Anda di halaman 1dari 40

KETERAMPILAN DASAR

KEBIDANAN II
Dosen Pengampu : dr. Danu Lestariyanto

CALSIUM
ANTAGONIS

DISUSUN OLEH

TRI RUSTIYANINGSIH
VINA ANNISA DIENA
VITA RIANA SAFITRI
WAHYU NOVIANTI
WAHYU SRI UTAMI
YUNITA DWININGTYAS
SAKURA-REGULER 1

A. PENGERTIAN
Calcium Antagonis atau
Antagonis Kalsium merupakan
kelompok obat heterogen yang
menghambat saluran arus
lambat, yang digunakan ion
kalsium untuk memasuki sel
untuk memulai ontraksi otot
polos dan induksi intrakardiak.
Bersifat inotropik negative, yang
dalam praktek klinin efek ini

TURUNAN
1.

Amlodipine
Amlodipine merupakan antagonis kalsium
golongan
dihidropiridin
(antagonis
ion
kalsium)
yang
menghambat
influks
(masuknya) ion kalsium melalui membran ke
dalam otot polos vaskular dan otot jantung
sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos
vaskular dan otot jantung. Amlodipine
menghambat influks ion kalsium secara
selektif, di mana sebagian besar mempunyai
efek
pada
sel
otot
polos
vaskular
dibandingkan sel otot jantung.

Indikasi:
Amlodipine
digunakan
untuk
pengobatan hipertensi, angina stabil
kronik, angina vasospastik (angina
prinzmetal
atau
variant
angina).
Amlodipine dapat diberikan sebagai
terapi tunggal ataupun dikombinasikan
dengan
obat
antihipertensi
dan
antiangina lain.

Dosis:

Penggunaan dosis diberikan secara individual, bergantung


pada toleransi dan respon pasien.
Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari,
dengan dosis maksimum 10 mg satu kali sehari.
Untuk melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari.
Pada pasien usia lanjut atau dengan kelainan fungsi hati,
dosis yang dianjurkan pada
awal terapi 2,5 mg satu kali sehari. Bila amlodipine diberikan
dalam kombinasi dengan antihipertensi lain, dosis awal yang
digunakan adalah 2,5 mg.
Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik
ataupun angina vasospastik adalah 5-10 mg, dengan
penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan
fungsi hati.
Amlodipine dapat diberikan dalam pemberian bersama obatobat golongan tiazida, ACE inhibitor, -bloker, nitrat dan
nitrogliserin sublingual.

Efek Samping:
Efek samping yang sering timbul dalam uji
klinik antara lain : edema, sakit kepala.
Secara umum : fatigue, nyeri, peningkatan atau
penurunan berat badan.
Pada keadaan hamil dan menyusui : belum ada
penelitian pemakaian amlodipine pada wanita
hamil,
sehingga
penggunaannya
selama
kehamilan hanya bila keuntungannya lebih besar
dibandingkan risikonya pada ibu dan janin. Belum
diketahui apakah amlodipine diekskresikan ke
dalam air susu ibu. Karena keamanan amlodipine
pada bayi baru lahir belum jelas benar, maka
sebaiknya amlodipine tidak diberikan pada ibu
menyusui.Efektivitas dan keamanan amlodipine
pada pasien anak belum jelas benar.

Instruksi Khusus:
Amlodipine tidak boleh diberikan pada
pasien yang hipersensitif terhadap
amlodipine dan golongan dihidropiridin
lainnya.

2. DILTIAZEM
FARMAKOLOGI
Diltiazem adalah turunan benzodiazepin
yang merupakan prototip dari antagonis
kalsium. Mekanisme kerja Diltiazem adalah
mendepresi fungsi nodus SA dan AV, juga
vasodilatasi arteri dan arteriol koroner serta
perifer. Dengan demikian maka diltiazem
akan menurunkan denyut jantung dan
kontraktilitas otot jantung, sehingga terjadi
keseimbangan antara persediaan dan
pemakaian oksigen pada iskhemik jantung.

INDIKASI
Penderita angina pektoris, menurunkan serangan
angina pada penderita variant angina.
Aritmia.
KONTRAINDIKASI
Penderita blok AV tingkat 2 3, hipotensi (tekanan
sistole kurang dari 90 mmHg) dan syok kardiogenik.
Pasien dengan gejala gangguan irama sinus, kecuali
bila ada alat pacu jantung ventikuler yang berfungsi.
Wanita hamil, wanita yang diduga usia subur.
Penderita yang hipersensitif atau alergi terhadap
diltiazem.
Penderita dengan infark miokardial akut dan
kongesti paru-paru yang dibuktikan dengan sinar X.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI


Dosis untuk orang dewasa adalah 4 x 30 mg sehari,
bila perlu dapat ditingkatkan sampai 360 mg sehari.
Diltiazem sebaiknya diberikan sebelum makan dan
waktu hendak tidur.
EFEK SAMPING
Efek samping Diltiazem jarang terjadi, hanya 2 10
% pasien yang mengalami nyeri kepala, pusing,
gangguan saluran cerna dan bradikardia.
Kadang-kadang dapat meningkatkan enzim fungsi
hati seperti SGOT, SGPT dan fosfatase alkalin.
Reaksi hipersensitivitas atau alergi seperti erupsi,
eritemat multiforme (dalam kasus demikian
pengobatan harus dihentikan).
Pernah dilaporkan :rash, pruritus

3.Felodipine

Felodipine merupakan obat yang termasuk


kelompok calcium channel blocker yang
bekerja dengan cara mengendurkan otot
jantung dan pembuluh darah. Obat ini
digunakan untuk mengobati tekanan darah
tinggi.

