Anda di halaman 1dari 3

EFEK ANTI BAKTERI EKSTRAK JINTAN HITAM TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI

A.Latar belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam dunia kesehatan, dan
hampir setiap negara mengalami masalah dengan penyakit infeksi. Penyakit infeksi
adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat sangat dinamis.
Salah satu penyakit infeksi yang merupakan penyebab meningkatnya angka kesakitan
(morbidity) dan angka kematian (mortality) . (Darmadi, 2008).
Jintan hitam atau bahasa ilmiahnya Nigella
sativa telah digunakan di banyak negara Timur
Tengah untuk pengobatan alami selama lebih dari
2000 tahun (Arifiyah, 2007). Tanaman ini telah
dibuktikan secara empiris maupun secara medis
oleh para peneliti Timur Tengah, Afrika, Eropa,
bahkan Amerika Serikat (Sufrida & Edi, 2006).
Berdasarkan penelitian, jintan hitam
bermanfaat sebagai antioksidan, antikanker,
antikolesterol, antihistamin, analgesik, antibiotik,
imunomodulator, dan sebagainya (Rhandawa &
Al-Ghamdi, 2002). Para ilmuwan di Eropa barubaru
ini menyatakan bahwa jintan hitam (The
Black Seed) bekerja sebagai antimikroba dan
antimikotik (Hendrik, 2007).
Salah satu kandungan jintan hitam adalah

minyak volatil. Komponen utama minyak volatil,


adalah timokuinon, timohidrokuinon,
ditimokuinon, timol, dan tannin terbukti mampu
menghambat pertumbuhan bakteri dan fungi,
meskipun mekanisme aksi antimikroba dari
senyawa-senyawa ini belum jelas (Mashhadian &
Rakhshandeh, 2005; Al-Jabre et al., 2003).
Saat ini di Indonesia sedang berkembang
paradigma baru dalam bidang kesehatan, yaitu
penggunaan ramuan alami dan obat-obatan
tradisional. Tanaman obat sebagai kekayaan alam
yang belum dimanfaatkan dan dikembangkan
secara mendalam masih sangat terbuka untuk diteliti
dan dikembangkan unuk menemukan obat yang
efektif sebagai anti mikroba khususnya pada demam
tifoid. Pemakaian obat herbal diharapkan dapat
dijadikan alternatif bagi masyarkat untuk mencegah
efek samping dari penggunaan antibiotik (Anggarini,
2009). Oleh karena itu, perlu adanya alternatif untuk
mengatasi hal tersebut, yang logis, ilmiah sesuai
metode scientific knowledge. Salah satu
pendekatan yang mungkin dilakukan adalah dengan
memanfaatkan tanaman (herbal) yang telah
diketahui atau masih dalam bentuk dugaan
mempunyai efek anti mikroba sehingga dapat
digunakan secara luas, dengan tingkat keamanan
yang baik atau tanpa efek samping (Katzer, 2006).
Sejak abad satu, oleh ahli fisika Yunani,
Dioscoredes, telah dilaporkan bahwa jintan hitam
atau Nigella sativa atau Habbatussauda dapat
mengobati berbagai penyakit seperti sakit kepala,
hidung tersumbat, sakit gigi, dan penyakit internis.
Pada masa zaman keemasan Islam, oleh Al Biruni,
biji-biji Nigella sativa digunakan bahan nutrisi. Dalam
pengobatan di Greco-Arab atau Yunani-Tibb, dari
Hippocrates, Galen, dan Ibnu Sina, Nigella sativa merupakan penyembuh yang sangat bernilai
dalam
mengobati disfungsi pencernaan dan hepatitis yang

digambarkan sebagai stimulan untuk kondisi-kondisi


yang berbeda (Hilman, 2005). Faktor agama juga
semakin meningkatkan kepercayaan umatnya untuk
memanfaatkan Nigella sativa. Dalam hadist nabi
Muhammad SAW dikatakan bahwa jintan hitam
dapat menyembuhkan segala penyakit kecuali
kematian. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
dalam Nigella sativa mengandung minyak atsiri
(volatile oil). Minyak atsiri pada umumnya bersifat
anti mikroba, anti peradangan (Ferdous, 2006).
Antimikroba dari ekstrak biji jintan hitam berupa
senyawa aktif diantaranya: alkaloid, saponin, tannin,
melantin, derivat terpenoid, dan timokinon (Katzer,
2006).
B.tujuan penulisan
Tujuan umum :
1.untuk mengetahui peran ekstrak jintan hitam terhadap pertumbuhan bakteri .
Tujuan khusus :
1.mengetahui jenis bakteri yang dapat di hambat pertumbuhannya oleh ekstrak jintan hitam
2.mengetahui kandungan dari ekstrak jintan hitam
3.,mengetahui mekanisme kerja ekstrak jintan dalam menghambat pertumbuhan bakteri .

Anda mungkin juga menyukai