Disusun oleh:
Agus Rochmat S.Si., M.Farm.
Meri Yulvianti S.Pd., M.Si.
DR Indar Kustiningsih ST., MT.
Page 1
DAFTAR ISI
No
Judul
Dosen Pengampu
Sintesis Trans-Esterifikasi
Sintesis Aspirin
Page 2
Page 3
D. Bagian Inti
Bagian inti berisikan bab-bab per materi yang dipraktikumkan. Dalam tiap bab terdri atas
beberapa sub bab antara lain:
1. Tujuan Paktikum
Sub bab ini mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak dibuktikan dalam
praktikum, terutama indikator-indikator yang berkaitan dengan variabel-variabel yang
akan dipraktikumkan. Tujuan merupakan arah pelaksanaan praktikum yang menguraikan
apa yang akan dicapai serta merumuskan tujuan umum praktikum yang konsisten dengan
materi pokok.
2. Tinjauan Pustaka
Sub bab ini menjelaskan definisi dari variabel-variabel yang menjadi materi praktikum,
teori (atau teori-teori) yang relevan dengan materi yang akan dipraktikumkan.
Tinjauan pustakan ini dapat pula berisi uraian tentang data sekunder yang diperoleh dari
publikasi baku (misalnya, job title), publikasi ilmiah, atau hasil penelitian pihak lain yang
dapat dijadikan pertimbangan dan kaidah-kaidah teoritis, serta asumsi-asumsi yang
memungkinkan terjadinya penalaran untuk menjawab masalah yang diteliti.
Catatan:
- Dalam rangka memperkaya ilmu dan teori-teori, sebagai referensi, praktikan wajib
menggunakan paling sedikit 3 (tiga) buku yang relevan dengan materi yang
dipraktikumkan.
3. Tinjauan bahan
Subbab ini menjelaskan karakteristik dari bahan-bahan yang digunakan. Dapat bersumber
dari MSDS bahan.
4. Alat dan Bahan
Sub bab ini akan menjabarkan alat dan bahan apa saja yang digunakan saat praktikum.
5. Prosedur Percobaan
Sub bab ini akan menjabarkan step-step pengerjaan praktikum yang melibatkan alat dan
bahan yang digunakan berdasarkan materi yang dipraktikumkan.
6. Data Pengamatan
Berisikan tabel dari lembar kerja praktikum yang berisikan hasil praktikum.
7. Grafik
Tidak semua bab per materi dalam suatu laporan memiliki grafik, grafik biasanya
ditampilkan untuk menunjukkan hubungan antara 2 variable atau lebih yang dicantumkan
dalam lembar kerja praktikum.
8. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi membahas reaksi-reaksi kimia yang terjadi secara berurutan berdasarkan
prosedur percobaan.
9. Pembahasan
Page 4
Pada sub bab ini dijelaskan mengenai masalah yang dihadapi dan hasil yang diperolehsaat
praktikum konsisten dengan tujuan praktikum yang telah diuraikan pada bab pendahuluan.
Permasalahan akan diperolehdari ketidaksesuaian antara teori dengan hasil yang
diperoleh. Analisis permasalahan ini harus dapatdiuraikan dengan detail tanpa
mengkaitkan permasalahan tersebut dengan human eror.Pembahasan juga menganalisis
kesesuaian dari data yang diperoleh dengan teori yang dibuktikan.Pembahasan disusun
berdasarkan
prosedur
bercobaan
dan
memiliki
referensi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
10. Kesimpulan
Kesimpulan berisikan pernyataan terwujud atau tidaknya tujuan praktikum.
: Mirror Margin
B. Kutipan
Kutipan biasanya diperoleh dan ditulis langsung dari bahan referensi yang dipakai
dandituliskan sesuai aslinya.Kutipan ini biasanya selalu ada dalam penulisan praktikum
terutamapenjabaran mengenai teori penukung penulisan. Aturan penulisan kutipan yang
berlaku padapenulisan laporan praktikum adalah sebagai berikut:
1. Tiap akhir paragraph yang dikutip dari referensi atau literatur diikuti dengan penomoran
sesuai dengan nomor literatur yang digunakan.