Indikasi:
Untuk mengobati tekanan darah tinggi
(hipertensi) dan angina.

Efek Samping:

Efek CV (depresi dari fungsi kardiak,


hipotensi, gagal jantung yang memburuk,
edema, bradycardia); Efek GI (konstipasi);
Efek CNS (sakit kepala, pening).
2. HR mengatur kalsium antagonist (seperti
Diltiazem, Gallopamil & Verapamil);
penguraian AV, AV block, bradycardia &
gangguan batang sinus.
3. Interaksi singkat agen dihydropyridine
harus dihindari karena memiliki potensi
mempertinggi risiko memburuknya
keadaan jantung.
1.

Instruksi Khusus:
1. Berkontra-indikasi pada pasien yang jelasjelas mengalami kerugian gagal jantung,
meskipun vasoselective dihydropyridine
(seperti Amlodipine, Felodipine) dapat
bertahan pada pasien penderita penurunan
LVEF.
2. HR yang mengatur kalsium antagonist
berkontra-indikasi dengan pasien penderita
bradycardia, gangguan batang sinus & AV
nodal block.

Dosis
Melalui mulut (per oral) sebanyak 2.5-5
mg, satu kali sehari.
Dosis maksimum: 10 mg/hari.

4.NIFEDIPINE

FARMAKOLOGI
Nifedipine bekerja sebagai antagonis kalsium
dengan menghambat arus ion kalsium masuk
ke dalam otot jantung dari luar sel. Karena
kontraksi otot polos tergantung pada ion
kalsium ekstra seluler, maka dengan adanya
antagonis kalsium dapat menimbulkan efek
inotropik negatif. Demikian juga dengan
Nodus Sino Atrial (SA) dan Atrio Ventrikuler
(AV) akan menimbulkan kronotropik negatif
dan perlambatan konduksi AV.

INDIKASI
Indikasi
Nifedipine
adalah
untuk
pengobatan dan pencegahan insufiensi
koroner terutama angina pektoris,
hipertensi
kronik
dan
hipertensi
urgensi.

KONTRAINDIKASI
Nifedipine jangan diberikan kepada
penderita yang hipersensitif terhadap
nifedipin.
Nifedipine jangan diberikan pada wanita
hamil.
Nifedipine jangan diberikan pada ibu
menyusui karena nifedipine diekskresi ke
dalam ASI. Bila nifedipine sangat diperlukan,
dianjurkan untuk berhenti menyusui karena
pengaruhnya terhadap bayi belum diketahui.
Nifedipen jangan digunakan pada syok
kardiovaskuler.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI


Dosis tunggal 5 10 mg.
Dosis rata-rata 5 10 mg, 3 x sehari.
Interval tiap dua dosis paling sedikit 2
jam. Tablet ditelan utuh dengan sedikit
cairan. Bila diinginkan khasiat yang
cepat, misalnya ketika terasa akan
datang serangan, tablet dikunyah dan
dibiarkan menyebar dalam mulut.
Nifedipin akan diserap cepat oleh
selaput lendir mulut.

EFEK SAMPING
Kadang-kadang mengakibatkan mual, sakit
kepala, palpilasi, takikardia, lemah, edema,
hipotensi, reaksi hipersensitif.
Umumnya timbul pada awal pengobatan bersifat
sedang dan sementara.
Hiperplasia gingival timbul pada kasus-kasus
isolasi selama terapi jangka panjang, yang hilang
bila pengobatan dihentikan.
Gangguan fungsi hati(intrahepalik
cholestalis,kenaikan transaminase) jarang terjadi
dan reversibel pada penghentian obat.
Pada pria lanjut usia, pemberian jangka panjang
dapat menyebabkan pembesaran kelenjar
mammae (ginekomastia) yang hilang bila
pengobatan dihentikan.

Peringan dan Perhatian:


Pemberiannifedipinepada pasien
dengan stenosis aorta atau pasien
yang sedang diberikan betha-bloker
atau obat depresan miokardium
lainnya dapat menyebabkan resiko
gagal jantung.

5. Nicardipine

Nicardipine merupakan obat yang


termasuk kelompokcalcium channel
blockeryang bekerja dengan cara
mengendurkan (memperlebar) pembuluh
darah, yang membuat jantung lebih
mudah memompa dan mengurangi
beban kerjanya.

Indikasi:
Digunakan untuk mengobati tekanan
darah tinggi (hipertensi) danangina.

