Anda di halaman 1dari 25

Bicara Pendidikan

Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, sedangkan berpikir tanpa belajar adalah
berbahaya.

Menu
Widget
Cari

Keuangan Sekolah
AKUNTANSI KEUANGAN SEKOLAH

2.1 Definisi Akuntansi


Pengertian akuntansi menurut American Accounting
Association adalah Accounting as the process identifiying,
measuring, and communicating economic information to permit
informed judgements and decisions by users of the information
(Wilopo, 2005 : 9).
Informasi ekonomi adalah informasi yang berkaitan dengan
berbagai situasi yang melibatkan keterbatasan sumber daya.
Proses akuntansi ini diakhiri dengan tersedianya laporan
keuangan. Definisi akuntansi menurut AICPA:
Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing
in a significant manner and in terms of money, transaction and

events which are in part at least, of a financial character, and


interpreting the results thereof.
Menurut Scott (2003 : 6) The environment of accounting is both
very complex and very challenging. It is complex because the
product of accounting is information a powerful and important
comodity.
Sedangkan menurut Kieso (2002 : 2), akuntansi bisa didefinisikan
secara tepat dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari
akuntansi:
(1) pengidentifikasian, pengukuran, dan pengomunikasian
informasi keuangan tentang (2) entitas ekonomi kepada (3)
pemakai yang berkepentingan. Karakteristik-karakteristik ini telah
dipakai untuk menjelaskan akuntansi selama beratus-ratus tahun.
Namun, dalam 30 tahun terakhir entitas ekonomi telah berubah
secara signifikan baik dari segi ukuran maupun komplekstitas,
dan pemakai yang berkepentingan juga telah bertambah secara
substansial baik dari segi jumlah maupun keragaman.
2.2 Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mencatat
dan melaporkan informasi keuangan yang disediakan bagi
perusahaan/organisasi atau suatu organisasi. Sistem akuntansi
yang diterapkan dalam perusahaan/organisasi besar sangat
kompleks. Kompleksitas sistem tersebut disebabkan oleh
kekhususan dari sistem yang dirancang untuk suatu organisasi
sebagai akibat dari adanya perbedaan kebutuhan akan informasi
oleh manajer, bentuk dan jalan transaksi laporan keuangan.
Sistem akuntansi terdiri atas dokumen bukti transaksi, alat-alat
pencatatan, laporan dan prosedur yang
digunakan perusahaan/organisasi untuk mencatat transaksitransaksi serta melaporkan hasilnya. Operasi suatu sistem
akuntansi meliputi tiga tahapan:

Harus mengenal dokumen bukti transaksi yang digunakan


oleh perusahaan/organisasi, baik mengenai jumlah fisik mupun

jumlah rupiahnya, serta data penting lainnya yang berkaitan


dengan transaksi perusahaan/organisasi.

Harus mengelompokkan dan mencatat data yang tercantum


dalam dokumen bukti transaksi kedalam catatan-catatan
akuntansi.

Harus meringkas informasi yang tercantum dalam catatancatatan akuntansi menjadi laporan-laporan untuk manajemen
dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
2.3 Desain Sistem
Sistem akuntansi harus dirancang untuk memenuhi spesifikasi
informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan/organisasi, asalkan
informasi tersebut tidak terlalu mahal. Dengan demikian,
pertimbangan utama dalam merancang sistem akuntansi adalah
keseimbangan antara manfaat dan biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh informasi tersebut.
Agar efektif, laporan yang disajikan oleh sistem akuntansi harus
dibuat secara tepat waktu, jelas dan konsisten. Laporan yang
disajikan dengan pengetahuan dan kebutuhan pemakai agar
dapat digunakan sebagai pertimbangan didalam pengambilan
keputusan.
Desainer (perancang) sistem harus memiliki pengetahuan untuk
membedakan sistem akuntansi dan metode pemrosesan data
baik pemrosesan data secara manual maupun dengan
menggunakan komputerisasi. Kemampuan untuk membedakan
pemrosesan transaksi secara manual dan komputer cukup
penting, karena pada organisasi tertentu tidak semua transaksi
dapat di proses dengan komputer dan kemampuan desainer
sistem dalam mengevaluasi alternatif-alternatif yang
dipertimbangkan pengetahuan akan prinsip-prinsip dasar sistem
akuntansi. Singkatnya, prinsip dasar yang terkandung dalam
sistem akuntansi yang baik kemungkinan besar sistem yang

