Anda di halaman 1dari 22

MODUL

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Disusun oleh:
Agus Rochmat S.Si., M.Farm.
Meri Yulvianti S.Pd., M.Si.
DR Indar Kustiningsih ST., MT.

Laboratorium Pengembangan Produk


Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Banten
2016
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 1

DAFTAR ISI

No

Judul

Dosen Pengampu

Sintesis Trans-Esterifikasi

Agus Rochmat S.Si., M.Farm

Sintesis Metil Salisilat

Agus Rochmat S.Si., M.Farm

Sintesis Aspirin

Meri Yulvianti S.Pd., M.Si.

Pembuatan Sabun Transparan

Meri Yulvianti S.Pd., M.Si.

Pembuatan Etanol Gel

DR Indar Kustiningsih ST., MT.

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 2

TATA CARA PENULISAN LAPORAN PRAKTIKUM


SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
A. Halaman Sampul
Halaman sampul merupakan bagian pertama laporan praktikum yang dapat dilihat oleh
pembaca. Halaman sampul berfungsi sebagai petunjuk awal bagi yang berminat membaca
laporan praktikum. Perwajahan memuat judul praktikum, nama penulis beserta nim, logo
UNTIRTA, nama jurusan yang diikuti oleh nama universitas beserta tahun dibuatnya laporan
praktikum tersebut..
B. Sistematika
Sistematika penulisan laporan praktikum merupakan urutan-urutan bagaimana hasil dan
pembahasan praktikum disajikan dalam bentuk laporan sehingga memudahkan para pembaca
memahami isi laporan praktikum. Secara garis besar, laporan praktikum disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
- Bagian Awal (Preliminary)
- Bagian Inti (Pokok Kajian)
- Bagian Akhir (Referensi)
C. Bagian Awal
1. Halaman Judul Bagian Dalam
Penulisan Judul bagian dalam pada dasarnya adalah sama dengan judul yang tertulis pada
cover bagian depan.
2. Lembar Pengesahan
Lembar pengesahan ini memuat pengesahan dari Koordinator Laboratorium Pengembangan
produk, dan Asisten Laboratorium Penanggung Jawab Modul yang dibubuhi tandatangan.
3. Kata Pengantar
Kata pengantar memuat uraian yang mengantarkan pembaca ke inti pembahasan laporan
praktikum. Bisa jadi merupakan abstrak
4. Daftar Isi, Tabel, Gambar dan Lampiran
Daftar isi berupa daftar yang memuat isi laporan praktikum secara keseluruhan,mulai dari
kata pengantar, daftar isi itu sendiri, daftar tabel, daftar gambar, bagian intilaporan
praktikum, bagian akhir laporan praktikum, dan lampiran.
Daftar tabel merupakan daftar yang berisi petunjuk tabel-tabel (jika ada) yang ada
padabagian inti laporan praktikum. Daftar tabel harus ditulis secara jelas sehingga
memudahkan pembaca mencari tabel yang diinginkan.
Daftar gambar merupakan daftar yang berisi petunjuk gambar-gambar (jika ada) yang ada
pada bagian inti laporan praktikum.
Lampiran pada praktikum diletakkan pada bagian akhir laporan praktikum yang diberi judul
daftar lampiran dengan tujuan untuk memudahkan pembaca mencari data pendukung dalam
laporan praktikum seperti lembar kerja praktikum dan lembar asistensi.

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 3

D. Bagian Inti
Bagian inti berisikan bab-bab per materi yang dipraktikumkan. Dalam tiap bab terdri atas
beberapa sub bab antara lain:
1. Tujuan Paktikum
Sub bab ini mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak dibuktikan dalam
praktikum, terutama indikator-indikator yang berkaitan dengan variabel-variabel yang
akan dipraktikumkan. Tujuan merupakan arah pelaksanaan praktikum yang menguraikan
apa yang akan dicapai serta merumuskan tujuan umum praktikum yang konsisten dengan
materi pokok.
2. Tinjauan Pustaka
Sub bab ini menjelaskan definisi dari variabel-variabel yang menjadi materi praktikum,
teori (atau teori-teori) yang relevan dengan materi yang akan dipraktikumkan.
Tinjauan pustakan ini dapat pula berisi uraian tentang data sekunder yang diperoleh dari
publikasi baku (misalnya, job title), publikasi ilmiah, atau hasil penelitian pihak lain yang
dapat dijadikan pertimbangan dan kaidah-kaidah teoritis, serta asumsi-asumsi yang
memungkinkan terjadinya penalaran untuk menjawab masalah yang diteliti.
Catatan:
- Dalam rangka memperkaya ilmu dan teori-teori, sebagai referensi, praktikan wajib
menggunakan paling sedikit 3 (tiga) buku yang relevan dengan materi yang
dipraktikumkan.
3. Tinjauan bahan
Subbab ini menjelaskan karakteristik dari bahan-bahan yang digunakan. Dapat bersumber
dari MSDS bahan.
4. Alat dan Bahan
Sub bab ini akan menjabarkan alat dan bahan apa saja yang digunakan saat praktikum.
5. Prosedur Percobaan
Sub bab ini akan menjabarkan step-step pengerjaan praktikum yang melibatkan alat dan
bahan yang digunakan berdasarkan materi yang dipraktikumkan.
6. Data Pengamatan
Berisikan tabel dari lembar kerja praktikum yang berisikan hasil praktikum.
7. Grafik
Tidak semua bab per materi dalam suatu laporan memiliki grafik, grafik biasanya
ditampilkan untuk menunjukkan hubungan antara 2 variable atau lebih yang dicantumkan
dalam lembar kerja praktikum.
8. Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi membahas reaksi-reaksi kimia yang terjadi secara berurutan berdasarkan
prosedur percobaan.
9. Pembahasan

