Vol - VIII No.05 I P3DI Maret 2016
Vol - VIII No.05 I P3DI Maret 2016
Abstrak
Rencana revisi UU KPK telah mengalami perjalanan panjang yang berujung pada
penundaan revisi UU KPK berdasarkan hasil Rapat Konsultasi antara Presiden
dengan Pimpinan DPR. Pasca-penundaan, RUU KPK masih menimbulkan polemik di
masyarakat terkait dengan status RUU KPK. Saat ini, RUU KPK dalam posisi di Bamus
untuk penjadwalan ulang Rapat Paripurna dan masih berada dalam daftar Prolegnas
RUU Prioritas 2016. Untuk mengatasi masalah status RUU KPK ini, terdapat dua
pilihan. Pertama, diagendakan Rapat Paripurna untuk menyetujui usul RUU menjadi
Usul DPR, namun dengan perubahan. Selanjutnya DPR menunjuk alat kelengkapan
yang ditugasi dan dalam jangka waktu itu diadakan sosialisasi dan penyempurnaan
RUU. Kedua, penarikan RUU oleh pengusul dengan alasan perbaikan materi.
Sedangkan untuk memutuskan apakah RUU KPK perlu dicabut dari daftar prolegnas,
dapat digunakan mekanisme evaluasi atau dapat dikonstruksikan sama dengan
mekanisme penambahan RUU dalam daftar Prolegnas Prioritas Tahunan yang selama
ini pernah dilakukan. Keputusan untuk mencabut RUU dari Prolegnas merupakan
kesepakatan bersama antara Presiden dan DPR.
Pendahuluan
Rencana revisi atas UU No. 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (UU KPK) menuai
protes dan penolakan keras dari publik.
Dalam RUU KPK ini terdapat isu krusial
yang dinilai akan memperlemah KPK dan
memberikan jalan mundur pemberantasan
korupsi. Isu krusial itu mengenai penyelidik
dan penyidik independen, kewenangan
penyadapan, dewan pengawas, dan Surat
Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).
RUU KPK yang telah diagendakan
untuk Rapat Paripurna penetapan RUU
KPK sebagai RUU Usul DPR mengalami
*) Peneliti Muda Ilmu Hukum, pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: shanti.kartika@dpr.go.id.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Referensi:
Dimungkinkan, RUU KPK Dicabut, harian
Kompas, 25 Februari 2016.
Hasil dari Rapat Konsultasi DPR dengan
Pemerintah,
http://www.indopos.
co.id/2016/02/%E2%80%8Epegiat-antikorupsi-yakini-presiden-tolak-revisi-kpk.
html#sthash.9SCXXR1V.dpuf, diakses 29
Februari 2016.
Pemerintah dan DPR tunda revisi UU
KPK,
http://www.antaranews.com/
berita/546451/pemerintah-dan-dpr-tundarevisi-uu-kpk, diakses 29 Februari 2016.
Revisi UU KPK Ditunda Rapat Paripurna
DPR Jalan Terus, https://www.tempo.
co/read/news/2016/02/22/078747158/
revisi-uu-kpk-ditunda-rapat-paripurnadpr-jalan-terus, diakses 8 Maret 2016.
MD, Moh. Mahfud. 2010. Membangun
Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Republik Indonesia, Peraturan DPR Nomor 1
Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan
Program Legislasi Nasional.
Republik Indonesia, Peraturan DPR Nomor 3
Tahun 2012 tentang Tata Cara Penarikan
Rancangan Undang-Undang.
Republik Indonesia, Peraturan Presiden Nomor
87 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011.
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan.
Penutup
Sehubungan dengan status RUU
KPK pasca-penundaan, untuk memberikan
kepastian dan tidak menjadikan status
RUU KPK menggantung, maka terdapat
dua pilihan. Pertama, diadakan Rapat
Paripurna dengan mengupayakan putusan
yang diambil adalah persetujuan usul RUU
KPK menjadi usul DPR, namun dengan
perubahan. Dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan berdasarkan Tatib DPR tersebut
dilakukan sosialisasi dan penyempurnaan
rumusan. Kedua, penarikan RUU KPK oleh
pengusul dengan alasan perbaikan materi
RUU.
