Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


I.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi, etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala klinis, diagnosis,
diagnosis banding, serta penanganan yang dapat dilakukan untuk kesembuhan dari
penyakit glossitis.
b. Sebagai salah satu kewajiban menyelesaikan tugas kepaniteraan klinik di SMF Gigi dan
Mulut Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Lidah
A. Definisi Lidah
Rongga mulut dianggap cermin kesehatan umum seseorang. Lidah merupakan
salah satu organ di rongga mulut yang paling peka terhadap perubahan yang terjadi di
dalam tubuh. Pada dasarnya, permukaan lidah adalah daerah yang paling banyak terpapar
oleh iritasi dan keperluan dasar hidup sehari-hari seperti makan dan minum (Simamora,
2012).
Lidah sebagai indera pengecap mempunyai beberapa fungsi yaitu membantu
proses pengecapan dan perasa, mengatur letak makanan ketika dikunyah, membantu

menelan, mendorong makanan ke dalam pharynx (pada waktu menelan), pembersihan


mulut, dan memainkan peranan yang penting sebagai alat bantu dalam berbicara.
(Simamora, 2012) (Marlina, 2012)

B. Anatomi Lidah
Lidah adalah suatu organ otot kompak yang ditutupi oleh lapisan pelindung dari
epitel skuamosa berlapis. Lidah memiliki peran yang penting dalam proses penelanan,
pengecapan dan bicara. Dorsum lidah mempunyai banyak tonjolan-tonjolan mukosa yang
membentuk papila-papila (Nirwanda, 2010).
Ada 4 tipe papila pada dorsum lidah
a. Papila Filiformis
Papila terkecil dan berjumlah paling banyak. Papila itu berupa batang-batang
ramping, seperti rambut, bertanduk, tampak berwarna merah, merah muda atau putih
tergantung pada derajat iritasi yang dialami lidah (Nirwanda, 2010).
b. Papila Fungiformis
Papila fungiformis lebih sedikit jumlahnya, warna merahnya lebih cerah dan
diameternya lebih lebar dibandingkan dengan papila filiformis. Papila fungiformis
tidak bertanduk, berbentuk bulat atau jamur dan sedikit menonjol. Papila ini juga
berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila ini paling banyak terdapat di tepi lateral dan
ujung anterior dari lidah. Kadang-kadang papila fungiformis mengandung pigmen
coklat, terutama melanoderm (Nirwanda, 2010).
c. Papila Sirkumvalata
2

Papila sirkumvalata adalah papila terbesar yang tampak sebagai papula-papula


berwarna merah muda 2 sampai 4 mm. Papula tersebut dikelilingi oleh suatu parit
sempit dan juga berisi kuncup-kuncup pengecap. Papila-papila ini berjumlah 6
sampai 12 dan tersusun dalam suatu deretan berbentuk V di sepanjang ujung-ujung
sulkus di sisi posterior dorsum lidah. Papila-papila tersebut secara anatomis membagi
lidah menjadi 2 bagian yang tidak sama, 2/3 anterior dan 1/3 posterior (Nirwanda,
2010).
d. Papila Foliata
Pada sisi lateral daerah posterior lidah terdapat papila foliata. Papila-papila ini
seperti daun yang menonjol mengarah seperti lipatan-lipatan vertikal. Terkadang
tonsil lingual yang meluas ke daerah ini dari akar dorsal posterior lidah dapat salah
disebutkan sebagai papila foliate (Nirwanda, 2010).

Gambar II.1. Papila-papila pada lidah

Gambar II.2. Lidah normal


Warna Lidah
Pada geografis lidah, beberapa daerah lidah berwarna putih atau kuning dan kasar,
sebaliknya bagian lain berwarna merah dan lembut. Daerah tersebut berubah warna
terjadi sekitar lebih dari satu periode mingguan sampai tahunan. Keadaan tersebut
biasanya tidak menyakitkan, dan tidak memerlukan pengobatan. Berikut adalah warna
pada lidah :
Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju kehijauan

adanya infeksi bakteri akut.


Merah menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti
adanya panas pd jantung,jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya

ganguan ginjal dan kandung empedu.


Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan.
Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah.
Warna Lidah
Pada geografis lidah, beberapa daerah lidah berwarna putih atau kuning dan kasar,
sebaliknya bagian lain berwarna merah dan lembut. Daerah tersebut berubah warna
terjadi sekitar lebih dari satu periode mingguan sampai tahunan. Keadaan tersebut
biasanya tidak menyakitkan, dan tidak memerlukan pengobatan. Berikut adalah
warna pada lidah :
4

Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju kehijauan

adanya infeksi bakteri akut.


Merah menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti
adanya panas pd jantung,jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya

ganguan ginjal dan kandung empedu.


Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan.
Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah.
C. Fisiologi Lidah
Seluruh rasa dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah, tetapi satu jenis rasa
akan lebih sensitif pada daerah tertentu. Rasa manis lebih sensitif dirasakan pada daerah
ujung depan lidah, rasa asin paling baik diapresiasi pada pinggir depan lidah, rasa asam
paling baik diterima di sepanjang samping/tepi lidah dan sensasi pahit dapat dideteksi
dengan sangat baik pada sepertiga belakang lidah. Keempat rasa ini dikenal dengan
istilah sensasi rasa primer. Selain itu, ada rasa kelima yang telah teridentifikasi yakni
umami yang dominan ditemukan pada L-glutamat (Simamora, 2012).
a. Rasa Manis
Beberapa jenis zat kimia yang menyebabkan rasa ini meliputi: gula, glikol,
alkohol, aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, asam halogen, dan
garam anorganik dari timah hitam dan berilium. Hampir semua zat yang
menyebabkan rasa manis merupakan zat kimia organik; satu-satunya zat anorganik
yang menimbulkan rasa manis merupakan garam-garam tertentu dari timah hitam dan
beryllium (Simamora, 2012).
b. Rasa Asam

Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Konsentrasi ion hidrogen
maupun intensitas sensasi rasanya kira-kira sebanding dengan logaritma konsentrasi
ion hidrogen. Oleh sebab itu, makin asam suatu makanan maka sensasi rasa asamnya
semakin kuat (Simamora, 2012).
c. Rasa Asin
Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama konsentrasi ion sodium.
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya karena
beberapa jenis garam juga mengeluarkan rasa lain di samping rasa asin (Simamora,
2012).
d. Rasa Pahit
Rasa pahit seperti rasa manis, tidak disebabkan satu jenis agen kimia, tetapi
zat-zat yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir merupakan zat organik.
Pembagian kelas zat yang sering menyebabkan rasa pahit adalah: (1) Zat organik
rantai panjang yang berisi nitrogen, dan (2) alkaloid. Alkaloid terdiri dari banyak obat
yang digunakan dalam kedokteran seperti kuinin, kafein, striknin, dan nikotin
(Simamora, 2012).
e. Rasa Umami
Umami berasal dari bahasa Jepang yang artinya enak. Rasa umami
mempunyai ciri khas yang jelas berbeda dari keempat rasa lainnya, termasuk
sinergisme peningkat rasa antara dua senyawa umami, L-glutamat dan 5'ribonulceotides, serta rasa yang bertahan lama setelahnya. Umami adalah rasa yang

dominan ditemukan pada makanan yang mengandung L-glutamat (terdapat pada


ekstrak daging dan keju) (Simamora, 2012).
D. Proses Pengecapan
Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah. Dengan
demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak dan
merangsang ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul impuls yang akan
menjalar ke nervus facial (VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari daerah lain
selain lidah berjalan melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di
medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan
membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke
daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus
kemudian dihantar ke thalamus dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang
masuk ke dalam mulut kita.21 Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses
spesifik, artinya rasa oleh masing-masing ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi
pada saat yang berlainan dengan setiap epitel neuron ujung serabut syaraf pengecapan.
Jadi setiap taste buds dapat bereaksi untuk semua rasa walau dengan intensitas berbeda
(Simamora, 2012).
E. Fungsi Lidah
1. Menunjukkan kondisi tubuh
Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolisme tubuh,
terutama kesehatan tubuh manusia. Setiap lidah manusia sering terdapat selaput
berwarna putih, semakin tebal lapisannya menandakan adanya aktivitas faktor
patogen yang kuat seperti masuk angin, tingkat dahak, panas tubuh akibat infeksi dan