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 4

Pada sub bab ini dijelaskan mengenai masalah yang dihadapi dan hasil yang diperolehsaat
praktikum konsisten dengan tujuan praktikum yang telah diuraikan pada bab pendahuluan.
Permasalahan akan diperolehdari ketidaksesuaian antara teori dengan hasil yang
diperoleh. Analisis permasalahan ini harus dapatdiuraikan dengan detail tanpa
mengkaitkan permasalahan tersebut dengan human eror.Pembahasan juga menganalisis
kesesuaian dari data yang diperoleh dengan teori yang dibuktikan.Pembahasan disusun
berdasarkan
prosedur
bercobaan
dan
memiliki
referensi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan.
10. Kesimpulan
Kesimpulan berisikan pernyataan terwujud atau tidaknya tujuan praktikum.

PENJELASAN PENULISAN LAPORAN AKHIR


A. Bahan Yang Digunakan
Kriteria bahan-bahan yang digunakan guna melengkapi penulisan Laporan Praktikum
agar penulisan terlihat baik, seragam dan manggugah minat baca, antara lain:
- kertas yang digunakan untuk mengetik laporan adalah kertas HVS 70 gram ukuran A4 (21
cm 29,7 cm) warna putih.
- untuk sampul luar (kulit luar) ditetapkan sampul kertas (soft cover).
Catatan: untuk penulisan naskah seluruhnya TULIS TANGAN PENA WARNA BIRU
- Margin

: Mirror Margin

- Top Margin (pinggir atas)

: 3,5 cm dari tepi kertas atas

- Bottom Margin (pinggir bawah)

: 2,5 cm dari tepi kertas bawah

- Left Margin (pinggir kiri)

: 3,5 cm dari tepi kertas kiri

- Right Margin (pinggir kanan)

: 2,5 cm dari tepi kertas kanan

B. Kutipan
Kutipan biasanya diperoleh dan ditulis langsung dari bahan referensi yang dipakai
dandituliskan sesuai aslinya.Kutipan ini biasanya selalu ada dalam penulisan praktikum
terutamapenjabaran mengenai teori penukung penulisan. Aturan penulisan kutipan yang
berlaku padapenulisan laporan praktikum adalah sebagai berikut:
1. Tiap akhir paragraph yang dikutip dari referensi atau literatur diikuti dengan penomoran
sesuai dengan nomor literatur yang digunakan.
2. Nomor literatur tercantum dalam daftar pustaka.
3. Literatur dalam daftar pustaka tidak menurut abjad, tetapi sesuai dengan nomor urut.
4. Untuk literatur yang sama dalam bab yang berbeda nomor literatur yang digunakan sama,
mengacu pada penomoran dalam daftar pustaka.
C. Persamaan
Bila ada persamaan, maka persamaan ditulis sedekat mungkin dengan petunjuk
(pointer) dalam teks dan diberi nomor berurutan. Contoh:
......... (2.1)
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 5