dirancang pada perusahaan / organisasi tertentu akan mengalami


kesulitan ketika diterapkan.
2.4 Implementasi Sistem
Implementasi sistem bukan hanya merupakan tanggung jawab
personel yang ada pada bagian tertentu, tetapi semua personil
harus bertanggung jawab terhadap pengoperasian sistem.
Pengoperasian sistem harus secara hati-hati dan selalu dilakukan
supervisi atas sistem tersebut sebelum dioperasikan sepenuhnya.
2.5 Pembiayaan Pendidikan
Pendidikan merupakan investasi, dengan demikian agar
pendidikan mencapai sasaran yang diharapkan diperlukan
pengelolaan yang efektif dan efisien. Pengelolaan pembiayaan
pendidikan meliputi pengaturan penerimaan, pengalokasian dan
pertanggungjawaban keuangan.
Wowo Sunaryo (2008), membagi fase pengelolaan keuangan itu
menjadi 3 fase, yaitu :
1.

Financial Planning

2.
3.

Implementation
Evaluation

Selanjutnya Jones (1985), menguraikan fase pengelolaan


keuangan tersebut adalah,financial planning is called
budgeting, merupakan kegiatan mengkoordinir semua sumber
daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan
secara sistematis tanpa terjadi efek sampingan, implementation
involves acounting pelaksanaan anggaran merupakan kegiatan
berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi
penyesuaian bila diperlukan, evaluation involves goal merupakan
evaluasi terhadap sasaran.
Tidak dapat disangkal bahwa faktor utama untuk meningkatkan
kualitas pendidikan adalah pembiayaan. Pemerintah dalam hal ini
mengatur pembiayaan pendidikan dalam Peraturan

Pemerintah No.48 tahun 2008 sebagai pelaksanaan Undangundang No.20tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Biaya dalam pendidikan dapat dibedakan menjadi biaya langsung
(direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Biaya
langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan kegiatankegiatan yang langsung menyentuh proses pembelajaran, seperti
alat-alat pelajaran, sarana belajar siswa, biaya transpostasi dan
sebagainya. Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang
dikeluarkan oleh siswa atau orangtua siswa dalam menunjang
kehadiran siswa di sekolah. Biaya tidak langsung ini sulit untuk
dihitung dan hal ini tidak turut dihitung dalam perencanaan
pembiayaan sekolah secara resmi.

2.6 Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah


Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi
yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar
bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap
kegiatan yang dilakukan sekolah
memerlukan biaya.Dalam tataran pengelolaan Vincen P Costa
(2000 : 175)
memperlihatkan cara mengatur lalu lintas uang yang diterima
dan dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan
penyampaian umpan balik.Kegiatan perencanaan menentukan
untuk apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan,
dan bagaimana cara melaksanakannya. Kegiatan
pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata
kerjanya. Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat,
apa yang dikerjakan, dan masing-masing bertanggung jawab
dalam hal apa. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mengatur
kriterianya, bagaimana cara melakukannya, dan akan dilakukan
oleh siapa. Kegiatan umpan balik merumuskan kesimpulan dan

saran-saran untuk kesinambungan terselenggarakannya


Manajemen Operasional Sekolah.
Muchdarsyah Sinungan menekankan pada penyusunan rencana
(planning) di dalam setiap penggunaan anggaran. Langkah
pertama dalam penentuan rencana pengeluaran keuangan adalah
menganalisa berbagai aspek yang berhubungan erat dengan pola
perencanaan anggaran, yang didasarkan pertimbangan kondisi
keuangan, line of business, keadaan para nasabah/konsumen,
organisasi pengelola, dan skill para pejabat pengelola..
Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi:
1. Perencanaan anggaran
2. Strategi mencari sumber dana sekolah
3. Penggunaan keuangan sekolah
4. Pengawasan dan evaluasi anggaran
5. Pertanggungjawaba

MANAJEMEN KEUANGAN SEKOLAH


3.1 Pengelolaan Keuangan Sekolah
Pengelolaan keuangan sekolah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
sekolah. Adapun Azas Pengelolaan Keuangan Sekolah dapat
diuraikan sebagai berikut :

Keuangan sekolah dikelola secara tertib, taat pada peraturan


perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan,
kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
Yang dimaksud secara tertib adalah bahwa keuangan sekolah dikelola
secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung dengan buktibukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Taat pada peraturan perundang-undangan adalah bahwa pengelolaan keuangan
sekolah harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Efektif merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah
ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.
Efisien merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan
tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai
keluaran tertentu.
Ekonomis merupakan pemerolehan masukan dengan kualitas dan kuantitas
tertentu pada tingkat harga yang terendah.
Transparan merupakan prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat
untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya
tentang keuangan sekolah.
Bertanggung jawab merupakan perwujudan kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Keadilan adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaannya
dan/atau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan
yang objektif.