retensi makanan, jika tidak ada selaput lidah mengindikatorkan adanya ganguan
ginjal dan kandung empedu (Much,2009)
2. Membasahi makanan di dalam mulut
Yang berperan adalah kelenjar sublingualis. Kelenjar sublingualis terletak di
bawah lidah (Much,2009)
3. Mengecap atau merasakan makanan
4. Membolak-balik makanan
5. Menelan makanan
6. Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata (Much,2009)
F. Gangguan pada lidah
1. Luka
Luka pada lidah bisa disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi virus herpes
simplex mulut, luka sariawan, tuberculosis, infeksi bakteri, atau sifilis tahapawal.
Luka bisa juga disebabkan oleh alergi atau gangguan sistem kekebalan lainnya. Luka
berat adalah hal yang paling sering menyebabkan ketidaknyamanan lidah. Lidah
tersebut mempunyai banyak ujung saraf untuk rasa sakit dan peraba dan lebih peka
terhadap rasa sakit dibandingkan kebanyakan bagian lain pada tubuh. Lidah sering
tiba-tiba tergigit tetapi cepat sembuh. Gigi yang tajam atau rusak bisa sangat merusak
jaringan yang mudah rusak tersebut (Much,2009).

Gambar II.3. Luka pada lidah


2. Berbulu
8

Pertumbuhan yang terlalu cepat dari proyeksi normal di atas lidah (Vili) bisa
membuat lidah tampak berbulu. Lidah tersebut bisa juga tampak berbulu setelah
demam, setelah pengobatan antibiotik, atau ketika pencuci mulut peroxide digunakan
terlalu sering. Bulu ini pada ujung lidah tidak perlu dibingungkan dengan
leukoplakia berbulu yang terbentuk di sisi lidah dan merupakan karakteristik AIDS
(Much,2009).
3. Perubahan warna
Villi lidah bisa menjadi berubah warna jika seseorang merokok atau
mengunyah tembakau, makan makanan tertentu, atau memiliki bakteri berwarna yang
berkembang pada lidah. Ujung lidah bisa terlihat berwarna hitam jika seseorang
menggunakan sediaan bismuth untuk gangguan perut. Penyikatan lidah dengan
menggunakan sikat gigi atau kikisan dengan pengikis lidah bisa menghilangkan
beberapa perubahan warna. Anemia kekurangan zat besi bisa membuat lidah terlihat
pucat dan lembut (Much,2009).
Anemia pernicious, yang disebabkan oleh kekurangan Vitamin B12, bisa juga
membuat lidah terlihat pucat dan lembut. Tanda pertama pada demam scarlet
kemungkinan berubah dari warna normal lidah menjadi warna strawberi, dan
kemudian warna rasberi. Lidah merah-strawberi pada anak kecil bisa juga menjadi
sebuah tanda penyakit Kawasaki. Lidah merah lembut dan mulut menyakitkan bisa
mengindikasi pellagra, sebuah jenis kekurangan gizi yang disebabkan oleh
kekurangan niacin (Vitamin B3) pada makanan. Lidah merah bisa juga meradang
(glossitis)-lidah tersebut merah, menyakitkan, dan bengkak. Bercak keputih-putihan,
serupa dengan apa yang ditemukan di dalam pipi, bisa disertai demam, dehidrasi,
sifilis tahap kedua, sariawan, lichen planus, leukoplakia, atau gangguan pernafasan
mulut (Much,2009).
9