Mengenai keinginan untuk mencabut
RUU KPK dari daftar Prolegnas, mekanisme
pencabutan RUU dari daftar Prolegnas
Prioritas Tahunan tidak diatur secara
eksplisit, namun dapat mengacu pada
-4-
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
Tidak pernah AS mengundang 10 negara ASEAN untuk KTT yang pertama kali diadakan
menjelang berakhirnya Pemerintahan Obama. Upaya menyadarkan ASEAN atas
ancaman keamanan yang meningkat drastis akibat militerisasi Laut China Selatan
(LCS) dengan gelar rudal dan jet tempur China, dan aksi provokatif misil balistik Korea
Utara, serta aktor non-negara teroris internasional, lebih berhasil dicapai AS ketimbang
upayanya mendesak Presiden Jokowi bergabung dalam Trans Pacific Partnership
(TPP). AS tampaknya telah mengantisipasi dan bersiap menghadapi reaksi China jika
keputusan Mahkamah Internasional menolak klaim teritorial sepihak China atas LCS. AS
juga telah siap merespons reaksi agresif Kim Jong-un yang rawan dimanfaatkan sebagai
political gambit oleh penguasa China.
Pendahuluan
*) Peneliti Utama Masalah-masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian, Badan Keahlian
DPR RI. E-mail: pptogin@yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Peran Parlemen
Untuk mengurangi eskalasi ketegangan
yang memuncak, parlemen di tingkat global
dan kawasan harus dapat merespons situasi
ini dengan memanfaatkan modalitas yang
ada selama ini, melalui Inter-Parliamentary
Union (IPU), ASEAN Inter-Parliamentary
Assembly
(AIPA),
dan
juga
Asian
Parliamentary Assembly (APA). Di IPU,
grup nasional Asia Pasifik dapat didorong
untuk menggelar sidangnya, tidak hanya
oleh salah satu negara yang terlibat dalam
konflik, tetapi juga oleh negara berpengaruh
dan besar di kawasan, seperti Indonesia dan
Jepang. Di AIPA, tata tertibnya mengenal
sidang darurat jika diperlukan. AIPA bisa
merekomendasikan dan mendorong High
Council ASEAN untuk mengambil langkah
darurat. Perlu diperhatikan, perkembangan
LCS kini menjadi test bagi 3 kekuatan besar,
yakni AS, China, dan ASEAN.
Sementara itu, APA sebagai sebuah
majelis parlemen negara-negara Asia
seharusnya juga dapat mengambil sikap
dan tidak membiarkan situasi berkembang
semakin anarkis dan rawan pecah konflik
militer terbuka. Di sini, negara-negara
anggotanya, baik yang di Asia Pasifik
maupun non-Asia Pasifik, dapat mendorong
sidang Komisi Politik menyiapkan sebuah
resolusi untuk segera mendorong peredaan
ketegangan (dtente). Selain itu, berbagai
forum bilateral bisa dijalankan Parlemen
Indonesia (DPR RI), terutama Komisi I, Badan
Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP), dan Grup
Kerja Sama Bilateral (GKSB), untuk melakukan
diplomasi parlemen meredam konflik ke
Referensi
Beijing Militerisasi Woody, Kompas, 18
Februari 2016: 10.
Buzan, Barry. 1991. People, States and Fear:
An Agenda for International Security
Studies in the Post-Cold War Era.
Hertfordshire: Harvester Wheatsheaf.
Buzan, Berry, and Ole Waever. 2003.
Regions and Power: The Structure of
International Security. Cambridge:
Cambridge University Press.
China Kirimkan Jet Tempur di Paracels,
Republika, 25 Februari 2016: 13.