2. Nomor literatur tercantum dalam daftar pustaka.
3. Literatur dalam daftar pustaka tidak menurut abjad, tetapi sesuai dengan nomor urut.
4. Untuk literatur yang sama dalam bab yang berbeda nomor literatur yang digunakan sama,
mengacu pada penomoran dalam daftar pustaka.
C. Persamaan
Bila ada persamaan, maka persamaan ditulis sedekat mungkin dengan petunjuk
(pointer) dalam teks dan diberi nomor berurutan. Contoh:
......... (2.1)
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik
Page 5
Penomoran persamaan menggunakan huruf yang dicetak tebal (bold). Penomoran ini
disesuaikan dengan nomor bab yang sedang diacu dan sesuai urutan kemunculan Contoh :
persamaan (2.1), artinya persamaan tersebut terdapat pada bab 2 dengan nomor urut 1.
D. Sampul Luar dan Halaman Judul
Penulisan dan penempatan judul dan sub judul, tulisan LAPORAN PRAKTIKUM,
Nama, NIM, logo UNTIRTA, nama Jurusan dan Fakultas, nama Institusi dan tahun
penyusunannya, pada sampul luar dan halaman judul dalam, mengikuti ketentuan berikut:
1. Penulisan LAPORAN PRAKTIKUM ditulis dengan huruf kapital, penempatan diatur di
tengah-tengah.
2. Nama mahasiswa ditulis dengan menggunakan huruf kapital dengan jenis dan jenis huruf
yang digunakan sama dengan judul tetapi lebih kecil daripada huruf yang digunakan untuk
judul, penempatan di tengah-tengah. Di bawah nama diikuti oleh NIM.
3. Nama Institusi dan tahun penyusunan diatur sebagai berikut:
- Nama Jurusan, Fakultas, dan Institusi, seluruhnya ditulis bertingkat dengan huruf
kapital, dengan jenis dan huruf yang sama dengan tulisan LAPORAN
PRAKTIKUMyang dijelaskan pada butir (1) di atas.
- Tahun penyusunan laporan praktikum ditulis di tengah-tengah pada baris paling bawah.
- Logo UNTIRTA berukuran 5 cm, diletakkan di atas nama jurusan.
E. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi informasi tentang sumber pustaka yang telah dirujuk dalam tubuh
tulisan. Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah harus muncul dalam daftar pustaka,
begitu juga sebaliknya, setiap pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah
dirujuk dalam tubuh tulisan. Sumber pustaka diharapkan berasal dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan keabsahan ilmiahnya (misalnya Jurnal Ilmiah, Prosiding Seminar dll)
dan bukan berasal dari opini pribadi yang dipublikasikan dalam internet atau media lainnya.
Penulisan daftar pustaka mengacu pada HARVARD style yaitu menggunakan nama penulis
dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis.
Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara
menambahkan huruf a, b atau c dst tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam
daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan
huruf italic. Terdapat banyak varian dari system Harvard yang digunakan dalam berbagai
jurnal di dunia.
Contoh:
1. Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome. New
England J Med 337(6): 435-439.
2. Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners into rench
rural communities. J Rural Studies 10(2): 197-210.
3. Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.), Second
Homes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210-237.
Page 6
4. Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: The Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Press.
5. Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ. Press.
Contoh penulisan rujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan:
1. Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh beberapa
species Rhizobium yang berbeda.
2. Integrasi vertical system rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi antara
15% sampai 25% (Smith, 1949, Bond et al., 1955, Jones dan Grenn, 1963).
3. Walaupun keberadaan Rhizobium normalnya mampu meningkatkan pertumbuhan
kacang-kacangan (Nguyen, 1987), namun telah didapat pula hasil yang berbeda bahkan
berlawanan (Washington, 1999).
Beberapa Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Berbagai Sumber Acuan:
a) Buku dengan satu penulis .
Kalichnan, S.C., Understanding AIDS: A guide for mental health professional,
American Psychological Association, Washington, DC, 1995.
b) Buku dengan dua atau lebih penulis.
Crooks, R., & Baur, K., Our sexuality (6th ed), Pasific Groove: Brooks/Cole
Publishing Company, 1997.
c) Buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya).