4. Benjolan
Benjolan kecil pada kedua sisi lidah biasanya tidak berbahaya, sebuah
benjolan hanya pada salah satu sisi bisa bersifat kanker. Daerah berwarna putih atau
merah yang tidak bisa dijelaskan, luka atau bengkak yang menjadi keras pada lidah
khususnya jika tidak terasa sakit-kemungkinan adalah tanda kanker dan kondisi ini
harus diteliti oleh seorang dokter gigi. Kebanyakan kanker mulut tumbuh pada salah
satu sisi lidah atau pada dasar mulut. Kanker hampir tidak pernah muncul di ujung
lidah, kecuali ketika kanker tersebut terjadi setelah sifilis yang tidak diobati
(Much,2009).
5. Rasa tidak nyaman
Lidah yang tidak nyaman bisa dihasilkan dari iritasi oleh makanan tertentu,
khususnya yang asam (missal : nanas), atau rasa tertentu di dalam pasta gigi, pencuci
mulut, permen, atau permen karet. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan rasa
tidak nyaman pada lidah, sama seperti luka dan infeksi. Infeksi umum yang
menyebabkan rasa tidak nyaman pada lidah adalah thrush (candidiasis), dimana jamur
berbentuk lapisan putih pada gigi yang terlalu cepat tumbuh dan menutupi lidah.
Nyeri intensif pada seluruh mulut bisa disebabkan oleh sindrom mulut terbakar.
Biasanya, hal ini adalah proses eliminasi untuk menemukan apa yang menyebabkan
rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman pada lidah yang tidak disebabkan oleh infeksi
biasanya diobati dengan menghilangkan penyebab tersebut. Misal, orang tersebut bisa
mencoba untuk merubah merk pasta gigi, menghentikan makanan yang mengiritasi,
atau memperbaiki gigi yang tajam atau patah oleh seorang dokter gigi. Mencuci
dengan air garam hangat bisa membantu. Sariawan bisa diobati dengan obat anti
jamur, seperti Nystatin atau Fluconazole (Much,2009 dan Miller-Keane, 2010).
6. Glossopyrosis

10

Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas
dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini
kebanyakan karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf (Mosby's
Dental Dictionary, 2010)

Gambar II.4 Glossopyrosis

7. Burning Mouth Syndrome (Dysesthesia)


Seperti disebutkan gejala utama sindrom mulut terbakar tentu saja mulut
terbakar. Xerostomia yang merupakan mulut kering biasanya berhubungan dengan
kurangnya air liur (kadang-kadang disebut kapas mulut), dan dysgeusia yang
merupakan rasa 'bingung' pada rasa. Namun, penegakan diagnosa glossodynia tidak
harus disertai dengan kelainan dalam air liur atau lender, mungkin dapat disebabkan
oleh kondisi lain seperti gaya hidup (http://www.healthguidance.org ).

Gambar II.5 Burning Mouth Syndrome (Dysesthesia)

II.2 Glossitis
11

A. Definisi Glossitis
Glositis adalah suatu keradangan pada lidah. Glossitis atau kronis. Penyakit ini
juga merupakan kondisi murni dari lidah itu sendiri atau merupakan cerminan dari
penyakit tubuh yang penampakannya ada pada lidah. Glossitis dapat menyerang semua
lapisan usia. Penyakit ini sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan ( Budianto,
2011).
B. Etiologi
Penyebab glossitis bermacam-macam, bisa local dan sistemik ( Budianto, 2011).
1. Penyebab Lokal
- Bakteri dan infeksi virus
- Trauma atau iritasi mekanis dari sesuatu yang terbakar, gigi atau peralatan gigi
- Iritasi lokal seperti dari tembakau, alkohol dan makanan yang pedas ataupun
makan yang berbumbu
- Alergi dari pasta gigi dan obat kumur.
2. Penyebab Sistemik
- Kelainan nutrisi, penyakit kulit dan infeksi sistemik
- Keadaan kekurangan gizi (malnutrisi) yaitu kurangnya asupan vitamin B
- Penyakit kulit seperti oral lichen planus, erythema multiforme, aphthous
ulcers, and pemphigus vulgaris,
Infeksi seperti syphilis and human immunodeficiency virus (HIV)

C. Diagnose
Penegakkan diagnosis dimulai dari anamnesis. Dari anamnesis, dapat ditemukan
keluhan nyeri lidah, sulit untuk mengunyah, menelan atau untuk bercakap cakap. Lidah
yang mempunyai kelainan ini permukaannya akan terlihat halus (pada anemia
pernisiosa), dapat ditemukan beberapa ulserasi atau borok yang terlihat pada lidah ini,
lidah terlihat bengkak serta adanya perubahan warna lidah, lidah berwarna pucat pada
penderita anemia pernisiosa dan berwarna merah gelap bila penyebab glossitis adalah
kekurangan vitamin B yang lain. Penyebab glossitis secara pasti dicari melalui
pemeriksaan yang mendalam, seperti biopsy ( Budianto, 2011).
D. Klasifikasi
Idiopathic Glossitis
Inflamasi pada membran mukosa dan otot lidah secara keseluruhan.
Atrophic Glossitis (Hunters Glossitis)
12