Chinas Missile Provocations, International
NY Times, February 19, 2016: 8.
Empat F-22 di Angkasa Korsel, Kompas,
18 februari 2016: 9.
Feith, David. Chinas Proliferation Rap Sheet.
The Wall Street Journal, February 26-28,
2016: A13.
Gale, Alastair, "Korea Tensions Surge as
Exercises Begin", The Wall Street Journal,
March 8, 2016: A3.
Gale, Alastair and Cris Larano,Philippines
Seizes North Korea Ship, The Wall Street
Journal, March 7, 2016: A4.
KTT ASEAN-AS: Perlu Stabilitas Lawan
Terorisme, Kompas, 18 Februari 2016: 1
dan 15.
Oegroseno, Arif Havas. South China Sea
a test for three major powers, The
Jakarta Post, March 8, 2016: 2.
Sipahutar, Tassia. Jokowi softens stance
on TPP trade deal, The Jakarta Post,
February 17, 2016: 1.
Tiongkok Akui Senjata di Wilayah
Sengketa, Media Indonesia, 19 Februari
2016: 8.
Tiongkok Harus Hormati Putusan, Pikiran
Rakyat, 1 Maret 20116: 7.
Penutup
AS melihat absennya sentralitas
kepemimpinan dalam ASEAN dan vakumnya
kehadiran negara adidaya di luar China
di kawasan selama ini telah membuat
kian agresif dan provokatifnya ekspansi
ekonomi dan militer China, dan manuvermanuver angkatan bersenjatanya yang
sangat provokatif di kawasan. Untuk
itulah, AS mendorong munculnya setralitas
kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden
Jokowi di lingkup ASEAN, selain AS
akan hadir kembali secara lebih intensif
melalui Asia pivot-nya untuk menciptakan
perimbangan kekuatan dengan kebijakan
rebalancing.
PBB telah menjatuhkan sanksi baru
embargo yang lebih ketat atas Korut, tetapi
beberapa minggu dan bulan ke depan di
tahun 2016 ini tampaknya masih akan terus
diwarnai eskalasi ketegangan di kawasan
yang dipicu manuver militer China dan
Korut yang amat provokatif, masingmasing di LCS dan LCT. Upaya Vietnam
melancarkan protes atas gelar rudal balistik
China di LCS ke PBB, dan persiapan serta
reaksi militer China mengantisipasi dan
menolak putusan Mahkamah Internasional
di Den Haag yang mungkin akan menolak
klaim teritorialnya di LCS, mewarnai
perubahan lingkungan strategis lebih jauh
di kawasan dan di tingkat global. Demikian
juga dengan sikap Filipina menyita kapal
Korut di perairannya, Subic Bay, pada 4
Maret 2016 lalu. Sementara itu di LCT, AS
dan Korsel telah mengelar latihan militer
bersama yang memperkeruh situasi.
Respons parlemen di kawasan untuk
bisa segera melakukan dtente langsung
secara efektif, ditunggu oleh masyarakat
dunia, di tengah sikap skeptis, mengingat
selama ini parlemen cenderung menunggu
pemerintah.
Sementara,
diplomasi
multijalur hanya dapat dijalankan jika
parlemen mau aktif dan mengambil inisiatif
cepat sebelum masalah berkembang genting.
Diplomasi parlemen benar-benar ditantang
eksistensinya, apakah sebagai komplementer
-8-
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Isu legalisasi perilaku Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender (LGBT) tengah
memanas di Indonesia sejalan dengan pengakuan HAM LGBT di dunia internasional.
Dari sudut pandang kajian akademis, abnormalitas perilaku LGBT terus mengalami
pro dan kontra, namun yang diakui saat ini, orientasi seksual bukan lagi gangguan
mental selama mereka sudah nyaman dengan kondisi orientasi seksualnya. Dengan
menganalisa kasus-kasus yang ada berdasarkan tinjauan psikologi abnormal,
secara umum Indonesia memaknai perilaku LGBT sebagai persoalan kejiwaan yang
membutuhkan pemulihan, dan karenanya menolak beragam bentuk propaganda LGBT
di Indonesia. Dalam hal ini, Indonesia menggunakan perspektif sosio-kultural sebagai
kriteria dalam menggolongkan perilaku LGBT.