Frey R. Ltruscoot, A. F., & Kearse, A. L. (Eds), The official encyclopedia of bridge
(3rd ed), Crow Publishers, Inc, New York, 1976.
d) Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang dan
lembaga:
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 1998, pasal 4(2) tentang
ketenagakerjaan. 1999. Djambatan, IKAPI, Jakarta.
e) Karya yang ditulis dengan suatu lembaga sebagai pengarangnya.
Universitas Surabaya. 1994. Pedoman Akademik Universitas Surabaya, Universitas
Surabaya.
f) Skripsi/Tesis/Disertasi:
Ernawati, S.Y. 1992. Hubungan antara minat terhadap pelajaran metematika dan
inteligensi dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas II di SMP Kristen
Perngadi Surabaya, Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
g) Makalah dalam seminar, penataran, lokakarya:
Hastjarja, T. D. 1991. Pendekatan psikofisika dan kognitif terhadap tingkah laku
memilih, Makalah disampaikan pada lokakarya perkembangan Terakhir di bidang
Psikologi, Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.
h) Karya terjemahan
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik
Page 7
Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Miniard P. W. 1994. Perilaku konsumen I. Alih Bahasa:
F. X. Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta.
i)
Artikel dari jurnal ilmiah:
Frick, R. W. 1996. The appropriate use of null hypothesis testing, Psychological Method,
Vol. 4, p. 379-390.
i) Artikel dari harian/mingguan/bulanan
- Ada pengarang
Martin, S. 1996. Exhibit show psychologis power in treating illnesses, Apa monitor,
p. 42, November.
- Tanpa pengarang
Ayahbunda, 1993, 8 September. Efective di rumah dan dikantor. Hlm 50-52.
j) Artikel dari internet
Bulik, C.M., Mcintosh, V.V., & Joyce. P.R.2003. The role of exposure with response
prevention in the cognitive-behavioral therapy for bulimia nervosa,
http://www.ncbi.nih.gov., diakses tanggal 2 Maret 2003.
P. Lampiran
Bagian ini biasanya semua data data dan fenomena selama praktikum dan
ditandatangani oleh asisten laboratorium penanggung jawab modul.
Page 8
SINTESIS TRANS-ESTERIFIKASI
Tujuan
a. Mempelajari reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel dengan katalis yang berbeda
b. Melakukan uji mutu biodiesel dan membandingkannya dengan SNI
Teori Dasar
Reaksi transesterifikasi dengan katalis basa biasanya menggunakan logam alkali
alkoksida, NaOH, KOH, dan NaHCO3 sebagai katalis. Katalis basa ini lebih efektif
dibandingkan katalis asam, konversi hasil yang diperoleh lebih banyak, waktu yang
dibutuhkan juga lebih singkat serta dapat dilakukan pada temperatur kamar. (Anonim, 2005).
Agar reaksi berjalan cepat tahap transesterifikasi memerlukan pengadukan dan
pemanasan (50-55 oC) atau di bawah titik didih methanol (64,7 oC) untuk memisahkan
gliserin dan metil ester (biodiesel). Pada reaksi transeseterifikasi ini, sebagai reaktan dapat
digunakan metanol atau etanol. Pada proses ini dipilih metanol sebagai reaktan karena
merupakan alkohol yang paling reaktif. Alkohol dengan atom C lebih sedikit mempunyai
kereaktifan yang lebih tinggi daripada alkohol dengan atom C lebih banyak. Reaksi
transesterifikasi merupakan reaksi yang bersifat ireversible. (Pelly, 2000)
Bahan
1. Labu distilasi
1. Minyak jelantah
2. Gelas beker
2. Minyak kelapa
3. Magnetik stirrer
3. Minyak jarak
4. Batang magnet
4. NaOH
5. Termometer
5. KOH
6. Buret
6. HCl
7. Erlenmeyer
7. Indikator PP
8. Gelas ukur
9. Gelas arloji
10. Sendok sungu
11. Neraca analitik
12. Piknometer
Page 9
II.
Prosedur Kerja
pencucian
7. Memanaskan biodiesel selama 15 menit lebih kurang dengan suhu 100
8. Menambahkan CaCl2 sebanyak 2 gr
9. Melakukan penyaringan dengan kertas saring
10. Ukur volume biodisel yang dihasilkan
b. Pembuatan Biodiesel dengan katalis Asam
a.