Penomoran persamaan menggunakan huruf yang dicetak tebal (bold). Penomoran ini
disesuaikan dengan nomor bab yang sedang diacu dan sesuai urutan kemunculan Contoh :
persamaan (2.1), artinya persamaan tersebut terdapat pada bab 2 dengan nomor urut 1.
D. Sampul Luar dan Halaman Judul
Penulisan dan penempatan judul dan sub judul, tulisan LAPORAN PRAKTIKUM,
Nama, NIM, logo UNTIRTA, nama Jurusan dan Fakultas, nama Institusi dan tahun
penyusunannya, pada sampul luar dan halaman judul dalam, mengikuti ketentuan berikut:
1. Penulisan LAPORAN PRAKTIKUM ditulis dengan huruf kapital, penempatan diatur di
tengah-tengah.
2. Nama mahasiswa ditulis dengan menggunakan huruf kapital dengan jenis dan jenis huruf
yang digunakan sama dengan judul tetapi lebih kecil daripada huruf yang digunakan untuk
judul, penempatan di tengah-tengah. Di bawah nama diikuti oleh NIM.
3. Nama Institusi dan tahun penyusunan diatur sebagai berikut:
- Nama Jurusan, Fakultas, dan Institusi, seluruhnya ditulis bertingkat dengan huruf
kapital, dengan jenis dan huruf yang sama dengan tulisan LAPORAN
PRAKTIKUMyang dijelaskan pada butir (1) di atas.
- Tahun penyusunan laporan praktikum ditulis di tengah-tengah pada baris paling bawah.
- Logo UNTIRTA berukuran 5 cm, diletakkan di atas nama jurusan.
E. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi informasi tentang sumber pustaka yang telah dirujuk dalam tubuh
tulisan. Untuk setiap pustaka yang dirujuk dalam naskah harus muncul dalam daftar pustaka,
begitu juga sebaliknya, setiap pustaka yang muncul dalam daftar pustaka harus pernah
dirujuk dalam tubuh tulisan. Sumber pustaka diharapkan berasal dari sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan keabsahan ilmiahnya (misalnya Jurnal Ilmiah, Prosiding Seminar dll)
dan bukan berasal dari opini pribadi yang dipublikasikan dalam internet atau media lainnya.
Penulisan daftar pustaka mengacu pada HARVARD style yaitu menggunakan nama penulis
dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara alfabetis.
Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang sama ditulis dengan cara
menambahkan huruf a, b atau c dst tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam
daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan
huruf italic. Terdapat banyak varian dari system Harvard yang digunakan dalam berbagai
jurnal di dunia.
Contoh:
1. Buller H, Hoggart K. 1994a. New drugs for acute respiratory distress syndrome. New
England J Med 337(6): 435-439.
2. Buller H, Hoggart K. 1994b. The social integration of British home owners into rench
rural communities. J Rural Studies 10(2): 197-210.
3. Dower M. 1977. Planning aspects of second homes. di dalam Coppock JT (ed.), Second
Homes: Curse or Blessing? Oxford: Pergamon Pr. Hlm 210-237.

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 6

4. Grinspoon L, Bakalar JB. 1993. Marijuana: The Forbidden Medicine. London: Yale
Univ Press.
5. Palmer FR. 1986. Mood and Modality. Cambridge: Cambridge Univ. Press.
Contoh penulisan rujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan:
1. Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh beberapa
species Rhizobium yang berbeda.
2. Integrasi vertical system rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi antara
15% sampai 25% (Smith, 1949, Bond et al., 1955, Jones dan Grenn, 1963).
3. Walaupun keberadaan Rhizobium normalnya mampu meningkatkan pertumbuhan
kacang-kacangan (Nguyen, 1987), namun telah didapat pula hasil yang berbeda bahkan
berlawanan (Washington, 1999).
Beberapa Contoh Penulisan Daftar Pustaka dari Berbagai Sumber Acuan:
a) Buku dengan satu penulis .
Kalichnan, S.C., Understanding AIDS: A guide for mental health professional,
American Psychological Association, Washington, DC, 1995.
b) Buku dengan dua atau lebih penulis.
Crooks, R., & Baur, K., Our sexuality (6th ed), Pasific Groove: Brooks/Cole
Publishing Company, 1997.
c) Buku yang berisi kumpulan artikel (ada editornya).
Frey R. Ltruscoot, A. F., & Kearse, A. L. (Eds), The official encyclopedia of bridge
(3rd ed), Crow Publishers, Inc, New York, 1976.
d) Dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit tanpa pengarang dan
lembaga:
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 1998, pasal 4(2) tentang
ketenagakerjaan. 1999. Djambatan, IKAPI, Jakarta.
e) Karya yang ditulis dengan suatu lembaga sebagai pengarangnya.
Universitas Surabaya. 1994. Pedoman Akademik Universitas Surabaya, Universitas
Surabaya.
f) Skripsi/Tesis/Disertasi:
Ernawati, S.Y. 1992. Hubungan antara minat terhadap pelajaran metematika dan
inteligensi dengan prestasi belajar matematika pada siswa kelas II di SMP Kristen
Perngadi Surabaya, Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya.
g) Makalah dalam seminar, penataran, lokakarya:
Hastjarja, T. D. 1991. Pendekatan psikofisika dan kognitif terhadap tingkah laku
memilih, Makalah disampaikan pada lokakarya perkembangan Terakhir di bidang
Psikologi, Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.
h) Karya terjemahan
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 7

Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Miniard P. W. 1994. Perilaku konsumen I. Alih Bahasa:
F. X. Budiyanto, Binarupa Aksara, Jakarta.
i)
Artikel dari jurnal ilmiah:
Frick, R. W. 1996. The appropriate use of null hypothesis testing, Psychological Method,
Vol. 4, p. 379-390.
i) Artikel dari harian/mingguan/bulanan
- Ada pengarang
Martin, S. 1996. Exhibit show psychologis power in treating illnesses, Apa monitor,
p. 42, November.
- Tanpa pengarang
Ayahbunda, 1993, 8 September. Efective di rumah dan dikantor. Hlm 50-52.
j) Artikel dari internet
Bulik, C.M., Mcintosh, V.V., & Joyce. P.R.2003. The role of exposure with response
prevention in the cognitive-behavioral therapy for bulimia nervosa,
http://www.ncbi.nih.gov., diakses tanggal 2 Maret 2003.
P. Lampiran
Bagian ini biasanya semua data data dan fenomena selama praktikum dan
ditandatangani oleh asisten laboratorium penanggung jawab modul.

Cilegon, Maret 2016


Mengetahui
Koordinator
Laboratorium Pengembangan Produk

(Agus Rochmat S.Si., M.Farm)


NIP. 19740618 200501 1 002

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 8

SINTESIS TRANS-ESTERIFIKASI
Tujuan
a. Mempelajari reaksi transesterifikasi pembuatan biodiesel dengan katalis yang berbeda
b. Melakukan uji mutu biodiesel dan membandingkannya dengan SNI
Teori Dasar
Reaksi transesterifikasi dengan katalis basa biasanya menggunakan logam alkali
alkoksida, NaOH, KOH, dan NaHCO3 sebagai katalis. Katalis basa ini lebih efektif
dibandingkan katalis asam, konversi hasil yang diperoleh lebih banyak, waktu yang
dibutuhkan juga lebih singkat serta dapat dilakukan pada temperatur kamar. (Anonim, 2005).
Agar reaksi berjalan cepat tahap transesterifikasi memerlukan pengadukan dan
pemanasan (50-55 oC) atau di bawah titik didih methanol (64,7 oC) untuk memisahkan
gliserin dan metil ester (biodiesel). Pada reaksi transeseterifikasi ini, sebagai reaktan dapat
digunakan metanol atau etanol. Pada proses ini dipilih metanol sebagai reaktan karena
merupakan alkohol yang paling reaktif. Alkohol dengan atom C lebih sedikit mempunyai
kereaktifan yang lebih tinggi daripada alkohol dengan atom C lebih banyak. Reaksi
transesterifikasi merupakan reaksi yang bersifat ireversible. (Pelly, 2000)

Gambar 1. Reaksi transesterifikasi trigliserida (minyak nabati)


I.

Alat dan Bahan


Alat

Bahan

1. Labu distilasi

1. Minyak jelantah

2. Gelas beker

2. Minyak kelapa

3. Magnetik stirrer

3. Minyak jarak

4. Batang magnet

4. NaOH

5. Termometer

5. KOH

6. Buret

6. HCl

7. Erlenmeyer

7. Indikator PP

8. Gelas ukur
9. Gelas arloji
10. Sendok sungu
11. Neraca analitik
12. Piknometer

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 9

13. Pipet tetes


14. Pipet gondok
15. Bulbpet

II.

Prosedur Kerja

a. Pembuatan Biodiesel dengan katalis Basa


1. Labu ekstraksi diisi dengan NaOH sebanyak 0.5 gr, kemudian dilarutkan dalam 25
ml metanol sampai homogen disertai pengadukan dan dipanaskan sampai pada
suhu 40oC.
2. Setelah NaOH larut semua, secara cepat ditambahkan 100 ml minyak jelantah ke
dalam reaktor dan dipanaskan sampai suhu 70oC kemudian diaduk selama 30
menit
3. Mendinginkan campuran selama 10 menit
4. Memasukkan campuran ke dalam corong pisah
5. Memisahkan antara biodisel dengan gliserolnya menggunakan corong pisah
6. Biodiesel yang diperoleh dicuci dengan 150 ml

air panas. Lakukan 3 kali

pencucian
7. Memanaskan biodiesel selama 15 menit lebih kurang dengan suhu 100
8. Menambahkan CaCl2 sebanyak 2 gr
9. Melakukan penyaringan dengan kertas saring
10. Ukur volume biodisel yang dihasilkan
b. Pembuatan Biodiesel dengan katalis Asam
a.