Pendahuluan
Isu LGBT berawal dari beredarnya poster
di media sosial mengenai adanya jasa konseling
untuk kaum LGBT, yaitu SGRC (Support Group
and Resource Center on Sexuality Studies) yang
beranggotakan mahasiswa dan alumni UI. Tidak
lama setelah itu, masyarakat kembali resah dengan
munculnya berita artis pria yang ditangkap karena
dugaan pencabulan terhadap remaja pria. Kasus
homoseksual dan pencabulan memang tidak
selalu beriringan, namun yang perlu digarisbawahi
adalah adanya indikasi semakin eksplisitnya
keberadaan LGBT.
Gerakan LGBT di Indonesia mulai
berkembang akhir tahun 1960-an. Mobilisasi pria
gay dan wanita lesbian terjadi pada tahun 1980an. Bersamaan dengan maraknya HIV pada tahun
1990-an, organisasi LGBT di berbagai daerah
*) Peneliti Muda Psikologi pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: suliswinurini@yahoo.com.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
Penutup
Indonesia tidak mendukung gerakan
LGBT yang marak belakangan ini. Untuk itu, ada
beberapa persoalan yang perlu ditindaklanjuti.
Pertama, PPDGJ versi III yang diterbitkan
Kemenkes tahun 1993 belum sepenuhnya selaras
dengan pandangan Indonesia terhadap perilaku
LGBT. Untuk mendukung revisi PPDGJ-III,
riset-riset mengenai LGBT, terutama mengenai
terapi penyembuhan LGBT dengan mengacu
kepada situasi dan kondisi di Indonesia perlu
dilakukan secara masif dan bebas kepentingan.
Selama ini riset-riset Barat yang menjadi acuan,
padahal situasi dan kondisi di Barat tidak sama
dengan di Indonesia, di samping hasil riset di
Barat terus mengalami pro kontra dan sarat
dengan kepentingan politis. Kedua, kerjasama
dengan organisasi dan lembaga penelitian
yang fokus kepada pemulihan perilaku LGBT,
seperti NARTH, perlu dilihat sebagai upaya yang
signifikan untuk mendukung keperluan riset dan
optimalisasi peran para ahli kesehatan mental.
Ketiga, pusat rehabilitasi untuk kaum LGBT
masih belum terdengar. Dalam hal ini, para
ahli kesehatan mental perlu memaksimalkan
perannya.
Dokumentasi
laporan
terkait
temuan-temuan di dalam upaya rehabilitasi
juga diperlukan untuk mendukung hasil riset
di Indonesia. Keempat, program Revolusi
Mental perlu diwujudkan secara nyata melalui
upaya yang terintegrasi dari pemerintah dan
masyarakat. Pendidikan karakter, pendidikan seks,
perbaikan pola asuh, termasuk perbaikan pola
komunikasi dengan anak sangat diperlukan untuk
mengoptimalkan jati diri anak sesuai dengan
perkembangannya. Pendidikan pranikah menjadi
upaya yang sangat baik untuk meningkatkan
kualitas keluarga. Kelima, DPR RI, khususnya
Komisi I, Komisi III, Komisi VIII, Komisi IX, dan
Komisi X perlu menjalankan fungsi pengawasan
terhadap pemerintah dalam menyikapi perilaku
LGBT.
Referensi
Byrd, A. Dean. (2010). Homosexuality: Innate
and Immutable? What Science Can and
Cannot Say. Liberty University Law
Review. Vol. 4: Iss. 3, Article 4.