Page 10
V
N
M
56,1
:
:
:
:
56,1 V N mg KOH
M
gram biodiesel
B
C
:
:
56,1 (B C) N mg KOH
M
gram biodiesel
c. Bilangan Ester
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik
Page 11
Catatan : pembuatan larutan Indikator PP (Larutkan 0.5 gam fenoftalein dalam 100
mL etanol).
Page 12
Kondensor spiral
Labu destilasi
Water bath
Pipa along
Erlenmeyer
Bahan :
1.
2.
3.
4.
Asam salisilat
Methanol absolut
Asam sulfat pekat
Larutan
NaHCO3 jenuh
Page 13
6. Kondensor lurus
7. Corong pemisah
8. Thermometer
9. Lampu spirtus
10. Pendingin balik
11. Labu alas bulat
12. Batang pengaduk
5. MgSO4 anhidrat
6. Batu didih
Cara Kerja
1. Masukkan ke dalam labu alas bulat 10 gram asam salisilat, 20 ml methanol, 2ml asam
sulfat pekat dan batu didih, lalu menggojoknya.
2. Lengkapi labu dengan pendingin balik, kemudian refluk campuran selama 1 jam
diatas water bath.
3. Kemudian pindahkan campuran kedalam labu destilasi. Destilasi kelebihan methanol
absolut pada 65oC (menghitung volume methanol berlebih teoritis), lalu
mendinginkanya.
4. Menuang residu (cairan dalam labu destilasi) kedalam 250 ml air pada bekker glass,
aduk dan dinginkan.
5. Setelah lapisan ester mengendap. Cuci ester berturut turut dengan 25 ml air.
Tambahkan NaHCO3 sampai netral, lalu cek dengan kertas lakmus. Pisahkan esternya
dengan mendekater atau dengan corong pemisah.
7. Keringkan dengan 5 gram MgSO4 anhidrat dalam Erlenmeyer selama 30 menit.
8. Saring ester dengan kertas saring, tampung cairan kedalam labu destilasi
9. Lakukan destilasi dengan kondensor udara pada penangas pasir.
10. Kumpulkan methyl salisilat pada suhu 221 224oC.
11. Hitung rendemennya.
Uji Mutu Kadar Metil Salisilat
-
Page 14
SINTESIS ASPIRIN
Tujuan
Teori Dasar
Aspirin (asam asetil salisilat) yang merupakan salah satu turunan dari fenol morohidris ialah
fenol dengan satu gugus hidroksil yang berikatan pada inti aromatisnya. Fenol tidak dapat
didestilasi dalam air secara memuaskan. oleh karena itu, asetilasi berlangsung baik pada
anhidrida asam asetat dengan adanya penambahan sedikit asam mineral yang berfungsi
sebagai katalis
kegunaan aspirin secara umum adalah sebagai obat pengurang rasa sakit (analgesik) dan
penurun panas (antipiretik).
Bahan :
1. Asam salisilat 500 mg
2. Asam fosfat (H3PO4) 85% 5 tetes
3. Anhidrida asetat 1.25 mL
4. Etanol-air 25% 5ml
5. Air es
Bahan :
1. Tabung reaksi 13 x 100mm
2. Labu Erlenmeyer 50 mL
3. Boiling bell (pipa kapiler yang kedua ujungnya ditutup)
4. Corong Hirsch
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik
Page 15
Prosedur:
1. 500 mg asam salisilat dan 5 tetes Asam fosfat (H3PO4) 85% dimasukkan ke dalam tabung
reaksi ukuran 13 x 100mm
2. 1.25 ml anhidrida asetat dimasukkan melalui dinding tabung reaksi, kemudian tabung
dicelupkan ke dalam penangas air pada suhu 80-85C selama 10 menit
3. 5 ml air ditambahkan secara hati-hati dan tabung dibiarkan menjadi dingin (reaksi antara
air dan kelebihan anhidrida asetat dapat menimbulkan panas)
4. Bila mulai terbentuk kristal, tabung reaksi untuk dimasukkan ke dalam bak berisi es
selama 15 menit untuk menyempurnakan proses kristalisasi.
5. Kristal disaring dengan corong Hirsch dan dicuci dengan 1.0-1.5 mL air es dan kristal
dibiarkan mengering.