Ditandai dengan kondisi lidah yang kehilangan rasa karena degenerasi


ujung papil (bagian menonjol pada selaput yang berlendir di bagian atas lidah).
Perasaan lidah terbakar yang menyebar ke bagian mulut lain yang biasanya
dipicu oleh adanya ulserasi. Lidah terlihat licin dan mengkilat baik seluruh
bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering
biasanya adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita
anemia (Pontes, 2009).
Salah satu anemia yang sering didapatkan ialah anemia megaloblastik.
Anemia megaloblastik adalah subkelompok anemia makrositik yang disebabkan
oleh gangguan sintesis DNA yang dihasilkan dalam sel darah merah makrositik,
kelainan dalam leukosit dan trombosit serta terjadi perubahan epitel, terutama
sel-sel epitel mulut dan saluran gastrointestinal. Penyebab paling umum dari
megaloblastik anemia adalah defisiensi cobalamin (vitamin B12) dan folat
(vitamin B9). Anemia megaloblastik terjadi ketika cobalamin pada tubuh turun
dibawah 0,1 mg. Makrositosis karena cobalamin atau kekurangan folat adalah
akibat langsung dari efektif atau displastik eritropoiesis (Pontes, 2009).

Gambar II.6 Atrophic Glossitis (Hunters Glossitis)

Herpetic Geometric Glossitis


Terdapat retakan pada dorsum lidah yang bercabang- cabang

13

Gambar II.7 Herpetic Geometric Glossitis

Benign Migratory Glossitis

Ditandai dengan eritema yang dikelilingi garis putih serpiginosa dan


hiperkeratotik. BMG biasanya ditemukan saat pemeriksaan rutin pada anak-anak,
sebelum temuan pada pemeriksaan biasanya tidak bergejala. Pada Tahun 1962,
Cooke melaporkan bahwa sejumlah besar orang tua menjelaskan keluhan
anaknya dengan derajat yang berbeda-beda terkait dengan BMG tersebut. Pada
keadaan tertentu BMG mampu menghasilkan gejala pada anak-anak yang cukup
signifikan. Diagnosis banding pada anak BMG diantaranya atrophic candidiasis,
drug-induced reactions, trauma local dan neutropenia yang parah. Psoriasis,
Reiter sindrom, atrofi lichen planus, keganasan, dan sistemik lupus eritematosus
dapat menghasilkan lesi yang sama, tetapi jarang pada anak-anak. Anak dengan
gejala ulserasi lidah harus memiliki riwayat medis dan gigi yang estraksi, diikuti
oleh ekstra komprehensif dan pemeriksaan intraoral. Jika diagnosis BMG tidak
dapat dibuat berdasarkan sejarah dan pemeriksaan karena adanya atipikal,
presentasi gejala, maka tes darah lengkap dengan diferensial harus diperoleh
untuk menyingkirkan neutropenia dan untuk menilai keadaan umum kesehatan.
Selain itu, sitologi eksfoliatif daerah lesi harus dilakukan untuk menyingkirkan

14

kandidiasis. Jika diagnosis definitive masih belum dapat dilakukan, biopsi dari
perwakilan daerah lesi akan dibenarkan (Michael and David, 1992).

Gambar II.8 Benign Migratory Glossitis

Median Rhomboid Glossitis


Ditandai dengan kemerahan dan hilangnya papillae di bagian dorsum lidah di
garis tengah di depan papillae sirkumvalata.
E. Tanda dan Gejala Glossitis
Tanda dan gejala dari glossitis ini bervariasi oleh karena penyebab yang bervariasi
pula dari kelainan ini. Tanda dasar kelainan ini adalah bahwa lidah menjadi berubah
warnanya dan terasa nyeri. Warna yang dihasilkan bervariasi dari gelap merah sampai
dengan merah terang ( Budianto, 2011).
Lidah yang terkena mungkin akan terasa nyeri dan menyebabkan sulitnya untuk
mengunyah, menelan atau untuk berbicara. Lidah yang mempunyai kelainan ini
permukaannya akan terlihat halus. Terdapat beberapa ulserasi atau borok yang terlihat
pada lidah ini. Kondisi ini biasanya memperlihatkan gejala rasa perih, sakit, terbakar,
atau panas pada permukaan lidah. Glossitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan terapi
yang diberikan sangat tergantung dari penyebab utamanya ( Budianto, 2011).
F. Diagnosis Banding
1. Oral candidosis
Penyebabnya adalah jamur yang disebut Candida albicans. Gejalanya lidah
akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok (Gilang, 2009).