Cameron, Paul., Cameron, Kirk, (2012). ReExamining Evelyn Hooker: Setting the
Record Straight with Comments on
Schumm's (2012) Reanalysis. Marriage &
Family Review. 48 (6), 491-523.
- 12 -
POLEMIK PELIK
MODEL PENGEMBANGAN BLOK MASELA
Iwan Hermawan*)
Abstrak
Potensi gas bumi Blok Masela yang sangat besar telah menyita perhatian banyak pihak.
Nilai investasinya diperkirakan mencapai USD30 miliar atau sekitar Rp390 triliun.
Silang pendapat tentang model pengembangan Blok Masela di offshore atau onshore
bermunculan sehingga menimbulkan polemik. Di sisi lain, masyarakat Maluku berharap agar
pengembangan Blok Masela dapat menjadi salah satu solusi mengurangi tingkat kemiskinan
yang tinggi. Oleh sebab itu, keputusan tentang pengembangan Blok Masela memerlukan
kajian yang komprehensif dan transparan, meskipun hal tersebut membutuhkan waktu
yang sedikit lebih lama. Aspek ekonomi, teknis, sosial, dan lingkungan menjadi bagian dari
pertimbangan utuh pengembangan Blok Masela, tanpa mengesampingkan sisi penyerapan
tenaga kerja, pengembangan wilayah pesisir, dan kedaulatan wilayah Indonesia.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Ekonomi Terapan pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: iwan.hermawan@dpr.go.id.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
Indikator
Offshore
Onshore
A. Ekonomi
1.
Pengadaan Lahan
2.
Fasilitas
pasca
berakhirnya kontrak
3.
4.
PDB
5.
Penyerapan
kerja
6.
Pengembangan
wilayah pesisir
tenaga
B. Teknis
1.
Waktu
pembangunan fisik
C. Sosial
1.
Konflik tanah
2.
Konflik sosial
Risiko kecil
Risiko besar karena migrasi tenaga kerja besar (650 ribu orang)
dan kecemburuan sosial antarkabupaten
D. Lingkungan
1.
Bencana alam
Risiko besar karena pipa gas berada di daerah rawan gempa bumi
2.
Kerusakan
biota
laut/terumbu karang
Risiko kecil
3.
Kerusakan hutan
Risiko kecil
E. Kedaulatan
1.
Kedaulatan wilayah
Penutup
Polemik opsi model pengembangan Blok
Masela menjadi salah satu indikator tingginya
perhatian dan kepentingan dari berbagai pihak.
Keputusan Presiden Jokowi terkait opsi tersebut
perlu ditunggu dengan optimistis dan kepala
dingin bahwa tujuannya digunakan sebesarbesarnya bagi kepentingan masyarakat. Kehatihatian diperlukan terutama saat investasi hulu
migas sedang lesu karena rendahnya harga
minyak dunia. Hasil kajian yang komprehensif
dan transparan diperlukan guna mendasari
penentuan kebijakan tersebut. Pertimbangan
bahwa
dengan
biaya
termurah
untuk
mendapatkan manfaat terbesar juga tidak dapat
digunakan dalam menentukan opsi. Oleh sebab
itu, pemerintah harus meninjau kembali rencana
pengembangan dan tahapan studi konseptual
pengembangan Blok Masela, sehingga dapat
menentukan fasilitas terbaik pengembangan
blok.
Nilai strategis Blok Masela berkaitan
erat dengan kedaulatan energi dan kedaulatan
wilayah Indonesia. Fungsi pengawasan DPR RI
menjadi koridor esensial untuk mengawal bahwa
pemilihan model pengembangan Blok Masela
didasarkan pada kajian yang komprehensif dan
mengawasi Blok Masela saat pra-pengembangan
hingga proyek blok tersebut telah berjalan.
Referensi
Asydhad, A. Offshore atau Onshore Proyek Gas
Masela Bukan Hal Utama, http://finance.
detik.com/read/2016/01/13/103202/3117228/1
034/offshore-atau-onshore-proyek-gas-maselabukan-hal-utama, diakses 03 Maret 2016.