Ambil 10 ml H2 SO4 pekat tempatkan di beaker glass 250 ml dan campurkan


perlahan lahan dengan methanol sebanyak 25 ml

b. Tambahkan 100 ml minyak jelantah sedikit demi sedikit


c. Refluks campuran pada temperature 55 60 0C dengan kecepatan pengadukan
konstan, 300 500 rpm selama 50 60 menit
d. Mendinginkan campuran selama 10 menit
e. Memasukkan campuran ke dalam corong pisah
f. Memisahkan antara biodisel dengan gliserolnya menggunakan corong pisah
g. Biodiesel yang diperoleh dicuci dengan 150 ml air panas. Lakukan 3 kali
pencucian
h. Memanaskan biodiesel selama 15 menit lebih kurang dengan suhu 100
i. Menambahkan CaCl2 sebanyak 2 gr
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 10

j. Melakukan penyaringan dengan kertas saring


k. Ukur volume biodisel yang dihasilkan
c. Prosedur Uji Mutu
a. Penentuan Bilangan Asam
1. Ditimbang sampel biodiesel yang peroleh sebanyak 2 gram dan dimasukkan
ke dalam labu erlemeyer.
2. Kemudian ditambahkan 10 ml campuaran pelarut (50% dietil eter dan 50%
etanol 95%v).
3. Larutan tersebut diaduk dan ditritasi dengan larutan KOH 0,1 N alkoholik
sampai berwarna merah jambu. Warna merah jambu harus bertahan minimal
15 detik.
4. Dihitung bilangan asam dari volume titran.
Bilangan asam

V
N
M
56,1

:
:
:
:

56,1 V N mg KOH

M
gram biodiesel

volume KOH yang dibutuhkan pada titrasi (ml)


normalitas KOH
berat sampel biodiesel (gram)
berat molekul KOH

b. Penentuan Bilangan Penyabunan


1. Sampel biodiesel ditimbang 2 gram dan dimasukkan ke dalam labu distilasi
250 ml, tambahkan 25 ml NaOH 0,1 N alkoholis, dipanaskan di bawah
pendingin balik (direflux), dan didinginkan. Ditambahkan 1 ml indikator PP
dan dititrasi dengan HCl 0,5 M, dicatat volumenya (contoh).
2. NaOH 0,1 N alkoholis diambil 50 ml, dipanaskan di bawah pendingin balik,
didinginkan dan ditambahkan 1 ml indikator PP kemudian dititrasi dengan
HCl 0,5 M, dicatat volumenya sebagai volume blanko.
Bilangan penyabunan

B
C

:
:

56,1 (B C) N mg KOH

M
gram biodiesel

volume HCl 0,5 pada titrasi blangko (ml)


volume HCl 0,5 pada titrasi contoh (ml)

c. Bilangan Ester
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 11

Bilangan ester (Ae) = [ Bilangan penyabunan (As) Bilangan asam (Aa) ]


d. Pengujian Density
1. Timbang labu piknometer yang telah bersih dan kering sebagai a gram.
2. Labu piknometer diisi dengan contoh dan diimpitkan pada suhu T C kemudian
timbang sebagai b gram.
3. Labu dibersihkan dengan sabun, kemudian dengan alkohol dan dikeringkan.
4. Lakukan langkah 2 dengan contoh aquadest.
5. Hitung harga density metil ester.
e. Pengujian Viskositas
1. Bersihkan terlebih dahulu alat ostwald dengan contoh 2 - 3 kali.
2. Pipet 5 mL sampel dan masukkan ke dalam alat ostwald.
3. Tetapkan berapa waktu yang diperlukan untuk mengalirkan sampel dengan jalan
menghisapnya sampai melebihi tanda garis atas. Bila miniskus berhimpit
perhitungan dimulai lagi dengan tanda garis bawah.
4. Pengamatan dilakukan berulang minimal 3 kali.
5. Catat juga suhu pada saat pengamatan.
6. Ulangi langkah diatas dengan menggunakan aquadest.

Catatan : pembuatan larutan Indikator PP (Larutkan 0.5 gam fenoftalein dalam 100
mL etanol).

