95%.

IgE RAST
Uji ini dilakukan apabila uji tusuk kulit tidak dapat

dilakukan ,antara lain karena adanya lesi kulit yang


luas pada daerah pemeriksaan dan bila penderita
tidak bisa lepas minum obat anti histamin
Bila hasil pemeriksaan kadar serum IgE spesifik

untuk susu sapi > 5 kIU/L pada anak usia = 2


tahun atau > 15 kIU/L pada anak usia > 2 tahun
maka hasil ini mempunyai nilai duga positif 53%,
nilai duga negatif 95%, sensitivitas 57%, dan
spesifisitas 94%.

Uji eliminasi dan


provokasi
Jika gejala alergi menghilang setelah dilakukan
diet eliminasi selama 2-4 minggu, maka dilanjutkan dengan uji

provokasi yaitu memberikan formula dengan bahan dasar susu


sapi.
Uji provokasi dinyatakan positif jika gejala alergi susu sapi

muncul kembali, maka diagnosis alergi susu sapi bisa ditegakkan.


Uji provokasi dinyatakan negatif bila tidak timbul gejala alergi
susu sapi pada saat uji provokasi dan satu minggu kemudian,
maka bayi tersebut diperbolehkan minum formula susu sapi.
Meskipun demikian, orang tua dianjurkan untuk tetap mengawasi
kemungkinan terjadinya reaksi tipe lambat yang bisa terjadi

beberapa hari

Pemeriksaan darah pada tinja


Pada keadaan buang air besar dengan darah

yang tidak nyata kadang sulit untuk dinilai


secara klinis, sehingga perlu pemeriksaan
penunjang. Pemeriksaan seperti chromiun-51
labelled erythrocites pada feses dan reaksi
orthotolidin mempunyai sensitivitas dan
spesifitas yang lebih baik.

Tatalaksana
1. nutrisi
Prinsip utama :
menghindari (complete avoidance) segala

bentuk produk susu sapi tetapi harus


memberikan nutrisi yang seimbang dan
sesuai untuk tumbuh kembang bayi/anak.

2. untuk bayi dengan asi ekslusif yg alergi

susu sapi:
-melanjutkan pemberian asi dengan
menghindari protein susu sapi dan produk
makanan yang mengandung susu sapi.
-suplementasi kalsium perlu dipertimbangkan.

3. untuk bayi yang mengkonsumsi susu formula :


- pemberian susu hipoalergenik.
Susu hipoalergenik adalah susu yang tidak

menimbulkan reaksi alergi pada 90% bayi/anak dengan


diagnosis alergi susu sapi bila dilakukan uji klinis
tersamar ganda dengan interval kepercayaan 95%.
Susu tersebut mempunyai peptida dengan berat
molekul < 1500 kDa.
Susu yang memenuhi kriteria tersebut ialah susu

terhidrolisat ekstensif dan susu formula asam amino. S

4. Pada bayi dengan alergi susu sapi,

pemberian makanan padat perlu menghindari


adanya protein susu sapi dalam makanan
pendamping ASI (MP-ASI).

5. Apabila susu formula terhidrolisat ekstensif

tidak tersedia atau terdapat


kendala biaya, maka pada bayi di atas 6 bulan
dapat diberikan formula kedelai
dengan penjelasan kepada orangtua
mengenai kemungkinan reaksi silang alergi
terhadap protein kedelai. Angka kejadian
alergi kedelai pada pasien dengan
alergi susu sapi berkisar 10-35% % (tipe IgE
12-18%, tipe non IgE 30-60%).

5. Susu mamalia lain selain sapi bukan

merupakan alternatif karena berisiko


terjadinya reaksi silang.

Pemberian zinc 10 hari


-terbukti membantu memperbaiki mukosa

usus yang rusak melalui regenerasi sel


-meningkatkan kekebalan tubuh
-mencegah terjadinya diare yang berulang

Pasien dibawa kembali ke RS jika:


1. berak cair lebih sering
2. muntah berulang
3. sangat haus
4. makan dan minum sangat sedikit
5. timbul demam
6.berak berdarah
7. tidak membaik dalam 3 hari

Anda mungkin juga menyukai