15

Gambar II.9 Oral Candidosis

2. Geografic tongue
Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit. Bagian pulau
itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal
(Gilang, 2009).
3. Fissured tongue.
Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang
juga bercabang-cabang (Gilang, 2009).

Gambar II.10 Fissured tongue

G. Penatalaksanaan
Perawatan dari glosotis ini tergantung dari kasusnya. Antibiotics dipergunakan
bila kelainan ini melibatkan bakteri. Bila penyebabnya adalah defisiensi besi, maka
diperlukan supplement yang memadai yaitu harus diberikan zat besi yang merupakan ciri
16

defisiensi utama dari glossitis ini. Pembengkakan dan rasa tidak nyaman di mulut
dilakukan pemberian obat obatan yang diberikan secara oral. Obat kumur yaitu campuran
setengah teh baking soda dan dicampur dengan air hangat akan membantu keadaan
ini..Bila pembengkakan dirasakan parah, bisa diberikan kortokosteroid. Diet cair
nampaknya harus diberikan pada seseorang dengan glossitis ini (Gilang, 2009).
H. Pencegahan
Kebersihan rongga mulut merupakan hal yang harus dilakukan.
Sikat gigi dan penggunaan dental floss atau benang gigi merupakan suatu
keharusan, juga jangan lupa untuk membersihkan lidah setelah makan. kemudian

kunjungi dokter gigi secara teratur.


Jangan gunakan bahan bahan obat atau makanan yang merangsang lidah untuk
terjadi iritasi atau agent sensitisasi. Bahan bahan ini termasuk makanan yang

panas dan beralkohol.


Hentikan merokok dan hindari penggunaan tembakau dalam jenis apapun.
Sebaiknya segera konsultasi ke dokter bila gangguannya bertambah parah.
Bila lidah sudah mengkalangi jalan nafas oleha karena proses enlargement, bila
hal ini terjadi, mutlak diperlukan perawatan yang lebih intensive. (Gilang, 2009)

DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Carko. 2011. Makalah Kasus Log Book Gigi dan Mulut Kepaniteraan Klinik Ilmu
Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran UNS / RSUD DR. MOEWARDI: Surakarta.
Gilang,

Rahmadhan Ardyan .2009. Glossitis. Available at http//www. Gigi sehat badan


sehat.com diakses pada tanggal 16 Februari 2015 pukul 15.00 WIB.

17

http://www.healthguidance.org/entry/14965/1/Glossodynia--Causes-Symptoms-andTreatment.html diakses pada tanggal 14 Februari 2015 pukul 10.53 WIB.


Michael J. Sigal and David Mock. 1992. Symptomatic Benign Migratory Glossitis: Report of
Two Cases and Literature Review. Pediatric Dentistry: volume 14, nomor 6. Halaman
392-396.
Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing, and Allied Health. 7th ed.
Philadelphia:

W.B.

Saunders;

c2010.

Glossitis.

http://medical-

dictionary.thefreedictionary.com/glossitis diakses pada tanggal 16 Februari 2015 pukul


15.00 WIB.
Mosby's Dental Dictionary. 2nd ed. [Place unknown]; Elsevier, Inc.; c2010. Glossitis.
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/glossitis

diakses pada tanggal 16

Februari 2015 pukul 15.00 WIB.


Nirwanda, Desira. 2010. Prevalensi dan Distribusi Kelainan dan Penyakit Lidah pada Pasien
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
(Februari Maret 2010). Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Penyakit Mulut
Tahun 2010 : Sumatra Utara.
Pontes, Hlder Antnio Rebelo dkk. 2009. Oral Manifestations of Vitamin B12 Deficiency: A
Case Report. JCDA www.cda-adc.ca/jcda September 2009, Vol. 75, No. 7, halaman
533.
Rifansyah Much 2009. Indra pengecapan. Malang Universitas Negeri Malang Press :Malang

18

Simamora , Marlin Oktafia. 2012. Perbedaan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis dan
Rasa Pahit pada Perokok Kretek di Kelurahan Padang Bulan Kota Medan Fakultas
Kedokteran Gigi Departemen Biologi Oral Tahun 2012. Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Biologi Oral : Medan

19

Anda mungkin juga menyukai