Kepatutan adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan
proporsional.
Manfaat untuk masyarakat sekolah adalah bahwa keuangan sekolah diutamakan
untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat sekolah.

3.2 Sistem Akuntansi Pokok


Secara garis besar sistem akuntansi pokok dapat dilihat pada
diagram alir berikut ini :
Dokumen
Transaksi
Buku
Jurnal
Buku Besar
Laporan Keuangan
Buku
Pembantu
Buku Penerimaan Kas

Buku Pengeluaran

Kas
Buku Jurnal Penerimaan Kas

Buku Jurnal Pengeluaran Kas

Buku Jurnal Umum


Kumpulan Rekening
(Ringkasan dan Rincian)
Neraca

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Arus Kas

Catatan Atas Laporan Keuangan

Kertas

Kerja
Kebijakan Akuntansi

Dokumen

Catatan

Laporan

Buku catatan akuntansi yang digunakan pada sebagian besar


instansi pemerintah antara lain meliputi

1.

Buku Jurnal
a.
Jurnal Umum
b.
c.

Jurnal Penerimaan Kas


Jurnal Pengeluaran Kas

2. Buku Besar
3. Buku
Pembantu
a. Buku Kas Umum
b. Buku Register
c. Buku Rekapitulasi
d. Buku Bank
e. Buku Pajak
f. dsb
3.3 Sistem Pembukuan Akuntansi
Terdapat dua sistem pembukuan akuntansi yang telah digunakan
selama ini, yaitu :
1. Sistem pembukuan tunggal (single entry)
2. Sistem pembukuan berpasangan (double entry)
Sistem pembukuan tunggal (tata buku) adalah sistem pencatatan
akuntansi yang dalam hal ini setiap kejadian transaksi akuntansi
hanya dicatat satu kali, sedangkan dalam sisitem pembukuan
berpasangan setiap transaksi akuntansi akan dicatat dua kali.
Artinya pada setiap transaksi terdapat dua rekening (akun) yang
akan dipengaruhi. Dalam sistem pembukuan berpasangan dikenal
istilah debit dan kredit. Setiap rekening yang yang didebit diikuti
dengan rekening lain yang dikredit, demikian pula sebaliknya.
Jumlah sisi debit dan kredit harus sama, jika tidak maka

pencatatannya menjadi salah, neraca yang dihasilkan menjadi


tidak seimbang antara sisi aset/aktiva dan pasivanya.
Contoh : Pembelian AsetPada tanggal 1 November 2009 terjadi
transaksi di sekolah berupa pembelian laptop sebanyak 10 unit
denganharga per unitnya Rp 7.000.000. Pembelian tersebut akan
dilakukan secara tunai.
Jika sekolah menggunakan sistem pembukuan tunggal akan
dicatat sebagai berikut :
BUKU KAS
Tgl.

Keterangan

1/1 09

Saldo awal kas

Pengeluara
Pemasukan
n

Saldo
100.000.000

70.000.000

Pembelian laptop
10/1 09 10 unit

30.000.000

Jika sekolah menggunakan sistem pembukuan berpasangan akan


dicatat sebagai berikut :
BUKU JURNAL
Tgl.

Kode
Rekening

Nama Rekening

Debit

Kredit

Aset Tetap Laptop


70.000.000
Kas
10/1 09

70.000.000

3.4

Tujuan Sistem Akuntansi

Pengimplemensaian sistem akuntansi sekolah bertujuan untuk :


1.
2.

Meningkatkan efisiensi dan efektivitas


Mendukung operasi rutin harian

3.
4.