Page 16
Page 17
Prosedur Percobaan
A. Preparasi Bahan
- Timbang 17,5 gram asam stearat
- Timbang 8 gram NaOH dan larutkan dengan aquadest sebanyak 25 mL
- Siapkan 50 mL minyak, 30 mL etanol 96% dan 6 mL glyserin
- Timbang 25 gram sukrosa dan dilarutkan dalam 25 mL aquadest diatas penangas air.
B. Pembuatan Sabun Transparan
Page 18
- Lelehkan asam stearat pada suhu 60C di dalam beakerglass 400 mL di atas hotplate
(suhu dijaga constant)
- Masukkan magnetic stirer (atur putaran sedang lebih dulu) dan minyak ke dalam
lelehan asam stearat
- Masukkan larutan NaOH sedikit demi sedikit sambil terus dipanaskan dengan suhu
70C (dijaga konstant) dan diaduk sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk
larutan yang semipadat)
- Masukkan etanol sedikit demi sedikit (wadah dijaga, jika campuran meluap,
keluarkan wadah dari hotplate), gliserin, dan larutan sukrosa sambil terus diaduk
sampai campuran menjadi homogen
- Matikan pengontrol suhu lalu tambahkan pewarna dan pewangi dilakukan pada suhu
40C
- Tuangkan campuran ke dalam cetakan (ambil bagian yang transparan saja) dan
diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras.
- Keluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan.
C.
Page 19
Dasar Teori
Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling sedikit dua konstituen yang
terdiri dari massa seperti agar yang rapat dan diisi oleh cairan. Gel terdiri dari dua fase
kontinyu yang saling berpenetrasi. Fase yang satu berupa padatan, tersusun dari partikel
partikel yang sangat tidak simetris dengan luas permukaan besar, sedang yang lain adalah
cairan (Martin, 1993).
Ethanol gel memiliki beberapa kelebihan dibanding bahan bakar padat parafin yaitu
terbaharukan, selama pembakaran tidak berasap, tidak menimbulkan jelaga, tidak
menghasilkan gas berbahaya, bersifat non karsinogenik dan non korosif. Bentuknya gel
memudahkan dalam pengemasan dan pendistribusian. Ethanol gel sangat cocok digunakan
untuk pemanas pada saat pesta, pada saat berkemah, dan untuk keperluan tentara.
Page 20
Pada beaker gelas 2 dilarutkan CMC 3.2 gram dengan 20 ml air di dalam beaker
glass.
Mencampurkan ethanol kedalam larutan CMC, kemudian diaduk.
Lakukan pengaduk,dengan pengaduk ( stirrer ) pada kecepatan aduk 1000 rpm
selama 45 menit.
Tambahkan NaOH 1 N sebnyk 1 ml sedikit demi sedikit hingga terbentuk gel
Ulangi percobaan anda dengan membuat larutan etanol 60 %
Pengujian Kualitatif
a. Lama Menyala
Timbang 5 gram etanol di cawan proselin. Bakar etanol dengan api langsung
(gunakan lilin) dan pada saat bersamaan dinyalakan stop watch.
Amati waktu yang diperlukan sampai etanol gel menyala
Amati warna apinya.
Amati waktu yang diperlukan sampai api di etanol gel padam
Timbang sisa gel yang tidak terbakar
b. Panas yang dipindahkan
Masukkan 100 ml air ke beaker gelas
Timbang +/- 7 gram etanol gel di cawan porselen dan bakar (buat
seperti kompor api, dimana api harus menyentuh beker gelas)
Catat suhu awal air sebelum dipanaskan dan air setelah api pada
etanol gel padam
Hitung kalor Cp etanol gel dengan rumus :
Page 21
DAFTAR PUSTAKA
1. Brian S. Furniss, B. S., Hannaford, A. J., Smith, P. W. G., Tatchell, A. R., 1989, Vogels
th
Textbook Of Practical Organic Chemistry, 5 edition, Longman Scientific And Technical,
John Wiley and Sons, New York.
2. Wilcox, Jr., C. F., and Wilcox, M. F., 1995, Experimental Organic Chemistry; A Smallnd
Scale Approach, 2 edition, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Page 22