Bahmannia, G. dan Abgoon, N. 2008. The
Impact of Natural Gas Geopolitics in World
Gas Sustainable Markets: Opportunities for
Irans Developing Gas Industries. National
Iranian Gas Company, Iran.
Fajriah, L. R. SKK Migas Ungkap Dampak Jika
Blok Masela Pakai Skema Darat, http://ekbis.
sindonews.com/read/1089859/34/skk-migasungkap-dampak-jika-blok-masela-pakai-skemadarat-1456917680, diakses 04 Maret 2016.
Hanifiyani, M. N. Blok Masela Disarankan
Dibangun Onshore, https://m.tempo.co/read/
news/2016/01/13/087735488/blok-maseladisarankan-dibangun-onshore, diakses 03 Maret
2016.
Hidayatullah, Y. Rizal Ramli-Sudirman Rebutan
Si Cantik Masela, http://www.netralitas.com/
nasional/read/1072/rizal-ramli--sudirmanrebutan-si-cantik-masela, diakses 03 Maret 2016.
Koalisi Masela: Blok Masela Bisa Timbulkan Gejolak
Sosial, http://portalkbr. com/02-2016/koalisi_
masela_blok_masela_bisa_timbulkan_gejolak_
sosial/78587.html, diakses 04 Maret 2016.
Kusuma, H. Dengan Blok Masela, RI Bisa
Kalahkan Qatar, http://economy.okezone.com/
read/2015/10/07/19/1227960/dengan-blokmasela-ri-bisa-kalahkan-qatar, diakses 03 Maret
2016.
Mahendra, D. I. Skema Offshore Lebih
Menguntungkan, Media Indonesia, 02 Maret
2016.
Sirait, A. Sudirman Said Lebih Percaya
Hitungan SKK Migas Soal Blok Masela,
http://katadata.co.id/berita/2015/09/23/
sudirman-said-lebih-percaya-hitungan-skkmigas-soal-blok-masela#sthash.HDYON8Tv.
dpbs, diakses 04 Maret 2016.
Sutianto, F. D. Rizal Ramli: Blok Masela Harus
Dorong Ekonomi Indonesia Timur, http://
finance.detik.com/read/2016/01/25/155934/3126
490/1034/rizal-ramli-blok-masela-harus-dorongekonomi-indonesia-timur, diakses 04 Maret
2016.
Wibisana, T. Masela dalam Perspektif
Pengembangan Kawasan Berkelanjutan,
http://www.indeksberita.com/maseladalam-perspektif-pengembangan-kawasanberkelanjutan/, diakses 04 Maret 2016.
- 16 -
SILANG PENDAPAT
ANTARMENTERI KABINET KERJA
Aryojati Ardipandanto*)
Abstrak
Pada pemerintahan Presiden Jokowi, beberapa silang pendapat antarmenteri telah
terjadi. Beberapa diantaranya adalah silang pendapat terkait program pembangkit
listrik, rencana pembelian pesawat untuk Garuda Indonesia, pembangunan kilang
gas Blok Masela, persoalan kapal sapi, impor ikan, impor sapi, dan masalah harga
pangan, yang mana hal-hal tersebut melibatkan perbedaan pandangan antara
beberapa Menteri, seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber
Daya, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Pertanian, Menteri Perhubungan,
Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perdagangan, Menteri Keuangan, dan
Kepala Bappenas. Banyak pihak berharap Presiden Jokowi dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut, sehingga kinerja Kabinet untuk melayani kepentingan
rakyat tidak terganggu. Beberapa usulan penanganan masalah ini adalah pertama
pembuatan code of conduct bagi para Menteri dalam melaksanakan kinerjanya, serta
meningkatkan fungsi kepemimpinan Presiden dalam mengedepankan prinsip team
working bagi kabinet.