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 12

SINTESIS METIL SALISILAT


Tujuan
a. Mempelajari reaksi esterifikasi pembuatan metil salisilat
b. Melakukan uji organoleptik ada produk yang dihasilkan
Dasar Teori
Reaksi esterifikasi adalah suatu reaksi antara asam karboksilat dan alkohol
membentuk ester. Turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2 R dengan R dapat berupa
alkil maupun aril. Esterifikasi dikatalisis asam dan bersifat dapat balik (Fessenden, 1981).
Laju esterifikaasi asam karboksilat tergantung pada halangan sterik dalam alkohol
dan asam karboksilat. Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya mempunyai pengaruh
yang kecil dalam laju pembentukan ester (Anonima, 2009).
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan
bantuan katalis asam. Katalis ini biasanya adalah asam sulfat pekat. Terkadang
juga digunakan gas hidrogen klorida kering, tetapi katalis-katalis ini cenderung melibatkan
ester-ester aromatik (yakni ester yang mengandung sebuah cincin benzen) (Clark, 2007).
Asam salisilat merupakan salah satu bahan kimia yang cukup penting dalam
kehidupan sehari-hari serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi karena dapat
digunakan sebagai bahan intermediat dari pembuatan obat-obatan seperti antiseptik dan
analgesik (Supardani, dkk., 2006).
Salah satu turunan dari asam salisilat adalah metil salisilat. Metil salisilat adalah
cairan kuning kemerahan dengan bau wintergreen. Tidak larut dalam air tetapi larut dalam
alkohol dan eter. Metil salisilat sering digunakan sebagai bahanfarmasi, penyedap rasa pada
makanan, minuman, gula-gula, pasta gigi, antiseptik,dan kosmetik serta parfum. Metil
salisilat telah digunakan untuk pengobatan sakit syaraf, sakit pinggang, radang selaput dada,
dan rematik, juga sering digunakan sebagai obat gosok dan balsem (Supardani, dkk., 2006).
Alat dan Bahan
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.

Kondensor spiral
Labu destilasi
Water bath
Pipa along
Erlenmeyer

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Bahan :
1.
2.
3.
4.

Asam salisilat
Methanol absolut
Asam sulfat pekat
Larutan
NaHCO3 jenuh
Page 13

6. Kondensor lurus
7. Corong pemisah
8. Thermometer
9. Lampu spirtus
10. Pendingin balik
11. Labu alas bulat
12. Batang pengaduk

5. MgSO4 anhidrat
6. Batu didih

Cara Kerja
1. Masukkan ke dalam labu alas bulat 10 gram asam salisilat, 20 ml methanol, 2ml asam
sulfat pekat dan batu didih, lalu menggojoknya.
2. Lengkapi labu dengan pendingin balik, kemudian refluk campuran selama 1 jam
diatas water bath.
3. Kemudian pindahkan campuran kedalam labu destilasi. Destilasi kelebihan methanol
absolut pada 65oC (menghitung volume methanol berlebih teoritis), lalu
mendinginkanya.
4. Menuang residu (cairan dalam labu destilasi) kedalam 250 ml air pada bekker glass,
aduk dan dinginkan.
5. Setelah lapisan ester mengendap. Cuci ester berturut turut dengan 25 ml air.
Tambahkan NaHCO3 sampai netral, lalu cek dengan kertas lakmus. Pisahkan esternya
dengan mendekater atau dengan corong pemisah.
7. Keringkan dengan 5 gram MgSO4 anhidrat dalam Erlenmeyer selama 30 menit.
8. Saring ester dengan kertas saring, tampung cairan kedalam labu destilasi
9. Lakukan destilasi dengan kondensor udara pada penangas pasir.
10. Kumpulkan methyl salisilat pada suhu 221 224oC.
11. Hitung rendemennya.
Uji Mutu Kadar Metil Salisilat
-

Persiapkan alat dan bahan.


Dimasukkan sample kedalam labu ukur alas datar, ditambahkan NaOH 0,1 N
sebanyak 25 ml.
Dididihkan perlahan-lahan dalam refluks selama 30 60 menit. Hingga sample larut.
Setelah larut didinginkan , bilas kondensor dengan beberapa ml air .
Ditambahkan indikator phenolftalein 2 tetes.
Dititrasi kelebihan basa dengan asam sulfat 0,1 N, hingga warna merah muda hilang.
Dilakukan juga penetapan blangko dan hitung normalitas
catatan: 1 ml NaOH 1N setara dengan 152,2 mg metil salisilat (Depkes, 1995)

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 14

SINTESIS ASPIRIN
Tujuan

Mempelajari reaksi esterifikasi gugus fenol


Menentukan pengaruh katalis asam pada pembuatan aspirin

Teori Dasar
Aspirin (asam asetil salisilat) yang merupakan salah satu turunan dari fenol morohidris ialah
fenol dengan satu gugus hidroksil yang berikatan pada inti aromatisnya. Fenol tidak dapat
didestilasi dalam air secara memuaskan. oleh karena itu, asetilasi berlangsung baik pada
anhidrida asam asetat dengan adanya penambahan sedikit asam mineral yang berfungsi
sebagai katalis

kegunaan aspirin secara umum adalah sebagai obat pengurang rasa sakit (analgesik) dan
penurun panas (antipiretik).
Bahan :
1. Asam salisilat 500 mg
2. Asam fosfat (H3PO4) 85% 5 tetes
3. Anhidrida asetat 1.25 mL
4. Etanol-air 25% 5ml
5. Air es
Bahan :
1. Tabung reaksi 13 x 100mm
2. Labu Erlenmeyer 50 mL
3. Boiling bell (pipa kapiler yang kedua ujungnya ditutup)
4. Corong Hirsch
Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 15