Meningkatkan kualitas laporan keuangan


Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan

5.
Melindungi aset sekolah
3.5 Penatausahaan Keuangan Sekolah
3.2.1 Azas Umum
Kepala Sekolah dan/atau bendahara sekolah yang menerima atau menguasai
uang/barang/kekayaan sekolah wajib menyelenggarakan penatausahaan sesuai
dengan Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Kepala Sekolah secara berkala wajib melakukan pemeriksaan terhadap
penatausahaan keuangan sekolah pada minimal setiap 3 (tiga)
bulan sekali.
Dokumen yang berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan
dan/atau pengeluaran atas pelaksanaan APBS ditandatangani oleh Bendahara
Sekolah dan disahkan oleh Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar penerimaan dan/atau pengeluaran
atas pelaksanaan APBS bertanggung jawab terhadap kebenaran material dan akibat
yang timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.
Penatausahaan sesuai buku petunjuk BOS 2009 menggunakan:
RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)
Buku Kas Umum;

Buku Pembantu Kas Tunai


Buku Pembantu Bank
Buku Pembantu Pajak
Bukti Penerimaan;
Bukti Pengeluaran;
Bukti Penyetoran;
Buku Kas Umum adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua
penerimaan dan pengeluaran sekolah.
Buku Pembantu adalah buku yang digunakan untuk mencatat rincian semua
penerimaan dan pengeluaran sekolah.
Bukti Penerimaan adalah bukti yang digunakan untuk dokumen yang digunakan
dalam pelaksanaan penerimaan sekolah.
Bukti Pengeluaran adalah bukti yang digunakan untuk dokumen yang
digunakan dalam pelaksanaan pengeluaran sekolah.
Bukti Penyetoran adalah bukti yang digunakan untuk dokumen
yang digunakan untuk menyetorkan uang ke bank.

3.2.2

Penatausahaan Penerimaan

Bendahara sekolah wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh


penerimaan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggung
jawabnya.

Bendahara sekolah wajib menutup Buku Kas Umum setiap akhir bulan dan
diketahui oleh Kepala Sekolah.
Semua penerimaan harus dicatat dalam Buku Kas Umum.
Selain dicatat pada Buku Kas Umum, semua penerimaan dicatat dalam buku
bantu penerimaan sesuai dengan jenis sumber dananya.
Penyetoran dicatat dalam Buku Bantu Bank.
Bendahara sekolah wajib mempertanggungjawabkan atas pengelolaan uang
yang menjadi tanggung jawabnya dengan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban kepada Kepala Sekolah.

3.2.3

Penatausahaan Pengeluaran

Bendahara sekolah wajib menyelenggarakan penatausahaan terhadap seluruh


pengeluaran atau penggunaan dana yang menjadi tanggung jawabnya.
Semua pengeluaran harus dicatat dalam Buku Kas Umum.
Selain dicatat pada Buku Kas Umum, semua pengeluaran dicatat dalam buku
bantu pengeluaran sesuai dengan jenis kegiatan.
Bendahara sekolah wajib mempertanggungjawabkan atas penerimaan dan
pengeluaran dana yang menjadi tanggung jawabnya kepada Kepala sekolah
paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya.
Dalam mempertanggungjawabkan penerimaan dan pengeluaran dana,
bendahara sekolah menggunakan Buku Kas Umum dan laporan realisasi
penggunaan dana.

3.6 Sumber-Sumber Keuangan Sekolah


1. Dana dari Pemerintah
Dana dari pemerintah disediakan melalui jalur Anggaran Rutin
dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada
semua sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut
dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK
biasanya ditentukan
berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III. Mata anggaran dan
besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah
ditentukan. Pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan
pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus
benarbenar sesuai dengan mata anggaran tersebut.Selain DIK,
pemerintah sekarang juga memberikan dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala
yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional
sekolah.
2. Dana dari Orang Tua Siswa
Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran
Komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh
orang tua
siswa ditentukan oleh rapat Komite sekolah. Pada umumnya dana
Komite terdiri atas :
a. Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar
oleh orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di
sekolah

b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang


biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa
(pembayarannya dapat diangsur).
c. Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua
siswa terterntu yang dermawan dan bersedia memberikan
sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
3. Dana dari Masyrakat
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak
mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang
menaruh perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu
sekolah. Sumbangan
sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari
kepeduliannya
karena merasa terpanggil untuk turut membantu kemajuan
pendidikan.
Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari suatu organisasi,
dari
yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun
milik
swasta.
4. Dana dari Alumni
Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu
sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat
dan perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh

sekolah dari para alumni merupakan sumbangan sukarela yang


tidak mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk turut
mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan demi kemajuan dan
pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari
alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau
lustrum sekolah.
5. Dana dari Peserta Kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat
yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau
ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa Inggris
atau keterampilan lainnya.
6. Dana dari Kegaitan Wirausaha Sekolah
Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha
untukmendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil
berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapatj
dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi,
kantin sekolah, bazaartahunan, wartel, usaha fotokopi, dll.