Pendahuluan
Akhir-akhir ini, kinerja Kabinet Kerja dalam
pemerintahan Presiden Jokowi diuji sinergitasnya.
Beberapa silang pendapat antarmenteri terjadi
terutama terkait masalah program pembangkit
listrik, rencana pembelian pesawat Garuda
Indonesia, pembangunan kilang gas Blok Masela,
masalah kapal sapi, persoalan impor ikan dan
sapi, serta masalah kemahalan harga pangan yang
mana hal-hal tersebut melibatkan perbedaan
pandangan kebijakan politik antara Menteri
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber
Daya, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri
Pertanian, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan
dan Perikanan, Menteri Perdagangan, Menteri
Keuangan, dan Kepala Bappenas.
*) Peneliti Pertama Ilmu Politik pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: aryojati.ardipandanto@gmail.com.
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Manajemen Pemerintahan
Dalam mengatasi masalah silang pendapat
antarmenteri
tersebut,
yang
diperlukan
adalah efektifitas manajemen pemerintahan.
Manajemen pemerintahan yang efektif adalah
seperangkat proses yang diberlakukan dalam
organisasi baik swasta maupun negeri untuk
menentukan keputusan secara efektif dan tepat
sasaran. Manajemen pemerintahan yang efektif
ini walaupun tidak dapat menjamin sepenuhnya
segala sesuatu akan menjadi sempurna, namun
apabila dipatuhi jelas dapat mengurangi
penyalahgunaan kekuasaan.
Manajemen pemerintahan yang baik dan
efektif menjadi salah satu tujuan pembangunan
nasional. Nilai-nilai yang perlu diperhatikan
antara
lain:
keterbukaan,
akuntabilitas,
efektifitas dan efisiensi, serta keserasian dan
keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu,
- 18 -
- 19 -
Penutup
Adapun silang pendapat antarmenteri
Kabinet Kerja membutuhkan tindakan cepat
dari presiden, yaitu komunikasi politik yang
efektif. Presiden perlu mengedepankan prinsip
efektivitas team work dalam manajerial
kabinetnya. Posisi presiden sebagai atasan para
menteri haruslah diimplementasikan secara
tegas.
Ke depan, diperlukan suatu Code of
Conduct bagi kabinet agar para menteri
diberikan koridor yang jelas dan tegas terkait
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam
suatu proses mengeluarkan suatu kebijakan
politik. Kode etik yang jelas dan tegas juga akan
menjamin bahwa perbedaan pandangan terkait
suatu kebijakan publik akan dapat diselesaikan
secara internal antarmenteri bersama presiden,
dan tidak dilakukan dalam ranah publik
Referensi
"Cegah Kegaduhan Jokowi disarankan bikin Kode
Etik untuk Menteri", https://news.detik.com/
berita/3158061/, diakses 9 Maret 2016.
"Enam Sengketa Kabinet Kerja yang Bikin
Jokowi Marah", http://www.tribunnews.com/
nasional/2016/03/05/, diakses 2 Maret 2016.
"Jejak Kegaduhan Menteri Rizal Ramli di Kabinet
Jokowi", http://news.detik.com/berita/3156619/,
diakses 2 Maret 2016.
Kartini Kartono. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan.
Raja Grafindo, Jakarta.
"Menteri Kabinet Kerja Gaduh, Ketegasan Jokowi
dipertanyakan", http://nasional.sindonews.com/
read/1090813/12/, diakses 1 Maret 2016.
"Menteri Kabinet Kerja terlibat Cekcok Melebar
Hingga ke Media Massa", http://www.jurnalasia.
com/2016/03/03/, diakses 2 Maret 2016.
SHM Lerrick. 2010. Implementasi Kepemimpinan
Pada Tingkat Strategik, Modul II: Kepemimpinan
Nasional, Lemhannas.
Upaya Menciptakan Manajemen Pemerintahan yang
Efektif, https://www.academia.edu/7104166/,
diakses 8 Maret 2016
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
- 20 -