Prosedur:
1. 500 mg asam salisilat dan 5 tetes Asam fosfat (H3PO4) 85% dimasukkan ke dalam tabung
reaksi ukuran 13 x 100mm
2. 1.25 ml anhidrida asetat dimasukkan melalui dinding tabung reaksi, kemudian tabung
dicelupkan ke dalam penangas air pada suhu 80-85C selama 10 menit
3. 5 ml air ditambahkan secara hati-hati dan tabung dibiarkan menjadi dingin (reaksi antara
air dan kelebihan anhidrida asetat dapat menimbulkan panas)
4. Bila mulai terbentuk kristal, tabung reaksi untuk dimasukkan ke dalam bak berisi es
selama 15 menit untuk menyempurnakan proses kristalisasi.
5. Kristal disaring dengan corong Hirsch dan dicuci dengan 1.0-1.5 mL air es dan kristal
dibiarkan mengering.

6. Produk aspirin dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 50ml dan ditambahkan kira-kira 5 mL


etanol-air 25% dan labu dipanaskan sampai mendidih. Agar tidak terjadi bumping, sebelum
pendidihan dimasukkan boiling bell (pipa kapiler yang kedua ujungnya ditutup).
7. Jika tidak semua kristal melarut, sedikit pelarut etanol-air 25% ditambahkan lagi setetes
demi setetes sampai semua kristal tepat larut (jangan sampai berlebih)
8. Jika tetap masih ada residu, larutan disaring dengan menggunakan pipet (sekali pakai)
yang diisi kapas. Pipet dipertahankan tetap panas dengan cara menempatkannya dalam labu
yang berisi sedikit pelarut yang mendidih.
9. Filtrat dibiarkan menjadi dingin dan bila kristalisasi terah sempurna, penyaringan
dilakukan dengan corong Hirsch.
10. Produk yang telah kering ditimbang danditentukan titik lelehnya.

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 16

Penentuan titik leleh


Disiapkan 2 tabung kapiler, lalu di isi dengan sampel aspirin dan hasil sintesis. Dipasang
melting blok dan termometer distatif. Dimasukkan juga pipa kapiler yang sudah diisi ke
melting blok. Dipanaskan dengan bunsen. Diamati trayek titik lelehnya.
Analisis kandungan aspirin
Dimasukkan 100 - 250 mg sample ke erlenmeyer 125 ml. Dimasukkan 10 ml etanol dan 3
tetes fenolftalein, serta aqua dm hingga 50 ml. dititrasi dengan NaOH 0,1 ml hingga berubah
warna. Dicatat volumenya lalu dihitung berapa masa asetil salisilat, menurut literatur
kekuatan asam asetil salisilat minimal 5 grains (1 grains = 0,0648 g).

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 17

PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN


Tujuan Pecobaan
Memahami reaksi penyabunan
Membuat sabun batangan
Dasar Teori
Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena
sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah meluas, terutama pada
sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif
mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang,
detergen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu cuci.
Sabun transparan atau disebut juga sabun gliserin adalah jenis sabun mandi yang
dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakanya berkilau jika dibandingkan
dengan jenis sabun yang lain seperti sabun mandi biasa (opaque) dan sabun translucent.
Karakter kekerasan sabun transparan harus cukup baik sebagai indikasi masa
pemakaian yang lebih lama. Nilai kekerasan sabun komersial berada dalam rangkaian 0,967
hingga 6,867 kg/cm2. Sedangkan mengenai transparansi, sabun akan semakin jernih bila
etanol yang digunakan semakin murni.

Alat dan Bahan


A. Alat-alat yang digunakan:
- batang pengaduk
- beakerglass
- botol aquadest
- cetakan sabun
- gelas arlogi
- labu ukur
- magnetik stirer
- pipet tetes
- pipet volume
- termometer
- timbangan
- waterbath

B. Bahan-bahan yang dibutuhkan:


- aquadest
- asam stearat
- etanol
- gliserin
- minyak
- natrium hidroksida
- pewangi
- pewarna
- sukrosa

Prosedur Percobaan
A. Preparasi Bahan
- Timbang 17,5 gram asam stearat
- Timbang 8 gram NaOH dan larutkan dengan aquadest sebanyak 25 mL
- Siapkan 50 mL minyak, 30 mL etanol 96% dan 6 mL glyserin
- Timbang 25 gram sukrosa dan dilarutkan dalam 25 mL aquadest diatas penangas air.
B. Pembuatan Sabun Transparan

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 18

- Lelehkan asam stearat pada suhu 60C di dalam beakerglass 400 mL di atas hotplate
(suhu dijaga constant)
- Masukkan magnetic stirer (atur putaran sedang lebih dulu) dan minyak ke dalam
lelehan asam stearat
- Masukkan larutan NaOH sedikit demi sedikit sambil terus dipanaskan dengan suhu
70C (dijaga konstant) dan diaduk sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk
larutan yang semipadat)
- Masukkan etanol sedikit demi sedikit (wadah dijaga, jika campuran meluap,
keluarkan wadah dari hotplate), gliserin, dan larutan sukrosa sambil terus diaduk
sampai campuran menjadi homogen
- Matikan pengontrol suhu lalu tambahkan pewarna dan pewangi dilakukan pada suhu
40C
- Tuangkan campuran ke dalam cetakan (ambil bagian yang transparan saja) dan
diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras.
- Keluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan.
C.