Dosis:
Pemberian reguler:
Dosis diberikan sebesar 10-20 mg melalui
mulut (per oral), sebanyak 3 kali sehari.
Dosis boleh ditambah hingga 20-40 mg
melalui mulut (per oral), sebanyak 3 kali
sehari.
Pemberian lanjutan:
Melalui mulut (per oral) 40 mg, sebanyak
2 kali sehari.

Efek Samping:

Efek CV (depresi dari fungsi kardiak,


hipotensi, gagal jantung yang memburuk,
edema,bradycardia); Efek GI (konstipasi);
Efek CNS (sakit kepala, pening).
HR mengatur kalsium antagonist
(sepertiDiltiazem, Gallopamil & Verapamil);
penguraian AV, AV block, bradycardia &
gangguan batang sinus.
Interaksi singkat agendihydropyridineharus
dihindari karena memiliki potensi
mempertinggi risiko memburuknya keadaan
jantung.

Instruksi Khusus:

Berkontra-indikasi pada pasien yang


jelas-jelas mengalami kerugian gagal
jantung, meskipunvasoselective
dihydropyridine(sepertiAmlodipine,
Felodipine) dapat bertahan pada pasien
penderita penurunan LVEF.
HR yang mengatur kalsium antagonist
berkontra-indikasi dengan pasien
penderitabradycardia, gangguan
batang sinus & AV nodal block.

6.Verapamil

Verapamil merupakan obat yang


termasuk kelompokcalcium channel
blockeryang bekerja dengan cara
mengendurkan otot jantung dan
pembuluh darah.

Indikasi:
Digunakan untuk mengobati tekanan
darah tinggi (hipertensi),angina, dan
gangguan irama jantung tertentu.

Dosis:
Pemberian reguler:Dosis diberikan
melalui mulut (per oral) sebesar
40-80 mg , 3-4 kali sehari.
Dosis maksimum: 480 mg/hari
Pemberian lanjutan:Dosis diberikan
melalui mulut (per oral) sebesar
120-360 mg, sehari 1 kali.

Efek Samping:
Efek CV (depresi dari fungsi kardiak, hipotensi,
gagal jantung yang memburuk,
edema,bradycardia); Efek GI (konstipasi); Efek
CNS (sakit kepala, pening).
HR mengatur kalsium antagonist
(sepertiDiltiazem, Gallopamil & Verapamil);
penguraian AV, AV block,bradycardia&
gangguan batang sinus.
Interaksi singkat agendihydropyridineharus
dihindari karena memiliki potensi mempertinggi
risiko memburuknya keadaan jantung.

Instruksi Khusus
Berkontra-indikasi pada pasien yang
jelas-jelas mengalami kerugian gagal
jantung, meskipunvasoselective
dihydropyridine(sepertiAmlodipine,
Felodipine) dapat bertahan pada
pasien penderita penurunan LVEF.
HR yang mengatur kalsium antagonist
berkontra-indikasi dengan pasien
penderitabradycardia, gangguan
batang sinus & AV nodal block.

B. Peran Antagonis Kalsium dalam


Penatalaksanaan Hipertensi

1.

Antagonis kalsium (AK) bekerja


dengan cara menghambat
masuknya kalsium ke dalam sel
melalui chanel-L. Antagonis
Kalsium dibagi 2 golongan besar:
Non-dihidropidin bpengaruh
system denyut jantung shg
melambatkan denyut jantung

2.

Dihidropidin bekerja di uteri, sbg


OAH

Penelitian yang membandingkan efek


antihipertensi AK dengan obat lain
menunjukkan efek antihipertensi yang
sama baiknya pada pasien dengan
hipertensi ringan dan moderat.
Efek AK dosis efek antihipertensi
makin
AK tidak dipengaruhi asupan garam
sehingga berguna bagi orang yang
tidak mematuhi diet garam.

Menurut beberapa studi


penggunaan AK dalam
hipertensi secara umum tidak
berbeda dalam efektivitas, efek
samping, atau kualitas hidup
dibandingkan dengan OAH lain.

AK sebagai OAH digunakan:


a. Hipertensi esensial
b. Hipertensi renovaskular
c. Hipertensi pada pasien kulit hitam
(dimana respons penyakit terhadap b
blocker atau ACE biasanya kurang
memuaskan)
d. Hipertensi dengan diabetes mellitus
e. Hipertensi dengan asma bronkhial
f. Hipertensi dengan hipertrofi ventrikel
kiri

1. Kontra Indikasi
a.
b.
c.
d.

Gangguan konduksi (heart block)


Gagal jantung berat
Sindrom sick sinus
Kontraksi otot jantung
Semua kelas AK menurunkan aktivitas
sinus jantung dan memperlambat konduksi
arterioventrikular (AV), sedangkan di klinik,
hanya verapamil dan diltiazem yang
menghambat konduksi AV atau
menyebabkan berkurangnya aktivitas
sinus.

JENIS JENIS OBAT :

Anda mungkin juga menyukai