3,7. Akuntansi Keuangan Dana BOS


Sasaran Program dan Besar Bantuan
Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP,
termasuk Sekolah Menengah Terbuka (SMPT) dan Tempat Ke
giatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh
masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di
Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk
sasaran dari program BOS ini.Besar biaya satuan BOS yang
diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS Buku, dihitung
berdasarkan ju mlah siswa dengan ketentuan:

1.
2.

SD/SDLB di kota : Rp 400.000,-/siswa/tahun


SD/SDLB di kabupaten : Rp 397.000,-/siswa/tahun

3.
4.

SMP/SMPLB/SMPT di kota : Rp 575.000,-/siswa/tahun


4. SMP/SMPLB/SMPT di kabupaten : Rp
570.000,-/siswa/tahun

Penggunaan Dana Bos


Tata cara penggunaan dan pertanggungjawaban dana BOS akan
diuraikan untuk setiap komponen yang diperbolehkan didanai
oleh BOS, yaitu diantaranya adalah :
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka Penerimaan Siswa
Baru

Digunakan untuk biaya pendaftaran, penggandaan formulir,


administrasi pendaftaran dan pendaftaran ulang, termasuk di
dalamnya pengeluaran untuk alat tulis, fotocopy, honor/uang
lembur, dan konsumsi panitia pendaftaran siswa baru dan

pendaftaran ulang siswa lama.

Pembayaran honor panitia dikenakan PPh Ps l. 21

Pengadaan formulir dan alat tulis dikenakan PPN dan PPh Psl
22
2. Pembelian buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan.

Dalam pengadaan buku buku referensi untuk dikoleksi di


perpustakaan yang harus diperhatikan adalah kualitas buku

yang baik dengan harga yang layak dan sistem pembayaran


yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pengadaan buku tersebut tidak dikenakan PPN, tetapi


dikenakan PPh Psl. 22
3. Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di perpustakaan

Dalam pengadaan buku teks pelajaran untuk dikoleksi di


perpustakaan harus memperhatikan pada BSE.

Pengadaan buku tersebut tidak dikenakan PPN, tetapi


dikenakan PPh Psl. 22

4. Membiayai kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran


pengayaan,
olah raga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah
remaja
dan sejenisnya.

Dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tersebut seperti


pengeluaran alat tulis, bahan dan penggandaan materi
termasuk honor jam mengajar tambahan di luar jam pelajaran,
biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka

mengikuti lomba.

Pembelian alat tulis, bahan, dan penggandaan materi


dikenakan PPN dan PPh Psl 22

Pembayaran honor panitia dan guru yang


mengajaremedial/pengayaan
dikenakan PPh Psl. 21
5. Membiayai ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan
laporan
hasil belajar siswa

Bila terdapat jaringan telepon dan listrik di sekitar sekolah


dan sekolah belum berlangganan daya dan jasa tersebut,

diperkenankan untuk memasang jaringan ke sekolah.

Tidak diper kenankan untuk pembelia n handphone dan


membayar pulsa handphone.

Jika tidak ada jaringan lstrik dan dirasakan diperlukan untuk


kegiatan belajar mengajar, maka diperkenankan untuk
membeli Genset.

8. Membayar biaya perawatan sekolah

Digunakan untuk keperluan biaya perawatan ringan seperti


pengecetan, perbaikan atap bocor, perbaikan pintu dan

jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah dan per


awatan fasilitas sekolah lainnya.

Perawatan ringan dilakukan dengan swakelola

Pembayaran honor pekerja berdasarkan upah kerja harian

sesuai kehadiran dibuktikan dengan daftar hadir. Honor pekerja


dikenakan PPh Psl 21

Pengadaan bahan perawatan ringan dikenak an PPN dan PPh


Psl 22
9. Membayar honorarium bulanan guru honorer dan tenaga
kependidikan
honorer.