Pengujian Mutu Sabun Batangan

Untuk pengujian transparansi dilakukan dengan menggunakan visual saja. Sedangkan


tingkat kekerasannya cukup dengan cara manual yaitu menggunakan tangan saja.
Berbeda dengan pengukuran pH yaitu dengan melarutkan sedikit sabun ( 0,5 gram)
menggunakan pelarut universal (air) dan dicek menggunakan indikator universal. pH
yang baik berkisar antara 8-10.

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 19

PEMBUATAN ETANOL GEL


Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengetahui pembuatan ethanol gel sebagai bahan energi alternatif

Dasar Teori
Gel adalah sistem padat atau setengah padat dari paling sedikit dua konstituen yang
terdiri dari massa seperti agar yang rapat dan diisi oleh cairan. Gel terdiri dari dua fase
kontinyu yang saling berpenetrasi. Fase yang satu berupa padatan, tersusun dari partikel
partikel yang sangat tidak simetris dengan luas permukaan besar, sedang yang lain adalah
cairan (Martin, 1993).
Ethanol gel memiliki beberapa kelebihan dibanding bahan bakar padat parafin yaitu
terbaharukan, selama pembakaran tidak berasap, tidak menimbulkan jelaga, tidak
menghasilkan gas berbahaya, bersifat non karsinogenik dan non korosif. Bentuknya gel
memudahkan dalam pengemasan dan pendistribusian. Ethanol gel sangat cocok digunakan
untuk pemanas pada saat pesta, pada saat berkemah, dan untuk keperluan tentara.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan :
Gelas kimia
Gelas ukur
Kaca arloji
Pipet ukur
Bola karet
Magnetic stirrer
Hot plate
Spatula
Pengaduk
Kertas
Botol aquadest
Bahan yang digunakan :
Ethanol 60 % dan 70 %
CMC
NaOH
Aquadest
Prosedur
Pembuatan Alkohol gel
Buatlah larutan ethanol 70 % sebanyak 100 ml kedalam beaker glass

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 20

Pada beaker gelas 2 dilarutkan CMC 3.2 gram dengan 20 ml air di dalam beaker
glass.
Mencampurkan ethanol kedalam larutan CMC, kemudian diaduk.
Lakukan pengaduk,dengan pengaduk ( stirrer ) pada kecepatan aduk 1000 rpm
selama 45 menit.
Tambahkan NaOH 1 N sebnyk 1 ml sedikit demi sedikit hingga terbentuk gel
Ulangi percobaan anda dengan membuat larutan etanol 60 %

Pengujian Kualitatif
a. Lama Menyala
Timbang 5 gram etanol di cawan proselin. Bakar etanol dengan api langsung
(gunakan lilin) dan pada saat bersamaan dinyalakan stop watch.
Amati waktu yang diperlukan sampai etanol gel menyala
Amati warna apinya.
Amati waktu yang diperlukan sampai api di etanol gel padam
Timbang sisa gel yang tidak terbakar
b. Panas yang dipindahkan
Masukkan 100 ml air ke beaker gelas
Timbang +/- 7 gram etanol gel di cawan porselen dan bakar (buat
seperti kompor api, dimana api harus menyentuh beker gelas)
Catat suhu awal air sebelum dipanaskan dan air setelah api pada
etanol gel padam
Hitung kalor Cp etanol gel dengan rumus :

Q : kalor untuk memanaskan air (joule)


M : massa air
Cp : kalor jenis air (joule / mol. oKelvin)
dT : perubahan suhu (oKelvin)

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 21

DAFTAR PUSTAKA
1. Brian S. Furniss, B. S., Hannaford, A. J., Smith, P. W. G., Tatchell, A. R., 1989, Vogels
th
Textbook Of Practical Organic Chemistry, 5 edition, Longman Scientific And Technical,
John Wiley and Sons, New York.

2. Wilcox, Jr., C. F., and Wilcox, M. F., 1995, Experimental Organic Chemistry; A Smallnd
Scale Approach, 2 edition, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

Agus Rochmat Praktikum Kim Organik

Page 22

Anda mungkin juga menyukai