Untuk sekolah SD diperbolehkan unt uk membayar honor

tenaga yang membantu administrasi BOS.

Bagi guru PNS di sekolah negeri yang mengajar di sekolah


swasta diluar kewajiban jam mengajar di sekolah negeri
diperlakukan sebagai tenaga
10. Pengembangan Profesi Guru

Dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pelatihan,


KKG/MGMP dan KKKS/MKKS. Pengeluaran untuk kegiatan
tersebut seperti honorarium nara sumber, penulis naskah
materi paparan, honor peserta, pengadaan alat tulis, bahan,

penggandaan materi, transport, dan konsumsi dapat


dipergunakan dari dana BOS.

Pengadaan alat tulis/bahan/penggandaan materi dikenakan


PPN dan PPh Psl 22

Pembayaran honorarium narasumber, penulis naskah materi


paparan, dan honor peserta dikenakan PPh Psl. 21 (lihat butir

C. tentang aturan perpajakan).


11. Memberi bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang
menghadapi
masalah biaya transport dari dan ke sekolah

Dipergunakan untuk meringankan biaya transport dari dan


ke sekolah bagi siswa miskin. Bantuan biaya transportasi tidak
dikenakan pajak. Bantuan diberikan hanya kepada siswa yang
karena biaya transportasi sehingga terancam tidak masuk
sekolah. Komponen ini juga dapat berbentuk pembelian alat
transportasi bagi siswa yang tidak mahal, misalnya sepeda,

perahu penyeberangan dll. Alat ini menjadi inventaris sekolah.


12. Membiayai kegiatan dalam kaitan dengan pengelolaan BOS,
seperti :

ATK, penggandaan, surat menyurat, insentif bagi bendahara


dalam rangka penyusunan laporan BOS dan biaya transporasi

dalam rangka pengambilan dana BOS di Bank/PT Pos Indonesia


(Persero).

Untuk pembelian ATK dan penggandaan dikena kan PPN dan


PPh Psl 22

Untuk honor penyusunan laporan dikenakan PPh Psl 21


13. Pembelian personal komputer untuk kegiatan belajar siswa,

maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP Pembelian

PC dikenakan PPN dan PPh Ps l 22


14. Bila seluruh komponen 1 s.d. 13 di atas telah terpenuhi
pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana maka sisa
dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga,

media pembe lajaran, mesin ketik, dan mebeler sekolah.

Untuk pembelian alat peraga, media pembelajaran dan


mebeler sekolah dikenakan PPN dan PPh Psl. 22

DAFTAR PUSTAKA

Fattah Nanang, 2006, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan,


Bandung, PT
Remaja Rosdakarya
Departemen Pendidikan Nasional, 2001, Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah
Peraturan Pemerintah RI. No.19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP)
Peraturan Pemerintah No.58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
Peraturan Pemerintah No.48 Tahun 2008 Tentang Pembiayaan
Pendidikan
Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006
Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Departemen Pendidikan Nasional, 2009 Buku Petunjuk BOS
Haryono Yusuf, 1997, Dasar-dasar Akuntansi, STIE YKPN.
Yogyakarta

Mahmudi.2006. Analisis Laporan Keuangan Daerah. UPP STIM


YKPN Yogyakarta
Sugiarto.2002 Pengantar Akuntansi. Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka. Jakarta.
Muchdarsyah Sinungan. 1993. Dasar-Dasar Management Kredit.
Jakarta: Bumi Aksara.
Vincent P Costa. 2000. Panduan Pelatihan untuk Mengembangkan
Sekolah,
Jakarta: Depdiknas.
Surjadi. 1982. Sekolah dan Pembangunan. Bandung: Penerbit
Alumni.

Berikan Balasan

What are you looking for ?


Cari:

Mutiaraku

Arsip
Arsip

Kalender

Apr

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Juli 2015

Admin

Mendaftar

Masuk log

RSS Entri

RSS Komentar

WordPress.com

Waktu Sekarang
Berkah Asmaul Husna

Widget Animasi

BUAT SITUS WEB ATAU BLOG GRATIS DI WORDPRESS.COM. | THE SORBET THEME.
Ikuti

Ikuti Bicara Pendidikan


Kirimkan setiap pos baru ke Kotak Masuk Anda.
Daftarkan saya

Buat situs dengan WordPress.com

Anda mungkin juga menyukai